Anda di halaman 1dari 3

Abstrak

Stegodon merupakan jenis gajah purba yang telah punah. Gajah ini hidup tersebar
luas di Kepulauan Indonesia bagian barat dan tengah. Fosil gajah jenis Stegodon ini
dilaporkan pernah ditemukan di pulau Jawa, Sulawesi, Sangihe, Sumba, Timor, dan Flores.
Stegodon di Indonesia dijumpai dalam beberapa spesies, di antaranya Stegodon
trigonocephalus, Stegodon sompoensis, Stegodon florensis, Stegodon sondaari, Stegodon
sumbaensis dan Stegodon timorensis. Stegodon sompeensis atau gajah kerdil adalah spesies
hewan yang hidup pada masa Pleistosen di pulau Sulawesi, Indonesia. Pulau Sulawesi
terbentuk dari proses Endogen, yaitu proses yang terjadi karena adanya Pengangkatan dari
dalam perut bumi dan penggabungan dua daratan. Artinya pembentukan pulau Sulawesi
terjadi tidak seperti pulau-pulau lain yang proses pembentukannya merupakan hasil
Patahan/Pelepasan daratan dari suatu daratan Utama/Benua. Hal ini dapat dibuktikan dengan
adanya beberapa jenis flora dan fauna yang berbeda (tidak ada samanya) di dunia, sebagai
contoh hewan Anoang (sejenis hewan Rusa) dan hewan Kerbau Belang (Tedong Bonga) di
Tana Toraja.

Pendahuluan
Dalam upaya pemenuhan target eksplorasi migas nasional, PT. Pertamina meneliti
mengenai karakteristik batuan karbonat yang ada di Sulawesi untuk reservoar minyak dan gas
bumi. Pada ekspedisi tersebut ditemukan Formasi Tonasa yang memiliki umur Eosen Akhir
hingga Miosen Tengah. Formasi Tonasa ini tersusun atas atas tiga bagian, yaitu Bagian atas
(Batugamping Massif sisipan napal), Bagian tengah (Sisipan batulempung dan batupsir yang
mengandung fosil mollusca yaitu jenis Gastropoda), Bagian bawah (batugamping massif
yang mengandung fosil Foram besar dan berlapis, sisipan breksi dan batugamping pasiran).
Selain itu, ditemukan fosil Stegodon Sompeensis berumur 1,2 juta tahun, yang mana populasi
spesies tersebut tidak mungkin berkembang biak di Sulawesi. Oleh karena itu perlunya
dikorelasikan dengan keterjadian atau proses terjadinya pulau Sulawesi untuk menjawab
apakah gajah tersebut berasal dari pulau sulawesi atau berenang menyeberangi selat
makassar?
Proses Terbentuknya Pulau Sulawesi
1. EOSEN ( 65-40 juta tahun yang lalu )
Saat itu ada 2 daratan yaitu cikal bakal kaki Sulawesi Tenggara dan Timur, dan cikal bakal
kaki Sulawesi Selatan, Barat dan Utara. Kedua apungan daratan itu terbawa bergerak ke barat
menuju Borneo dan terkumpul menjadi satu daratan.
2. MIOSEN ( 40-20 juta tahun yang lalu )
Pada zaman ini pergerakan lempeng kearah barat disertai dengan persesaran yang
menyebabkan mulai terjadi perubahan ekstrim bentuk daratan.
3. PLIOSEN ( 15-6 juta tahun yang lalu )
Hingga zaman ini proses penumbukan kedua daratan itu terus berlangsung, bahkan apungan
hasil tumbukan terus bergerak hingga mendekat ke daratan Kalimantan lalu berhenti di sana.
4. PLEISTOSEN ( 4-2 juta tahun yang lalu )
Pada zaman ini mulai berlangsung fenomena baru, yaitu proses pemekaran dasar samudra di
laut antara Kalimantan dan Sulawesi (sekarang dikenal dengan selat Makasar). Pemekaran
dasar samudra ini menyebabkan cikal bakal atau pulau Sulawesi purba. dan pulau Sulawesi
purba ini kembali bergerak ke timur menjauhi Kalimantan.

Formasi Batuan
1. Formasi Tonasa
Bagian atas : Batugamping Massif sisipan napal
Bagian tengah :Sisipan batulempung dan batupasir yang mengandung fosil mollusca yaitu
jenis Gastropoda.
Bagian bawah : batugamping massif yang mengandung fosil Foram besar dan berlapis,
terdapat juga sisipan breksi dan batugamping pasiran serta terdapat limpahan material
vulkanik
Berdasarkan atas kandungan fosilnya, menunjukkan kisaran umur Eosen Awal sampai
Miosen tengah dan lingkungan neritik dangkal hingga dalam dan laguna.

2. Formasi Camba
Batuan sedimen laut berselingan dengan batuan gunungapi; batupasir tufa berslingan dengan
tufa, batupasir, dan batulempung; konlomerat dan breksi gunungapi, dan setempat dengan
batubara.
Fosil-fosil yang ditemukan pada satuan ini menunjukkan kisaran umur Miosen tengah-
Miosen Akhir pada lingkungan neritik.
Dapat disimpulkan, Hubungan stratigrafi formasi tonasa tidak selaras dengan formasi camba
karena adanya perbedaan waktu kejadian/ terbentuknya yang dilihat dari kandungan fosilnya.

Apakah gajah, binatang super besar itu dapat berenang? Tentu bisa, karena gajah memiliki
alat pernapasan yang luar biasa, yaitu belalai. Sesungguhnya gajah adalah binatang yang
lumrah keberadaannya di sebuah pulau, bahkan gajah sering ditemukan berenang
menyeberangi selat dengan menggunakan belalainya sebagai alat bernapas (Sondaar,
P.Y.,1999).

Ada satu hal yang diyakini oleh para ilmuwan bahwa gajah, juga satwasatwa lainnya yang
fosilnya ditemukan diberbagai tempat di Indonesia adalah pendatang dari daratan Asia.
Peristiwa geologi di Pulau Sulawesi bermula ketika pulau ini masih bersatu dengan
Kalimantan. Sekitar 40 juta tahun yang lalu mulai terbentuk selat nan dalam, Selat Makassar.
Meskipun selat merupakan salah satu penghalang bagi fauna untuk bermigrasi, tetapi
beberapa jenis fauna berhasil menyeberangi selat dalam itu. Berbagai fosil fauna di Lembah
Walanae adalah Celebocherus heekereni, sejenis babi endemik, Archidiskodon celebensis,
Stegodon celebensis, dan stegodon pigmi Stegodon sompoensis, sejenis gajah purba serta
fauna air yang diwakili oleh kura-kura raksasa, Megalochelys sp. Para ahli mengatakan
bahwa jawaban yang rasional mengenai fosil gajah di Sulawesi adalah karena satwa itu
berenang. Stegodon diduga berenang menyeberangi bagian sempit Selat Makassar dari
Kalimantan bagian tenggara ke Sulawesi bagian barat daya. Dalam kondisi tertekan, gajah
mampu berenang sejauh 48 km. Kemampuan itu karena adanya belalai sebagai alat
pernapasan dan badannya yang besar juga memungkinkan dapat mengapung (Gert van den
Bergh).

Diantara peneliti tersebut diatas, telah mengemukakan bahwa lingkungan pengendapan


Formasi Tonasa terletak pada Lingkungan neritik dangkal hingga dalam dan laguna .
Kemudian sedimen karbonat di daerah Selatan Barru terbentuk pada kondisi air laut dangkal
yang relatif stabil, yang dikenal sebagai paparan karbonat Tonasa atau Formasi Tonasa
Formasi Tonasa mempunyai penyebaran yang luas dengan ketebalan hingga 3000 meter,
khusus di daerah Barru terdapat perselingan batugamping dan napal yang banyak
mengandung fosil, dan batugamping yang mengandung fragmen sekis dan ultrabasa di daerah
Ralla. Dari hasil gabungan fosil menunjukkan kisaran umur Eosen Awal (Ta.2) sampai
Miosen Tengah (Tf), dan lingkungan neritik dangkal hingga dalam dan laguna. Pegunungan
bagian Barat sebagian besar disusun oleh batuan gunungapi Formasi Camba yang berumur
Miosen Tengah – Pliosen Awal, batuan ini terendapkan secara tidak selaras di atas Formasi
Tonasa

Pertanyaan
1. Zidan kel 5 : kenapa pulau sulawesi berbentuk huruf k
2. Yosua kel 8 : jika berenang , gimana cara nya tau gajah itu ada pulau ?
3. Ulfah kel 2 : jelaskan cikal bakal pulau sulawesi it

Anda mungkin juga menyukai