Disusun Oleh:
2208051029
YOGYAKARTA
2023
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Adanya perkembangan zaman dan teknologi yang terjadi saat ini menciptakan suatu
juga diikuti dengan tingginya tingkat persaingan di bidang kehidupan tersebut, tidak hanya
antar manusia tetapi juga antar kelompok individu dan organisasi.Hal ini memaksa
organisasi agar selalu melakukan pembaharuan dan perbaikan dalam berbagai aspek baik
kebijakan, teknologi, iklim organisasi, strategi, maupun sumber daya manusia itu sendiri
yang dimiliki suatu perusahaan adalah salah satu usaha penting dalam meningkatkan
sesuai dengan peran (in-role) dan perilaku yang melebihi peran (extra-role) merupakan
perbedaan yang terdapat dalam perilaku kerja karyawan pada organisasi. Organizational
Citizenship Behavior, atau biasa disebut juga dengan OCB merupakan perilaku extra-
role.Robbins & Judge (2008:40) mendefinisikan OCB sebagai perilaku pilihan yang tidak
menjadi bagian dari kewajiban kerja formal seorang karyawan, namun mendukung
dipilih secara bebas oleh individu dimana perilaku tersebut tidak secara langsung atau
eksplisit diakui oleh sistem imbalan formal dan secara agregat meningkatkan efektivitas
fungsi organisasi (Organ et al., 2006).Jika karyawan ini dapat menegendalikan perilaku
2
dan sikap OCB, maka mampu untuk memilih mana yang terbaik untuk
yang memiliki karyawan yang seperti itu akan lebih unggul dibandingkan yang tidak. Atau
tanpa keberadaan OCB pada suatu perusahaan akan mudah rapuh dalam persaingan
(Robbins dan Judge, 2015). Dengan OCB yang baik maka kinerja organisasi juga akan
berjalan efektif dan efisien. Prespektif Islam mengenai OCB identik dengan perilaku
ikhlas, dengan maksud untuk beribadah dan bekerja semata-mata karena Allah. Hal ini
َو َم ْن َأْح َس ُن ِد يًنا ِمَّم ْن َأْس َلَم َو ْج َهُه ِهَّلِل َو ُهَو ُم ْح ِس ٌنَو اَّتَخ َذ ُهَّللا ِإْبَر اِهيَم َخ ِلياًل
Wa man ahsanu dinam mimman aslama wajhahu lillahi wa huwa muhsinuw wattaba`a
Artinya: Dan siapakah yang lebih baik agamanya dari pada orang yang ikhlas
mengikuti agama Ibrahim yang lurus? Dan Allah mengambil Ibrahim menjadi
kesayangan-Nya.
melebihi tuntutan peran di tempat kerja, melibatkan beberapa perilaku, meliputi perilaku
1. Altruism
3
dalam situasi yang sedang dihadapi baik mengenai tugas dalam organisasi
2. Conscientiousness
3. Sportmanship
Perilaku yang memberikan toleransi terhadap keadaan yang kurang ideal dalam
4. Courtessy
interpersonal.
5. Civic Virtue
sebuah prosedur organisasi dapat diperbaiki, dan melindungi sumber yang dimiliki
oleh organisasi).
rela melakukan hal tersebut.Demikian pula perilaku yang dikatagorikan OCB juga
menjadi dua yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor eksternal terdiri dari
Luthans (2006) menyatakan motivasi adalah proses sebagai langkah awal seseorang
melakukan tindakan akibat kekurangan secara fisik dan psikis, yaitu suatu dorongan yang
ditunjukan untuk memenuhi tujuan tertentu. Dapat dikatakan pula bahwa motivasi
Ardana (2012:193) bahwa motivasi adalah kekuatan yang mendorong seseorang untuk
melakukan sesuatu tindakan atau tidak.Namun motivasi tidak semata-mata muncul tanpa
aktivitas tertentu adalah kebutuhan dan keinginan orang tersebut (Gitosudarmo, 2001
karena ketika karyawan termotivasi maka mampu membuat mereka merasa dihargai
sehingga mampu memberikan pengaruh terhadap sikap mereka untuk menerima pekerjaan
apapun dan melaksanakannya (Soentoro, 2013).Maka dari itu perusahaan atau organisasi
diharapkan bisa memeberikan keinginan dan kebutuhan untuk mendorong para sumber
manusianya.
Dari keinginan dan kebutuhan yang mampu diberikan perusahaan atau organisasi bagi
karyawan, para pekerja akan timbul rasa komitmen pada perusahaan karena dirasa
karyawan senang dengan pekerjaan yang dilakukannya. Komitmen dari pekerjaan itu
karyawan dalam bekerja sehingga akan memperoleh kinerja karyawan yang baik (Utomo,
2011). Karyawan yang cenderung lebih menyukai pekerjaan yang memberi mereka
serta menawarkan beragam tugas, kebebasan dan umpan balik mengenai seberapa baik
mereka bekerja yang pada akhirnya akan menciptakan kinerja yang baik. Berdasarkan apa
yang karyawan dapatkan dalam organisasi akan membentuk komitmen karyawan terhadap
penting untuk tujuan dan keberhasilan perusahaan dalam melaksanakan tugas dan
Komitmen organisasi adalah keinginan yang kuat untuk tetap menjadi bagian dari
perusahaan atau organisasi tertentu, keinginan diri sendiri untuk kerja keras sesuai dengan
keinginan organisasi serta keyakinan tertentu dan penerimaan nilai dan tujuan organisasi.
Dengan kata lain merupakan sikap yang mencerminkan loyalitas karyawan pada
keanggotaanya dalam organisasi dan bersedia melakukan usaha yang tinggi bagi
organisasi, melaksanakan hak beserta kewajiban mereka berdasarkan dengan tugas juga
Normatif ialah perasaan wajib untuk tetap berada dalam organisasi karena memang harus
begitu, tindakan tersebut merupakan hal benar yang harus dilakukan.Dan komitmen
berkelanjutan yaitu nilai ekonomi yang dirasa dari bertahan dalam suatu organisasi bila
yang mempengaruhi komitmen organisasi menurut (Meyer & Allen, 1997) adalah :
6
1. Karakteristik Pribadi Individu, terbagi kedalam dua variabel, yaitu variabel demografis
pernikahan, tingkat pendidikan, dan lamanya seseorang bekerja pada suatu organisasi.
organisasi, termasuk kebutuhan untuk berprestasi, etos kerja yang baik, kebutuhan
kepuasan dan motivasi anggota organisasi selama berada dalam organisasi, perannya
dalam organisasi, dan hubungan antara anggota organisasi dengan supervisor atau
pemimpinnya.
Salah satu perusahaan di Indonesia yang dianggap sebagai pelopor dalam pengolahan
sdm yang baik adalah PT.Telkom.PTTelkom selama ini telah dapat menjaga
Telkom ikut serta dalam membangun bangsa dan melayani pertumbuhan pada sektor
pada pendapatan Negara dan juga kinerjanya yang baikdapat menjadi benchmark bagi
organisasi lain dalam membangun keunggulannya. Kajian tentang perusahaan ini dari sisi
strategi bisnis, kinerja finasial telah banyak dilakukan.Namun kajian yang mendalam
dalam pengelolaan oragnisasi pada tingkat karyawan relatif sedikit padahal dari teori-teori
yang ada menunjukkan pemahaman organisasi pada kualitas karyawannya adalah kunci
utama.Dari observasi lapangan oleh penulis selama magang di perusahaan ini, ditemui
7
bahwa Plasa Telkom Yogyakarta memberi perhatian terhadap kemajuan sumber daya
manusianya dengan penghargaan dan program untuk peningkatan kualitas SDM.Selain itu
karyawan terlibat aktif dalam kegiatan yang diadakan perusahaan baik formal maupun
informal seperti pelatihan, senam, pengajian dan kegiatan lainnya. Dengan memperhatikan
pentingnya kajian tentang OCB di perusahaan ini bagi penyebaran praktik baik untuk
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan pada latar belakang yang telah dijelaskan sebelumnya, secara terperinci
C. BATASAN MASALAH
D. TUJUAN PENELITIAN
Yogyakarta?
Yogyakarta?
E. MANFAAT PENELITIAN
Berdasarkan latar belakang dan tujuan penelitian yang akan dicapai, diharapkan
1. Manfaat Teoritis
Secara teoritis, hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan referensi atau masukan
2. Manfaat Praktis
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. LANDASAN TEORI
perusahaan bergerak berdasarkan teamwork agar berjalan dengan efektif, namun dalam
realitanya, jika satuu anggota terdapat kendala dalam menjalankan pekerjaannya akan
memengaruhi tujuan bersama. Karena itu perlu adanya antisipasi agar aspek lain dalam
pekerjaan tidak terganggu. Dengan adanya perilaku saling memebantu rekan kerja yang
lain akan sangat meringankan beban pekerjaan yang bermasalah. Bersedianya bekerja
extra dengan secara sukarela inilah yang yang disebut Organizational Citizenship
Behavior (OCB). Perusahaan yang memiliki karyawan dengan berperilaku OCB yang
baik, akan mencapai kinerja yang lebih baik. MenurutGareth dan Jennifer (2010) dalam
Nurhayati (2014) OCB adalah perilaku yang tidak menjadi persyaratan anggota
organisasi tetapi mampu meningkatkan dan penting untuk efisiensi, efektivitas dan
yang mereka terima. Mereka melakukan perilaku tersebut karena dasar sukarela yang
memberi nilai tambah pada karyawan. Pada karyawan yang memiliki perilaku OCB ini
mereka merasa memiliki organisasi serta berusaha untuk memajukan dan memelihara
organisasi ketika melakukan “sesuatu yang lebih”. Mereka merasa puas dalam perilaku
ini ketika mereka merasa adil atas apa yang telah diberikan oleh perusahaan.
Dari uraian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa OCB adalah perilaku yang tidak
seperti membantu orang lain, menghormati orang lain, sportif, tindakan taat, dan
tanggung jawab.
Menurut Organ etal. oleh penulis Titisari (2014) peningkatan OCB dipengaruhi oleh
1) Faktor internal merupakan sesuatu yang berasal dari dorongan diri karyawan
2) Faktor external merupakan sesuatu yang dipengaruhi dari diri luar karyawan
Dalam melakukan penelitian ini pendekatan yang digunakan dalam mengukur OCB
yaitu dengan menggunakan konsep Organ yang dikembangkan oleh Niehoff dan
Moorman (1993). Pengukuran ini mencakup 5 aspek, yang telah teruji validitasnya
yaitu:
1) Alturism (Alturisme)
membantu orang tertentu dalam keulitan situasi yang dihadapkan. Perilaku ini
cendrung membantu karyawan lain pada hal yang lebih spesifik, baik mengenai
2) Courtesy (Kesopanan)
menjaga hubungan baik dengan rekan kerjanya agar terhindar dari maalah
orang lain.
apabila menghadapi situasi yang kurang ideal tanpa mengajukan rasa keberatan.
bekerja sama atau team work. Karyawan akan bekerja sama dengan rekan kerja
4) Conscientiousness (Ketelitian)
yang dilakukan karyawan secara sukarela yang bukan merupakan kewajiban atau
tugas karyawan.Karyawan yang sadar atas tanggung jawabnya tepat waktu dan
Civic Virtue merupakan perilaku yang ada pada diri karyawan dalam
2. Motivasi
a. Definisi Motivasi
Hoy dan Miskel (Nurochim, 2016, 115) berpendapat bahwa motivasi adalah
kondisi diri individu untuk mempengaruhi, melakukan, dan tetap melakukan suatu
tindakan.
sekumpulan kekuatan internal dan eksternal yang menyebabkan pekerja memilih jalan
bertindak yang sesuai dan menggunakan perilaku tertentu. Idealnya, perilaku ini
faktor-faktor yang berhubungan dengan pekerjaan itu sendiri atau dengan hasil yang
langsung dapat diperoleh dari pekerjaannya, seperti pada faktor intrinsik. Adapun yang
termasuk dalam faktor-faktor intrinsik menurut Frederick Herzberg dalam Yusoff &
karirnya.
4) Pekerjaan itu sendiri (Work itself), besar kecilnya tantangan serta kepuasan yang
3. Komitmen Organisasi
13
Robbins dan Judge (2015, 102) menyatakan bahwa, komitmen organisasi adalah
sebagai derajat dimana karyawan terlibat dalam organisasinya dan berkeinginan untuk
kesediaan karyawan untuk bekerja secara maksimal bagi organisasi tempat karyawan
tersebut bekerja.
2) Komitmen Normatif ialah perasaan wajib untuk tetap berada dalam organisasi
karena memang harus begitu, tindakan tersebut merupakan hal benar yang harus
dilakukan.
3) komitmen berkelanjutan yaitu nilai ekonomi yang dirasa dari bertahan dalam
1997)
sendiri.
ernosional atau afektif yang sering dikenal dengan istilah kebahagiaan, ketentrarnan,
al. (2009) menyatakan SWB sebagai suatu konsep multidimentional yang terdiri dari
kehidupan dan pengalamannya yang mencakup evalusi secara kognitif dan afektif.
Diener et al. (2002) membagi SWB kedalam dua komponen penting yaitu aspek
afektif dan aspek kognitif. Adapun aspek kognitif berupa kepuasan hidup (life
15
satisfaction) dan yang termasuk dalam aspek afektif antara lain afek positif (positive
aspek kognitif dalam SWB. Kepuasan hidup melibatkan persepsi individu tentang
hidupnya jika dibandingkan dengan standar atau kriteria yang telah mereka
dan peristiwa yang menunjukkan bahwa alur hidupnya berjalan sesuai dengan apa
3) Afek Negatif (Negative Affectivity) Afek negatif juga merupakan bagian dari
aspek afektif pada SWB. Afek negatif merepresentasikan perasaan yang tidak
menyenangkan dan refleksi dari emosi negatif yang merupakan reaksi atas
pengalaman atau peristiwa hidup yang tidak sesuai yang diharapkan. Afek negatif
Berdasarkan uraian di atas, pada penelitian ini peneliti menggunakan aspek SWB
dari Diener et al. (2002), dimana aspek SWB meliputi afek negatif, afek positif, dan
kepuasan hidup. SWB pada individu dapat ditandai dengan tingginya afek positif
B. PENELITIAN TERDAHULU
Judul
Grafika. achievement.
Judul
H3: Terdapat pengaruh yang
2. Motivasi Karyawan (X)
signifikan Motivasi Karyawan
Pengaruh
memiliki pengaruh
(X) terhadap OCB (Y) karyawan
Motivasi
signifikan terhadap OCB
Millenials PT Temprina Media
Terhadap
(Y) pada karyawan Gen-X.
Grafika.
Organizational
Surabaya)
menunjukkan bahwa
peranan Motivasi
karyawan Gen-X
Organiasi, dan karyawan team lab future park Future Park Jakarta
Kompetensi jakarta
Terhadap
Organizational
Citizenship
Behavior pada
hotelSutan Raja
Amurang
C. PENGEMBANGAN HIPOTESIS
Hopoteis adalah praduga atau jawaban ementara terhadap suatu masalah penelitian dan
masih harus dibuktikan kebenarannya. Berdasarkan latar belakang dan kerangka pemikiran
yang telah diuraikan, maka dapat disusun hipotesis penelitian sebagai berikut:
OCB merupakan bentuk kegiatan sukarela dari anggota organisasi yang mendukung
fungsi dari sebuah organisasi sehingga perilaku ini lebih bersifat tolong
tindakan yang menunjukkan sikap tidak individualis atau mementingkan diri sendiri.
Sehingga karyawan akan memberikan perhatian pada kesejahteraan orang lain. OCB
muncul dikarenakan adanya perasaan sebagai bagian dari organisasi dan merasa puas
multidimentional yang terdiri dari komponen kognitif dan afektif. Ryan dan Deci
20
(2001) menjelaskan bahwa dalam konsep SWB, individu dapat dikatakan sejahtera
Diener et al. (2002) membagi SWB kedalam dua komponen penting yaitu aspek
afektif dan aspek kognitif. Adapun aspek kognitif berupa kepuasan hidup (life
satisfaction) dan yang termasuk dalam aspek afektif antara lain afek positif (positive
behavior, maka diperlukan beberapa hipotesis yang dapat digunakan dalam penelitian.
Berbagai penelitian rnengenai pengaruh SWB terhadap OCB telah banyak dilakukan,
salah satunya adalah penelitian Widyawati (2018) yang berjudul Hubungan Antara
Karyawan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara subjective well-
being dan organizational citizenship behavior pada karyawan. Pada penelitian ini
didapatkan hasil bahwa salah satu aspek SWB yang paling mempengaruhi OCB
seorang karyawan adalah faktor kepuasan hidup yang berpengaruh signifikan positif
terhadap OCB.
tingkat SWB yang tinggi ataupun rendah. Sehingga dimungkinkan terdapat keterkaitan
berikut:
21
Jennifer dan Jones (2012) mengemukakan bahwa karyawan yang memiliki perilaku
yang baik, mau berusaha dan bekerja keras, serta tidak mudah menyerah merupakan
ciri-ciri dari perilaku OCB, sehingga dari itu motivasi kerja yang tinggi sangat
dilakukan oleh Danendra dan Mujiati (2016) menyatakan bahwa motivasi berpengaruh
Behaviour (OCB).
(OCB)
dalam organisasi, karena komitmen dapat membuat karyawan akan semakin loyal
terhadap organisasi yang dirasakan maka akan semakin tinggi pula organizational
citizenship behavior-nya. Selain itu penelitian Suryani, Gama, dan Parwita (2019)
22
secara parsial yang berpengaruh terhadap OCB, maka perlu dilihat juga kemungkinan
Behavior (OCB).
D. MODEL PENELITIAN
BAB III
METODE PENELITIAN
1. Populasi
mencakup objek atau subyek yang memiliki kualitas dan karakteristik tertentu
Yogyakarta.
Sugiyono (2009) sampel jenuh adalah teknik penentuan sampel apabila semua
anggota populasi digunakan sebagai sampel. Istilah lain sampel jenuh adalah
populasi tidak banyak (kurang dari 100).Menurut Arikunto (2010) “Sampel adalah
sebagian atau wakil populasi yang diteliti.Apabila subjeknya kurang dari 100
lebih baik diambil semua.Sebaliknya jika subjeknya lebih besar dari 100 dapat
data primer.Sumber data diperoleh peneliti dari pengumpulan hasil kuesioner setiap
kuantitatif adalah metode dengan melakukan pengolahan di dominasi pada data yang
adalah suata data yang diperoleh peneliti secara langsung dari objek yang diteliti.
Dalam penelitian ini teknik yang dilakukan untuk mengumpulkan data yaitu
Adapun skala nilai yang digunakan yaitu 5 interval dengan gambaran sebagai berikut:
3= Netral (N)
4= Setuju (S)
D. Definisi Operasional
ide dalam istilah yang dapat mengukur dan mengurangi tingkat abstraksinya melalui
menjadi sebab adanya variabel terikat atau dependent (Sugiyono, 2009). Variabel
bebas dalam penelitian ini yang meliputi Subjective Well-Being (SWB) (X1),
menggunakan alat ukur yang diterjemahkan dari Satisfaction with Life Scale
(SWLS) yang dikemukakan oleh Diener et al. (1985). SWLS terdiri dari 11
butir favorable. Skala SWLS dalam penelitian ini menggunkan format Likert
26
dimana setiap butir terdiri dari lima pilihan jawaban, yaitu Sangat Sesuai (SS),
Sesuai (S), Netral (N), Tidak Sesuai (TS), Sangat Tidak Sesuai (STS).
Jawaban Sangat Sesuai (SS) mendapat nilai 5, jawaban Sesuai (S) mendapat
nilai 4, jawaban Netral (N) mendapatkan nilai 3, jawaban Tidak Sesuai (TS)
mendapat nilai 2, dan jawaban Sangat Tidak Sesuai (STS) mendapat nilai 1.
b. Motivasi kemauan kerja yang timbul karena adanya dorongan dari dalam diri
(2013:100). Indikator variabel ini terdiri dari 4 butir. dalam penelitian ini
menggunkan format Likert dimana setiap butir terdiri dari lima pilihan
jawaban, yaitu Sangat Sesuai (SS), Sesuai (S), Netral (N), Tidak Sesuai (TS),
Sangat Tidak Sesuai (STS). Jawaban Sangat Sesuai (SS) mendapat nilai 5,
jawaban Sesuai (S) mendapat nilai 4, jawaban Netral (N) mendapatkan nilai 3,
jawaban Tidak Sesuai (TS) mendapat nilai 2, dan jawaban Sangat Tidak
diukur dengan skala yang dikembangkan (Robbins, nd.) Indikator variabel ini
terdiri dari 9 butir. dalam penelitian ini menggunkan format Likert dimana
setiap butir terdiri dari lima pilihan jawaban, yaitu Sangat Sesuai (SS), Sesuai
(S), Netral (N), Tidak Sesuai (TS), Sangat Tidak Sesuai (STS). Jawaban
Sangat Sesuai (SS) mendapat nilai 5, jawaban Sesuai (S) mendapat nilai 4,
27
jawaban Netral (N) mendapatkan nilai 3, jawaban Tidak Sesuai (TS) mendapat
orang lain, sportif, tindakan taat, dan tanggung jawab. Variabel ini akan diukur
dengan skala konsep Organ yang dikembangkan oleh Niehoof dam Moorman
(1993). ) Indikator variabel ini terdiri dari 15 butir. dalam penelitian ini
menggunkan format Likert dimana setiap butir terdiri dari lima pilihan
jawaban, yaitu Sangat Sesuai (SS), Sesuai (S), Netral (N), Tidak Sesuai (TS),
Sangat Tidak Sesuai (STS). Jawaban Sangat Sesuai (SS) mendapat nilai 5,
jawaban Sesuai (S) mendapat nilai 4, jawaban Netral (N) mendapatkan nilai 3,
jawaban Tidak Sesuai (TS) mendapat nilai 2, dan jawaban Sangat Tidak
Butir
Affectivity)
Affectivity)
(2013:100) (Recognition)
self)
E. Uji Instrumen
1. Uji Validitas
29
Validitas diartikan sebagai sejauh rnana ketepatan dan kecermatan alat ukur
ukur, dapat dikatakan rnemiliki validitas yang tinggi apabila rnarnpu rnernberikan
2. Uji Reliabilitas
sepanjang waktu serta di berbagai poin pada instrument tersebut. Dengan kata lain, uji
realibilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indicator dari
variabel atau konstruk. Pengukuran ini dapat dilakukan pada aplikasi SPSS ver. 26 for
Windows.
Kuesioner yang reliabel adalah ketika instrumen diuji coba pada subyek yang
sama secara berulang hasilnya akan tetap sama. Pada penelitian ini untuk mengukur
F. Teknik Analisis
Untuk menguji hipotesis (H1, H2, H3, dan H4) metode analisis data dalam
penelitian ini adalah analisis regresi linear berganda dengan aplikasi SPSS ver 26
for windows.Model regresi adalah suatu model yang dilakukan guna untuk
Keterangan :
a = Konstanta
X2 = Motivasi
X3 = Komitmen Organisasi
e = Error
2. Uji Hipotesis
diterima.
DAFTAR PUSTAKA
Robbins, Stephen P. dan Judge, Timothy A. 2008, Perilaku Organisasi, Edisi kedua belas,
Farid, M & Lazarus, H. (2008).Subjective well-being in rich and poor countries. Journal of
Jex, S.M., & Britt, T.W. (2008).Organizational Psychology. New York: John Willey&Sons
Inc.
Kian et al., 2013. Relationship between Motivationss and Citizenship Performance among
Organ, D.W. (1997). Organizational citizenship behavior: it’s construct clean-up time.
Lampiran 1:
34
Cek similaritas