Hidayat 152142031
Hidayat 152142031
Oleh
Hidayat
NIM. 152142031
Skripsi
Diajukan Kepada Universitas Islam Negeri Mataram
Untuk Melengkapi Persyaratan Mencapai Gelar Sarjana Hukum
Oleh
Hidayat
NIM. 152142031
MOTTO
(Imam An Nawawi)
“Ada kemauan pasti ada jalan, tetap semangat, berusaha, berikhtiar, dan
berdo’a, Kesempatan kedua tak seindah kesempatan pertama, maka jangan sia-
siakan kesempatan pertama”.
(Penulis)
viii
PERSEMBAHAN
Kepada kedua Orang tuaku, Ibunda tercinta Ibu Maribo, yang tidak pernah
putus dan bosannya mendoakan Anak-anaknya, dan terutama sekali buat
penulis, Ayah tercinta “Yasin” yang sudah membiayai kuliah penulis selama
ini, dan memberikan kasih sayang serta dorongan untuk tetap semangat
dalam mencari ilmu, Tiada kata yang mampu terucap untuk mewakili betapa
besar perjuangan dan kasih sayangnya dalam membimbing penulis selama
berada di tanah rantauan ini demi meneruskan karir dan menambah wawasan
hidup penulis supaya menjadi orang yang bermanfaat bagi diri pribadi serta
bagi orang banyak, Trimakasih Ibu dan Ayah certinta.
Kakak dan Adek tercinta, yang selalu memberikan semangat dalam
memotifasi penulis untuk tetap optimis dalam melakukan segala kebaikan dan
dukungannya baik secara moril maupun materil kepada penulis untuk dapat
menyelesaikan skripsi ini.
Semua teman-teman, yang berada di Kampus UIN Tercinta khususnya teman
kelas Jurusan AS angkatan 2014 yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu
namanya. Terimakasih atas Pertemanan yang penuh warna canda tawa dan
kebersamannya selama ini.
Untuk Bapak Drs. H. Muktamar, M.H. Dan Bapak Ma‟shum Ahmad, MH.
Selaku Dosen Pembimbing penulis, yang selama ini sudah sabar
membingbing penulis dalam menyusun skripsi ini semaksimal mungkin,
terimakasih atas semua bantuanya Bapak.
Serta seluruh pihak yang sudah Membantu penulis dalam segala hal yang
tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Terimakasih atas segala bentuk
kontribusi yang diberikan kepada penulis. Semoga kita semua tetap dalam
lindungan Allah Swt. Aamiin Allahumma Amiin.
ix
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadiran Allah swt.
karena atas rahmat dan hidayah-Nya tugas akhir skripsi ini dapat diselesaikan.
saw. yang telah membimbing umatnya ke jalan yang benar dan sekaligus
menyempurnakan akhlak manusia melalui petunjuk ilahi. Skripsi ini penulis susun
merupakan syarat akhir studi untuk mendapatkan gelar Sarjana Hukum (SH) di
Mataram. Selama proses penulisan skripsi ini penulis sangat menyadari bahwa dalam
proses tersebut tidaklah lepas dari segala bantuan, bimbingan dan motivasi dari
terimakasih kepada :
1. Bapak Drs. H. Muktamar, M.H selaku pembimbing I dan Bapak Ma‟shum Ahmad,
MH. sebagai pembimbing II yang telah meluangkan waktu, tenaga dan pikirannya
2. Bapak Dr. H. Musawar, M.Ag., selaku Dekan Fakultas Syari‟ah dan seluruh
jajaran karyawan Fakultas Syaria‟ah UIN Mataram yang telah membantu penulis
3. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Syari‟ah UIN Mataram yang telah membekali ilmu
Penulis sadar bahwa terdapat kekurangan dalam penyusunan skripsi ini, oleh
karena itu, penulis berharap akan saran dan kritiknya yang bersifat
konstruktif demi kesempurnaan skripsi ini, semoga amal kebaikan dari berbagai
pihak tersebut mendapat pahala yang berlipat-ganda dari Allah swt. Dan semoga
karya serta jerih payah penulis ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya serta
Penulis,
Hidayat
xi
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
Bima...................................................................................................... 72
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan.......................................................................................... 81
B. Saran ................................................................................................... 82
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
xiii
ABSTRAK
Skripsi ini yang berjudul Peranan Kantor Urusan Agama (KUA) dalam
pencegahan perkawinan di bawah umur di Kecamatan Wawo. Ada dua permasalah
pokok disini yaitu: 1. Bagaimana peranan kantor urusan agama dalam pencegahan
perkawinan di bawah umur di Kecamatan wawo Kabupaten Bima. 2. Apa saja faktor
terjadinya perkawinan di bawah umur di kecamatan wawo KabupatenBima.
Penyelesaian masalah tersebut, menggunakan metode penelitian kualitatif yang
berusaha mendapatkan informasi tentang objek yang diteliti sesuai realita yang ada
dalam masyarakat. Dalam penulisan skripsi ini, penulis langsung meneliti di Kantor
Urusan Agama (KUA) yang berada di kecamatan wawo kabupaten Bima untuk
mendapatkan data yang diperlukan yang terkait dengan pembahasan skripsi ini
dengan menggunakan metode wawancara, yakni pengumpulan data dengan cara
melakukan wawancara langsung kepada pihak KUA terutama kepala Kantor Urusan
Agama (KUA) dan pegawainya. Dari hasil penelitian di dapatkan bahwa latar
belakang terjadinya perkawinan di bawah umur di kecamatan wawo kabupaten
Bima di sebabkan oleh beberapa faktor yakni: Faktor kekeluargaan, yakni adanya
rasa kekeluargaan yang tidak ingin di putuskan yang mengakibatkan anak-anak
mereka masih di bawah umur sudah di kawinkan tampa memper timbangkan
kesiapan bagi anak-anak. Faktor ekonomi, yakni adanya dikalangan mereka di desak
oleh kebutuhan ekonomi, Usaha danupaya yang dilakukan oleh Kantaor Urusan
Agama (KUA) dalam dampak perkawinan di bawah umur di kecamatan wawo
kabupaten Bimaadalah, bimbingan dan penyuluhan dalam bentuk nasehat
perkawinan, pengajian dan khutbahjum‟at, penerapan undang-undang perkawinan,
yaitu menegaskan kepada anggota masyarakat agar mematuhi ketentuan yang
dilangsungkan perkawinan menurut Undang-undang perkawinan No. 16 Tahun 2019
tentang Perubahan Undang-undang No. 1 Tahun 1974 pada Pasal 7 yakni Perkawinan
hanya di izinkan apabila mencapai umur 19 tahun bagi laki-laki dan 19 tahun bagi
perempuan.
Kata kunci: Pejabat, Kantor Urusan Agama, Perkawinan Di Bawah Umur.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Konteks Penelitian
agama Islam dalam wilayah kecamatan. Tugas Kantor Urusan Agama (KUA),
halal, Seksi bina ibadah sosial, dan Seksi pengembangan kemitraan Umat
Islam.1 Dalam 5 garapan tugas KUA tadi tidak ditemukan tugas KUA yang
melakukan perkawinan, oleh karena itu penulis menyusun skripsi ini. Karena
Perkawinan hanya di izinkan apabila pria dan wanita sudah mencapai umur 19
tahun dan apabila dalam hal terjadinya penyimpangan ketentuan umur sebagai
mana yang di maksud pada ayat satu orang tua pihak pria dan/ atau orang tua
1
Saripudin, Peradilan Agama di Indonesia, (Bandung: Pustaka bani Quraisy, 2004 ), cet. Ke-1,
hlm. 165.
1
2
Maksud dari pasal ini adalah untuk menjaga kesehatan suami-istri dan
observasi awal peneliti, maka terkumpullah jumlah seluruh pasangan yang telah
melakukan perkawinan di bawah umur dari tahun 2014 s/d 2018 sebanyak 6
pernikahan di bawah umur, dengan usia rata-rata 15 tahun, Dari hasil data
perkawinan yang sudah ada, dapat diketahui Peranan Kantor Urusan Agama
KUA Kecamatan Wawo menyatakan bahwa dari pihak KUA sudah melakukan
yaitu meminta bantuan dari pihak penghulu, lebe, dan meminta bantuan disaat
2
Undang-Undang Perkawinan di Indonesia Dilengkapi Kompilasi Hukum Islam di Indonesia,
(Surabaya: ARKOLA, t.t.), hlm. 6
3
Agama. Hal tersebut disebabkan karena salah satu pihak tidak memenuhi
kewajibannya sebagai kepala rumah tangga atau tidak memahami apa arti dan
penting untuk di kaji lebih jauh mengingat peranan Kantor Urusan Agama
B. Rumusan Masalah
3
Observasi Awal Di Kecamatan Wawo Kabupaten Bima, Tanggal 04 Maret 2019
4
1. Tujuan Penelitian
2. Manfaat Penelitian
1. Teoritis
bawah umur.
2. Praktis
membatasi fokus penelitian ini pada aspek peranan Kantot Urusan Agama
penelitian ini tidak menyimpang dari permasalahan yang akan difokuskan oleh
peneliti.
2. Seting penelitian
penulispun tidak jauh dari tempat penelitian, sehingga hal ini akan membantu
penulis dalam hal menghemat biaya, tenaga dan waktu disamping untuk
E. Telaah Pustaka
pembahasan tentang masalah perkawinan usia di bawah umur atau disebut juga
nikah muda. Adapun skripsi yang membahas masalah tersebut antara lain:
suatu kewajiban dengan dasar hasil ijtihad yaitu kesepakatan para ulama
penelitiannya:
dan saling menghargai hak dan kewajiban antara suami dan istri
4
Husnawi, Perkawinan menurut syariat Islam dan Upaya Permasyarakatan oleh KUA
Kecamatan Batu Layar Kabupaten Lombok Barat , (Skripsi: IAIN Mataram, 2002).
7
bima.5
metode pendekatan kualitatif. Adapun inti yang dibahas disini adalah untuk
secara liar tampa harus mengikuti aturan hukum yang berlaku baik aturan
meneliti tentang dampak, faktor-faktor, yang akan dialami oleh para pelaku
nikah dini, dalam hal perkawinan dibawah umur ini penulis sedikit merasa ada
kesamaan dengan penelitian yang akan penulis lakukan. Akan tetapi, yang
menjadi titik perbedaan antara penulis diatas dengan judul yang akan penulis
teliti yaitu lebih fokus kepada “Peranan Kantor Urusan Agama dalam
Bima”.
Sri Muliyani, Skripsi “Pola Kehidupan Perkawinan Usia Muda dan Dampaknya Terhadap
5
Keutuhan Rumah Tangga Di Desa Ntobo Kecamatan Rasa Nae Bima” (Fakultas Syari‟ah dan
Ekonomi Islam IAIN Mataram, 2002).
6
Zainul Hadi, Pemberdayaan Pegawai Pencatat Nihah Dalam Membantu Program Pemerintah
di bidang Nikah di KUA Kecamatan Batu Layar Kabupaten Lombok Barat, (Skripsi: IAIN Mataram,
2002).
8
F. Kerangka Teoretik
sebagai unit kerja terdepan, karena KUA secara langsung berhadapan dengan
masyarakat. Aparat KUA harus mampu mengurus rumah tangga sendiri dengan
statistik serta dokumentasi yang mandiri. Selain itu, harus mampu menjalankan
pelayanan di bidang pencatatan nikah dan rujuk (NR) secara apik, oleh karena
warahmah. Lebih dari itu, aparat KUA bertugas mengurus dan membina tempat
Islam, zakat, wakaf, baitul mal dan ibadah sosial, kemitraan umat Islam,
7
Rahmat Fauzi, Refleksi Peranan KUA Kecamatan, dalam
http://salimunnazam.blogspot.com/p/refleksi-peran-kua-kecamatan.html
9
wanita sebelum menikah maupun sesudah menikah, yang juga bermanfaat bagi
upaya pencegahan perkawinan yang tidak sesuai dengan agama dan Negara.8
Kantor Urusan Agama sebagai unit kerja paling depan pada Departemen
Agama (Dahulu), memiliki tugas dan fungsi yang terkait langsung dengan
serta pencatatan lainnya yang terkait dengan tugas dan peran KUA. Dalam
hal ini pihak KUA kecamatan dapat membuat kebijakan yang bersifat teknis
8
Ahmad Sutarmadi, Peranan BP4 dalam Menurunkan Angka Perceraian, dalam
http://sururudin.wordpress.com/2010/09/19/peranan-bp4-dalam-menurunkan-angka-perceraian.
9
Amran Y S Chaniago, Kamus Besar Indonesia, Jakarta, 1995.hlm.449
10
Rahmat Fauzi, Refleksi Peran KUA Kecamatan, dalam
http://salimunazzam.blospot.com/p/refleksi-peran-kua-kecamatan, html, 49.
10
menikah, yakni umur 19 tahun untuk laki-laki dan 19 tahun untuk wanita.
rahmah. Dalam hal ini, ditekankan pentingnya menikah sesuai batasan umur
dibawah umur.
pentingnya menikah sesuai batasan umur yang telah ditentukan, baik melalui
11
Amin Suma, Hukum Keluarga Islam di Dunia Islam, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,
2004), hlm. 183.
12
buta mengenai dampak yang akan di terima sehingga sangat rawan apabila
yang sudah di tentukan. Selain belum siapnya mental dari orang tersebut, juga
eksternal seperti keluarga yang ikut berperan dan merasakan atas apa yang
sedang dirasakan oleh putra putrinya. Dalam hal ini, yang menjadi
Islam.
mendapat izin sebagaimana yang diatur dalam Pasal 6 ayat (2), (3), (4),
12
Dwi Hartanto, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan
dan Kompilasi Hukum Islam, (Yogyakarta: Pustaka Yustisia, 2008), hlm. 55.
13
Dalam hal ini kompilasi hukum Islam tidak memberikan aturan yang
2019, akan tetapi dalam hal ini kompilasi hukum Islam lebih menjelaskan
dan laki-laki kurang dari l9 tahun. Perkawinan usia dibawah umur merupakan
Perkawinan adalah perjanjian yang kuat dan akan diikrarkan pada saat
(perjanjian yang kuat). Setelah melakukan khitbah maka setengah ikatan telah
perkawinan.14 Jelas dalam hal ini perkawinan menjadi hal yang sakral dan
13
Jurnal Mkmi, Studi Kasus Kebiasaan Pernikahan Usia Dini Pada Masyarakat Kecamatan
Sanggali Kab.Tana Toraja, Vol 5 No 4, 2009, hlm. 89.
14
Amir Syarifudin, Hukum Perkawinan Islam di Indonesia, (Jakarta: Prenada Media, 2006), hlm.
99.
14
dibawah umur agar benar-benar siap menikah dan tidak menikah pada usia
dibawah umur sesuka hati. Akan tetapi, masyarakat perlu menunggu hingga
usia yg matang dan sudah siap melaksanakan amanah dan menjalankan sunah
rumah tangga dan kekerasan rumah tangga yang dampaknya dapat berakhir
pada perceraian.
mampu menahan pandangan kita dan menjaga kemaluan kita. Dan barang
15
HR. Al-Bukhari (no. 5066) kitab an-Nikaah, Muslim (no. 1402) kitab an-Nikaah, dan at-
Tirmidzi (no. 1087) kitab an-Nikaah.
15
bahwasanya dalam hadits itu Rasulullah menyebut kata baah yang mana
makna dari kata baah ialah pemuda, pemuda yang dimaksud dalam hadits ini
ialah pemuda yang sudah masuk waktu baligh. Pada realita saat ini, banyak
masyarakat khususnya pemuda yang sudah baligh namun umur mereka belum
sampai pada waktu untuk melaksanakan akad, sehingga hal ini juga menjadi
pertentangan dalam hadits di atas apabila pemuda itu sudah siap secara mental
dan psikis sudah siap kenapa tidak disegerakan menikah daripada terjadi hal
undang-undang.
sementara hukum yang ada belum ada hukum yang jelas terkait manusia yang
memang pada senyatanya akan sangat disayangkan apabila hingga saat ini
masih diterapkan karena akan banyak hal negatif yang nantinya akan terjadi.
Apabila pernikahan ini tetap dilaksanakan, dari segi kesehatan hal ini tentu
karena faktor usia yang belum matang, mereka juga belum siap secara mental,
hanya yang masih muda melainkan bagi yang telah berpengalaman sekalipun.
Tidak adanya saling pengertian, Tujuan dan sebab-sebab material, Tutur kata
tangga, dapat saya uraikan dengan lebih rinci yaitu mulai dari tidak adanya
16
Ali Qaimi, Pernikahan Masalah dan Solusinya, (Jakarta: Cahaya, 1994), hlm. 39.
17
mawadah dan warohmah. Agar terjadi kehidupan yang harmonis seperti yang
diinginkan dalam konsep keluarga hanya ada tiga sikap yang dapat kita
Selain itu, harapan-harapan yang melampaui batas juga dapat menjadi suatu
bencana dalam kehidupan rumah tangga apabila tidak tercapai sesuai dengan
gagasan yang muncul dari beberapa hal diantaranya, egois, janji palsu,
hasutan, ambisi dan ujian, masalah pekerjaan, tidak memiliki ketegaran dan
berlebihan itu tidak baik. Oleh sebab itu, dalam pengendalian diri agar tidak
keseharian berpikir positif dan berpikir realitas sangat perlu untuk diterapkan.
Hal ini dapat mewujudkan keindahan dan keselarasan dari pemikiran sebuah
keluarga yang tentram dan damai. Seseorang dalam hal ini dituntut untuk
menuntut usaha secara terus menerus tanpa pernah merasa jenuh sedikitpun.
Selain itu, dalam rumah tangga seharusnya sebuah perselisian kecurigaan dan
18
prasangka buruk menjadi hal yang lumrah apabila kita menyikapinya dengan
baik sehingga tidak akan terjadi hal yang tidak diinginkan. Namun, pada
semakin memuncak karena kurangnya saling pengertian satu sama lain. Egois
yang tingi sering muncul karena kurang menata tingkat kegoisan yang
menimbulkan pertikaian satu sama lain. Penyakit kejiwaan juga menjadi salah
keterikatan terhadap salah satu pihak sehingga akan menjadi beban, dan
adanya faktor luar seperti adanya orang ketiga. Dalam perjalanannya, agar
tidak terjadi perselisihan yang tidak diinginkan, maka ada beberapa hal yang
pembatasan.
b. Terjadinya Perceraian
banyak mengandung unsur negatif karena tidak adanya kesiapan dari kedua
pihak, baik kesiapan mental, materi, dan biologis. Perceraian itu sendiri
merupakan perbuatan yang sangat dibenci oleh Allah. Hal ini dapat dilihat
19
pada sabda Rasulullah SAW bahwa talak atau perceraian adalah perbuatan
G. Metode penelitian
untuk mendapatkan sebuah data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Metode
adalah suatu cara yang digunakan untuk menghasilkan sesuatu yang diinginkan.
Suatu penelitian tidak mungkin dapat dilakukan tanpa metode, karena dari
yang diinginkan.
Penelitian adalah merupakan proses ilmiah yang mencakup sifat formal dan
intensif. Karakter formal dan intensif karna mereka terikat dengan aturan,
urutan, maupun cara penyajiannya agar memperoleh hasil yang diakui dan
17
Jalal Al-Din Al-Sayuti, Al-Jami‟ Al-Saghir, Jurnal Bimas Islam Vol. 6 No. 1 Thn 2013,
(Bandung : Al-Ma‟arif Tt), Juz I, hlm. 5.
20
dan akibat, dapat diulang kembali dengan cara yang sama dan hasil sama.19
1. Pendekatan Penelitian
karena proses penelitian lebih bersifat seni (kurang terpola), dan di sebut
2. Kehadiran Peneliti
Untuk mendapatkan data yang akurat tentang hal-hal yang diteliti maka
18
Agus Mahfudin Dan Khoirotul Waqi‟ah, Pernikahan Dini dan Pengaruh Terhadap Keluarga
di Kabuten Sumenen Jawa Timur, Jurnal Hukum Keluarga Islam, Volume 1, Nomor 1, April 2016,
ISSN: 2541-1489.
19
Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan: Kompetensi dan Praktiknya, (Jakarta: Bumi
Aksara, 2014), hlm. 4.
20
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitaf, Kualitatif, dan R&D, (Bandung: Alfabeta,2017), hlm.
8.
21
3. Lokasi Penelitian
21
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis (Jakarta: Bina Aksara,
1989), hlm. 65.
22
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data yang di
sumber data utama dicatat melalui catatan tulis. Pencatatan sumber Data
utama yang digunakan dalam penelitian ini melalui wawancara atau hasil
data, tanpa mengetahui teknik data maka peneliti tidak akan mendapatkan
a. Metode Observasi
Bima ?
tertulis. 22
b. Metode Wawancara
22
Ibid., hlm. 145-146
23
Ibid., hlm. 137
25
tidak terstuktur, peneliti belum mengetahui secara pasti data apa yang
c. Metode Dokumentasi
24
Irwanto Soehartono, Metode Penelitian Sosial, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2002), hlm.
67.
26
tertulis dari buku, majalah, jurnal, surat kabar, rapat agenda, dan lain
peneliti yaitu data dari buku, jurnal, data secara resmi maupun tidak
resmi dan catatan transkip yang ada di kantor Kantor Urusan Agama,
data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan-
sintesa, menyusun kedalam pola, memilih mana yang penting dan yang
akan dipelajari. Analisis data merupakan hal yang kritis dalam proses
adalah merupakan cara berfikir. Hal itu berkaitan dengan pengujian secara
mencari pola.25
kemudian menyajikan terhadap orang lain dengan lebih jelas tentang apa
digunakan analisis data, yaitu analisis data yang berangkat dari kasus dan
dan mengolah data yang ada kaitannya dengan Peranan Kantor Urusan
7. Validasi Data
25
Sugiyono, Metode Penelitian Kuntitaif, Kualitatifdan R&D, hlm. 243-244.
28
a. Triangulasi
teknik pengumpulan data dan sumber yang telah ada, yaitu mengecek
b. Kecukupan Referensi
dilakukan peneliti.
26
Ibid., hlm. 241
27
Ibid., hlm. 275
29
H. Sistematika Penulisan
Bab II, yaitu: berisi paparan data dari peneliti yang ditemukan di lapangan.
ini.
Bab III, yaitu: berisi tentang mengenai hasil dari penelitian dan pembahasan
dari penelitian ini yang termaksuk di dalamnya adalah proses dari analisa
menyeluruh dari hasil penelitian dan saran yang dapat diberikan sehubungan
perkataan ikatan lahir dan batin itu dimaksudkan bahwa suami istri
makna seorang pria dan wanita hidup bersama sebagai suami dan istri
ikatan batin berupa cinta dan kasih sayang yang mendalam. Dengan
bawah umur. Anak di bawah umur yaitu anak yang belum mumayyiz
atau anak yang belum bisa dibebani tanggung jawab, karena kurang
ini, maka kecakapan bertindak ada yang bersifat terbatas dan adapula
yang sempurna.29
28
M. Daud Ali, Hukum Islam dan Peradilan Agama, (Jakarta : PT. Grapindo Persada,
2002). Cet. Ke-11, hlm. 27
29
Helmi Karim, Problematika Hukum Islam Kontemporer, (Jakarta: Pustaka Firdaus,
2002), Cet. Ke-3, hlm. 82
32
e. Harus ada izin orang tua terhadap perkawinan yang belum sampai
dan nyata dengan tulisan, lisan, atau isyarat, tapi dapat juga berupa
30
K. Wantjik Saleh , Hukum Perkawinan Indonesia, (Jakarta : Graha Indonesia, 1987),
Cet.Ke-8, hlm. 26
34
tertentu.
Nur : 59)
usia 9 tahun.
diizinkan jika pihak pria sudah mencapai umur 19 tahun dan pihak
wanita 19 tahun.
lain yang ditunjuk oleh kedua orang tua dari pihak pria maupun
kuat. Misalnya isyarat Allah dalam surat Al- Nisa ayat 9 yang
Nisa: ayat 9)
dan sayang.
satu sisi, di sisi lain dalam pasal 7 ayat (1) undang-undang nomor
orang tua, dan jika kurang dari 19 tahun, perlu izin pengadilan dan
ini juga dikuatkan dalam KHI pasal 15 ayat 2 yang berbunyi : Bagi
kurang lebih sama. Pada pasal 15, KHI menyebutkan bahwa batas
perundang- undangan.
adalah : (1) para keluarga dalam garis keturunan lulus keatas dan
kebawah dari suami atau istri; (2) suami atau istri ; (3) pejabat
ada sebab lain yang mempengaruhi, tetapi hal itu lebih merupakan
perzinahan. Bila hal itu terjadi, maka merupakan aib besar yang
dapat menambah pola pikiran dan pandangan dari yang tidak baik
menjadi lebih baik, dari yang tidak rasional menjadi rasional dan
suatu yang sangat sulit di jangkau. Kesulitan ini bisa terjadi karena
31
Nani Suwondo, Hukum Perkawinan dan Kependidikan di Indonesia, (Bandung : PT.
Bina Cipta, 1989), Cet. Ke-1, hlm. 108
41
nikmat
a. Dampak hukum
Adanya pelanggaran terhadap tiga Undang-Undang, antara
lain:
diskriminasi.
43
b. Dampak biologis
c. Dampak psikolog
dari Kota Bima. KUA Kec. Wawo berdiri pada tahun 1972 M.
berikut :
Sebelah utara= Kecamatan Wera
Sebelah Selatan = Kecamatan Lambitu dan Kecamatan
Langgudu
Sebelah Timur = Kecamatan Sape
Sebelah barat = Kota Bima
dari pola dan volume kerja yang telah dilaksanakan oleh para
direncanakan ke depannya.
Pemerintah Desa Pada Tahun 1972 M yang luasnya 467 M2. yang
sebagai berikut:
perkawinan.
janda/duda.
undang Nomor 1 tahun 1974 Pasal 6 ayat (2) s/d (6) dan
pemberitahuan.
b. Pemeriksaan Nikah
daerah.
kiri.
Kehendak Nikah.
dilangsungkan perkawinan.
kecuali seperti apa yang diatur dalam Pasal 3 ayat (3) PP.
2014-2018.
tahun 2018.
Erniwati Diluar
Nikah
Nurrahma wati
Atika
Aminah Diluar
Nikah
Diluar
Nikah
Nurhayati Diluar
Nikah
7 _ _ _ 2017 _
8 _ _ _ 2018 _
54
sebanyak (3) kasus, tahun 2015 sebanyak (1) kasus tahun 2016
sebanyak (2) kasus, tahun 2017 sebanyak (1) kasus tahun 2017 (0)
kasus, tahun 2018 (0) kasus. Dari beberapa kasus tersebut terjadi
karena faktor Ekonomi Hal ini terjadi karena keluarga dari yang
dari keluarga mapan. Hal ini tentu akan berdampak baik bagi
bisa mendapat kehidupan yang layak serta beban orang tuanya bisa
keterpaksaan.
55
tahun untuk pria dan 19 tahun mempelai wanita. Maka PPN akan
dari calon pengantin dan pihak kedua belah pihak orang tua
berikut:
dan rujuk serta pencatatan lainnya yang terkait dengan tugas dan
peran KUA.
32
Bunyamin, Wawancara, Wawo, 10 Mei 201
58
umur.
33
Kalisom, Wawancara, Wawo, 10 mei 2019.
60
34
Bunyamin, Wawancara, Wawo, 10 Mei 2019
61
orang.
(tidak terprogram).
35
Bunyamin, Wawancara, Wawo, 10 Mei 2019
63
Hal ini dapat dipahami pada firman allah Swt dalam Qs. An-nahal
Surah: 16 Ayat :125.
ِ ادِع الِى سبيِل ربك بالِحكِم الِ ِعظ الِحسن جادلِه ِ بالتىِ هى احِسن
ت21ثت1 ِا ربك ه اعِل بمنِ ضل عنِ سبيِل ه اعِل بالِهِت يِن
Artinya: Serulah (manusia) kepada jalan tuhan-mu dengan hikmah
dan pelajaran yang baik dan bantalah mereka dengan cara yang baik.
36
Qs. An-nahal Ayat 125
37
Ahmad Musthafa Al-Maraghi,Tafsir al-Maraghi, juz XIV (Mesir: Musthafa Al-
Babiy Al-Habiy, 1969), hlm. 278
64
Sebagaimana firman Allah Swt dalam QS. Ali Imran ayat: 104
surah: 03.
beruntung.38
38
QS. Ali Imran Ayat 104
65
Kaum mu'minin di masa awal Islam berjalan pada sistem ini, yaitu
pula.
menjadi contoh yang baik untuk diturut, dan menjadi perhatian umat
merupakan suatu hal yang wajib atau perlu dilaksanakan oleh setiap
dapat menambah pola pikiran dan pandangan dari yang tidak baik
menjadi lebih baik, dari yang tidak rasional menjadi rasional dan
yang sangat sulit di jangkau. Kesulitan ini bisa terjadi karena alasan
biaya, entah itu tempat pendidikan yang sulit dijangkau, informasi dan
sekali.42
41
Fatmawati, Wawancara, Wawo 10 Mei 2019
42
Ahmad Mustafa al-Maraghy,Tafsir al-Maraghy, Juz XXIII (T. Tp., Daar al-Turas,
1962),hlm. 8.
69
BAB III
PEMBAHASAN
keadaan calon mempelai (baik salah satu maupun kedua calon mempelai)
adalah 19 tahun untuk calon mempelai wanita dan 19 tahun bagi pria.
1. Perkawinan hanya diizinkan jika pihak pria dan wanita sudah mencapai
umur 19 tahun
2. Dalam hal penyimpangan terhadap ayat (1) pasal ini dapat meminta
dispensasi kepada Pengadilan oleh orang tua pihak perempuan dan/ atau
orang tua pihak laki-laki dengan alasan yang mendesak dan disertai bukti
yang kuat.
tua tersebut dalam Pasal 6 ayat (3) dan (4) Undang-undang Nomor 1 tahun
1974 ini, berlaku juga dalam hal permintaan dispensasi tersebut ayat (2)
70
pasal ini dengan tidak mengurangi yang dimaksud dalam Pasal 6 ayat
(6).43
rujuk serta pencatatan lainnya yang terkait dengan tugas dan peran KUA.
Dalam hal ini pihak KUA kecamatan dapat membuat kebijakan yang
untuk laki-laki dan 19 tahun untuk wanita. Selain itu, pihak KUA
43
Tim penyusun, Kompilasi Hukum Islam, (Jakarta: Depag RI 1995), hlm. 19.
71
Dalam hal ini, KUA dapat mengoptimalkan para penghulu dan juga
umur yang telah ditentukan, baik melalui khutbah nikah atau ketika
hanya di ijinkan jika pria sudah mencapai umur 19 tahun dan pihak wanita
kedua mempelai yang belum mencapai usia 19 tahun untuk pria dan 19
atau pihak keluarga tidak menerima maka KUA akan mengeluarkan surat
penolakan pernikahan.44
dalam. Islam mengatur keluarga bukan secara garis besar, tetapi sampai
karena itu perkawinan sangat dianjurkan oleh islam bagi yang telah
44
Bunyamin, Wawancara, Wawo, 10 Mei 2019
45
Abd. Rahman Ghazaly, Fiqh Munakahat, (jakarta: kencana, 2006), hlm. 13.
73
Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT dalam surat Ar-Rum ayat: 21
rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar
perempuan dan sebaliknya, dari jenismu sendiri agar kamu cenderung dan
menjadikan di antaramu potensi untuk memiliki rasa kasih dan sayang kepada
saran Allah bagi kaum yang berpikir bahwa tumbuhnya rasa cinta adalah
anugerah Allah yang harus dijaga dan ditujukan ke arah yang benar dan
lapangan yang diperoleh dari data informasi para responden pada lokasi
46
QS. Ar-Rum ayat 21
47
Referensi: https://tafsirweb.com/7384-surat-ar-rum-ayat-20.html
48
Nurainun, Wawancara, Wawo, 10 Mei 2019
75
Tahun bisa dijadikan salah satu 'obat' dari fenomena ini, dimisalkan
seorang anak mulai belajar di usia 6 tahun, maka saat dia menyelesaikan
seorang anak pastilah memiliki kecerdasan dan tingkat emosi yang sudah
mulai stabil. Apalagi bila bisa dilanjutkan hingga Wajib Belajar 12 tahun.
pernikahan dini pastilah berkurang. Hal demikian dapat kita lihat dari
Hamil di luar nikah bukan hanya karena "kecelakaan" tapi bisa juga
karena (maaf) diperkosa sehingga terjadilah hamil di luar nikah. Orang tua
gadisnya, bahkan bisa dengan orang yang sama sekali tidak dicintai orang
49
Rosdiana, Wawancara, Wawo 10 Mei 2019
76
si gadis. Hal ini semakin dilematis karena ini tidak sesuai dengan UU
karena keterpaksaan. Hal demikian dapat kita lihat dari wawancara peneliti
4. Faktor ekonomi
dari keluarga mapan. Hal ini tentu akan berdampak baik bagi si gadis
maupun orang tuanya. Si gadis bisa mendapat kehidupan yang layak serta
A. Kesimpulan
berikut:
nilai- nilai dan norma serta budaya yang ada, dan Gencarnya
pra nikah)
d. Faktor ekonomi
B. Saran
sebagai berikut :
1. Bagi pihak Kantor Urusan Agama kecamatan Wawo, agar dalam upaya
sosial.
mudah yang mana masih membutuhkan perhatian dari kedua orang tua.
DAFTAR PUSTAKA
Al-Maraghi Musthafa, Ahmad Tafsir al-Maraghi, juz XIV Mesir: Musthafa Al-
Babiy Al-Habiy, 1969.
Habibah, “Tugas dan Kewenangan Kantor Urusan Agama (KUA), 2010, hlm. 33.
Diakses tanggal 27 Februari 2017, pukul 12:08.
Jurnal Mkmi, Studi Kasus Kebiasaan Pernikahan Usia Dini Pada Masyarakat
Kecamatan Sanggali Kab.Tana Toraja, Vol 5 No 4, 2009.
Jalal Al-Din Al-Sayuti, Al-Jami‟ Al-Saghir, Jurnal Bimas Islam Vol. 6 No. 1 Thn
2013, Bandung : Al-Ma‟arif Tt, Juz I.
LAMPIRAN
85