NPM : 2320306036
Rombel : 02
Prodi : Pendidikan Matematika
Paragraf Pembuka
Untuk memerangi kemiskinan, berbagai cara dapat ditempuh, berbagai strategi dapat
dijalankan berdasarkan teori atau interpretasi dari keadaan yang dihadapi. Para pengambil
keputusan biasanya dihadapkan pada berbagai pilihan yang tersedia dengan segala akibat
ikutannya baik yang positif maupun yang negatif. Salah satu pilihan ekstrem yang secara
teoretis pernah dilontarkan adalah menghilangkan penduduk miskin dalam waktu yang
sesingkat-singkatnya. Yang paling penting, menurut teori ini, adalah bagaimana menciptakan
suatu masyarakat yang bebas dari beban penduduk miskin yang dilihat dari kacamata
ekonomi tidak memiliki produktivitas yang dapat diandalkan.
Paragraf Pembahasan
Implementasi dari teori ini adalah membiarkan masyarakat miskin bergelut dengan
kemiskinannya tanpa bantuan apa pun, sementara sumber daya pembangunan dialokasikan
kepada masyarakat yang masih bisa ditingkatkan produktivitasnya. Dengan cara
mengeliminasi penduduk miskin secara ekonomi, dalam waktu yang singkat penduduk
miskin akan menemui ajalnya, dan yang tersisa adalah penduduk yang tingkat hidupnya
sudah jauh lebih baik. Bagi bangsa Indonesia, cara seperti ini jelas bukan pilihan karena
tindakan atau strategi ini bertentangan dengan filsafat bangsa Indonesia.
Tidak dapat disangkal, sejak pemerintahan Orde Baru, khususnya selama dasawarsa
1980-an, jumlah penduduk Indonesia yang tergolong miskin telah dapat diturunkan secara
berarti. Lembaga-lembaga internasional pun mengakui hal ini. Walaupun demikian, Indonesia
tidak dapat berpuas diri karena di tengah-tengah lebih dari 180 juta. Penduduknya, dewasa ini
terdapat segelintir anggota masyarakat yang bergelimang harta, sedangkan di pihak lain
masih terdapat 27 juta rakyat tergolong miskin.
Bahwa memerangi kemiskinan bukan pekerjaan yang mudah bukanlah pernyataan yang
tanpa alasan. Seperti kita ketahui, terdapatnya penduduk miskin di mana pun di dunia ini
bukan hanya disebabkan oleh usaha pembangunan ekonomi yang dilakukan pemerintah tidak
menyentuh golongan tersebut. Di samping alasan ekonomi, alasan lain seperti kebudayaan,
faktor komunikasi, tingkat pendidikan ternyata tidak bisa diabaikan. Kepasrahan dan
terbatasnya alat pemuas kebutuhan yang mereka dambakan menjadikan mereka pekerja yang
tidak ulet. Rendahnya tingkat pendidikan yang mereka miliki menyebabkan sikap mereka
menerima bahwa mereka berbeda dari masyarakat yang hidupnya berkecukupan secara
materil.
Paragraf Penutup