BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
70,8% bumi dikelilingi oleh laut. Laut memiliki sirkulasi tersendiri. Para ali
berpendapat akibat penggunaan bahan bakar yang mengeluarkan Karbon dioksida dan
penggunaan plastik yang berlebihan menyebabkan pemanasan global dan
memperngaruhi terhadap sirkulasi laut. Laut dan daratan adalah fluida yang berbeda
dalam hal kapasitas menyimpan panas.
Peningkatan suhu air (lautan) berlangsung lebih lambat, tetapi air dapat menyimpan
panas lebih lama dibandingkan daratan. Panas spesifik adalah jumlah energi yang
dibutuhkan untuk meningakatkan suhu 1 gram air sebesar 1°C. Angin yang berhembus
melewati bentangan permukaan air dapat menghambat peningkatan atau penurunan suhu
udara secara drastis pada wilayah daratan sekitarnya. Lebih lanjut perbedaan
menyimpan dan melepaskan panas tersebut akan berpengaruh terhadap sirkulasi angin
dunia yang akhirnya mempengaruhi sirkulasi laut.
B. Rumusan Masalah
Adapun Rumusan masalah dan makalah ini ialah :
1. Agar mengetahui apa itu sirkulasi Laut
2. Mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan sirkulasi laut terjadi sertta yang
berhubungan dengan Sirkulasi laut
C. Tujuan
Maksud dan tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk memberi informasi bagi
pembaca sekaligus memenuhi tugas mata kuliah Oceanografi.
1. Menjelaskan dann memaparkan Sirkulasi Laut
2. Memberi dan memperlas pengetahuan tentang sirkulasi laut bain pengertian maupun
faktor-faktor yang mempebgaruhinya
D. Ruang Lingkup
Makalah ini akan membahasas tentang sirkulasi laut yang ada dimuka bumi mulai dari
faktor-faktor yang mempengaruhinya maupun contongnya serta ulasan mengenai
sirkulasi laut yang lainnya.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Kondenisasi
1.1. Pengertian Kondensasi
Kondensasi atau pengembunan adalah perubahan wujud benda ke wujud yang
lebih padat, seperti gas (atau uap) menjadi cairan. Kondensasi terjadi ketika uap
didinginkan menjadi cairan, tetapi dapat juga terjadi bila sebuah uap dikompresi
(yaitu, tekanan ditingkatkan) menjadi cairan, atau mengalami kombinasi dari
pendinginan dan kompresi. Cairan yang telah terkondensasi dari uap disebut
kondensat. Sebuah alat yang digunakan untuk mengkondensasi uap menjadi cairan
disebut kondenser. Kondenser umumnya adalah sebuah pendingin atau penukar panas
yang digunakan untuk berbagai tujuan, memiliki rancangan yang bervariasi, dan
banyak ukurannya dari yang dapat digenggam sampai yang sangat besar.
Kondensasi uap menjadi cairan adalah lawan dari penguapan (evaporasi) dan
merupakan proses eksothermik (melepas panas). Air yang terlihat di luar gelas air
yang dingin di hari yang panas adalah kondensasi.
Kondensasi terjadi ketika uap didinginkan menjadi cairan, tetapi dapat juga
terjadi bila sebuah uap dikompresi (yaitu, tekananditingkatkan) menjadi cairan, atau
mengalami kombinasi dari pendinginan dan kompresi. Cairan yang telah
terkondensasi dari uap disebut kondensat.
Contoh : Uap air di udara yang terkondensasi secara alami pada permukaan yang
dingin dinamakan embun. Uap air hanya akan terkondensasi pada suatu permukaan
ketika permukaan tersebut lebih dingin dari titik embunnya, atau uap air telah
mencapai kesetimbangan di udara, seperti kelembapan jenuh. Titik embun udara
adalah temperatur yang harus dicapai agar mulai terjadi kondensasi di udara
melalui proses distilasi yang menggunakan kondensasi sebagai salah satu cara
utamanya. Percobaan kimia juga menggunakan kondensasi dalam memeriksa
dan/atau mengisolasi komponen yang berbeda dari zat. Menjadi proses alami,
kondensasi kadang-kadang dianggap sebagai proses yang tidak diinginkan karena
efeknya pada properti. Dalam kasus bangunan dan lukisan misalnya, konversi udara
lembab ke dalam cairan akan berarti kemungkinan kelembaban ekstra yang tidak
diinginkan dan pembentukan noda.
B. Transpirasi
2.1. Pengertian Transpirasi
Transpirasi adalah proses hilangnya air dalam bentuk uap air dari jaringan
hidup tanaman yang terletak di atas permukaan tanah melewati stomata, lubang
kutikula, dan lentisel. Transpirasi merupakan pengeluaran berupa uap H2O dan
CO2, terjadi siang hari saat panas, melaui stomata (mulut daun) dan lentisel (celah
batang). Transpirasi berlangsung melalui bagian tumbuhan yang berhubungan
dengan udara luar, yaitu melalui pori-pori daun seperti stomata, lubang kutikula, dan
lentisel oleh proses fisiologi tanaman.
Transpirasi adalah terlepasnya air dalam bentuk uap air melalui stomata dan
kutikula ke udara bebas (evaporasi). Jadi semakin cepat laju transpirasi berarti
semakin cepat pengangkutan air dan zat hara terlarut, demikian pula sebaliknya. Alat
untuk mengukur besarnya laju transpirasi melalui daun disebut fotometer atau
transpirometer.
Transpirasi dalam tanaman atau terlepasnya air melalui kutikula hanya 5-10%
dari jumlah air yang ditranspirasikan. Air sebagian besar menguap melalui stomata,
sekitar 80% air ditranspirasikan berjalan melewati stomata, sehingga jumlah dan
bentuk stomata sangat mempengaruhi laju transpirasi. Selain itu transpirasi juga
terjadi melalui luka dan jaringan epidermis pada daun, batang, cabang, ranting,
bunga, buah dan akar.
Tidak semua tumbuhan mengalami proses transpirasi. Sedangkan pada
tumbuhan yang mengalami proses ini, transpirasi terkadang terjadi secara berlebihan
sehingga mengakibatkan tumbuhan kehilangan banyak air dan lama kelamaan layu
sebelum akhirnya mati.
4
tumbuhan membuka stomatanya untuk mengambil karbon dioksida dari udara untuk
berfotosintesis
Lebih dari 20 % air yang diambil oleh akar dikeluarkan ke udara sebagai uap
air. Sebagian besar uap air yang ditranspirasi oleh tumbuhan tingkat tinggi berasal
dari daun selain dari batang, bunga dan buah.
Transpirasi menimbulkan arus transpirasi yaitu translokasi air dan ion organik
terlarut dari akar ke daun melalui xilem.
Alat ini mengukur pengambilan air oleh sebuah potongan pucuk, dengan asumsi
bahwa bila air tersedia dengan bebas untuk tumbuhan, jumlah air yang diambil sama
dengan jumlah air yang dikeluarkan oleh transpirasi.
3. Pengumpulan Uap Air yang ditranspirasi
Cara ini mengharuskan tumbuhan atau bagian tumbuhan dikurung dalam sebuah
bejana tembus cahaya sehingga uap air yang ditranspirasikan dapat dipisahkan.
4. Penimbangan Langsung
Pengukuran transpirasi yang paling memuaskan diperoleh dari tumbuhan yang
tumbuh dalam pot yang telah diatur sedemikan rupa sehingga evaporasi dari pot dan
permukaan tanah dapat dicegah. Kehilangan air dari tumbuhan ini dapat ditaksir
untuk jangka waktu tertentu dengan penimbangan langsung.
C. Persipitasi (Meteorologi)
3.1. Pengertian Persipitasi
presipitasi (juga dikenal sebagai satu kelas dalam hidrometeor, yang
merupakan fenomena atmosferik) adalah setiap produk dari kondensasi uap air di
atmosfer. Ia terjadi ketika atmosfer (yang merupakan suatu larutan gas raksasa)
menjadi jenuh dan air kemudian terkondensasi dan keluar dari larutan tersebut
(terpresipitasi). Udara menjadi jenuh melalui dua proses, pendinginan atau
penambahan uap air.
Presipitasi yang mencapai permukaan bumi dapat menjadi beberapa bentuk,
termasuk diantaranya hujan, hujan beku, hujan rintik, salju, sleet, and hujan es.
Virga adalah presipitasi yang pada mulanya jatuh ke bumi tetapi menguap sebelum
mencapai permukaannya.
Presipitasi adalah salah satu komponen utama dalam siklus air, dan merupakan
sumber utama air tawar di planet ini.Diperkirakan sekitar 505.000 km³ air jatuh
sebagai presipitasi setiap tahunnya, 398,000 km³ diantaranya jatuh di lautan.[2] Bila
didasarkan pada luasan permukaan Bumi, presipitasi tahunan global adalah sekitar
1 m, dan presipitasi tahunan rata-rata di atas lautan sekitar 1,1 m.
Presipitasi perlu diukur untuk mendapatkan data hujan yang sangat berguna
bagi pernecanaan hidrologis, semisal perencanaan pembangunan bendung, dam, dan
sebagainya.
banyak uap yang dapat di tampung, maka kekeringan dan kebasahan udara tidak
dapat ditentukan oleh kelembaban mutlak saja. Kelembaban relative adalah
perbandingan antara massa uap dalam suatu satuan volume dan massa uap yang
jenuh dalam satuan volume itu pada suhu yang sama. Kelembaban relative ini
biasanya disebut kelembaban.Salah satu fungsi utama kelembaban udara adalah
sebagai lapisan pelindung permukaan bumi. Kelembaban udara dapat
menurunkan suhu dengan cara menyerap atau memantulkan sekurang-
kurangnya setengah radiasi matahari gelombang panjang dari permukaan bumi
pada waktu siang dan malam hari. Sejalan dengan meningkatnya suhu udara,
meningkat pula kapasitas udara dalam menampung uap air. Sebaliknya, ketika
udara bertambah dingin, gumpalan awan menjadi bertambah besar dan pada
gilirannya akan jatuh sebagai air hujan.
Pengukuran kelembaban biasanya di ukur dengan thermometer bola
kering dan thermometer bola basah.
2. Energi Matahari
Energi matahari adalah “ mesin “ yang mempertahankan berlangsungnya
daur hidrologi. Ia juga bersifat mempengaruhi terjadinya perubahan iklim. Pada
umumnya, besarnya energi matahari yang mencapai permukaan bumi adalah 0,5
langley/menit. Namun demikian, besarnya energi matahari bersih yang diterima
permukaan bumi bervariasi tergatung pada letak geografis dan kondisi
permukaan bumi.Pemukaan bumi bersalju, sebagai contoh, mampu
merefleksikan 80% dari radiasi matahari yang datang. Sementara, permukaan
bumi dengan jenis tanah berwarna gelap dapat menyerap 90% ( wanielista,
1990). Adanya perbedaan keadaan geografis tersebut mendorong terjadinya
gerakan udara di atmosfer, dan demikian juga berfungsi dalam penyebaran
energi matahari. Energi matahari bersifat memproduksi gerakan massa udara di
atmosfer dan diatas lautan. Energi ini merupakan sumber tenaga untuk
terjadinya proses evaporasi dan transpirasi. Evaporasi berlangsung pada
permukaan badan perairan sedangkan transpirasi adalah kehilangan air dalam
vegetasi. Energi matahari mendorong terjadinya daur hidrologi melalui proses
radiasi. Sementara penyebaran kembali energi matahari dilakukan melalui
proses konduksi dari daratan dan konveksi yang berlangsung di dalam badan air
dan atmosfer.
Konduksi adalah suatu proses transportasi udara antara dua lapisan
( udara ) yang berdekatan apabila suhu kedua lapisan tersebut berbeda.
Konveksi adalah pindah panas yang timbul oleh adanya gerakan massa
udara atau air dengan arah gerakan vertical. Dapat juga dikatakan bahwa
konveksi merupakan hasil ketidakmantapan masa udara atau air. Seringkali
dikarenakan oleh energi potensial dalam panas tak tampak ( latent heat ) yang
sedang dikonversikan kedalam gulungan massa udara. Besarnya laju konversi
ketika energi terlepaskan akan menentukan keadaan meteorology (hujan dan
angina). Umumnya gulungan massa udara yang lebih besar akan menghasilkan
curah hujan yang lebih singkat.
3. Angin
Angin adalah gerakan massa udara, yaitu gerakan atmosfer atau udara
nisbi terhadap permukaan bumi. Parameter tentang angin yang biasanya dikaji
adalah arah dan kecepatan angin. Kecepatan angin penting karena dapat
menentukan besarnya kehilangan air melalui proses evapotranspirasi dan
mempengaruhi kejadian-kejadian hujan. Untuk terjadinya hujan, diperlukan
8
D.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
9
Sirkulasi laut adalah pergerakan massa air di laut. Sirkulasi laut di permukaan
dibagkitkanoleh angin yang bekerja di permukaan laut dan disebut sebagai sirkulasi Lut
yang dibangkitkan oleh angin (Wind driven cean circulation). Selain itu, ada juga
sirkulasi yang yang bukan dibangkitkan dengan angin yang di sebut sebagai sirkulasi
termohalin (thermohaline circulation) dan sirkulasi akibat pasang surut laut. Sirkulasi
Thenmohali dibangkitkan oleh adanya perbedaan densitas air laut. Isttila termohalin
sendiri berasal dari dua kata yaitu thermo yang berarti temperatur dan haline yang berarti
salinitas. Penamaan ini debrikan karena densitas air laut sangat sangat di pengaruhi
temperatur dan salinitas. Sementara itu sirkulasi laut akibat pasang surut disebakan oleh
adanya perbedaan distribusi tinggi muka laut akibat adanya interaksi bumi, bilan, dan
matahari.
Arus laut gerakan massa air laut yang berpindah dari satu tempat ke tempat lain.
Gerakan massa air laut tersebut di gerakan oleh penngaruh angin. Angin bergerak dari
tekanan udara yang tinggi ke tekanan udara yang lebih rendah.
Faktor-faktor yang mempengaruhi arus laut :
1. Angin
2. Salinitas
3. Suhu
4. Gravitasi
5. Grak rotasi bumi
6. Konfigurasi benua
7. Topografi dasar laut
DAFTAR ISI
10