Anda di halaman 1dari 24

UJIAN TENGAH SEMESTER

( UTS )
SEMESTER 2 TAHUN AKADEMIK 2022 / 2023

MATA KULIAH LANDASAN PEDAGOGIK


Dosen Pengampu : Dr.Y. Suyitno, MPd

Oleh:

NAMA : MUJI IRIYANI


NIM : 2220110076
KELAS : C ( Banjarnegara )

PROGRAM STUDI MAGISTER PENDIDIKAN DASAR


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO
2023
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO
PROGRAM PASCASARJANA
PRODI PENDIDIKAN DASAR

SOAL UJIAN TENGAH SEMESTER


MK. LANDASAN PEDAGOGIK KE – SD/MI an,
Dosen Pengampu: Dr. Y. Suyitno MPd

A. Petunjuk:

1. Jawaban harap dilengkapi dengan DAFTAR PUSTAKA ditulis pada nomor


terakhir (sesuai rujukan utama dan yg lainnya),
2. Yang belum menyerahkan tugas, harap diserahkan pada waktu menyerahkan hasil
UTS, khususnya laporan makalah kelompok (ringkasan bab), sedangkan ppt
dishare di Wag Grup.
3. Hasil UTS diprint out (hard copy) dalam kertas kwarto, dikirim melalui titipan kilat
(JNE) ke alamat: Y. Suyitno, Jl. Lembursawah no. 12 RT 02/12 Utama Cimahi
Selatan – Cimahi. Dikirim tgl. 9 Mei 2023. Trima kasih.

B. Soal-Soal:
1. Apa beda makna Mendidik, Mengajar, dan Melatih secara empirik dan orientasinya
masing? (10)
2. Mengapa manusia harus dididik? Apa konsekuensi jika manusia tidak dididik?
Kemukakan alasan/argumen filsafiah dan ilmiahnya tentang pentingnya manusia
dididik. (10)
3. Mengapa mempelajari Pedagogik harus didasari oleh pemahaman Filsafat
Pendidikan? Minimal ada 3 komponen Pendidikan yang dibahas dalam Filsafat
Pendidikan, mohon dijelaskan secara rinci. Bagaimana hubungan Filsafat
Pendidikan terhadap Pedagogik? (10)
4. Apa yang sesungguhnya dipelajari oleh peserta didik, sehingga tugas mendidik itu
tidak bisa melepaskan diri dari kajian Filsafat Pendidikan? Kemukakan konsep-
konsep pandangan filsafat Pendidikan yang bisa menjadi rujukan untuk mendidik
manusia ke tingkat martabat unggul di masa yang akan datang. (15)
5. Mengapa mempelajari landasan historis itu menjadi salah satu prinsip dalam studi
pedagogik, sehingga kita dapat memahami latar belakang dan dampaknya mengapa
sistem Pendidikan kita seperti ini. Jelaskan secara rasional dan kritis! (10)
6. Mengapa studi Pedagogik mengasumsikan kajian Psikologi Perkembangan sebagai
landasan praktek dan teori Pendidikan? Jelaskan secara rasional. (10)
7. Jelaskan mengapa dalam praktek pendidikan seorang guru harus berteori? Apa
peranan teori pendidikan dalam praktek pendidikan dan pembelajaran?Apa yang
mungkin terjadi jika guru tanpa teori dalam praktek pendidikan dan
pembelajarannya? (10)
8. Jelaskan masing-masing komponen dalam pendidikan dan kaitannya antar
komponen tersebut, yaitu rumusan Tujuan Pendidikan, Pendidik dan Peserta didik,
Isi pendidikan, Alat pendidikan utama, dan Kontekstual pendidikan.(10)
9. Mengapa rumusan tujuan pendidikan ada dalam Filsafat Pendidikan suatu bangsa?
Jelaskan bagaimana landasan filsafiah dan ilmiah yang anda gunakan! (5)
10. Bagaimana menurut Anda tentang peranan Filsafat Pendidikan, Filsafat Ilmu, dan
Pedagogik dalam penyelenggaraan pendidikan di SD pada khususnya? Jelaskan
secara tegas peranan masing-masing! (10)
11. DAFTAR PUSTAKA: 1. …………..
2. …………..
Dst………...
12. Selamat bekerja, tidak ada plagiasi sesama teman.
Jawaban :
1. Apa beda makna Mendidik, Mengajar, dan Melatih secara empirik dan
orientasinya masing? (10)
 Mendidik adalah suatu aktivitas insani yang disengaja untuk membimbing peserta
didik yang memerlukan bantuan baik jasmani, jiwani dan rohaninya dari pihak
orang dewasa kepada anak yang belum dewasa untuk mengembangkan dan
mengarahkannya ke arah kemandirian hidupnya
 Mengajar berarti memberi pelajaran tentang berbagai ilmu yang bermanfaat bagi
perkembangan kemampuan berpikirnya. Disebut juga Pendidikan intelektual.
Intelek anak adalah kemampuan anak berpikir dalam berbagai bidang kehidupan.
Pengajaran atau Pendidikan intelektual merupakan bagian dari seluruh proses
Pendidikan, atau pengajaran mempunyai arti lebih sempit dari Pendidikan.
 Latihan ialah usaha untuk memperoleh keterampilan dengan melatihkan sesuatu
secara berulang-ulang, sehingga terjadi mekanisme atau pembiasaan.Latihan dapat
diterapkan terhadap hewan, misal melatih singa di dalam sirkus.
Proses belajar yang menyangkut intelek atau pikiran, hanya bisa diterapkan pada
anak manusia. Ini berarti proses latihan berada dalam taraf kegiatan yang lebih
“rendah” dari proses belajar, dan belajar berada pada taraf yang lebih “rendah” dari
mendidik.Pendidikan anak manusia meliputi seluruh kepribadiannya, yaitu segi
kehidupan inteleknya, sikapnya, dan keterampilannya. Latihan hanya menyangkut segi
jasmani-rohaninya, atau dengan istilah teknis menyangkut segi psikomotorik
kepribadian.
Tujuan atau orientasi dari tiga jenis kegiatan itu juga berbeda, yaitu :
 Mendidik ingin mencapai kepribadian yang terpadu, yang terintegrasi, yang sering
dirumuskan untuk mencapai kepribadian yang dewasa. Tujuan mendidik
orientasinya adalah untuk mencapai kedewasaan.
 Tujuan pengajaran yang menitikberatkan pada kecerdasan intelek anak, ialah
supaya anak kelak sebagai orang dewasa yang memiliki kemampuan berpikir
seperti yang diharapkan dari orang dewasa yang ideal, yaitu diantaranya mampu
berpikir abstrak, logis, obyektif, kritis, sistematis, analitis, sintetis, integrative, dan
inovatif.
 Tujuan latihan ialah untuk memperoleh keterampilan tentang sesuatu.
Keterampilan adalah sesuatu perbuatan yang berlangsung secara mekanis, yang
mempermudah kehidupan sehari-hari dan dapat pula membantu proses belajar,
seperti kemampuan berhitung, membaca, mempergunakan bahasa dan lain
sebagainya.

2. Mengapa manusia harus dididik? Apa konsekuensi jika manusia tidak dididik?
Kemukakan alasan/argumen filsafiah dan ilmiahnya tentang pentingnya
manusia dididik. (10)
Manusia merupakan makhluk yang perlu dididik karena manusia lahir dalam
keadaan tidak berdaya, lahir tidak langsung dewasa. Manusia lahir membawa potensi-
potensi yang perlu dikembangkan melalui Pendidikan agar mempermudah dalam
kehidupannya. Manusia sebagai makhluk yang perlu dididik, karena sejak lahir anak
manusia perlu dididik untuk memahami hal-hal yang baru. Manusia perlu dididik agar
dapat berjalan, berbicara, bersikap, dan bertindak demi kemaslahatan hidupnya.
Ada beberapa alasan yang menjadi dasar mengapa manusia perlu dididik dan
memperoleh pendidikan, yaitu :
1) Manusia dilahirkan dalam keadaan tidak berdaya, manusia begitu lahir ke dunia
perlu mendapatkan uluran orang lain untuk dapat melangsungkan hidup dan
kehidupannya.
2) Manusia lahir tidak langsung dewasa, untuk sampai pada kedewasaan yang
merupakan tujuan pendidikan dalam arti khusus memerlukan waktu lama
3) Manusia pada hakekatnya adalah makhluk sosial, yang tidak dapat hidup tanpa
berinteraksi dengan manusia lain. Selain itu, manusia tidak akan berperilaku
manusia seandainya tidak hidup bersama dengan manusia lainnya
Jika manusia tidak didik maka manusia akan kesulitan dalam bertahan hidup
dan menjalani proses kehidupannya karena tanpa dididik manusia tidak
mengembangkan potensi dalam dirinya untuk menjaga kelangsungan hidupnya.
Konsekuensinya maka manusia tersebut akan kesulitan dalam kehidupannya.
Pada hakekatnya manusia itu adalah animal educable (binatang yang dapat
dididik), animal educandum (binatang yang harus dididik) dan homo educandus
(makhluk yang dapat mendidik). Menurut Langeveld, seorang ahli pendidikan yang
mengatakan bahwa manusia sebagai animal educable, artinya pada hakikatnya
manusia adalah mahluk yang dapat dididik. Di samping itu, manusia juga bisa disebut
sebagai animal educandum yang artinya manusia pada hakikatnya adalah mahluk yang
harus atau perlu dididik, serta homo enducandus yang bermakna bahwa manusia
merupakan makhluk yang bukan hanya harus dan dapat dididik tetapi juga harus dapat
mendidik.
Manusia sebagai makhluk yang dapat dididik, maka manusia perlu dididik.
Manusia sejak kelahirannya telah memiliki potensi dasar yang universal. Dalam
“Pengantar Dasar-Dasar Kependidikan” yang disusun oleh TIM Dosen FIP-IKIP
Malang menyebutkan bahwa: “Sejak kelahirannya manusia telah memiliki potensi
dasar yang universal, berupa: kemampuan untuk membedakan antara baik dan buruk
(moral identity); kemampuan dan kesadaran untuk memperkembangkan diri sendiri
sesuai dengan pembawaan dan cita-citanya (individual identity); kemampuan untuk
berhubungan dan kerjasama dengan orang lain (social identity) dan adanya ciri-ciri
khas yang mampu membedakan dirinya dengan orang lain (individual differences)”
Manusia dengan segenap potensi dasar tersebut akan tumbuh menjadi manusia
dewasa manakala dikembangkan melalui proses pendidikan. Proses pendidikan anak
manusia berawal dari pergaulan, pergaulan dengan orang lain pada umumnya dan
pergaulan dengan kedua orang tuanya pada khususnya dalam lingkungan budaya yang
mengelilinginya. Menurut Singgih D. Gunarsa dalam buku “Psikologi Perkembangan”
menyatakan bahwa, “anak membutuhkan orang lain dalam perkembangannya. Dan
orang lain yang paling utama dan pertama bertanggung jawab adalah orang tua
sendiri”.
Begitu pula cinta-kasih orang tua dan ketergantungan serta kepercayaan anak
kepada mereka pada usia-usia muda merupakan dasar kokoh yang memungkinkan
timbulnya pergaulan yang mendidik. Menurut penyelidikan-penyelidikan para ahli
sebagaimana dikutip Singgih menyimpulkan bahwa, “sekalipun bayi belum dapat
dididik, dalam arti belum dapat menangkap pengertian-pengertian, akan tetapi si bayi
seolah-olah menyadari perlakuan-perlakuan mana yang penuh kasih sayang dan
perkakuan-perlakuan mana yang tidak disertai kasih sayang”. Keterbatasan dan
kelemahan anak manusia dikuatkan oleh kepercayaan dan sikap pasrah kepada
kewibawaan orang tua dan nilainilai moral yang dijunjungnya dalam tanggung jawab
diri sendiri. Anak tidak akan menjadi “manusia” dalam arti yang sesungguhnya
(kehilangan hakikat kemanusiaannya) tanpaadanya pergaulan yang mendidik yaitu
orang lain, terutama orang tuanya sendiri, lingkungan atau masyarakat serta curahan
kasih sayang yang perlu diberikan kepada anak tersebut.

3. Mengapa mempelajari Pedagogik harus didasari oleh pemahaman Filsafat


Pendidikan? Minimal ada 3 komponen Pendidikan yang dibahas dalam Filsafat
Pendidikan, mohon dijelaskan secara rinci. Bagaimana hubungan Filsafat
Pendidikan terhadap Pedagogik? (10)
Mempelajarai Pedagogik harus didasari oleh pemahaman Filsafat Pendidikan
karena Landasan filsafat pendidikan bersumber dari pandangan-pandangan dalam
perkembangan dunia pendidikan, menyangkut keyakinan terhadap hakekat manusia,
keyakinan tentang sumber nilai, hakekat pengetahuan, dan tentang kehidupan yang
lebih baik dijalankan. Aliran filsafat pendidikan yang kita kenal sampai saat ini adalah
Idealisme, Realisme, Perenialisme, Esensialisme, Pragmatisme dan Progresivisme dan
Ekstensialisme.
Landasan filsafat pendidikan merupakan landasan yang berkaitan dengan
makna atau hakikat Pendidikan itu sendiri, yang berusaha menelaah masalah-masalah
pokok seperti: Apakah pendidikan itu? Mengapa pendidikan itu diperlukan? Apa yang
seharusnya menjadi tujuanya, dsb. Landasan filosofis adalah landasan yang
berdasarkan atau bersifat filsafat (falsafah). Filsafat artinya hasrat atau keinginan yang
sungguh-sungguh akan kebenaran sejati (Soetriono dan Rita Hanafi, 2007:20).
Landasan filsafat pendidikan memberi perspektif filosofis terhadap seorang
calon guru/pendidik/ahli pendidikan yang seyogyanya merupakan “kacamata” yang
dikenakan dalam memandang menyikapi serta melaksanakan tugasnya. Oleh karena
itu maka seorang calon guru/pendidik/ahli pendidikan harus dibentuk bukan hanya
mempelajari tentang ilmu kependidikan, namun perlu memiliki landasan filsafat,
sejarah dan teori pendidikan. Sehingga dapat memadukannya dengan konsep-konsep,
prinsip-prinsip serta pendekatan-pendekatan terhadap kerangka konseptual
kependidikan.
Komponen Pendidikan dalam Filsafat Pendidikan :
1) Pendidik
Pendidik adalah orang dewasa yang bertanggung jawab membimbing anak
untuk mencapai tujuan, yaitu kedewasaan (Sadulloh, 2014). Pendidik adalah tenaga
kependidikan yakni anggota masyarakat yang mengabdikan diri dan diangat pada
lembaga tertentu yang berkualitas, seperti guru, dosen, tutor, fasilitator, instruktur,
dan sebutan lain yang sesuai dengan khususunya. Terdapat beberapa jenis pendidik
yang tidak terbatas pada pendidik di sekolah saja. Dilihat dari lembaga pendidikan,
munculah beberapa individu yang tergolong pada pendidik. Pertama guru sebagai
pendidik dalam lembaga sekolah, kedua orang tua sebagai pendidik dalam
lingkungan keluarga, dan ketiga pimpinan masyarakat baik formal maupun
nonformal sebagai pendidik dilingkungan masyarakat.
2) Peserta Didik
Peserta didik atau anak didik adalah sosok manusia sebagai individu/ pribadi
(manusia seutuhnya) (Sadullah, 2014). Individu diartikan orang seorang tidak
tergantung dari orangg lain, dalam arti benar-benar seorang pribadi yang
menentukan diri sendiri dan tidak dipaksa dari luar, mempunyai sifat-sifat dan
keinginan sendiri. Anak didik harus dipandang secara filosofis, atau menerima
kehadiran keakuannya, keindividuannya, sebagaimana dia seharusnya berada
(eksistensinya). Inilah prinsip dasar pendidikan untuk anak sehingga proses
pendidikan dapat berjalan, peserta didik harus dipandang sebagai subyek. Kalau
pendidik memandang anak sebagai obyek, berarti, anak dapat ditentukan sesuai
kemauan pendidik. Anak hanya menerima, mau jadi apa, mau keman arahnya akan
ditentukan pendidik. Ini termasuk pelanggaran anak sebagai individu. Anak didik
dipandang sebagai Subyek, diakui “keakuannya”, maka dalam hal ini pendidik
tetap memegang peranannya untuk tidak membiarkan tindakan anak didik, tetatpi
tetap membantu, memberikan pertolongan, melayani sesuai dengan eksistensinya
agar menuju perkembangan yang dewasa sesuai dengan norma-norma yang
berlaku.
Peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan
kemampuan, potensi, dan bakat yang ada pada diri mereka melalui proses
pembelajaran yang disediakan oleh lembaga pendidikan dan pada jalur, jenjang dan
jenis pendidikan tertentu atau sesuai dengan usia mereka. Peserta didik dapat di
didik karena mereka memiliki kemampuan, potensi, dan bakat yang
memungkinkan untuk dikembangkan, mempunyai daya eksplorasi (penjelajahan
dengan tujuan memperoleh pengetahuan yang lebih banyak), dan dorongan untuk
menjadi manusia yang lebih baik.
3) Isi Pendidikan
Isi Pendidikan adalah substansi dan esensi yang akan dijadikan materi sebagai alat
untuk mengembangkan dan membimbing peserta didik untuk mencapai tujuan
Pendidikan. Secara fundamental isi Pendidikan melingkupi kajian metafisika,
logika, etika dan estetika.
1) Kajian metafisika melingkupi tentang bagaimana peserta didik mempelajari
berbagai kajian , baik yang bersifat fisik jagat raya beserta isi dan hokum-
hukumnya, maupun yang berkaitan dengan hakikat Maha Pencipta seluruh
makhluk yang ada didunia ini beserta hokum-hukum yang secara subtansial
melekat pada setiap makhluk. Kajian ini dijabarkan dalam bentuk berbagai
kajian baik yang berkaitan dengan ontologis, kosmologis, theologis, teleologis
dan antropologis
2) Kajian Logika, yaitu bagaimana peserta didik dapat memahami dan menguasai
prinsip-prinsip berfikir yang benar dan lurus, dalam rangka menemukan
kebenaran ilmiah dan prinsip-prinsip yang melandasi kaidah-kaidah hubungan
antar obyek maupun antar subyek dalam realitas kehidupan di dunia ini.
3) Etika, suatu kajian yang membahas tentang hakikat bagaimana manusia
mampu bertingkah laku yang selaras dengan nilai-nilai yang dijadikan rujukan
untuk menjadi manusia yang unggul dan beradab.
4) Estetika adalah suatu kajian tentang hakikat nilai-nilai yang dianggap sebagai
norma bertingkah laku yang harmonis, santun, tertib, disiplin, hormat, toleran,
keindahan, dsb.
Hubungan antara Filsafat Pendidikan dan Pedagogik adalah Filsafat
pendidikan merupakan aktivitas pikiran yang teratur yang menjadikan filsafat sebagai
jalan untuk mengatur, menyelaraskan, dan memadukan proses pendidikan. Ruang
lingkup filsafat adalah semua lapangan pemikiran manusia yang komprehensif. Segala
sesuatu yang mungkin ada dan benar-benar ada (nyata), baik material konkret maupun
nonmaterial (abstrak). Jadi, filsafat pendidikan merupakan jiwa dan pedoman dasar
pendidikan. Sedangkan Pedagogik merupakan ilmu yang membahas pendidikan, yaitu
ilmu pendidikan anak. Pendidikan berfungsi untuk meningkatkan mutu kehidupan
manusia, baik sebagai individu, maupun sebagai kelompok dalam kehidupan
bermasyarakat. Dengan pendidikan atau dengan proses perkembangan masyarakat,
kita akan menemukan suatu perubahan dalam cara dan kualitas kehidupan. Seperti
itulah filsafat Pendidikan berhubungan dengan pedagogik. Jadi Filsafat Pendidikan
adalah jiwa dan pedoman dasar Pendidikan dan pedagogik adalah ilmu yang
membahas Pendidikan, yaitu ilmu Pendidikan anak.

4. Apa yang sesungguhnya dipelajari oleh peserta didik, sehingga tugas mendidik
itu tidak bisa melepaskan diri dari kajian Filsafat Pendidikan? Kemukakan
konsep-konsep pandangan filsafat Pendidikan yang bisa menjadi rujukan untuk
mendidik manusia ke tingkat martabat unggul di masa yang akan datang. (15)
Peserta didik mempelajari berbagai macam hal yang bertujuan untuk menjadi
dewasa dan mandiri dalam hidupnya. Bukan sekedar mempelajari ilmu pengetahuan
tetapi mempelajari secara keseluruhan sampai dengan aksiologinya yang berupa esensi
dari nilai dalam hidupnya. Selain Ilmu, ada pembentukan karakter peserta didik. Di
lihat dari 3 aspek ada kognitif, afektif dan psikomotorik. Dalam Filsafat Pendidikan,
ada 3 aspek yang dipelajari dari ilmu yaitu dari segi ontology, epistmologi dan
aksiologi. Ontologi berarti ilmu yang mencangkup tentang hakikat pendidikan dan
selalu berhubungan dengan tujuan dan manfaat. Epistemologi merupakan ilmu yang
mempelajari tatacara dalam memperoleh ilmu atau untuk mencari tahu. Aksiologi
merupakan ilmu yang mempelajari tentang nilai-nilai yang ada di
dalam pendidikan maupun di masyarakat. Ketiga hal tersebut merupakan bagian dari
filsafat Pendidikan yang dipelajari oleh peserta didik. Sehingga dalam tugas mendidik
tidak bisa melepaskan diri dari kajian filsafat Pendidikan. Filsafat adalah induk dari
semua ilmu. Apa yang dipelajari hakikatnya bersumber dari ilmu filsafat. Salah satu
nya adalah filsafat pendidikan. Filsafat Pendidikan akan memberi arah serta pedoman
bagaimana caranya mendidik yang baik dengan teori-teori yang harus dimiliki sebagai
dasar dalam mendidik peserta didik, apa yang di pelajari peserta didik, nilai apa yang
ada didalamnya dan berbagai hal secara keseluruhan. Mendidik tidak bisa lepas dari
filsafat pendidikan, karena sumber dari apa yang mau dipelajari siswa berasal dari
filsafat pendidikan tersebut.
Filsafat pendidikan mempunyai peranan yang amat penting dalam sistem
pendidikan karena filsafat merupakan pemberi arah serta pedoman untuk adanya
perbaikan-perbaikan yang lebih tepat, serata mampu meningkatkan kemajuan dan
landasan kokoh bagi tegaknya sistem pendidikan. Tujuan filsafat pendidikan
memberikan inspirasi bagaimana mengorganisasikan proses pembelajaran yang ideal.
Konsep-Konsep Pandangan Filsafat Pendidikan yang bisa menjadi rujukan
untuk mendidik manusia ketingkat martabat unggul salah satunya adalah Konsep
Filsafat Pendidikan Islam.
A. Pengertian Filsafat Pendidikan dan Filsafat Pendidikan Islam
Kata "filsafat" berasal ari bahasa Inggris dan bahasa Yunani. Pada Bahasa Inggris,
ialah  philosophy, dan pada bahasa Yunani philein philos bermakna cinta dan
sofein, shopi atau Sophia bermakna kebijaksanaan. Maka. Filsafat dapat diartikan
cinta kebijaksanaan. Dan dalam bahasa Arab diistilahkan dengan al-hikmah.
Berarti falsafah adalah al-hikmah.
1. Filsafat Pendidikan
Filsafat pendidikan merupakan ilmu pendidikan yang berlandaskan atau erat
kaitannya dengan filsafat atau juga bisa dikatakan bahwa filsafat pendidikan
merupakan filsafat yang diterapkan dalam dunia pendidikan dalam usaha
pemikiran dan pemecahan masalah-masalah dalam dunia pendidikan agar
masalah-masalah tersebut dapat cepat teratasi dengan langkah yang tepat dan
sigap.
2. Filsafat Pendidikan Islam
Islam merupakan ideologi pendidikan yang memiliki fungsi menghubungkan
semua ilmu pengetahuan terhadap sang pemilik atau penimba Ilmu. Oleh karena
itu pendidikan Islam adalah  ilmu yang wajib dipelajari oleh umat muslim agar
hidup kita selaras dengan kaidah-kaidah islami. Dapat disimpulkan bahwa
"Filsafat Pendidikan Islam adalah pengetahuan tentang  sistem berpikir kritis,
sistematis, logis, radikal, kontemplatif, dan spekulatif tentang metode,
pendekatan, pola, dan berbagai model pendidikan yang islami yang
diaplikasikan secara formal maupun nonformal, baik di sekolah, di keluarga
maupun di lingkungan masyarakat".
B. Ruang Lingkup Filsafat Pendidikan dan Filsafat Pendidikan Islam
Menurut ( Alief Noorhayati Sutrisno, 2014: 20)  dia menyebutkan bahwa ruang
lingkup pada filsafat pendidikan sebagai berikut :
1. Hakikat para pendidik ( Guru, dosen, ustad )
2. Hakikat peserta didik atau murid
3. Perbuatan mendidik
4. Hakikat tujuan pendidikan
5. Hakikat materi pendidikan
6. Hakikat evaluasi pendidikan
7. Metode dan strategi pendidikan
8. Lingkungan pendidikan
9. Alat-alat pendidikan
10. Hakikat hasil-hasil pendidikan

Mengingat tujuan atau ruang lingkup filsafat yang sangat luas, kemudian
para ahlipun mempersempit ruang ingkupnya. Menurut Will Durant, ruang lingkup
studi filsafat itu ada 5 (lima): yang pertama logika, kedua estetika, ketiga etika,
keempat politik dan yang terakhir metafisika.
Di dalam filsafat pendidikan islam, selain ruang lingkup yag telah
dijabarkan diatas, terdapat substansi pendidikan yang sangat penting, unsur-unsur
ini bahkan menentukan nilai dari sebuah proses pendidikan, ialah:
1. Al-Qur'an dan As-Sunnah sebagai smber utama rujukan dalam pendidikan
Islam.
2. Akhlak Rasulullah baginda Nabi Muhammad S.A.W yang dapat dijadikan
sebagai teladan untuk dapat menciptakan akhlak yang baik pada anak didik.
3. Percaya dan mengakui kepada seluruh ajaran islam yang bisa di terima oleh hati
dan juga oleh akal yang sehat.
4. Baik dan buruk.
5. Hidup dan kehidupan dunia yang oleh ajaran islam diberi kebebasan
pengembangannya.
6. Pahala dan dosa.
7. Alam semesta itu ini yang diciptakan oleh Tuhan untuk kemakmuran manusia.
8. Ikhtiar dan takdir yang pasti adanya dan telah menjadi bagian dari rencana
kehidupan manusia dan kehendak Alla azza wajalla.
Maka dari yang telah dijabarkan diatas, dapat kita Tarik pemahaman
bahwasanya ruang lingkup pada filsafat pendidikan Islam berkaitan dengan
pendekatan yang diterapkan yaitu sebagai berikut:
1. Ontologi ilmu pendidikan, yakni membahas hakikat dari substansi dan bentuk
atau pola dari organisasi pendidikan islam.
2. Metodologi ilmu pendidikan, ialah ilmu yang membahas hakikat cara-cara kerja
dalam menyusun ilmu pendidikan islam.
3. Epistemlogi ilmu pendidikan, yakni ilmu yang membahas hakikat dari objek
formal dan materi dari ilmu pendidikan islam.
4. Aksiologi ilmu pendidikan, yakni ilmu yang membahas tentang hakikat nilai
kegunaan teoretis dan praktis ilmu pendidikan.
C. Tujuan Pendidikan Islam
Berikut ini adalah beberapa indikator dari tercapainya tujuan pendidikan islam dan
dapat dibagi menjadi tiga tujuan mendasar, yakni:
1. Tercapainya peserta didik yang cerdas, yaitu dengan ciri-ciri mempunyai tingkat
kecerdasan intelektualitas yang mumpuni sehingga dapat menyelesaikan
masalah-masalah yang tengah dihadapinya sendiri dan bisa membantu
menyelesaikan masalah orang lain yang sedang membutuhkannya
2. Tercapainya anak didik yang memiliki kesabaran dan kemantapan atau
kesalehan emosional, sehingga dapat tercermin dalam kedewasaan menghadapi
masalah di kehidupan sehari-hari.
3. Tercapainya anak didik yang mempunyai spiritual yang bagus, yaitu selalu
menjalankan perintah Allah dan Rasulullah SAW.

5. Mengapa mempelajari landasan historis itu menjadi salah satu prinsip dalam
studi pedagogik, sehingga kita dapat memahami latar belakang dan dampaknya
mengapa sistem pendidikan kita seperti ini. Jelaskan secara rasional dan kritis!
(10)
Landasan Historis pendidikan merupakan seperangkat konsep dan praktik
pendidikan masa lampau sebagai titik tolak sistem pendidikan masa kini terarah ke
masa depan. Landasan historis dijadikan landasan pendidikan karena pendidikan masa
kini tidak terwujud begitu saja secara tiba-tiba melainkan merupakan kesinambungan
dari pendidikan masa lampau. Dalam kesinambunagn tersebut konsep dan praktik
pendidikan yang di pandang baik dan tetap berguna akan tetap dipertahankan.
Sistem pendidikan sebagai landasan pendidikan dewasa ini merupakan warisan sosial
nenek moyang dalam bidang pendidikan. Warisan ilmu itu sangat banyak dan bahkan
ilmu yang kita pelajari sekarang ini berasal dari warisan nenek moyang kita. Karena
itulah landasan historis penting dipelajari supaya kita memahami dari mana semuanya
berasal hingga berada pada situasi seperti sekarang ini.

6. Mengapa studi Pedagogik mengasumsikan kajian Psikologi Perkembangan


sebagai landasan praktek dan teori Pendidikan? Jelaskan secara rasional. (10)
Karena Psikologi perkembangan penting di pahami sebagai dasar bagi pendidik atau
calon pendidik untuk lebih memahami karakteristik peserta didik. Landasan psikologis
dapat didefenisikan sebagai suatu landasan yang dijadikan sebagai titik tolak dalam
proses pendidikan yang membahas berbagai informasi tentang jiwa atau psikis
manusia yang selalu mengalami perkembangan dari bayi hingga usia lanjut sehingga
dapat memudahkan pelaksanaan proses pendidikan. Ada dua tujuan utama menjadikan
psikologi sebagai salah satu landasan dalam pendidikan. Pertama, agar para pendidik,
atau para calon pendidik memahami pemahaman yang baik tentang situasi pendidikan.
Kedua, agar para pendidik, dan para calon pendidik mampu menyiapkan dan
melaksanakan pengajaran dan bimbingan terhadap siswa dengan lebih baik. Landasan
psikologis yang digunakan dalam penentu pendidikan di sekolah dasar, antara lain
keberagaman, gaya belajar, karakteristik, permasalahan, potensi dan keunikan,
multiple intellegencies.

7. Jelaskan mengapa dalam praktek pendidikan seorang guru harus berteori? Apa
peranan teori pendidikan dalam praktek pendidikan dan pembelajaran?Apa
yang mungkin terjadi jika guru tanpa teori dalam praktek pendidikan dan
pembelajarannya? (10)
Penguasaan teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik
sangatlah penting bagi guru dalam upaya mewujudkan pembelajaran yang
efektif,efisien, dan optimal. Dengan menguasasi teori belajar dan prinsip-prinsip
pembelajaran yang mendidik setidaknya guru dapat memahami apa dan bagaimana
sebenarnya proses belajar itu terjadi pada diri peserta didik, sehingga guru dapat
mengambil tindakan pedagogik dan edukatif yang tepat bagi penyelenggaraan
pembelajaran. Selain itu guru dapat memilih dan menggunakan pendekatan, strategi,
metode, dan teknik pembelajaran yang luwes, variatif, dan efektif dalam pelaksanaan
pembelajaran sehingga dapat mencapai hasil pembelajaran yang optimal.
Seorang guru dikatakan kompeten bila ia memiliki khasanah cara penyampaian
yang kaya, memiliki kriteria yang dapat dipergunakan untuk memilih cara-cara yang
tepat di dalam menyajikan pengalaman belajar mengajar, sesuai dengan materi yang
akan disampaiakan. Kesemuanya itu hanya akan diperoleh jika guru menguasai teori-
teori yang dibutuhkan dalam praktek pendidikan seperti teori belajar ataupun teori-
teori yang lain. Jadi seorang guru harus menguasai berbagai teori yang dibutuhkan
dalam praktek pendidikan supaya guru bisa menyajikan pengalaman yang sesuai dan
pas dengan yang dibutuhkan peserta didik.
Jika dihubungkan dengan pendidikan maka teori pendidikan merupakan
seperangkat  penjelasan yang rasional sistematis membahas tentang aspek- aspek
penting dalam pendidikan sebagai sebuah sistem. Mudyahardjo (2002) menjelaskan
bahwa teori pendidikan adalah sebuah pandangan atau serangkaian pendapat ihkwal
pendidikan yang disajikan dalam sebuah sistem konsep. Teori pendidikan  memiliki
fungsi atau peran sebagai pedoman dalam bertindak untuk sebuah praktek pendidikan.
Namun karena konsep pendidikan sendiri adalah sebuah praktek maka teori
pendidikan cenderung bersifat praktis juga. Sebuah teori pendidikan melibatkan tidak
hanya penjelasan empirik jika ada, tetapi juga hal ikhwal nilai dan memasukkan
pandangan filosofis. Teori pendidikan haruslah terlebih dahulu dimengerti sebagai
landasan bagi berlangsungnya praktek pendidikan dan pembelajaran. Jadi peranan
teori Pendidikan adalah sebagai pedoman supaya bisa melaksanakan praktek
pendidikan dan pembelajaran dengan baik.
Jika guru tidak memiliki teori yang cukup dalam melaksanakan praktek
pendidikan dan pembelajaran maka kemungkinan yang terjadi adalah adanya
kesalahan-kesalahan atau kegagalan yang dilakukan guru dalam menangani peserta
didik dalam melaksanakan praktek pendidikan dan pembelajaran yang dilakukannya.
Misalnya saja guru tidak mengetahui teori belajar piaget tentang perkembangan anak,
maka guru bisa saja salah dalam menangani anak, atau guru kurang memahami
tentang perkembangan peserta didik maka guru bisa salah menangani permasalahan
peserta didik. Supaya tepat dalam melaksanakan praktek pendidikan dan pembelajaran
yang sesuai dan dibutuhkan peserta didik dan bisa menangani peserta didik dengan
baik maka guru harus menguasai berbagai teori yang mendukungnya.

8. Jelaskan masing-masing komponen dalam pendidikan dan kaitannya antar


komponen tersebut, yaitu rumusan Tujuan Pendidikan, Pendidik dan Peserta
didik, Isi pendidikan, Alat pendidikan utama, dan Kontekstual pendidikan.(10)
 Rumusan Tujuan Pendidikan
Rumusan tujuan pendidikan, selalu menggambarkan orientasi kehidupan
manusia yang diinginkan pada masa yang akan datang. Tujuan Pendidikan
memiliki kedudukan yang menentukan dalam kegiatan Pendidikan. Adapun tujuan
Pendidikan menurut Sadulloh (2014:71) memiliki dua fungsi yaitu memberikan
arah kepada segenap kegiatan Pendidikan dan merupakan sesuatu yang ingin
dicapai oleh segenap kegiatan Pendidikan. Secara umum tujuan Pendidikan adalah
manusia dewasa, namun esensi atau hakikat manusia dewasa akan berbeda bagi
masyarakat satu dengan yang lainnya. Secara khusus tujuan Pendidikan adalah
membawa anak kepada kedewasaannya, yang berarti bahwa dia harus dapat
menentukan diri sendiri dan bertanggung jawab sendiri.
Adapun tujuan Pendidikan nasional yang tertuang dalam Undang-Undang
No. 20 Tahun 2003 adalah Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan
kemampuan dan Membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat
dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya
potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri,
dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Tujuan pendidikan merupakan suatu hal yang ingin dicapai oleh lembaga
pendidikan melalui suatu kegiatan pendidikan. Tujuan pendidikan ini didasari oleh
sifat ilmu pendidikan yang normatif dan praktis. Ilmu pendidikan sebagai ilmu
pengetahuan normatif, ilmu pendidikan merumuskan kaidah-kaidah, norma-norma
dan ukuran tingkah laku manusia. Ilmu pendidikan sebagai ilmu pengetahuan
prkatis, tugas pendidikan dalam hal ini adalah menanamkan sistem norma tingkah
laku yang dijunjung tinggi oleh lembaga pendidikan dalam masyarakat melalui
para pendidik. Tujuan pendidikan dapat dilihat dalam kurikulum pendidikan yang
terjabar mulai dari :
a. Tujuan nasional, adalah tujuan yang ingin dicapai oleh bangsa seperti yang
dicantumkan pada pembukaan UUD 1945.
b. Tujuan institusional, adalah tujuan yang ingin dicapai oleh suatu lembaga
pendidikan.
c. Tujuan kurikuler, adalah tujuan yang ingin dicapai oleh tiap bidang studi
pelajaran/ mata kuliah.
d. Tujuan instrukisonal, adalah tujuan yang ingin dicapai oleh suatu standar
kompetensi dan kompetensi dasar.
 Pendidik
Pendidik adalah orang dewasa yang bertanggung jawab membimbing anak
untuk mencapai tujuan, yaitu kedewasaan (Sadulloh, 2014). Pendidik adalah tenaga
kependidikan yakni anggota masyarakat yang mengabdikan diri dan diangat pada
lembaga tertentu yang berkualitas, seperti guru, dosen, tutor, fasilitator, instruktur,
dan sebutan lain yang sesuai dengan khususunya. Terdapat beberapa jenis pendidik
yang tidak terbatas pada pendidik di sekolah saja. Dilihat dari lembaga pendidikan,
munculah beberapa individu yang tergolong pada pendidik. Pertama guru sebagai
pendidik dalam lembaga sekolah, kedua orang tua sebagai pendidik dalam
lingkungan keluarga, dan ketiga pimpinan masyarakat baik formal maupun
nonformal sebagai pendidik dilingkungan masyarakat.
 Peserta Didik
Peserta didik atau anak didik adalah sosok manusia sebagai individu/
pribadi (manusia seutuhnya) (Sadullah, 2014). Individu diartikan orang seorang
tidak tergantung dari orangg lain, dalam arti benar-benar seorang pribadi yang
menentukan diri sendiri dan tidak dipaksa dari luar, mempunyai sifat-sifat dan
keinginan sendiri. Anak didik harus dipandang secara filosofis, atau menerima
kehadiran keakuannya, keindividuannya, sebagaimana dia seharusnya berada
(eksistensinya). Inilah prinsip dasar pendidikan untuk anak sehingga proses
pendidikan dapat berjalan, peserta didik harus dipandang sebagai subyek. Kalau
pendidik memandang anak sebagai obyek, berarti, anak dapat ditentukan sesuai
kemauan pendidik. Anak hanya menerima, mau jadi apa, mau keman arahnya akan
ditentukan pendidik. Ini termasuk pelanggaran anak sebagai individu. Anak didik
dipandang sebagai Subyek, diakui “keakuannya”, maka dalam hal ini pendidik
tetap memegang peranannya untuk tidak membiarkan tindakan anak didik, tetatpi
tetap membantu, memberikan pertolongan, melayani sesuai dengan eksistensinya
agar menuju perkembangan yang dewasa sesuai dengan norma-norma yang
berlaku.
Peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan
kemampuan, potensi, dan bakat yang ada pada diri mereka melalui proses
pembelajaran yang disediakan oleh lembaga pendidikan dan pada jalur, jenjang dan
jenis pendidikan tertentu atau sesuai dengan usia mereka. Peserta didik dapat di
didik karena mereka memiliki kemampuan, potensi, dan bakat yang
memungkinkan untuk dikembangkan, mempunyai daya eksplorasi (penjelajahan
dengan tujuan memperoleh pengetahuan yang lebih banyak), dan dorongan untuk
menjadi manusia yang lebih baik.
 Isi Pendidikan
Isi Pendidikan adalah substansi dan esensi yang akan dijadikan materi sebagai alat
untuk mengembangkan dan membimbing peserta didik untuk mencapai tujuan
Pendidikan. Secara fundamental isi Pendidikan melingkupi kajian metafisika,
logika, etika dan estetika.
5) Kajian metafisika melingkupi tentang bagaimana peserta didik mempelajari
berbagai kajian , baik yang bersifat fisik jagat raya beserta isi dan hokum-
hukumnya, maupun yang berkaitan dengan hakikat Maha Pencipta seluruh
makhluk yang ada didunia ini beserta hokum-hukum yang secara subtansial
melekat pada setiap makhluk. Kajian ini dijabarkan dalam bentuk berbagai
kajian baik yang berkaitan dengan ontologis, kosmologis, theologis, teleologis
dan antropologis
6) Kajian Logika, yaitu bagaimana peserta didik dapat memahami dan menguasai
prinsip-prinsip berfikir yang benar dan lurus, dalam rangka menemukan
kebenaran ilmiah dan prinsip-prinsip yang melandasi kaidah-kaidah hubungan
antar obyek maupun antar subyek dalam realitas kehidupan di dunia ini.
7) Etika, suatu kajian yang membahas tentang hakikat bagaimana manusia
mampu bertingkah laku yang selaras dengan nilai-nilai yang dijadikan rujukan
untuk menjadi manusia yang unggul dan beradab.
8) Estetika adalah suatu kajian tentang hakikat nilai-nilai yang dianggap sebagai
norma bertingkah laku yang harmonis, santun, tertib, disiplin, hormat, toleran,
keindahan, dsb.
 Alat Pendidikan utama
Alat Pendidikan merupakan suatu tindakan/perbuatan atau situasi yang dengan
sengaja diadakan untuk mencapai suatu tujuan Pendidikan, yaitu kedewasaan
(Sadulloh, 2014). Alat Pendidikan merupakan suatu situasi yang disiptakan secara
khusus dengan maksud mempengaruhi anak didik secara pedagogis (edukatif).
Menurut langeveld (1971) alat pendidikan adalah suatu perbuatan atau situasi yang
dengan sengaja diadakan untuk mencapai suatu tujuan pendidikan. Dalam ilmu
pendidikan, usaha-usaha atau perbuatan si pendidik yang ditujukan untuk
melaksanakan tugas mendidik itu itu disebut juga alat pendidikan. Pendidik yang
menggunakan alat pendidikan hendaknya dapat menyesuaikan diri dengan tujuan
dengan alat itu. Jenis-Jenis Alat Pendidikan antara lain
1) Pembiasaan, Pembiasaan yang baik penting artinya bagi pembentukan watak
anak-anak, dan juga akan terus berpengaruh kepada anak itu pada hari tua
2) Pengawasan, Pengawasan itu penting sekali dalam mendidik anak-anak, tanpa
pengawasan berarti membiarkan anak berbuat sekehendaknya. Pengawasan itu
dilakukan oleh pendidik dengan mengingat usia anak-anak yang masih kecil
membutuhkan pengawasan dalam hal ini harus ada perbandingan antar
pengawasan dan kebebasan. Tujuan mendidik adalah membentuk anak supaya
akhirnya dapat berdiri sendiri dan tanggung jawab sendiri atas perbuatannya,
mendidik kearah kebebasan.
3) Perintah,  tiap-tiap perintah dan peraturan dalam pendidikan mengandung
norma kesusilaan, jadi bersifat memberi arah atau mengandung tujuan kearah
perbuatan susila. Tentu saja suatu perintah atau aturan itu dapat mudah ditaati
oleh anak-anak jika pendidik sendiri menaati dan hidup menurut peraturan
peraturan itu
4) Larangan,  Larangan biasanya di keluarkan jika anak melakukan sesuatu yang
tidak baik yang merugikan atau yang dapat membahayakan dirinya
5) Hukuman, Hukuman adalah paling akhir diambil apabila teguran dan
peringatan belum mampu untuk mencegah anak melakukan pelanggaran
pelangaran. Maka dalam hal ini kita berikan hukuman.
6) Ganjaran, maksud ganjaran itu ialah sebagai alat untuk mendidik anak-anak
supaya anak merasa senag karena perbuatan atau pekerjaan mendapatkan
penghargaan. Jadi, maksud ganjaran itu yang penting bukan hasilnya yang
dicapai seorang anak, melainkan dengan hasil yang telah dicapai anak itu
pendidik tujuan membentuk kata hati dan kemauan yang lebih baik dan lebih
keras pada anak itu.
7) Hadiah atau pujian, alat pendidikan yang lain yaitu hadiah atau pujian yang
diberikan kepada anak yang melakukan suatu pekerjaan atau perbuatan yang
baik. Hadiah juga memberikan motivasi kepada anak agar selalu menjaga sifat
dan perbutannya.
8) Keteladanan, keteladanan perlu juga dalam mendidik anak dengan begitu anak
dapat meniru dan meneladani seseorang dalam berbuat. Di dalam kehidupan
kelurga yang menjadi teladannya adalah kedua orang tua atau juga sudaranya.
Sedangakan disekolah guru juga bisa menjadi teladannya.
 Kontekstual Pendidikan
Dalam Pendidikan, kontekstual Pendidikan itu disesuaikan dengan lingkungan
Pendidikan dalam situasi seperti apa. Lingkungan merupakan segala sesuatu yang
berada diluar diri anak.Lingkungan nyata tempat anak mendapat Pendidikan
disebut lingkungan Pendidikan. Sejak anak lahir didunia, anak secara langsung
berhadapan dengan lingkungan. Lingkungan Pendidikan anak dalam konteksnya
dapat dikelompokan sebagai berikut:
1) Konteks Pendidikan dalam lingkungan alam fisik
Lingkungan fisik adalah lingkungan alam disekitar anak seperti tumbuh-
tumbuhan, hewan, keadaan tanah, keadaan iklim, rumah, jenis makanan, benda
gas, cair dan juga padat
2) Konteks Pendidikan dalam lingkungan alam budaya
Lingkungan budaya dapat berupa ilmu pengetahuan, teknologi, adat istiadat,
bahasa, kesenian dan sebagainya
3) Konteks Pendidikan dalam lingkungan sosial
Lingkungan sosial berbentuk hubungan antar manusia, merupakan lingkungan
berwujud manusia dan hubungannya dengan atau antar manusia disekitar anak.
4) Konteks Pendidikan dalam lingkungan spiritual
Lingkungan spiritual berupa agama, keyakinan yang dianut keluarga,
masyarakat sekitarnya, dan ide-ide yang muncul dalam masyarakat di mana
anak tinggal.
Kaitan antar komponen-komponen tersebut adalah, apa yang dilakukan pendidik
kepada peserta didik dalam konteks Pendidikan yang seperti apapun, dengan
menggunakan berbagai alat Pendidikan dan dengan substansi atau materi apapun
yang diberikan adalah untuk mencapai tujuan Pendidikan.

9. Mengapa rumusan tujuan pendidikan ada dalam Filsafat Pendidikan suatu


bangsa? Jelaskan bagaimana landasan filsafiah dan ilmiah yang anda gunakan!
(5)
Filsafat pendidikan merupakan ilmu yang digunakan dalam pembelajaran
mengenai masalah-masalah pendidikan. Filsafat akan menentukan "mau dibawa
kemana" siswa kita. Filsafat merupakan suatu nilai untuk membimbing kearah
pencapaian tujuan pendidikan. Oleh sebab itu, filsafat yang dianut oleh suatu bangsa
atau kelompok masyarakat tertentu atau yang di anut oleh perorangan (dalam hal ini
dosen/guru) akan sangat mempengaruhi tujuan pendidikan yang ingin dicapai.          
Tujuan pendidikan merupakan rumusan yang harus dicapai, tujuan itu memuat
pertanyaan-pertanyaan mengenai berbagai kemampuan yang diharapkan dapat
dimiliki oleh siswa selaras dengan sistem nilai dan falsafah yang dianut. Hal ini
menunjukkan adanya keterkaitan yang sangat erat antara filsafat yang dianut dengan
tujuan pendidikan yang dirumuskan. Oleh karena harus ada keselarasan antara
rumusan tujuan pendidikan dengan falsafah yang dianut maka rumusan tujuan
pendidikan ada dalam filsafat pendidikan suatu bangsa sebagai pedoman untuk
mewujudkan tujuan Pendidikan yang selaras dengan filsafat Pendidikan.
Filsafat pendidikan pada hakikatnya adalah penerapan analisa filsafat terhadap
lapangan pendidikan. John dewey mengatakan bahwa filsafat adalah teori umum dari
pendidikan, landasan dari semua pemikiran mengenai pendidikan. Pemikiran sesuai
cabang cabang filsafat turut mempengaruhi pelaksanaan pendidikan.

10. Bagaimana menurut Anda tentang peranan Filsafat Pendidikan, Filsafat Ilmu,
dan Pedagogik dalam penyelenggaraan pendidikan di SD pada khususnya?
Jelaskan secara tegas peranan masing-masing! (10)
Filsafat pendidikan mempunyai peranan yang amat penting dalam sistem
pendidikan karena filsafat merupakan pemberi arah serta pedoman untuk adanya
perbaikan-perbaikan yang lebih tepat, serata mampu meningkatkan kemajuan dan
landasan kokoh bagi tegaknya sistem pendidikan. Tujuan filsafat pendidikan
memberikan inspirasi bagaimana mengorganisasikan proses pembelajaran yang ideal.
Teori pendidikan bertujuan menghasilkan pemikiran tentang kebijakan dan prinsip-
rinsip pendidikan yang didasari oleh filsafat pendidikan. Praktik pendidikan atau
proses pendidikan menerapkan serangkaian kegiatan berupa implementasi kurikulum
dan interaksi antara guru dengan peserta didik guna mencapai tujuan pendidikan
dengan menggunakan rambu-rambu dari teori-teori pendidikan. Peranan filsafat
pendidikan memberikan inspirasi, yakni menyatakan tujuan pendidikan negara bagi
masyarakat, memberikan arah yang jelas dan tepat dengan mengajukan pertanyaan
tentang kebijakan pendidikan dan praktik di lapangan dengan menggunakan rambu-
rambu dari teori pendidik. Seorang guru perlu menguasai konsep-konsep yang akan
dikaji serta pedagogi atau ilmu dan seni mengajar materi subyek terkait, agar tidak
terjadi salah konsep atau miskonsepsi pada diri peserta didik.
Filsafat ilmu merupakan 'induk' dari ilmu pengetahuan yang mendasari logika,
bahasa, dan matematika. Filsafat Ilmu adalah suatu bidang studi filsafat yang obyek
materinya berupa ilmu pengetahuan dalam berbagai jenis dan perwujudannya. Jadi
peran filsafat ilmu pada penyelenggaraan Pendidikan di sekolah dasar adalah sebagai
dasar yang digunakan untuk mengembangkan filsafat pengetahuan atau
mengembangkan pengetahuan di sekolah dasar.
Istilah pedagogi sering juga disebut pedagogik atau pedagogi merupakan
pengetahuan dan kemampuan untuk mendidik dan menyelenggarakan pembelajaran.
Pedagogi merupakan sebuah keterampilan mengajar yang harus dimiliki oleh setiap
pengajar. Seperti yang tertuang dalam UU No.14 tahun 2005 Pasal 10, pedagogi
merupakan sebuah kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik. Peranan
Pedagogik dalam penyelengaraan pendidikan adalah memberikan petunjuk mengenai
apa yang harus dilakukan oleh pendidik., menghindari terjadinya kesalahan dalam
praktik mendidik anak, yaitu kesalahan konseptual, teknis dan kekeliruan yang
bersumber dari kepribadian pendidik, membantu mengenal diri sendiri dan melakukan
koreksi. 

11. DAFTAR PUSTAKA


1. Suyitno, Y. 2021. Landasan Pedagogik. Purwokerto : Universitas Muhammadiyah
Purwokerto

2. Fadhilah, Izza Amirul & Binti Maunah. 2021. Manusia Sebagai Makhluk yang
Perlu dan Dapat Dididik. Cendekia, Oktober, 15(2): 254-268. DOI
10.30957/cendekia.v15i2.718.https://cendekia.soloclcs.org/index.php/cendekia/
article/download/718/612#:~:text=Manusia%20merupakan%20makhluk%20yang
%20perlu,(makhluk%20yang%20dapat%20mendidik).

3. Ariesta, Freddy Widya. 2019. Pentingnya Guru SD Memahami Landasan Filsafat


Pendidikan. https://pgsd.binus.ac.id/2019/04/16/pentingnya-guru-sd-memahami-
landasan-filsafat-pendidikan/

4. Triandani. Intan 2015 . http://intantriandani17.blogspot.com/2015/05/filsafat-


pendidikan-dan-teori-pendagogik.html

5. Holila, Siti. 2021. Konsep dasar Filsafat Pendidikan.


https://www.kompasiana.com/lilalilo/5e8578e6b9c2341aec4154a2/konsep-dasar-
filsafat-pendidikan?page=1&page_images=1
6. Nurhalimah, Siti. 2020. Komponen-Komponen Filsafat Pendidikan.
https://www.kompasiana.com/siti55752/5e6f745ad541df264b5820f2/komponen-
komponen-filsafat-pendidikan

7. Wijaya, Candra Adi. Landasan Psikologis Sebagai Penentu Arah Pendidikan Di


Sekolah Dasar.
http://candraadi1198.blogs.uny.ac.id/wp-content/uploads/sites/15520/2017/10/
LANDASAN-PSIKOLOGIS-SEBAGAI-PENENTU-ARAH-PENDIDIKAN-DI-
SEKOLAH-DASAR.pdf

8. http://www.prestasibimbel.com/index.php/artikel/pendidikan/39-guru-perlu-
menguasai-teori-belajar-pembelajaran-karena-pengaruhnya-besar-pada-anak-didik
9. http://lagibelajargoblog.blogspot.com/2014/12/pentingnya-guru-mengerti-
teori.html

10. Diman & Juarsih, Cicih. Teori Belajar dan Prinsip-Prinsip Pembelajaran yang
Mendidik : dalam rangka implementasi standart proses pendidikan siswa.
https://lib.ummetro.ac.id/index.php?p=show_detail&id=7606#:~:text=Dengan
%20menguasasi%20teori%20belajar%20dan,yang%20tepat%20bagi
%20penyelenggaraan%20pembelajaran.

11. Yulianti, Alifian . Komponen-Komponen Pendidikan.


https://www.academia.edu/9337895/KOMPONEN_KOMPONEN_PENDIDIKAN

12. Lubis, Syafnan. Bab VII Alat-Alat Pendidikan. https://syafnan.dosen.iain-


padangsidimpuan.ac.id/2020/09/bab-vii-alat-alat-pendidikan.html

13. Kholif. 2020. Filsafat Pendidikan.


https://www.kompasiana.com/kholif_17024939/5e96835a097f367c09008ff2/
filsafat-pendidikan

14. https://massofa.wordpress.com/2008/01/15/peranan-filsafat-pendidikan-dalam-
pengembangan-ilmu-pendidikan/

15. Sevima, Seprila Mayang. 2022. Apa Itu Pedagogik? Pengertian, Kompetensi,
Tujuan, Aspek, Manfaat & Fungsi. https://sevima.com/apa-itu-pedagogik-
pengertian-kompetensi-tujuan-aspek-manfaat-fungsi

Anda mungkin juga menyukai