Anda di halaman 1dari 3

Bab V

Deskripsi Entitas Privat


Entitas privat adalah jenis perusahaan atau organisasi yang dimiliki dan dioperasikan
oleh individu, kelompok, atau entitas swasta. Salah satu karakteristik paling mencolok dari
entitas privat adalah kepemilikan yang terbatas, yang berarti saham atau kepemilikan dalam
perusahaan ini tidak diperdagangkan secara terbuka di pasar saham. Berikut adalah poin
penting dalam deskripsi entitas privat:
1. Kepemilikan Terbatas: Entitas privat dimiliki oleh individu, kelompok tertentu, atau
entitas swasta. Kepemilikan saham atau ekuitas tidak tersedia untuk publik dan biasanya
terbatas pada pemegang saham utama atau pihak-pihak terkait.
2. Tidak Diperdagangkan di Bursa Saham Publik: Saham entitas privat tidak
diperdagangkan di bursa saham publik seperti yang dilakukan oleh perusahaan publik.
Oleh karena itu, tidak ada pasar sekunder yang aktif untuk saham ini.
3. Keterbatasan dalam Pengumpulan Dana: Entitas privat seringkali memiliki akses yang
lebih terbatas ke sumber dana dibandingkan perusahaan publik. Mereka cenderung
bergantung pada modal dari pemegang saham, pinjaman, atau pendanaan lainnya.
4. Fleksibilitas dalam Pengambilan Keputusan: Kepemilikan dan kontrol yang terpusat
memungkinkan pemegang saham utama dalam entitas privat untuk mengambil keputusan
operasional dan strategis tanpa harus memenuhi persyaratan peraturan yang sama seperti
yang berlaku untuk perusahaan publik.
5. Kerahasiaan Bisnis: Salah satu keuntungan entitas privat adalah kemampuan untuk
menjaga kerahasiaan informasi bisnis mereka, termasuk informasi keuangan. Mereka
tidak diwajibkan untuk mengungkapkan sebagian besar informasi keuangan mereka
kepada publik.
6. Bentuk Hukum Beragam: Entitas privat dapat mengambil berbagai bentuk hukum,
termasuk perusahaan terbatas, perusahaan perseorangan, kemitraan, atau bentuk-bentuk
lain yang sesuai dengan peraturan lokal.
7. Tujuan Bisnis yang Beragam:** Entitas privat dapat didirikan untuk berbagai tujuan
bisnis, termasuk keuntungan, filantropi, atau kelangsungan bisnis keluarga.
8. Pemantauan Regulasi:** Meskipun entitas privat mungkin memiliki lebih sedikit
kewajiban pengungkapan dibandingkan perusahaan publik, mereka masih tunduk pada
sejumlah regulasi dan standar akuntansi yang berlaku di yurisdiksi di mana mereka
beroperasi.
Entitas privat seringkali menjadi pilihan bagi pengusaha, keluarga, dan kelompok-
kelompok yang ingin menjalankan bisnis dengan lebih sedikit intervensi dari publik dan pasar
saham. Mereka dapat berfokus pada tujuan bisnis dan strategi jangka panjang mereka dengan
lebih fleksibel. Namun, penting untuk menjaga kepatuhan hukum dan menjalankan praktik
bisnis yang etis, terlepas dari bentuk hukumnya.

Konsep dan Prinsip Pervasive


Konsep dan prinsip pervasive adalah dasar yang mendasari praktik pelaporan
keuangan dan akuntansi. Mereka membentuk kerangka kerja yang digunakan oleh organisasi
untuk memastikan integritas, relevansi, dan kepatuhan laporan keuangan. Berikut adalah
rangkuman dari konsep dan prinsip pervasive yang penting:
1. Kesinambungan Operasi (Going Concern): Konsep ini mengasumsikan bahwa entitas
akan terus beroperasi dalam waktu yang dapat diantisipasi. Dengan demikian, laporan
keuangan harus disusun dengan asumsi ini sebagai dasar. Hal ini memastikan bahwa
laporan keuangan mencerminkan situasi keuangan yang wajar dan realistis.
2. Konsistensi: Prinsip konsistensi menekankan perlunya konsistensi dalam penggunaan
kebijakan akuntansi dari tahun ke tahun. Ini memungkinkan perbandingan antarperiode
menjadi lebih bermakna dan mengurangi potensi distorsi dalam pelaporan.
3. Akuntabilitas (Accountability): Organisasi memiliki kewajiban untuk memberikan
informasi keuangan yang relevan dan dapat dipercaya kepada pemegang saham dan
pihak-pihak lain yang memiliki kepentingan dalam perusahaan. Prinsip ini memastikan
transparansi dalam pelaporan.
4. Pengungkapan Penuh (Full Disclosure): Prinsip ini mendorong organisasi untuk
memberikan informasi yang cukup kepada pemangku kepentingan untuk memahami
situasi keuangan dan operasional mereka. Ini termasuk pengungkapan informasi yang
signifikan tentang risiko dan ketidakpastian.
5. Asas Kebijaksanaan (Prudence): Organisasi harus menggunakan pertimbangan yang hati-
hati dalam menilai aset dan kewajiban mereka, sehingga tidak terlalu optimis atau
pesimis dalam estimasi mereka. Ini mempromosikan kebijaksanaan dan kehati-hatian
dalam pelaporan.
Konsep dan prinsip pervasive adalah pedoman etika dan peraturan dalam penyusunan
laporan keuangan. Mereka mengarahkan organisasi untuk menyajikan informasi yang adil,
akurat, dan relevan kepada pemegang saham dan pihak terkait. Dengan mengikuti prinsip ini,
laporan keuangan dapat menjadi alat yang kuat dalam pengambilan keputusan, evaluasi
kinerja, dan pengungkapan yang jujur. Pemahaman yang baik terhadap konsep dan prinsip ini
penting dalam praktik akuntansi dan pelaporan keuangan yang profesional.

Tujuan Laporan Keuangan Entitas Privat


Laporan keuangan entitas privat memiliki tujuan khusus yang dirancang untuk
memenuhi kebutuhan pemilik, manajemen, dan pihak-pihak terkait dalam lingkup bisnis yang
tidak diperdagangkan secara publik. Berikut adalah ringkasan tujuan laporan keuangan
entitas privat:
1. Penyediaan Informasi Relevan: Laporan keuangan entitas privat bertujuan utama untuk
menyediakan informasi keuangan yang relevan kepada pemilik, pemegang saham utama,
manajemen, dan pihak terkait. Informasi ini membantu mereka dalam pengambilan
keputusan ekonomi yang berdampak pada operasi, investasi, dan pengelolaan
perusahaan.
2. Penilaian Kinerja dan Pertumbuhan: Laporan keuangan digunakan untuk mengevaluasi
kinerja keuangan entitas privat, termasuk kemampuan untuk menghasilkan laba bersih,
mengukur pertumbuhan pendapatan, dan mengelola sumber daya dengan efisien. Ini
membantu pemangku kepentingan untuk memahami sejauh mana bisnis berjalan sesuai
rencana.
3. Kepatuhan Regulasi: Laporan keuangan entitas privat harus memenuhi peraturan dan
standar akuntansi yang berlaku di yurisdiksi di mana mereka beroperasi. Ini termasuk
pematuhan terhadap pajak dan hukum perpajakan yang berlaku.
4. Pemenuhan Kewajiban Pajak: Laporan keuangan juga berperan dalam perhitungan dan
pemenuhan kewajiban pajak. Informasi yang akurat dan tepat waktu dalam laporan
keuangan sangat penting untuk memastikan kewajiban pajak dipenuhi dengan benar.
5. Pertanggungjawaban kepada Pemangku Kepentingan: Laporan keuangan mencerminkan
pertanggungjawaban manajemen kepada pemegang saham, pihak-pihak yang
meminjamkan dana kepada entitas, dan pihak-pihak yang memiliki kepentingan ekonomi
dalam bisnis tersebut.
Laporan keuangan entitas privat memainkan peran kunci dalam komunikasi informasi
keuangan dan kinerja bisnis kepada para pemangku kepentingan. Dengan menyediakan
informasi yang akurat, relevan, dan dapat dipercaya, laporan keuangan membantu dalam
pengambilan keputusan, pemantauan kinerja, pemenuhan regulasi, dan pertanggungjawaban
bisnis secara keseluruhan. Hal ini memungkinkan entitas privat untuk menjalankan bisnis
mereka dengan lebih efisien dan transparan.

Anda mungkin juga menyukai