PROPOSAL SKRIPSI
Oleh :
Dina Permatasari
171151056
PURWAKARTA
2021
KATA PENGANTAR
Penulis
i
LEMBAR PERSETUJUAN
Oleh :
Dina Permatasari
171151056
Telah diperiksa dan disetujui sebagai Proposal Skripsi pada tanggal .....................
Pembimbing 1
Asep Hermawan,.S.T.,M.T
NIDN : 0408127705
Mengetahui,
ii
LEMBAR PERSETUJUAN PENGUJI
Oleh :
Dina Permatasari
NIM : 171151056
Menyetujui
Tim Penguji
Penguji I Penguji II
iii
DAFTAR ISI
iv
2.1.15 Format MRP .................................................................................... 24
2.2 Kerangka Berpikir ....................................................................................... 26
v
DAFTAR GAMBAR
vi
DAFTAR TABEL
vii
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
PT. Cipagamas memproduksi beberapa jenis beton cair dengan sistem make to
order dikarenakan beton cair tidak dapat di stock karena dapat mempengaruhi
kualitas mutu beton cair itu sendiri, maka dari itu kapasitas produksi yang tidak
optimal dapat mempengaruhi proses produksi. Kendala yang terjadi pada PT
Cipagamas perkasa adalah tidak seimbangnya kapasitas produksi dengan jumlah
permintaan produksi yang tidak stabil. Apabila terjadinya kelebihan kapasitas
sudah pasti operasional produksi tidak efesien. Begitu pula apabila statsiun kerja
mengalami kekurangan kapasitas maka tentu pemesanan yang diinginkan
perusahaan tidak akan terpenuhi dan akan memaksa untuk diadakannya over time
atau sub kontrak.
ada dan kapasitas dari setiap pusat kerja selama periode waktu tertentu (Garpezs,
1998).
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini menguraiakan berbagai hal mengenai latar belakang, rumusan masalah,
batasan masalah, tujuan masalah, manfaat penelitian dan sistematika penulisan.
Uraian bab ini dimaksudkan untuk menjelaskan latar belakang penelitian sehingga
dapat memberi masukan sesuai dengan tujuan penelitian dengan batasan – batasan
masalah yang ada.
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kapasitas
2.1.1 Pengertiam Kapasitas
Kapasitas (Capacity) adalah hasil produksi atau volume pemprosesan
(troughtput) atau jumlah unit yang dapat ditangani, diterima, disimpan, atau
diproduksi oleh sebuah fasilitas dalam suatu periode waktu tertentu. (Jay Heizer
dan Bary Render 2006). Kapasitas menentukan :
a. Persyaratan modal sehingga mempenagruhi sebagian besar biaya tetap.
b. Menentukan apakah permintaan dapat dipenuhi atau apakah fasilitas yang
ada berlebihan. Jika kapasitas terlalu besar, sebagian fasilitas akan menganggur
dan akan terdapat biaya tambahan yang dibebankan pada produksi yang ada.
6
7
and Planned Order yang diciptakan oleh Material Requirment Planning. Dengan
kapasitas yang tersedia pada tiap Work Center dalam setiap periode waktu dari
horizon perencanaan (Edward, et all,1998) dalam Fatmawati (2013).
Keterangan :
otp : operation time perunit
rtu : run time unit
st : setup time
als : average lot size
Ada beberapa cara yang diperlukan untuk melaksanakan analisis Capacity
Requirment Planning (CRP), yaitu :
1. Memperoleh informasi tentang Planned Order Release dari Material
Requirment Planning (MRP). Informasi yang berkaitan dengan Planned Order
Release untuk tiap komponen per periode waktu berdasarkan informasi dari
MRP yang telah dijadwalakan.
2. Memperoleh informasi tentang standar Setup Time per Unit dan standar Setup
Time per Lot Size. Tiap pusat kerja (Work Center) dengan informasi tentang
Setup Time per Unit dan standar Setup Time per Lot Size. Sebagai contoh
terdapat pusat kerja (Work Center). Kapasitas tersedia dihitung beradasarkan
jam kerja efektif setiap hari dikalikan dengan jumlah hari setiap bulan.
3. Menghitung kapasitas yang dibutuhkan dari masing-masing pusat kerja (Work
Center), cara menghitungnya dengan cara sebagai berikut :
a. Jumlah mesin 1 atau ada berapa mesin yang identik dengan sistem produksi
secara pararel.
𝑋
Hstd ∑(𝑛)[Oi(Ti + 𝑆𝑖 ) + 𝐵𝑖. 𝑁𝑖) .............................................................. (2.2)
Keterangan :
9
b. Proses produksi membutuhkan mesin lebih dari suatu sistem seri dan waktu
pengerjaan di masing – masing mesin berbeda, perlu mengetahui beberapa
tahapan:
Waktu processing di masing – masing mesin atau work center statsion untuk
masing – masing produk (matriks waktu).
Data permintaan atau jadwal induk produksi selama satu periode
perencanaan diletakkan dalam matriks permintaan atau matriks jadwal
induk produksi. Menggunakan metode bill of labour untuk menghitung
kebutuhan kapasitas di setiap mesin atau work station pada setiap interval
waktu perencanaan produksi dengan cara sebagai berikut :
Aliran Perencnaan
Aliran Perencnaan
Peramalan Pemesanan
Konsumen
Permintaan Produk
Perencanaan Perencanaan
Kapasitas Kebutuhan
Jangka Panjang Jangka Pendek
Pengendalian
Pemantauan Receiving dan
Produksi
Penjadwalan shiping
Produksi
Pengendalian
Pemantauan Persediaan Pemasok
Persedian
Salah satu perhatian perencanaan kapasitas adalah jumlah persediaan yang akan
dipertahankan. Rencana persediaan yang sering digunakan oleh perusahaan yang
mengahadapi permintaan musiman adalah dengan cara memproduksi lebih banyak
dari kebutuhan pada saat permintaan rendah dimana kelebihannya kemudian
disimpan. Pada saat permintaan rendah menjolak maka kebutuhan tersebut akan
terpenuhi dari produk simpanan. Dengan demikian tingkat persediaan jumlah
barang yang diproduksi otomatis juga akan bervariasi. Pengendalian persediaan
yang diinginkan membandingkan persediaan yang ada dengan jumlah persediaan
yang diinginkan. Dengsn demikian pengendalian persediaan terpengaruh oleh
keputusan perencanaan kapasitas.
14
Jadwal Induk Produksi (JIP) merupakan suatu pernyataan tentang produk akhir
(termsuk parts pengganti dan suku cadang) dari suatu perushaan industri
manufaktur yang merencankan, memproduksi output berkaitan dengan kuantitas
periode waktu. JIP mendisagresiasikan dan mengimplementasikan rencana
produksi (aktivitas pada level 1 dalam hirarki perencanaan prioritas) dinyatakan
dalam konfigurasu spesifik dengan nomor – nomor item yang ada didalam item
Master and BOM (BilL Of material) file.
1. Planned Order yaitu order yang rencananya akan di released dan dibuat setelah
mempertimbangkan demand-supply.
2. Firm Planned Order yaitu order yang direncanakan akan dibuat di perushaan
tersebut tetapi di relesead (masih perkiraa)
3. Orders yaitu yang telah dibuat dan diperintahkan untuk dibuat atau dikerjakan.
perusahaan, hal ini dikarenakan biaya lembur pasti lebih tinggi dari biaya waktu
kerja biasanya.
1. Tenaga kerja
2. Mesin dan peralatan
3. Kapasitas gudang
4. Kapabilitas pemasok material dan parts
5. Sumber daya keuangan
Rought Cut Capacity Planning (RCCP) atau perencanaan kapasitas kasar ini
termasuk dalam perencanaan kapasitas jangka panjang. Rought Cut Capacity
Planning (RCCP) merupakan kebutuhan yang diperlukan untuk melakukan MPS.
Horizon waktu sama dengan MPS, biasanya 1 sampai dengan 3 tahun.
Rought Cut Capacity Planning (RCCP) merupakan urutan kedua dari hirarki
perencanaan prioritas kapasitas yang berperan dalam mengembangkan MPS.
Rought Cut Capacity Planning (RCCP) melakukan validasi terhadap MPS yang
juga menempati urutan kedua dalam hirarki perencanaan prioritas produksi. guna
menempatkan sumber – sumber spesifik tertetu, khususnya yang diperkirakan akan
menjadi hambatan adalah cukup untuk melaksankan MPS. Dengan demikian kita
dapat membantu manajemen untuk melaksanakan Rought Cut Capacity Planning
(RCCP), dengan memberikan informasi tentang tingkat produksi dimasa yang
mendatang yang akan memenuhi permintaan total itu.
Rought Cut Capacity Planning (RCCP) adalah serupa dengan perencanaan
kebutuhan sumber daya Resource Requirment Planning (RRP), kecuali bahwa
Rought Cut Capacity Planning (RCCP) adalah lebih terperinci daripada RRP dalam
beberapa hal, seperti :
1. Rought Cut Capacity Planning (RCCP) disagregasikan kedalam level item.
2. Rought Cut Capacity Planning (RCCP) disagregasikan berdasarkan periode
waktu harian atau mingguan.
3. Rought Cut Capacity Planning (RCCP) mempertimbangkan lebih banyak
sumber daya produksi.
18
MPS, maka dapat dilakukan kegiatan produksi secara terencana dan terkendali
sehingga kepuasan pelanggan tercapai karena terpenuhinya order terhadap produk
tepat waktu dan tepat jumlah (Rasbina, Sinulingga, & Siregar, 2013), Pada dasarnya
jadwal induk produksi merupakan suatu pernyataan tentang produk akhir (termasuk
parts pengganti dan suku cadang) dari suatu perusahaan industry manufaktur yang
merencanakan memproduksi output berkaitan dengan kuantitas dan periode waktu.
MPS mengimplementasikan rencana produksi. Apabila rencana produksi yang
merupakan hasil dari perencanaan produksi (aktivitas pada level 1 dalam hierarki
perencanaan prioritas) dinyatakan dalam hasil dari proses jadwal induk produksi
yang merupakan hasil dari proses penjadwalan produksi induk dinyatakan dalam
konfigurasi spesifik dengan nomor-nomor item yang ada dalam Item Master and
BOM (Bill Of Material) files. Aktivitas jadwal induk produksi pada dasarnya
berkaitan dengan bagaimana menyusun dan memperbarui jadwal induk produksi
memproses transaksi dari MPS, memelihara catatan-catatan MPS, mengevaluasi
efektivitas dari MPS, dan memberikan laporan evaluasi dalam periode waktu yang
teratur untuk keperluan umpan balik dan tinjauan ulang.Jadwal induk produksi pada
dasarnya berkaitan dengan aktivitas melakukan empat fungsi utama,yaitu :
a. Menyediakan atau memberikan input utama kepada system perencanaan
b. kebutuhan material dan kapasitas (material and capacity requirement
planning) yang merupakan aktivitas perencanaan level 3 dalam hierarki
perencanaan prioritas dan perencanaan kapasitas pada system MRP II.
c. Menjadwalkan pesanan-pesanan produksi dan pembelian (production dan
purchase order) untuk item-item MPS.
d. Memberikan landasan untuk penentuan kebutuhan sumber daya dan
kapasitas.
e. Memberikan basis untuk pembuatan janji tentang penyerahan produk
kepada
f. pelanggan.
Dalam penyusunan MPS, berikut penjelasan singkat berkaitan dengan
informasi yang ada dalam MPS (Gaspersz, 2012).
b. On Hand adalah posisi inventori awal yang secara fisik tersedia dalam stok
yang merupakan kualitas dari item yang ada di dalam stok.
c. Lot Size adalah kuantitas dari item yang biasanya dipesan dari pabrik atau
pemasok. Sering disebut juga sebagai kuantitas pesanan (Order Quantity)
atau ukuran batch size.
d. Safety Stock adalah tambahan dan item yang direncanakan untuk berada
dalam inventori yang dijadikan sebagai stok pengaman guna mengatasi
fluktuasi dalam ramalan penjualan, pesanan-pesanan pelanggan dalam
waktu singkat, dan lain-lain. Demand Time Fence adalah periode
mendatang dari MPS dimana dalam periode ini perubahan-perubahan
terhadap MPS tidak diijinkan atau tidak diterima karena akan menimbulkan
kerugian biaya yang besar akibat ketidaksesuaian atau kekacauan jadwal.
e. Planning Time Fence adalah periode mendatang dari MPS dimana dalam
periode ini perubahan terhadap MPS dievaluasi guna mencegah
ketidaksesuaian atau kekacauan jadwal yang akan mengakibatkan kerugian
dalam biaya.
f. Time Periods for Display banyaknya periode waktu yang ditampilkan dalam
format MPS.
g. Sales Plan (sales forecast) adalah rencana penjualan atau peramalan
penjualan untuk item yang dijadwalkan itu.
h. Actual Order merupakan pesanan-pesanan yang diterima dan bersifat pasti.
i. Projected Available Balances adalah proyeksi on hand inventory dari waktu
ke waktu diproyeksikan pada akhir dari setiap periode waktu dalam horizon
perencanaan MPS.
j. Master Production Schedule adalah jadwal produksi atau manufakturing
yang diantisipasi untuk item tertentu.
Keterangan :
Lead Time merupakan jangka waktu yang dibutuhkan sejak MRP
menyarankan suatu pesanan sampai item yang dipesan itu untuk siap
digunakan.
On Hand merupakan persediaan awal yang menunjukkan kuantitas dari item
secara fisik ada dalam gudang.
Lot Size merupakan kuantitas pesanan (order quantity) dari item. Ada
banyak teknik yang dapat digunakan untuk menentukan ukuran lot yang dapat
digunakan.
Dimana :
L = Lead Time
D = Permintaan / Jumlah yang akan dibeli
Safety Stock merupakan stok pengaman yang ditetapkan oleh perencana
MRP untuk mengatasi fluktuasi dalam permintaan (demand) dan/atau
penawaran MRP merencanakan untuk mempertahankan stok pada level ini
pada semua periode waktu.
Gross Requirement Merupakan permintaan kotor dari suatu item yang didapat
dari perencanaan produksi.
Schedule Receipts Jadwal kedatangan barang yang dipesan pada periode t
Projected On Hand Merupakan catatan jumlah barang yang ada pada periode
26
Capacity Requirement
Kapasitas yang tersedia Planning (CRP)
Menentukan Permintaan
Dengan menggunakan
Apriani Perencanaan Kapasitas waku Metode yang Berbeda objek metode CRP mengalami
2. Kartika Putri Produksi BOGIE dengan Penelitian digunakan Penelitian kekurangan kapasitas
Tahun 2011 Metode Capacity Requirement dengan metode adalah CRP produksi sebesar 244,5 jam,
Planning (CRP) di PT. Barata CRP sehingga metode CRP lebih
Indonesia baik. Dalam memenuhi
permintaan pada bulan
Desember 2011 – Desember
2012 dengan jumlah jam
kerja 8 jam / hari,
perusahaan masih
mengalami kekurangan
kapasitas waktu sebesar
253,6 jam.
29
3. Fatmawati Analisis Kapasitas Produksi Penelitian Membahas Berbeda Objek Hasil kapasitas tersedia
Tahun 2012 Dengan Metode Capacity Kapasitas kapasitas penelitiannya selama tahun 2011
Requirement Planning Produksi produksi maxsimum 546 jam dan
(CRP) Di Pt. Hanil Jaya dengan metode minimum 564 jam.
Stell yang sama Sedangkan kapasitas yang
di perlukan pada Reheating
Furnace : minimum 42,108
jam dan maxsium 47,094
jam. Antisipasi yang harus
dilakukan adalah menambah
mesin Bending 1 unitdan
tenaga kerja di stasiun kerja
Handling 2 orang.
12. Wawan K Perencanaan Kebutuhan Penelitian Sama Berbeda metode, Strategi yang dapat
Risal (2017) Kapsitas Produksi pada SP dengan metode membahas objek dan dilakukan oleh perusahaan
Alumunium MRP dan Kapasitas penelitian agar dapat memenuhi
RCCP Produksi permintaan adalah dengan
cara melakukan lembur
pada statsiun kerja cetak
wajan super ukuran 16 dan
16, gerinda, bubut dan
polish. Lembur dilakukan
selama 3 jam.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Identifikasi Masalah
Tujuan Penelitian
1.Untuk mengetahui cara mengatasi masalah dalam meningkatkan
kapasitas produksi di PT. Cipagamas Perkasa
2.Untuk mengetahui analsis kapasitas produksi yang layak di PT.
CipagamasPerkasa.
Pengumpulan Data
Pengolahan Data
34
35
Ya
Analisis CRP
Tidak
Usulan Perencanaan
Kapasitas
Selesai
3.5 Variabel
Tabel 3.1 Variable Penelitian
Variabel Indikator Jenis Data Sumber Teknik
Pengumpulan Data
Waktu kerja Data Sekunder PT. Wawancara
efektif Cipagamas
Perkasa
Kapasitas Mesin Sekunder PT. Wawancara
mesin Conveyor Cipagamas
Perkasa
Run time Mesin Sekunder PT. Wawancara
Conveyor Cipagamas
Perkasa
Set Up Mesin Sekunder PT. Wawancara
Time Conveyor Cipagamas
Perkasa
3.11 Keterbatasan
Keterbatasan dalam penelitian ini adalah data yang dikumpulkan, karena
perusahaan tidak akan memberikan data yang bersifat privasi sehingga penelitian
menggunakan data yang di dapat secara maksimal.
DAFTAR PUSTAKA
Heizer, Jay & Render, Barry, (2009). Manajemen Operasi. Salemba Empat, Jakarta,
Iqbal Yanuri Nugraha,ST (2016). “Penentuan jam mesin untuk produksi kain
dengan pendekatan dinamis di PT. XYZ”.
Iksan (2008) “Analisis Perencanaan Kapasitas Produksi pada PT. Muncul Abadi
dengan Metode Rought Cut Capacity Planning”
39
40