Anda di halaman 1dari 9

Vol. 5 No.

1 Januari 2023
P-ISSN: 2655-9358 | E-ISSN: 2798-0774
DOI: https://doi.org/10.57121/meta.v5i1.49

Manajemen Pendidikan dalam Kajian Epistemologi

Dedy Yusuf Aditya1, Muh. Aripin Nurmantoro2, Asep Saefullah Kamali3


Usep Saepul Mustakim4, Arina Nur Indriani5

1Universitas
Indraprasta PGRI, 2STKIP Al-Amin Indramayu
3,4,5STKIP Syekh Manshur

Email: yusufadit42@yahoo.co.id1, aripin.nurmantoro@gmail.com2,


asepsaefullahkamali@gmai.com3, usepsam@gmail.com4, arinanurindriani08@gmail.com5

Abstrak

Tujuan dari penulisan artikel ilmiah ini adalah untuk menjawab beberapa permasalahan
diantaranya: 1) Pengertian dan makna epistemology. 2) konsep dasar dari manajemen
pendidikan. 3) fungsi dari manajemen pendidikan. 4) Asas-Asas atau Prinsip Umum
Manajemen Pendidikan. 5) Difisi-Difisi Organisasi dipandang dari Epistemologi Manajemen
Pendidikan. Penulisan artikel ilmiah ini menggunakan pendekatan studi literature atau
studi kepustakaan dengan mengumpulkan berbagai sumber literature yang relevan. Hasil
kajian menunjukan beberapa hal diantaranya: 1) Epistemologi pendidikan dipahami secara
beragam menurut pandangan Idealisme, Realisme, Pragmatisme dan Eksistensialisme. 2)
Fungsi manajemen meliputi Perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, mengkoordinasi
dan pengendalian 3) Manajemen pendidikan di bagi kedalam difisi-difisi agar fungsi
manajemen pendidikan dapat berjalan dengan efektif dan efisien.

Kata kunci : kajian epistemologi, manajemen pendidikan

Abstract

The purpose of writing this scientific article is to answer several problems including: 1) The
definition and meaning of epistemology. 2) the basic concept of education management. 3) the
function of education management. 4) Principles or General Principles of Education
Management. 5) Organizational Divisions in terms of Education Management Epistemology.
The writing of this scientific article uses a literature study or literature study approach by
collecting various relevant literature sources. The results of the study show several things
including: 1) Epistemology of education is understood in various ways according to the views
of Idealism, Realism, Pragmatism and Existentialism. 2) Management functions include
planning, organizing, directing, coordinating and controlling 3) Education management is
divided into divisions so that the education management function can run effectively and
efficiently.

Keywords: epistemological studies, educational management

Article Information Received: 10-12-2022 Revised: 19-01-2023 Accepted:23-01-2023

PENDAHULUAN
Pendidikan sejatinya adalah sesuatu yang memiliki peran sebagai pondasi dalam
kehidupan manusia. Oleh karena itu, penyelenggaraan pendidikan harus dilakukan dengan
sebaik mungkin dan berorientasi kepada masa depan. Pendidikan sendiri memiliki tujuan
utama untuk menjadi media dalam melakukan pengembangan potensi dan mencerdaskan
manusia agar siap menghadapi kehidupan di masa yang akan datang. Pendidikan dalam
sebuah negara dapat dikatakan sebagai salah satu hal yang sangat penting untuk
diperhatikan dan ditingkatkan. Alasanya adalah peningkatan sistem pendidikan yang

22
METAKOGNISI | Vol. 5 No. 1 Januari 2023 Page 1-9

berjalan dengan baik, secara langsung merupakan keberhasilan dari sebuah negara dalam
melakukan pembangunan sumber daya manusia yang kelak akan memegang tanggung
jawab suatu negara. Dalam lingkup yang luas, pendidikan bisa dikatakan sebagai proses
untuk memperoleh pengetahuan, keterampilan serta kebiasaan yang akan digunakan
menjadi warisan dari satu generasi menuju generasi selanjutnya. Proses pembelajaran
sendiri dimulai dari pengajaran, pelatihan, hingga penelitian. Pendidikan juga bisa menjadi
cara dalam upaya meningkatkan kecerdasan, budi pekerti, kepribadian, dan keterampilan
yang akan bermanfaat bagi diri sendiri dan orang lain disekelilingnya. Pendidikan
mempunyai tugas menyiapkan sumber daya manusia untuk pembangunan. Derap
langkah pembangunan selalu diupayakan seirama dengan tuntutan zaman. Perkembangan
zaman selalu memunculkan persoalan-persoalan bain yang tidak pernah terpikirkan
sebelumnya.
Suatu pendidikan dipandang berrnutu diukur dari kedudukannya untuk ikut
mencerdaskan kehidupan bangsa dan memajukan kebudayaan nasional adalah
pendidikan yang herhasil membentuk generasi muda yang cerdas, berkarakter. bermoral
dan berkepribadian. Untuk itu perlu dirancang suatu sistem pendidikan yang mampu
menciptakan suasana dan proses pembelajaran yang menyenangkan, merangsang dan
menantang peserta didik untuk mengembangkan diri secara optimal sesuai dengan bakat
dan kemampuannya.
Mengenai masalah pendidikan, perhatian perneriniah kita masih terasa sangat
minim. Gambaran ini tercermin dari banyaknya masalah pendidikan yang makin rumit.
Kualitas siswa masih rendah, pengajar kurang profesional, biaya pendidikan yang mahal,
bahkan aturan undang-undang pendidikan kacau. Dampak dari pendidikan yang buruk itu,
negeri kita kedepannya makin terpuruk. Keterpurukan ini dapat juga akibat dari kecilnya
rata-rata alokasi anggaran pendidikan baik di tingkat nasional, propinsi, maupun kota dan
kabupaten.
Penyelesaian masalah pendidikan tidak semestinya dilakukan secara terpisah-
pisah, tetapi harus ditempuh langkah atau tindakan yang sifatriya menyeluruh. Artinya, kita
tidak hanya memperhatikan kepada kenaikan anggaran saja. Sebab percuma saja, jika
kualitas sumber daya manusia dan multi pendidikan di Indonesia masih rendah. Masalah
penyelenggaraan wajib belajar sembilan tahun sejatinya masih menjadi pekerjaan rumah
besar bagi kita. Kenyataan yang dapat kita lihat bahwa banyak di daerah-daerah pinggiran
yang tidak memiliki sarana pendidikan yang memadai. Dengan terbengkalainya program
wajib belajar sembilan tahun mengakibatkan anak-anak indonesia masih banyak yang
putus sekolah sebelum mereka menyelesaikan wajib belajar sembilan tahun. Dengan
kondisi tersebut, bila tidak ada perubahan kebijakan yang signifikan, sulit bagi bangsa ini
keluar dari masalah-masalah pendidikan yang ada, apalagi bertahan pada kompetisi di era
global.

KAJIAN TEORITIK
Epistemologi dari bahasa yunani episteme (pengetahuan) dan Logos (ilmu) adalah
cabang filsafat yang berkaitan dengan asal, sifat, karakter dan jenis pengetahuan. Topik ini
termasuk salah satu yang paling sering diperdebatkan dan dibahas dalam bidang Filsafat,
misalnya tentang apa itu pengetahuan, bagaimana karakteristiknya, macamnya, serta
hubungan dengan kebenaran dan keyakinan (Teguh, 2015). Epistemologi merupakan salah
satu cabang filsafat yang membahas tentang suatu hakikat, makna, kandungan, sumber dan
proses ilmu. Jadi dapat dikatakan bahwa epistemologi itu berarti “pembahasan tentang ilmu
pengetahuan”. Istilah epistemologi juga dikaitkan dengan konsep ilmu yaitu suatu
pengetahuan yang membawa kepada pemahaman kebenaran. Oleh karena itu pembahasan
epistemologi merupakan salah satu cabang filsafat yang membahas asal-usul, struktur,
metode dan keabsahan ilmu. Epistemologi merupakan salah satu daripada cabang utama

23
METAKOGNISI | Vol. 5 No. 1 Januari 2023 Page 1-9

pembahasan filsafat yang membicarakan tentang teori ilmu. Adapun dari segi sejarah
pula,pembahasan filsafat merupakan induk utama ilmu pengetahuan.
Menurut Dagobert D. Runes (1983), Epistemologi adalah salah satu cabang filsafat
yang mengkaji tentang sumber pengetahuan. Stuktur social, pengetahuan, dan metode-
metode, serta validasi pengetahuan. Sedangkan Menurut Jujun S. Sumantri (2010),
epistemologi adalah cara berpikir manusia dalam menentukan dan mendapatkan ilmu
dengan menggunakan berbagai kemampuan yang tertanam dalam diri seorang seperti
kemampuan rasio, indera, dan intuisi. Pendapat lain Mujamil Qomar (2007), epistemologi
adalah sebagai salah satu bagian filsafat yang mempelajari secara mendalam tentang
pengetahuan manusia.
Menurut Sudarminta (2006), tiga aspek yang perlu diperhatikan mengapa
epistemologi perlu diperhatikan atau penting untuk dipelajari.
Epistemologi ini perlu dipelajari karena epistemologi merupakan pengetahuan yang
dalam hal secara strategis penting bagi hidup manusia. Strategi berkenaan dengan
bagaimana mengelola kekuasaan atau daya kekuatan yang ada sehingga tujuan dapat
tercapai. Pengetahuan pada dasarnya adalah suatu kekuasaan atau daya kekuatan
Menggunakan pertimbangan kebudayaan, epistemologi ini menjadi penjelasan yang
pokok pada kenyataan bahwa pengetahuan merupakan salah satu unsur dasar kebudayaan.
Memang kebudayaan mempunyai unsur-unsur penting lain seperti sistem kemasyarakatan,
sistem religi, sistem bahasa, sistem seni, sistem ekonomi, sistem teknologi, sistem simbol
serta pemaknaannya, dan sebagainya.
Akan tetapi, pengetahuan memegang peran penting dalam kesemuanya itu. Berkat
pengetahuannya manusia dapat mengolah dan mendayagunakan alam lingkungannya. Ia
juga dapat mengenali permasalahan yang dihadapi, menganalisis, menafsirkan pengalaman
dan peristiwa-peristiwa yang dihadapinya, menilai situasi serta mengambil keputusan
untuk berkegiatan.
Epistemologi dalam hal pendidikan perlu dipelajari karena manfaatnya untuk
bidang pendidikan. Pendidikan sebagai usaha sadar untuk membantu peserta didik
mengembangkan pandangan hidup, sikap hidup, dan keterampilan hidup, tidak dapat lepas
dari penguasaan pengetahuan.
Dari pengertian tersebut, secara praktis dipahami bahwa epistemologi ini pada
dasarnya sangat berguna untuk dipelajari dan bahkan mutlak perlu karena suatu pikiran
yang telah mencapai tingkat refleksi tidak dapat dipuaskan dengan kembali ke berbagai
jaminan akan anggapan umum, tetapi justru semakin mendesak maju ke tingkatan yang
baru. Kepastian yang sekarang dicapai oleh epistemologi dimungkinkan oleh suatu
keraguan. Terhadap keraguan ini, epistemologi jugalah obatnya. Apabila epistemologi
berhasil mengusir keraguan ini, akan ditemukan kepastian reflektif yang lebih pantas
dianggap sebagai pengetahuan.

METODE PENELITIAN
Pendekatan atau metode yang digunakan dalam artikel ilmiah ini berupa studi
literature atau studi kepustakaa. Studi literature dapat ditempuh dengan jalan
mengumpulkan berbagai referensi atau literature yang relefan dengan pembahasan
epistemology khususnya dalam manajemen pendidikan. Prosedur yang digunakan dalam
studi literature ini adalah sebagai berikut (Khultau, 2002):
1. Memilih Tema
2. Explorasi Informasi
3. Menentukan arah penelitian/pembahasan
4. Mengumpulkan data-data
5. Penyajian data

24
METAKOGNISI | Vol. 5 No. 1 Januari 2023 Page 1-9

6. Menyusun laporan
Teknik analisis data yang digunakan dalam penulisan artikel ilmiah ini adalah
metode analisis isi yang bisa digunakan untuk menyusun inferensi yang valid. Dalam
analisis akan dilakukan pemilihan, perbandingan, penggabungan dan pemilahan isi dari
kajian yang akan dibahas.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Menurut Rechey (1973). Istilah “Pendidikan” bekenaan dengan fungsi yang luas dari
pemeliharaan dan perbaikan kehidupan suatu masyarakat yang baru (generasi muda) bagi
penuaian kewajiban dan tanggung jawabnya kepada masyarakat. Jadi pendidikan adalah
suatu proses yang lebih luas dari proses yang berlangsung disekolahan saja. Pendidikan
adalah suatu aktivitas sosial yang esensial yang memungkinkan masyarakat yang kompleks.
Menurut Lodge (1974). Pendidikan dalam arti luas semua pengalaman dapat dapt
dikatakan sebagai pendidikan Dalam pengertian yang lebih sempit “Pendidikan” dibatasi
pada fungsi tertentu didalam masyarakat yang terdiri atas penyerahan adat istiadat dengan
latar belakang sosialnya, pandangan hidup masyarakatnya kepada warga masyarakat
gnerasi berikutnya dan demikian seterusnya.
Sedangkan Makna Pendidikan menurut Mahmud Yunus (1979) pendidikan
merupakan upaya mempengaruhi seseorang agar penguasaan ilmu pengetahuan
bertambah. Diharapkan, dari ilmu pengetahuan tersebut. Jadi tidak hanya meningkatkan
secara pengetahuan, tetapi juga meningkatkan akhlak dan memudahkan seseorang
mencapai tujuan dan cita-cita yang tinggi. Disebutkan pula oleh Mahmud Yunus, bahwa
pendidikan tidak sekedar sarana mencapai cita-cita saja. tetapi dapat pula dimanfaatkan
untuk mendapatkan kehidupan yang bahagia dan memiliki kualitas hidup terhadap sesama.
Mulai dari bermanfaat untuk masyarakat, Negara, diri sendiri, bermanfaat untuk agama dan
bangsa.
Kata manajemen berasal dari bahasa latin yaitu manus yang berarti tangan dan
ageryang berarti melakukan. Kata-kata itu digabung menjadi kata kerja manegere yang
artinya menangani, Manager diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris yaitu dalam bentuk
kerja to manage dengan kata benda management. Manajer untuk orang yang melakukan
kegiatan manejemen. Akhirnya diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia menjadi
manajemen atau pengelolaan.
Menurut Sondang Palan Siagian (2015), manajemen adalah keseluruhan proses
kerjasama antara dua orang atau lebih yang didasarkan atas rasionalitas tertentu untuk
mencapai tujuan yang ditentukan sebelumnya. Yati Siti Mulyati dan Aan Komariah (2010),
mendefinisikan manajemen sebagai kemampuan dan ketrampilan khusus yang dimiliki
seseorang untuk melakukan suatu kegiatan baik secara perorangan atau bersama orang lain
atau melalui orang lain dalam upaya mencapai tujuan organisasi secara produktif, efektif,
dan efisien. Pendapat lain Oemar Hamalik (2015), berpendapat bahwa manajemen adalah
suatu proses sosial yang berkenaan dengan keseluruhan usaha manusia dengan bantuan
manusia lain serta sumber-sumber lain, menggunakan metode yang efektif dan efisien
untuk mencapai tujuan yang ditentukan sebelumnya.
Manajemen pendidikan merupakan salah satu cabang ilmu sosial yang pada intinya
adalah mempelajari tentang prilaku manusia yang kegiatannya sebagai subjek dan objek.
Secara filosofis, prilaku manusia terbentuk oleh interaksi antar manusia, iklim organisasi
(konteks organisasi), dan sistem. Ketiga interaksi tersebut baik secara sendiri-sendiri
maupun bersama-sama saling berinteraksi pula dengan lingkungan eksternalnya.
Beberapa ahli menggunakan istilah yang berbeda dalam pemakaian kata
administrasi pendidikan dan manajemen pendidikan, tetapi ketika ditinjau pengertiannya
hampir mirip. Walaupun pada dasarnya kedua istilah tersebut tidak sama persis. Nanang

25
METAKOGNISI | Vol. 5 No. 1 Januari 2023 Page 1-9

Suhardan dan Nugraha Suharto (2014), dalam hal ini mereka memakai istilah administrasi
pendidikan yaitu ilmu yang membahas pendidikan dari sudut pandang kerjasama dalam
proses mencapai tujuan pendidikan. Manajemen pendidikan menurut Made Pidarta (2000)
yaitu aktifitas memadukan sumber-sumber pendidikan agar terpusat dalam usaha
mencapai tujuan pendidikan yang telah ditentukan sebelumnya.
H.A.R. Tilaar (2002), berpendapat bahwa manajemen pendidikan adalah mobilisasi
segala sumber daya pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan.
Komariah & Satori (2011), memberikan pengertian manajemen pendidikan sebagai
keseluruhan proses kerja sama dengan memanfaatkan semua sumber personil dan materi
yang tersedia dan sesuai untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan secara
efektif dan efisien. Menurut Sulistyorini (2009), manajemen pendidikan adalah suatu
kegiatan atau rangkaian kegiatan yang berupa proses pengelolaan usaha kerjasama
sekelompok manusia yang tergabung dalam organisasi pendidikan, untuk mencapai tujuan
pendidikan yang telah ditetapkan sebelumnya agar lebih efektif dan efisien.
Manusia (manajer atau administrator) dimanapun berada tidak terlepas dari wadah
melakukan kegiatan yang disebut organisasi (lembaga pendidikan baik formal, nonformal,
maupun informal) Organisasi tidak akan ada tanpa ada manusianya. Manusia dalam
organisasi tidak luput dari sistem yang dibuatnya sendiri (misal Sisdiknas).

Belajar tentang Manajemen Pendidikan dibagi menjadi beberapa tujuaan penting,


mengapa manajemen pendidikan harus dipelajari diantaranya :
a. Efisien dalam menggunakan sumber daya.
Dengan mempelajari manajemen pendidikan dengan baik, diharapkan seseorang dapat
mengelola sumber daya secara efisien, misalnya sumber daya yang berupa
pembiayaan, waktu dan lain sebagainya.
b. Efektif dalam pencapaian tujuan
Dengan mempelajari manajemen pendidikan secara berkesinambungan dan secara
sungguh-sungguh, diharapkan seseorang dapat mengefektifkanproses dan sumber
daya yang dikelola untuk mencapai tujuan dengan optimal.
c. Bermuara pada tujuan pendidikan.
Tujuan manajemen pendidikan tidak akan lepas dari tujuan pendidikan nasional,
yaitu bertujuan untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta
peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,
bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,
cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung
jawab.
d. Mendukung kegiatan pendidikan dalam upaya mencapai tujuan pendidikan.
Manajemen pendidikan juga mendukung dan memfasilitasi kegiatan pendidikan baik
secara langsung maupun tidak langsung. Kegiatan pendidikan yang didukung dengan
manajemen pendidikan yang baik, akan mendapatkan hasil yang baik sehingga tujuan
pendidikan yang ditargetkan dapat tercapai.
Menurut Shrode dan Voich (1974), tujuan utama manajemen adalah produktifitas
dan kepuasan. Mungkin saja tujuan ini tidak tunggal, bahkan jamak. Seperti peningkatan
mutu pendidikan atau kelulusannya, keuntungan yang tinggi, pemenuhan kesempatan
kerja, pembangunan daerah atau nasional, dan tanggung jawab sosial. Tujuan-tujuan ini
ditentukan berdasarkan penataan dan pengkajian terhadap situasi dan kondisi organisasi,
seperti kekuatan dan kelemahan, peluang, serta ancaman.
Fungsi dari manajemen pendidikan adalah dalam melakukan manajemen
pendidikan ada tugas tertentu yang haru dilakukan. Berikut ini adalah beberapa fungsi
manajemen pendidikan yang telah diperkenalkan yaitu:

26
METAKOGNISI | Vol. 5 No. 1 Januari 2023 Page 1-9

Dalam aktivitas manajemen pendidikan perencanaan adalah proses


menentukan tujuan dari organisasi pendidikan (visi organisasi pendidikan) dan
membuat strategi mencapainya. Perencanaan adalah proses terpenting dari semua fungsi
manajemen pendidikan, karena tanpa perencanaan. semua fungsi manajemen pendidikan
berikutnya tidak akan berjalan. Pernbuatan rencana bisa dilakukan secara formal dan
informal, rencana formal adalah rencana yang termlis sedangkan informal tidak tertulis.
Rencana formal biasanya dilakukan oleh organisasi pendidikan dan diketahui oleh semua
anggotanya, kemudian ditetapkan dan wajib dilakukan oleh semua anggota. Kegiatan dalam
fungsi perencanaan meliputi, menetapkan tujuan dan target, merurnuskan strategi.
Kemudian menentukan sumber-sumber daya yang diperlukan dan menetapkan standar
keberhasilan pencapaian tujuan pendidikan.
Fungsi kedua adalah pengorganisasian, menyangkut bagaimana strategi yang
dirumuskan dalam perencanaan dituangkan dalam organisasi. Membuat struktur
organisasi yang tangguh dan tepat untuk mencapai tujuan yang sudah ditetapkan
sebelumnya. Dengan fungsi pengorganisasian, diharapkan semua anggota
mendapatkan tugas sesuai dengan kemampuannya. Sehingga tujuan organisasi akan
dicapai dengan mudah, efektif dan efisien. Kegiatan dalam pengorganisasian meliputi,
pengalokasian number daya, merumuskan, menetapkan tugas dan menetapkan
prosedur. Menetapkan struktur organisasi yang disertai dengan garis kewenangan dan
tanggung jawab. Kegiatan perekrutan, seleksi dan pelatihan, serta kegiatan
penempatan sumber daya di tempat yang paling tepat.
Proses implernentasi program bisa dijalankan oleh seluruh anggota di dalam
sebuah organisasi sebagai tanggung jawab menjalankan tujuan organisasi. Juga proses
memotivasi semua pihak dolam organisasi untuk menjalankan tugasnya dengan
penuh kesadaran dan produktivitas tinggi. Kegiatan dalam fungsi pengarahan
meliputi, proses kepemimpinan, pembimbingan dan pemherian motivasi.
Memberikan tugas dan wewenang yang jelas pada semua anggota organisasi, serta
menjelaskan kebijakan yang telah ditetapkan. semua kegiatan tersebut bertujuan agar
semua tenaga kerja bisa bekerja secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan
organisasi.
Fungsi koordinasi bertujuan untuk membuat organisasi terarah serta tepat pada
sasaran. Koordinasi diperlukan untuk mendelegasikan tugas dari pimpinan ke selumh
anggota organisasi. Dengan adanya koordinasi yang berjalan dari atasan sampai
bawahan membuktikan bahwa organisasi tersebut masih hidup. Semakin besar sebuah
organisasi maka fuagsi koordinasi yang dilakukan semakin rumit, maka dibutuhkan
ketrampilan manajemen yang lebih besar.
Pengandalian Adalah sebuah proses yang dilakukan untuk memastikan
bahwa semua rangkaian kegiatan yang telah direncanakan bisa berjalan sesuai
dengan target. Diharapkan target yang telah dibuat sesuai dengan rencana akan tercapai
dengan pengendalian pada system pendidikan. Kegiatan dalam proses pengendalian
adalah evaluasi keberhasilan dalam proses mencapai tujuan dan target. Pengambilan
Iangkah klarifikasi dan koreksi alas penyimpangan yang mungkin ditemukan dan
melakukan berbagai alternatif.
Menurut Henry Fayol (2016) terdapat 14 asas-asas atau prinsip umum
managemen, dalam makalah ini khusunya asas-asas manajemen pendidikan, yaitu :
1. Pembagian Kerja
Pembagian karyawan dalam suatu instansi harus menggunakan prinsip the right man
in the right place. Pembagian kerja harus rasional objektif bukan emosional subjektif
yang didasarkan atas suka dan tidak suka
2. Wewenang Dan Tanggung Jawab
Wewenang dan tanggung jawab harus seimbang. Setiap pekerjaan harus dapat
memberikan pertanggungjawaban yang sesuai dengan wewenang.

27
METAKOGNISI | Vol. 5 No. 1 Januari 2023 Page 1-9

3. Disiplin
Disiplin merupakan perasaan taat dan patuh terhadap pekerjaan yang menjadi
tanggung jawab. Disiplin berkaitan dengan wewenang, apabila wewenang tidak
berjalan dengan semestinya maka disiplin akan hilang.
4. Kesatuan Perintah
Dalam melaksanakan pekerjaan karyawan harus memperhatikan prinsip persatuan
perintah sehingga pelaksanaan kerja dapat dijalankan dengan baik.
5. Kesatuan Arah
Dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab, karyawan perlu diarahkan menuju
sasaranya. Kesatuan arah berkaitan erat dengan pembagian kerja.
6. Asas Kepentingan Umum
Mengutamakan kepentingan organisasi di atas kepentingan sendiri
7. Pemberian Janji yang Wajar
Sebagai seorang pimpinan dalam organisasi tentu harus memberikan semangat
kepada bawahanya atau karyawanya, salah satu bentuk semangat yang diberikan
berupa janji dalam karirnya seperti jenjang karir bagi karyawan yang berprestasi atau
memberikan hadiah berupa materi atau barang, namun janji yang diberikan kepada
karyawan haruslah wajar dan tidak berlebihan. Wajar berarti janji yang sangat
mungkin sekali untuk ditepati.
8. Pemusatan Wewenang
Pemusatan wewenang akan berdampak pada pemusatan tanggung jawabdalam suatu
kegiatan. Tanggung jawab terakhir akan terletak pada orang yang memegang
kewenangan tertinggi. Puncak kewenangan bukan berarti adanya kekuasaan untuk
menggunakan wewenang tetapi untuk menghindari kesimpangsiuran wewenang dan
tanggung jawab. Pemusatan wewenang ini juga untuk menghilangkan asas
pelimpahan wewenang
9. Hirarki Tingkatan
Pembagian kerja mengakibatkan adanya atasan dan bawahan. Bila pembagian kerja
ini mencangkup area yang cukup luas maka akan menimbulkan hierarki. Hierarki
diukur dari wewenang terbesar yang berada pada pimpinan puncak dan seterusnya
sampai tingkatan yang paling bawah. Dengan demikian maka setiap tingkatan akan
tahu dengan siapa dia harus bertanggung jawab dan dari siapa ia mendapat perintah.
10. Ketertiban
Ketertiban dalam melaksanakan pekerjaan merupakan syarat utama. Karena pada
dasarnya tidak ada orang yang bisa bekerja dalam keadaan kacau atau tegang.
Ketertiban dalam suatu pekerjaan dapat terwujud apabila seluruh karyawan baik
atasan maupun bawahan mempunyai disiplin yang tinggi.
11. Keadilan Dan Kejujuran
Merupakan salah satu syarat untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Keadilan
dan kejujuran harus di tegakkan mulai dari atasan karena atasan memiliki wewenang
yang paling besar. Atasan yang adil dan jujur akan menggunakan wewenangnya
dengan sebaik-baiknya untuk menciptakan keadilan dan kejujuran dari paling bawah
ke paling atas.
12. Stabilitas
Kestabilan karyawan terwujud karena adanya disiplin kerja yang baik dan adanya
ketertiban dalam kegiatan. Manusia sebagai makluk social yang berbudaya memiliki
keinginannya tidak terpenuhi perasaan tertekan dan pikiran yang kacau akan
menimbulkan goncangan dalam bekerja.
13. Prakarsa/Inisiatif/Gagasan
Prakarsa timbul dari dalam diri seseorang yang menggunakan daya piker. Prakarsa
menimbulkan kehendak untuk mewujudkan sesuatu yang berguna bagi penyelesaian
pekerjaan dengan sebaik-baiknya jadi dalam prakarsa terhimpun kehendak perasaan

28
METAKOGNISI | Vol. 5 No. 1 Januari 2023 Page 1-9

pikiran keahlian dan pengalaman seseorang. Sehingga setiap iode atau gagasan dari
setiap karyawan harus dihargai.
14. Semangat Kesatuan
Setiap karyawan harus memiliki rasa kesaqtuan yaitu rasa senasib sepenanggungan,
sehingga menimbulkan semangat kerjasama yang baik. Semangat kesatuan akan lahir
apabila setiap karyawan mempunyai kesadaran bahwa setiap karyawan berarti bagi
karyawan lain.
Secara epistemologi, agar tercapai manajemen pendidikan yang efektif, maka
diperlukan integritas yang sistematik hal-hal yang berhubungan dengan organisasi,
manajer, kinerja, asas dan fungsi manajemen pendidikandan pengendalian hingga system
pengawasanya atau dengan kata lain difisi-difisi yang ada dalam organisasi manajemen
pendidikan (Ahmad B. & Komarudin K. , 2016) :
1. Epistimologi manajemen pendidikan yang menguraikan struktur organisasi
pendidikan, analisis unit kerja pendidikan, deskripsi tugas dan spesifikasi pegawai
pendidikan, dinamika lingkungan structural organisasi pendidikan dan diferensiasi
profesionalitas pegawai organisasi pendidikan.
2. Epistimologi manajemen pendidikan pada aspek teknik yang berkaitan dengan
proisen perencanaan pendidikan, aktivitas lembaga pendidikan, manifenstasi tugas-
tugas guru dan pegawai organisasi pendidikan dan pelaksanaan strategi
pengembangan pendidikan
3. Epistemologi manajemen pada aspek personalia yang kajianya dititikberatkan pada
manfaat manajemen kepegawaian atau sumber daya pendidikan, hubungan integral
antara personalia dalam lembaga pendidikan, penilaian dan promosi serta
kesejahteraan guru dalam lembaga pendidikan.
4. Epistemologi manajemen pada aspek informasi pendidikan, yang objek kajianya
ditujukan pada system informasi organisasi pendidikan, system pengawasan internal
dan eksternal serta control dan kepekaan manajemen pendidikan terhadap masalah
yang sedang di hadapi.
5. Epistimologi manajemen pendidikan pada aspek lingkungan masyarakat yang
berkaitan dengan peran serta masyarakat terhadap perkembangan organisasi
pendidikan, interaksi antara lembaga pendidikan dengan masyarakat, peran guru
siswa dalam berinteraksi dengan masyarakat.
6. Epistimologi manajemen pendidikan pada aspek keterampilan, keterampilan
profesionalitas kerja.
7. Epistemologi manajemen pendidikan yang berkaitan dengan pengembangan sumber
daya manusia melalui pendidikan dan pelatihan, pengembangan guru, karyawan dan
juga kepala sekolah dalam memimpin.

SIMPULAN
Berdasarkan pembahasan yang telah dikemukakan pada bab sebelumnya maka
dapat disimpulkan beberapa hal diantaranya:
1. Epistemologi adalah teori pengetahuan yang berhubungan dengan hakikat dari ilmu
pengetahuan, pengandaian-pengandaian, dasar-dasarnya serta pertanggung jawaban
atas pertanyaan mengenai pengetahuan yang dimiliki oleh setiap manusia.
2. Epistemologi pendidikan dipahami secara beragam menurut pandangan Idealisme,
Realisme, Pragmatisme dan Eksistensialisme.
3. Pendidikan adalah segala pengalaman belajar yang berlangsung dalam lingkungan dan
sepanjang hidup. Pendidikan adalah segala situasi hidup yang mempengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan individu.

29
METAKOGNISI | Vol. 5 No. 1 Januari 2023 Page 1-9

4. Fungsi manajemen meliputi Perencanaan, pengorganisasian, pengarahan,


mengkoordinasi dan pengendalian
5. Asas umum manajemen pendidikan dibagi menjadi 14 asas yaitu pembagian kerja,
wewenang dan tanggung jawab, disiplin, kesatuan perintah, kesatuan arah, asa
kepentingan umum, pemberian janji yang wajar, pemusatan wewenang, hirarki
tingkatan, ketertiban, keadilan dan kejujuran, stabilitas, prakarsa dan semangat
kesatuan.
6. Manajemen pendidikan di bagi kedalam difisi-difisi agar fungsi manajemen pendidikan
dapat berjalan dengan efektif dan efisien.

DAFTAR PUSTAKA
Fayol, H. (2016). General and Industrial Management. diterjemahkan oleh Constance Storrs.
London: Ravenoi Books.
H.A.R. Tilaar. (2002). Membenahi Pendidikan Nasional. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Hamalik, O. (2015). Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.
Komariah, A. & Satori, D. (2011). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung, Alfabeta.
Lodge, Rupet.C. (1974). Philosophy of Education. New York: Herer and Brother.
Mulyati, S.Y. & Komariah, A. (2010). Manajemen Sekolah. Bandung: Alfabeta.
Pidarta, M. (2000). Pemikiran tentang Supervisi Pendidikan. Jakarta : Sarana Press.
Qomar, M. (2007). Manajemen Pendidikan Islam Strategi Baru Pengelolaan Lembaga
Pendidikan Islam. Jakarta: Erlangga.
Richey, R.W. (1973). An introduction to education. New York : McGraw-Hill.
Runes, Dagobert D. (1983). Dictionary of Philosophy. Edisi revisi, (Maryland, Littlefield :
Adam Quality Paperback.
Saebani, B. A. & Komaruddin, K. (2016). Filsafat Manajemen Pendidikan. Bandung: CV
Pustaka Setia.
Santosa, Nyong Eka Teguh Iman. (2015). Epistemologi Partisan Pendidikan Liberal.
Adabiyah: Jurnal Pendidikan Islam, Vol. 1, No. 1, DOI:
http://dx.doi.org/10.21070/ja.v1i1.160.Retrievedfrom.
http://ojs.umsida.ac.id/index.php/ajpi/article/view/160.
Shrode, William, A., & Dan Voich, J., (1974). Organization and Management. Kuala Lumpur :
Basic System Concepts, Irwin Book Co.
Siagian, Sondang. (2015). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara.
Sudarminta, J. (2006). Epistemologi Dasar: Pengantar Filsafat Pengetahuan. Yogyakarta :
Kanisius.
Suhardan, N. & Suharto, N. (2014). Manajemen Pendidikan. Bandung: Alfabet.
Sulistyorini. (2009). Manajemen Pendidikan Islam; Konsep, Strategi, dan Aplikasi.
Yogyakarta: Teras.
Suriasumantri, J.S. (2010). Filsafat Ilmu. Jakarta: Pestaka Sinar Harapan.
Yunus, Mahmud. (1979). Sejarah Pendidikan Islam Di Indonesia. Jakarta: PT. Hidakarya
Agung.

30

Anda mungkin juga menyukai