Anda di halaman 1dari 4

Apa itu cryotherapy?

Cryotherapy adalah prosedur pembekuan jaringan di permukaan kulit atau


mukosa menggunakan zat yang disebut cryogens. Cryogens yang dipakai
dalam prosedur ini meliputi nitrogen cair yang sekarang paling banyak
dipakai, carbon dioxide snow, serta dimethyl ether dan propane (DMEP).

Prosedur ini dilakukan untuk mengatasi berbagai jenis kelainan kulit seperti
kutil dan keloid. Beberapa jenis kanker lain juga bisa dirawat dengan metode
ini, antara lain kanker prostat, kanker kanker serviks, kanker tulang, dan kanker
hati.

Ada pula cryotherapy yang menggunakan ruangan khusus yang akan


mengalirkan udara dingin pada pasien. Teknik ini dilakukan sebagai terapi
untuk menangani nyeri, pencegahan demensia, pemulihan otot,
metode penurunan berat badan, serta mengurangi inflamasi (peradangan).

Namun di Indonesia sendiri, cryotherapy dengan ruangan khusus tersebut


belum tersedia. Karena itu, pembahasan dalam artikel ini akan berfokus
pada cryotherapy untuk lesi atau penyakit kulit.

Kenapa cryotherapy diperlukan?


Cryotherapy atau krioterapi bisa dilakukan sebagai terapi untuk lesi kulit yang
jinak maupun ganas (kanker). Jenis lesi kulit jinak yang bisa ditangani dengan
prosedur pembekuan ini meliputi:

 Keratosis seboroik
 Veruka
 Kutil pada kulit
 Molluscum contagiosum
 Lentigo solaris
 Keloid

Dokter kulit juga terkadang melakukan cryotherapy untuk


membekukan kanker kulit yang masih berukuran kecil. Misalnya pada kanker
sel kulit sel basal dan karsinoma sel skuamosa in situ.
Namun teknik pembekuan ini tidak selalu berhasil dalam satu kali terapi. Ini
berarti, Anda kemungkinan harus melakukan prosedur lanjutan atau follow
up sesuai dengan anjuran dokter.

Siapa yang membutuhkan cryotherapy?


Orang-orang yang mengalami lesi kulit jinak merupakan kandidat terbaik
untuk cryotherapy. Selain aman, prosedur ini juga efektif dan tidak terlalu
memakan biaya.

Sementara pada lesi kulit akibat kanker, cryotherapy tidak terlalu dianjurkan
sebagai pilihan pertama dalam pengobatan. Prosedur ini hanya dipilih bila
seseorang bukan kandidat yang cocok untuk menjalani pembedahan. Siapa
sajakah mereka?

 Kalangan lanjut usia (lansia) yang tidak bisa menjalani operasi


 Orang yang memiliki lesi kulit yang sudah menyebar luas dan sangat
mengganggu penampilan bila dioperasi (misalnya karena akan
menyisakan bekas luka)

Seberapa sering Anda harus menjalani cryotherapy?


Kebanyakan lesi kulit dapat ditangani dengan satu kali cryotherapy. Namun
untuk lesi kulit yang lebih besar atau lebih tebal, terapi dapat diulang
sebanyak sekali tiap 3-4 minggu sampai lesi kulit benar-benar hilang.
Contohnya pada veruka yang biasanya butuh 2-6 kali cryotherapy.

Apa saja persiapan untuk menjalani cryotherapy?


Tidak ada persiapan khusus untuk cryotherapy. Anda mungkin diminta untuk
melepaskan pakaian bila letak lesi kulit ada di area intim atau yang tertutup
baju.

Sebelum menjalani tindakan ini, Anda sebaiknya tidak menggunakan parfum


atau bedak pada area kulit yang akan diterapi dengan cryotherapy.
Bagaimana prosedur cryotherapy dilakukan?
Dokter akan melakukan cryotherapy dengan langkah-langkah berikut:

 Sebelum cryotherapy, dokter akan membersihkan area kulit yang akan


diterapi.
 Untuk lesi kulit yang kecil, tidak diperlukan pembiusan lokal. Tapi untuk
lesi kulit yang lebih besar, dokter biasanya akan memberikan obat bius
oles pada beberapa jam sebelum tindakan.
 Pada saat tindakan, dokter akan menyemprotkan zat cryogens (paling
sering nitrogen cair) ke lesi kulit sampai lesi kulit dan sedikit area di
sekitarnya berwarna putih. Tindakan ini umumnya hanya memakan
waktu 5-10 detik.
 Dokter kemudian mengangkat lesi yang sudah beku.
 Setelah pengangkatan, kulit yang telah menjalani cryotherapy akan
dibiarkan terbuka tanpa ditutup dengan kain kasa.

Lesi kulit tersebut akan terasa seperti sedikit terbakar, tampak memerah, dan
bisa basah. Namun beberapa saat setelahnya, kulit akan membentuk koreng
yang akan lepas sendiri. Ingat, jangan mengorek koreng agar tidak
meninggalkan bekas luka.

Apa yang perlu diperhatikan selama penyembuhan


setelah cryotherapy?
Setelah prosedur cryotherapy, lesi kulit tidak perlu ditutup dengan kasa dan
tidak harus selalu kering. Yang penting, Anda menjaga area kulit ini agar tetap
bersih dan tidak mengalami cedera.

Anda mungkin akan mengalami nyeri dan sensasi seperti terbakar pada area
yang sudah menjalani cryotherapy. Bila Anda tidak dapat menahan rasa
sakitnya, Anda bisa meminum obat penghilang nyeri.

Pascaprosedur cryotherapy, bisa muncul lepuhan pada kulit. Luka lepuhan ini
kadang-kadang juga bisa berdarah.
Namun Anda tidak perlu khawatir. Anda cukup menutup lepuhan tersebut
dengan kasa bersih yang kering. Bila ukuran luka melepuh cukup besar, Anda
sebaiknya kembali menemui dokter.

Dokter atau tenaga medis profesional dapat memberikan krim antiseptik


untuk dioleskan pada lepuhan tersebut.

Apa saja risiko cryotherapy?


Cryotherapy umumnya aman untuk dijalani dan efektif untuk menghilangkan
lesi. Sementara pada area kulit yang telah pulih pascaoperasi bisa:

 Menjadi pucat
 Meninggalkan bekas luka berwarna putih.

Terkadang, lesi kulit juga bisa muncul lagi walau Anda telah
menjalani cryotherapy. Bila ini terjadi, segera kembali berkonsultasi dengan
dokter kulit.

Anda mungkin juga menyukai