BAB II
KOMPETENSI PEMBELAJARAN
INTERAKSI SOSIAL DAN
3.2 Mengidentifikasi interaksi sosial LEMBAGA SOSIAL
dalam ruang dan pengaruhnya terhadap
kehidupan sosial, ekonomi, dan budaya
dalam nilai dan norma serta
kelembagaan sosial budaya.
Tujuan
Pembelajaran
Masyarakat suku Polahi menggunakan bahasa asli Gorontalo zaman dahulu. Mereka juga menggunakan bahasa
tubuh yang hanya dimengerti oleh suku mereka. Masyarakat suku Polahi berdiam di gunung dan tidak menerima
pendatang. Sehingga untuk mengunjungi masyarakat dari suku Polahi harus menggunakan pemandu yang sudah
diterima oleh mereka. Bagi mereka orang asing itu adalah orang yang membahayakan. Jadi kalau ingin menemui
mereka kita harus menggunakan guide (pemandu) yang memang mereka kenal," jelas Antropolog dari Universitas
Negeri Gorontalo (UNG) Yowan Tamu.
"Mereka makan makanan dalam hutan. Mau daun-daun kering, daun-daun yang hijau, mereka makan. Karena
mereka tidak memiliki beras, bahkan mereka memasak masih menggunakan rotan. Mereka memakan binatang-
binatang yang mereka dapat di sekitar mereka," tuturnya.
1. SETELAH MEMBACA TEKS DIATAS, SEKARANG COBA KEMUKAKAN PENYEBAB SUKU TERSEBUT MENOLAK BERINTERAKSI
DENGAN MASYAKAT LUAR
2. DISKUSIKANLAH DAMPAK POSITIF DARI SUKU POLAHI YANG MENUTUP INTERAKSI DENGAN MASYARAKAT LUAR
3. DISKUSIKANLAH DAMPAK NEGATIF DARI SUKU POLAHI YANG MENUTUP INTERAKSI DENGAN MASYARAKAT LUAR
4. DISKUSIKANLAH SOLUSI YANG BISA DILAKUKAN UNTUK MENOLONG SUKU POLAHI SUPAYA TIDAK TERTINGGAL DARI
SUKU LAIN.
5. MARI DISKUSIKAN SEKIRANYA KAMU JADI SALAH SATU SUKU POLAHI, BAGAIMANA SIKAP KAMU TERHADAP INTERAKSI
TERHADAP MASYARAKAT LUAR
Nama anggota kelompok:
BAB II
KOMPETENSI PEMBELAJARAN
INTERAKSI SOSIAL DAN
3.2 Mengidentifikasi interaksi sosial LEMBAGA SOSIAL
dalam ruang dan pengaruhnya terhadap
kehidupan sosial, ekonomi, dan budaya
dalam nilai dan norma serta
kelembagaan sosial budaya. Identitas
Tujuan
Pembelajaran
JBALIKPAPAN, KOMPAS.com – Warga Sidodadi, Balikpapan Barat dibuat resah selama dua hari berturut-turut.
Pasalnya, selama dua hari ini terjadi tawuran antarpelajar SMP di kawasan tersebut. Keributan pertama
Sekelompok pelajar SMP terlihat menyerang kelompok pelajar lain yang berlari ke arah permukiman warga.
Resah dengan aksi kedua kelompok ini, warga pun membubarkannya.
Namun, bukannya kapok, para pelajar tersebut kembali saling serang pada Rabu (21/9/2022) sekira pukul
16.00 Wita. Aksi kali ini pun akhirnya membuat aparat berwajib turun tangan mendatangi sekolah para pelajar
tersebut. Mengetahui hal tersebut, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kota Balikpapan meminta
kepada seluruh sekolah untuk memperhatikan anak didiknya agar tidak bertindak meresahkan warga. Kepala
Disdikbud Balikpapan, Purnomo menjelaskan, dalam video tawuran yang bereda, pelajar tidak membawa
senjata tajam, melainkan membawa sebuah kayu. Menurutnya, jika dilihat sekilas mirip dengan senjata tajam.
"Memang sangat sulit bagi kita untuk melakukan pengawasan yang ketat, sebab kejadian perkelahian tersebut
berlangsung saat anak sekolah tengah pulang. Apalagi kejadiannya berlangsung di luar sekolah," kata
Purnomo. Dia mengatakan setelah pulang sekolah, pihaknya tidak bisa memantau para siswa secara intens.
"Pihaknya berharap, dengan kejadian ini, kepala sekolah bisa memberikan pemahaman yang lebih lagi. Sebab
dampak kejadian tersebut bukan hanya pada sekolah, diri sendiri, tapi juga akan berdampak pada orangtua
dan lingkungan sekitar," terangnya. Menurutnya, perkelahian itu dipicu oleh kesalahpahaman dan sudah
ditangani pihak berwajib. "Perkelahian antara pelajar dengan pihak luar dipicu akibat kesalahpahaman.
Namun saat ini perkelahian tersebut tengah ditangani oleh pihak berwajib," pungkasnya.