Anda di halaman 1dari 4

Nama : Angga Saputra

NIM : 23737004

Jurusan : Magister Akuntansi

Resume Isu Audit Kontemporer ( minggu ke-2 : JSI )


Standar Jasa Invetigasi (2021) telah disetujui oleh Dewan Standar Profesional
Akuntan Publik pada tanggal 14 Agustus 2021 dan telah disahkan dalam Rapat Dewan
Pengurus tanggal 19 Agustus 2021. Standar Jasa Investigasi (2021) berlaku efektif untuk
perikatan jasa investigasi pada atau setelah tanggal 1 Januari 2022, penerapan ini
diperkenankan. Standar Jasa Investigasi digunakan bagi Akuntan Publik yang
memberikan jasa investigasi kepada klien.
Cakupan SJI terdiri dari :
1. Kerangka perikatan jasa investigasi
Kerangka ini menjelaskan unsur-unsur dan tujuan perikatan jasa investigasi, serta
mengidentifikasi keterterapan perikatan Standar Jasa Investigasi (“SJI”). SJI
merupakan standar minimum bagi Akuntan Publik (AP) dan Kantor Akuntan Publik
(KAP), termasuk Pihak Terasosiasi, yang melaksanakan perikatan jasa investigasi.
Kerangka ini menyediakan acuan untuk:
a. AP dan KAP, termasuk Pihak Terasosiasi, ketika melaksanakan perikatan jasa
investigasi;
b. Pihak Terasosiasi, yaitu Rekan KAP yang tidak menandatangani laporan pemberian
jasa, pegawai KAP yang terlibat dalam pemberian jasa, atau pihak lain yang terlibat
langsung dalam pemberian jasa;
c. Pihak-pihak lain yang terlibat dalam perikatan jasa investigasi, termasuk pengguna
laporan yang dituju dan pihak yang bertanggung jawab atas hal pokok(subject matter).
d. Dewan Standar Profesional Akuntan Publik (DSPAP) – Institut Akuntan Publik
Indonesia (IAPI) ketika mengembangkan Standar Jasa Investigasi. Kerangka ini tidak
menetapkan standar atau prosedur dalam pelaksanaan perikatan jasa investigasi. SJI
5100-5400 berisi prinsip dasar, prosedur pokok, dan panduan terkait, yang konsisten
dengan konsep Kerangka ini, untuk pelaksanaan perikatan jasa investigasi.

2. SJI 5100
SJI 5100 ini menetapkan standar umum untuk melaksanakan perikatan jasa
investigasi, yang dapat berupa:
a. Pemeriksaan investigatif; dan/atau
b. Penghitungan kerugian keuangan; dan/atau
c. Pemberian keterangan ahli.
SJI 5100 ini adalah penjabaran lebih lanjut dari Kerangka Perikatan Jasa Investigasi.
2. Standar umum ini berkaitan dengan independensi, objektivitas, integritas,
skeptisisme profesional, keahlian, kompetensi, dan hal lainnya yang menjadi dasar
untuk dapat menerapkan:
a. Manajemen risiko ketika melakukan perikatan jasa investigasi (SJI 5200);
b. Pemeriksaan investigatif (SJI 5300);
c. Penghitungan kerugian keuangan (SJI 5400); dan
d. Pemberian keterangan ahli (SJI 5500).

3. SJI 5200
SJI 5200 ini menetapkan ketentuan yang harus dilaksanakan dalam melakukan
manajemen risiko untuk perikatan jasa investigasi, yang dapat berupa:
a. Pemeriksaan investigatif;
b. Penghitungan kerugian keuangan; dan/atau
c. Pemberian keterangan ahli.
SJI 5200 ini menetapkan hal-hal signifikan yang harus dilakukan sebelum
menerima suatu perikatan jasa investigasi dan ketika memutuskan untuk menerima suatu
perikatan, maka pelaksanaan perikatan harus direncanakan secara memadai terlebih
dahulu, termasuk penilaian risikonya.

4. SJI 5300
Permintaan jasa pemeriksaan investigatif, baik berdasarkan pendekatan langsung
maupun pendekatan litigasi dapat berupa:
a. Pengembangan temuan hasil audit sebelumnya. Apabila dalam pelaksanaan audit
sebelumnya ditemukan adanya dugaan kuat penyimpangan yang terindikasi dapat
merugikan keuangan, maka berdasarkan permintaan yang berwenang, hal tersebut
dapat ditindaklanjuti dengan perikatan pemeriksaan investigatif.
b. Permintaan entitas usaha atas dugaan penyimpangan keuangan. permintaan pihak
entitas usaha yang menemukan telah terjadi dugaan penyimpangan keuangan, dapat
ditindaklanjuti dengan perikatan pemeriksaan investigatif.
c. Permintaan Instansi Penyidik, Kejaksaan, Kepolisian, dan/atau Penetapan
Pengadilan. Atas permintaan Instansi Penyidik, Kejaksaan, Kepolisian, baik secara
langsung maupun melalui penetapan pengadilan, dapat ditindaklanjuti dengan
perikatan pemeriksaan investigatif (SJI 5300) dan dilanjutkan dengan perikatan
penghitungan kerugian keuangan (SJI 5400), dan dilanjutkan lagi dengan perikatan
pemberian keterangan ahli (SJI 5500).

5. SJI 5400
Permintaan jasa investigasi berupa penghitungan kerugian keuangan dimaksudkan
untuk melakukan pengujian atas dugaan/indikasi kerugian keuangan yang timbul dari
suatu kasus/perkara penyimpangan, dan kesimpulan atas hasil penghitungan tersebut
akan digunakan untuk mendukung tindakan litigasi, sebagaimana dikemukakan dalam
Kerangka Perikatan Jasa Investigasi. Namun demikian, yang menentukan terjadi atau
tidaknya suatu perbuatan penyimpangan keuangan atau melawan hukum adalah
hakim di pengadilan, bukan Akuntan Publik.
Permintaan jasa investigasi berupa penghitungan kerugian keuangan dapat berasal
dari entitas usaha atau dari instansi penyidik.
Sumber dana kerugian keuangan dapat mencakup entitas sektor publik seperti instansi
pemerintah, Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Badan Usaha Milik Daerah
(BUMD) dan entitas lainnya yang sumber permodalannya berasal dari negara sesuai
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Sumber dana kerugian keuangan dapat mencakup entitas sektor privat/swasta yang
mencakup perusahaan dan/atau organisasi yang didirikan berdasarkan peraturan
perundang-undangan yang berlaku yang sumber permodalannya bukan berasal dari
negara.

6. SJI 5500
Pemberian keterangan ahli dilakukan oleh AP sebagai kelanjutan dari perikatan
pemeriksaan investigatif dan perikatan penghitungan kerugian keuangan. Namun, AP
dapat pula diminta memberikan keterangan ahli sedangkan pemeriksaan investigatif
dan penghitungan kerugian keuangan telah dilakukan oleh pihak lain.
Pihak yang meminta AP untuk memberikan keterangan ahli, yaitu:
a. Entitas usaha yang sebelumnya telah menugaskan AP untuk melakukan jasa
pemeriksaan investigatif dan/atau penghitungan kerugian keuangan;
b. Entitas usaha lainnya yang sudah menghitung kerugian keuangan, dan meminta AP
untuk memberikan keterangan ahli;
c. Instansi penyidik yang meminta AP untuk memberikan keterangan ahli. Yang
dimaksud “Pemberian Keterangan Ahli” (dalam lingkup investigasi) adalah
pemberian keterangan berdasarkan keahlian seorang profesional investigasi keuangan
dalam suatu kasus tindak pidana dan/atau perdata, untuk membuat terang suatu kasus
bagi penyidik dan/atau hakim.

Anda mungkin juga menyukai