Anda di halaman 1dari 4

Terapi

Berbagai percobaan untuk mengobati lichen sclerosus telah dilakukan. Pengobatan yang
paling efektif untuk mengobati lichen sclerosus adalah kortikosteroid topikal potensi paling kuat,
seperti klobetasol. Bagaimanapun juga, tidak ada percobaan sistematik yang mendukung hal ini.
Karena efek samping dari kortikosteroid, maka periode pengobatan dengan menggunakan steroid
paling poten ini harus dibatasi, secara umum penggunaannya kurang dari 4 (empat) minggu.
Pengobatan tetap harus dilanjutkan, bila diperlukan dengan menggunakan kortikosteroid kurang
poten atau calcineurin inhibitor. (Fitzpatrick)

Pada beberapa kasus, penggunaan takrolimus dan pimekrolimus memberikan hasil yang
efektif secara klinis. Walaupun beberapa efek dari takrolimus topikal sejalan dengan
kortikosteroid, efek samping seperti atrofi, telangiektasis, dan perubahan pigmen tidak akan
terjadi. Pada beberapa multicenter, percobaan fase II menentukan keamanan dan keefektifan
penggunaan takrolimus ointment 2 kali sehari pada 84 pasien (49 wanita, 32 laki-laki, dan 3 anak
perempuan) pada lichen sclerosus yang lama (durasi rata-rata 5,8 tahun), dengan periode follow
up 18 bulan. Pembersihan dari lichen sclerosus dicapai oleh 42,9 % dari pasien dengan 50%
terjadi perubahan. Akan tetapi, durasi pengobatan untuk mencapai respon optimal sampai 24
minggu. (Fitzpatrick)

Terapi sistemik dengan menggunakan retinoid, termasuk isotretinoin, etretinate, dan


acitretin dan tacrolimus oral telah digunakan pada percobaan kecil. Antibiotik sistemik dan
penicilamine tidak efektif. (Fitzpatrick)

Pasien lichen sclerosis yang bukan mengenai kulit genitalia tidak membutuhkan terapi
karena gejala yang ditimbulkan sangat ringan dan bisanya menghilang dengan sendirinya.
Namun demikian, lichen sclerosis yang mengenai kulit genitalia harus diterapi, walaupun tidak
menimbulkan gejala gatal ataupun nyeri, karena dapat menimbulkan skar yang bisa narrow
opening- pada area genitalia dan menyebar ke traktus.urinarius atau pasangan seksual atau
keduanya. Ada kemungkinan kecil juga bisa berkembang menjadi kanker.
Pada pria yang tidak disirkumsisi, sirkumsisi merupakan terapi yang paling wide- untuk
lichen sclerosis. Prosedur ini mengeluarkan kulit yang terinfeksi dan penyakitnya biasanya tidak
berulang. Pemberian terapi diberikan untuk lichen sklerosis vulva, lichen sclerosis nongenital
yang menimbulkan gejala, dan lichen sclerosis pada penis yang tidak sembuh dengan sirkumsisi.
Pilihan terapinya adalah kortikosteroid topikal sangat poten. Penggunaan sehari-hari
cream/ointment ini dapat menghentikan gatal dalam beberapa hari dan mengembalikan struktur
kulit normal dan sembuh dalam beberapa bulan. Namun demikian, terapi tidak memulihkan skar
yang sudah terjadi. Karena penggunaan cream/ointment kortikosteroid sangat poten, kunjungan
dokter sangat dibutuhkan untuk memastikan efek samping yang dihasilkan akibat penggunaan
terapi setiap hari. Ketika gejala mulai menghilang dan kulit mulai menyembuh, penggunaan
terapi bisa dikurangi, walaupun penggunaannya harus berlanjut beberapa kali tiap minggu, untuk
mencegah remisi lichen sklerosis (lichen 1-2)
Bila lesinya pada lengan atau badan bagian atas, tidak membutuhkan terapi. Lesinya akan
menghilang dengan sendirinya. Penggunaan cream/ointment kortikosteroid sangat poten dapat
menimbulkan :
- Penipisan / kemerahan pada kulit
- Strech marked
- Infeksi jamur pada genitalia
Kadang-kadang tidak membaik dengan penggunaan kortikosteroid, hal ini disebabkan karena :
- Rendahnya jumlah estrogen
- Infeksi
- Alergi terhadap terapi
Ketika terapi ini tidak berhasil, bisa disarankan penggunaan :
- Retinoid- vit.A topical
- Tacrolimus ointment
- Terapi sinar UV (tidak diberikan pada kulit area genitalia) (whats LS-PDF)

Wanita dengan liken sklerosis beresiko tinggi untuk terkena kanker serviks, karena itu,
harus melakukan pemeriksaan vulva setidaknya sekali tiap tahun. Terapi liken sklerosis
disarankan menggunakan kortikosteroid topikal. Cream steroid diaplikasikan 2 x sehari selama
2-3 minggu dan kemudian diturunkan sekali sehari, biasanya pada malam hari, sampai gejalanya
menghilamg. Biasanya penderita akan merasa lebih baik dalam 1 bulan atau kurang. Perubahan
vulva yang bisa terlihat setelah beberapa bulan. Setalah gejala menghilang, dosis bisa diturunkan
1-3 x per-minggu tergantung respon yang dihasilkan.

Terapi Pembedahan
Sirkumsisi bisa bermanfat untuk liken sklerosis pada pria. Pembedahan vulva tidak
dianjurkan walaupun telah disertai keganasan. Cryoterapi juga telah dilaporkan efektif untuk
menurunkan lesi infeksi pada lesi genital setelah satu atau beberapa kali terapi. Narow-band
UVB, Psoralen-UVA (PUVA), dan terapi fotodinamik menggunakan fotosensitizer menggunakan
sinar laser juga telah dilaporkan memberi keberhasilan. (e-medicine)
Angka rekurensi yang tinggi untuk modalitas terapi pembedahan sehingga hanya
diberikan pada pasien yang tidak berespon terhadap terapi topical. Terapi pembedahan pada
lichen sclerosus atrofik pada vulva antara lain : vulvectomy (disertai/tanpa skin graft),
cryosurgery dan laser ablasi. Diindikasikan bila dicurigai terdapat tanda-tanda malignasi.
Penipisan dan vulvectomy simple memiliki tingkat rekurensi yang tinggi, hingga 50%. Akan
tetapi, untuk fungsi seksual yang lebih baik dan hasil kosmetik, diutamakan untuk dilakukan split
concomitan skin graft. Cryosurgery memiliki angka rekurensi yang cukup tinggi walaupun
memberikan perbaikan dalam waktu yang singkat. Terapi laser memberikan perbaikan dalam
waktu yang cukup lama dibandingkan yang lain. Laser ablasi CO2 sampai kedalaman 1-2 mm
dilakukan pada pasien lichen sclerosus atrofik pada penis atau vulva. Penyembuhan sempurna
setelah 6 minggu post operasi, dan pasien akan terbebas dari gejala setelah 3 tahun. (habif)

Terapi bedah destruktif, seperti cryotheraphy, laser CO2 tissue-vaporizing, dan laser
non ablative seperti pulsed dye dan Erb;YAG laser, pernah dilaporkan dilakukan pada lichen
sclerosus, tetapi harus dilakukan dengan alasan/ada sebabnya. Vulvectomy harus dilakukan
terbatas pada kasus dengan squamous cell carcinoma dapat dideteksi. (Fitzpatrick)

Terapi non-medis untuk liken sklerosis termasuk menajaga kebersihan, menjaga vulva
tetap kering, dan melindungi kulit dari trauma atau iritasi sabun, lotion atau pun deodorant.
Ointment anti-gatal ataupun antibiotik harus dihindari karena dapt menyebabkan iritasi. Lanolin
cream biasa diberikan untuk memperbaiki dan meningkatkan pertumbuhan kulit. (LS-PDF)
Terapi lain liken sklerosis yang dianjurkan termasuk :
- Pemberian ammunomodulasi, seperti tacrolimus (Protopic) dan pimecrolimus (Elidel)
- Hormone sex
- Terapi sinar UV, untuk daerah non genital

Pembedahan biasanya tidak dianjurkan untuk wanita karena kondisi ini bisa kembali setalah
pembedahan. (mayo-clinic)
Komplikasi lain yang mungkin terjadi :
- Pada wanita : rasa gatal yang tidak nyaman dan skar yang bisa mengenai bagian depan
vagina dan mengganggu kemampuan / kenyamanan hubungan sexual. Pada beberapa
kasus, kulit melepuh bisa menyebabkan kulit sangat sensitive terhadap tekanan.
- Pada pria : komplikasi selamaereksi atau saat BAK (mayo-clinic)
Liken sklerosis extragenital yang asimptomatik biasanya tidak membutuhkan terapi seperti
mengontrol pruritusnya, merupakan terapi utama. Lesi ini juga jarang gatal.
Kalsineurin inhibitor (sep.tacrolimus, pimecrolimus) telah terbukti pada beberapa pasien,
terutama pada liken sklerosis genitalia, tapi tidak bekerja secepat dan seefektif kortikosteroid
poten topikal. (e-medicine)

Anda mungkin juga menyukai