Anda di halaman 1dari 45

1 Program Studi Sarjana

Teknik Geodesi dan Geomatika


Fakultas Ilmu Dan Teknologi Kebumian

GD 2206: Hukum dan


Perundangan Geospasial
Dosen (Kelas-01): Hasanuddin Z. Abidin

Hukum dan Perundangan


terkait Batas Negara
2

Prinsip Hukum Internasional Tentang Batas (1)


1. Berdasarkan Konvensi Montevideo tentang
Hak dan Kewajiban Negara, suatu perjanjian • Secara umum, untuk tujuan hukum
yang ditandatangani di Montevideo, Uruguay, internasional, suatu wilayah adalah
pada tanggal 26 Des.1933, saat Konferensi wilayah geografis yang tunduk pada
Internasional Ketujuh Negara-Negara Amerika. kedaulatan, kendali, atau yurisdiksi
suatu negara atau entitas lain.
2. Pasal 1 Konvensi Montevideo 1933 menyatakan
• Selain daratan, teritori mencakup
bahwa: negara sebagai pribadi hukum
internasional harus memiliki kualifikasi berikut: perairan yang berdekatan dan
wilayah udara terkait.
(a) penduduk yang tetap;
• Pasal 11 Konvensi Montevideo
(b) wilayah yang terdefinisi;
selanjutnya menyatakan bahwa
(c) pemerintah; dan
negara-negara tidak boleh
(d) kapasitas untuk mengadakan hubungan
mengakui penguasaan teritorial
dengan negara-negara lain.
yang diperoleh dengan paksa.
3. Teritori: Darat, Laut, dan Udara
https://www.wikiwand.com/en/Montevideo_Convention;
https://www.nationalgeographic.org/encyclopedia/territory/
Versi Slide: HZAbidin (2023)
3

Prinsip Hukum Internasional Tentang Batas (2)


UTI POSSIDETIS JURIS or UTI POSSIDETIS IURIS (Latin for "as [you] possess under law") is a
principle of international law which provides that newly-formed sovereign states should retain
the internal borders that their preceding dependent area had before their independence.

UNCLOS:
The UnitedNations
Convention on the
Law of the Sea

Ref: https://en.wikipedia.org/wiki/Uti_possidetis_juris; https://www.themastermariner.com/stcw-a-ii2/unclos/

Versi Slide: HZAbidin (2023)


4
NKRI Berbatasan Dengan 10 Negara Tetangga

BATAS MARITIM:
Indonesia – India
Indonesia – Thailand
Indonesia – Malaysia
Indonesia – Singapura
Indonesia – Vietnam
Indonesia – Filipina
Indonesia – Palau BATAS DARAT:
Indonesia – PNG Indonesia – Malaysia • 3 Batas Darat
Indonesia – Australia Indonesia – PNG
Indonesia – Timor Leste Indonesia – Timor Leste • 10 Batas Maritim

Versi Slide: HZAbidin (2023)


5

Batas Darat Indonesia - Malaysia (1)


Beberapa perjanjian batas yang terkait:
a. The Boundary Convention antara Belanda dan Inggris
Garis Batas Darat
yang ditanda tangani di London, tanggal 20 Juni 1891.
RI – Malaysia
b. The Boundary Aqreement antara Belanda dan Inggris (sekitar 2000 km)
yang ditanda tangani di London, tanggal 28 Sept. 1915.
c. The Boundary Convention antara Belanda dan Inggris
yang ditanda tangani di Haque, tanggal 26 Maret 1928.
d. Memorandum of Understanding antara Republik
Indonesia Malaysia di Jakarta, tanggal 26 Nov. 1975.
e. Minutes of the First Meeting of the Joint Indonesia Indonesia
Malaysia Boundary Committee di Kota Kinabalu, Sabah,
Malaysia tanggal 16 November 1974.
f. Minutes of the Second Meeting of the Joint
IndonesiaMalaysia Boundary Committee di Denpasar,
Bali, Indonesia, tanggal 7 Juli 1975.

Versi Slide: HZAbidin (2023)


6
Batas Darat Indonesia - Malaysia (2)
Ref: BIG (Juli 2019)
Panjang Status Juli 2019:
Batas Existing Target Keterangan
Batas Survei dan
Terdapat Densifikasi
RI - MAL 2062 Km 20.329 20.329 Pilar Batas
4 tipe Pilar

Panjang garis Sektor Barat = 1644 Km (Kalbar, Kaltim, Kaltara-Serawak)


batas: 2062 km Sektor Timur = 418 Km (Kaltara-Sabah)
Pilar Tipe A : 7 jarak antara pilar 300 km
Pilar Tipe B : 51 jarak antara pilar 50 km
Jumlah Pilar Batas:
Pilar Tipe C : 569 jarak antara pilar 3 km
20.329 pilar
Pilar Tipe D : 19.684 jarak antara pilar 100-200 m
Pilar P. Sebatik : 18 pilar
1. Penggunaan Datum Timbalai (milik Malaysia)
Permasalahan:
2. Peta Batas RI – Malaysia (peta Topografi lama)
1. Diperlukan Common Border Datum (WGS 84)
Solusi:
2. Joint Border Mapping dengan datum WGS 84
Versi Slide: HZAbidin (2023)
7
Batas Darat 38-40 (segmen OBP)
Status Data Exchange
44-45 (segmen
OBP) Status Field
Mulai
dilaksanakan
Indonesia - Malaysia (3) Verification Plot pada 2018

Ref: BIG (Juni 2020)

Sudah diterbitkan Peta Dalam persiapan


JBM Skala 10K wilayah Peta JBM Skala 10K
Entikong/Tabedu wilayah Aruk/Lundu

Peta JBM RI-Malaysia


Skala 1:50.000.
Total 45 NLP, yang sudah
diselesaikan 40 NLP,
sisa 5 NLP (OBP).

Ref: BIG (2020)

1 - 37 dan 41-43, Data Field Verification Final Hardcopy Map


Status sudah dipublikasi Exchange Plot (FVP) Proof (FHP) Publication

Versi Slide: HZAbidin (2023)


8
Kronologi Batas Darat Indonesia - Malaysia
(Status Juni 2020)
Ref: BIG (2020)

Versi Slide: HZAbidin (2023)


9
Batas Darat Indonesia - Papua New Guinea
Beberapa Aturan Perundangan Terkait
1. Deklarasi Raja Prusia tanggal 22 Mei 1885 tentang perbatasan antara wilayah Jerman dan Belanda
dan antara Jerman dan Inggris di Irian.
2. Konvensi antara Inggris dan Belanda tanggal 16 Mei 1895 tentang penentuan garis batas antara
Irian dan Papua New Guinea.
3. Persetujuan ketelitian hasil observasi dan traverse kegiatan lapangan antara RI - Australia tanggal
4 Agustus 1964 guna melaksanakan kegiatan tahunan 1966/1967.
4. Persetujuan antara pemerintah RI dan pemerintah Commonwealth Australia tentang penetapan
batas-batas dasar laut tertentu, yang di tanda tangani di Canberra tanggal 18 Mei 1971 dan di
sahkan dengan Kepres No. 42 Tahun 1971.
5. Persetujuan antara RI dan pemerintah Commonwealth Australia tentang penetapan batas dasar
laut tertentu di daerah laut timur dan laut arafuru, sebagai tambahan pada persetujuan tanggal
18 Mei 1971 yang di tandatangani di Jakarta tanggal 9 Oktober 1972 dan di sahkan dengan
Kepres No. 66 tahun 1972.
6. Perjanjian antara RI-Australia mengenai garis-garis batas tertentu antara RI dan Papua New
Guinea yang di tandatangani di Jakarta pada tanggal 12 Februari 1973. Perjanjian ini telah di
ratifikasi oleh Indonesia dengan UU No. 6 tahun 1973 tanggal 8 Desember 1973.
Versi Slide: HZAbidin (2023)
10
Batas Darat Indonesia - Papua New Guinea (1)
Berdasarkan konvensi tahun 1895 antara Belanda dan Inggris, pihak
Indonesia dan Australia melakukan perundingan yang menghasilkan
perjanjian antara Indonesia dan Australia mengenai garis-garis batas
tertentu antara Indonesia dan PNG pada tahun 1973 :
a. Secara umum garis batas darat antara Indonesia dan PNG
adalah sebagai berikut :
1. dari MM1 sampai MM10 mengikuti meridian 141o00’00” BT.
2. dari MM10 sampai MM11 mengikuti garis thalweg dari sungai Fly.
3. dari MM11 sampai MM14 mengikuti meridian 141o01’10” BT.
c. Garis yang mengubungkan ke-14 buah monumen batas tersebut
adalah garis geodesik.

d. Letak/lokasi sebenarnya dari setiap monumen batas dan garis geodesik yang
menghubungkan antar monumen batas MM dan monumen perapatannya
akan ditentukan dengan cara yang akan disetujui bersama oleh pejabat-pejabat
yang berwenang dari Pemerintah Indonesia dan Australia.
Versi Slide: HZAbidin (2023)
Ref: Sai, Silvester S, H.Z. Abidin, S. Sustisna (2005). “Aspek Geodetik Penegasan Batas Darat Indonesia dan Papua
New Guinea: Status dan Permasalahannya”. Proceedings ITB Sains & Teknologi, Vol. 37 A, No. 2, 2005, pp. 131-154.
11

Batas Darat Indonesia - Papua New Guinea (2)


Pada 12 Desember
Ref: BIG (2020)
2019, Indonesia dan
PNG bersepakat
mendeklarasikan 52
Monument Meridian
(MM) dan MoU terkait
55 Pilar Densifikasi yang mengacu
pada Sistem Referensi Global.

Panjang Batas Pilar Batas


107 (52 MM dan
821 Km
55 Pilar Densifikasi)
Total pilar terpasang 107 pilar
dari target 668 pilar batas

Versi Slide: HZAbidin (2023)


12

Batas Darat Indonesia - Papua New Guinea (3)

Ref: BIG (Juli 2019)

Pemetaan Joint Border Mapping (JBM) RI-PNG Skala 1:50.000 sebanyak


27 Nomor Lembar Peta (NLP) telah selesai dilaksanakan dan dipublikasi pada tahun 2010.
Versi Slide: HZAbidin (2023)
13
Kronologi Batas Darat Indonesia - PNG
(Status Juni 2020)
Ref: BIG (2020)

Versi Slide: HZAbidin (2023)


14
Batas Darat Indonesia - Timor Leste (1)
Dibentuk Forum JBC RI-UNTAET, yang menyepakati penggunaan Traktat 1904 sebagai salah satu dasar penentuan batas
RI – RDTL, beserta Sejumlah aturan lainnya:
• Konvensi (Traktat) 1 Oktober 1904 antara
Portugal dan Belanda untuk demarkasi
kepemilikan tanah di Timor.
• 1914 Arbitral Award Rendered in
Execution of Compromis signed in
the Hague, 3 April 1914
• Dokumen Oil Poli, 9 Februari 1915,
tentang uraian sebagian batas Oeccusi
sebagaimana disurvei setelah keputusan
arbitrase. Termasuk daftar pilar batas.
• Dokumen Mota Talas, 22 April 1915,
tentang uraian pilar-pilar yang dipasang
pada batas di sektor timur (main border)
sesuai dengan kegiatan survei dalam
artikel 10 Konvensi 1904.

Versi Slide: HZAbidin (2023) Ref: BIG (2013)


15

Batas Darat Indonesia - Timor Leste (2) Ref: BIG (2020)

Hingga tahun 2018, total telah terpasang 1183 pilar batas.


Menyisakan unresolved segment di Noel Besi-Citrana
dan Bidjael Sunan-Oben dan segmen unsurveyed.

Versi Slide: HZAbidin (2023)


16
Batas Darat Indonesia - Timor Leste (3)
Pemetaan Joint Border Mapping (JBM) RI-RDTL
Skala 1:25.000 sebanyak 23 Nomor Lembar Peta (NLP) telah
selesai dilaksanakan pada tahun 2014 dan saat ini tengah
menunggu kesepakatan kedua negara untuk tahap Publikasi.
Ref: BIG (2019) Status Juli 2019

Versi Slide: HZAbidin (2023)


17
Kronologi Batas Darat Indonesia - Timor Leste
(Status Juni 2020)
Ref: BIG (2020)

Versi Slide: HZAbidin (2023)


18
Status Batas Darat Indonesia
(Status Juni 2020)
RI – Malaysia (2,052.73 km):
• Disepakati : 1,951.03 km (95.05%)
• Unsurveyed (1 segmen) : 20.68 km
• Outstanding Boundary Problem, OBP (7 segmen) : 101.7 km (4.95%)
Ref: BIG (Juni 2020)
RI – Papua New Guinea (814.19 km):
• Disepakati : 814.19 km (100.00%)
• Unsurveyed (1 segmen) : 159.83 km
• Outstanding Boundary Problem, OBP : 0 km (0%)

RI – Timor Leste (278.23 km):


• Disepakati : 260.89 km (93.77%)
• Unsurveyed (1 segmen) : 7.00 km
• Outstanding Boundary Problem, OBP (7 segmen) : 17.34 km (6.23%)

Versi Slide: HZAbidin (2023)


19

Batas Maritim NKRI Berbasiskan UNCLOS


• Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang Hukum Laut
(UNCLOS), juga disebut Konvensi Hukum Laut atau Hukum Perjanjian
Laut, adalah perjanjian internasional yang menetapkan kerangka
hukum untuk semua kegiatan kelautan dan maritim.
• Ditandatangani pada 10 Desember 1982 di Montego Bay, Jamaika,
dan mulai berlaku sejak 16 November 1994, setahun setelah Guyana
menjadi negara ke-60 yang meratifikasi perjanjian tersebut.
• Konvensi tersebut merupakan hasil dari Konferensi PBB ketiga
tentang Hukum Laut (UNCLOS III), yang berlangsung antara tahun
1973 dan 1982. UNCLOS menggantikan empat perjanjian dari
Konvensi 1958 tentang Laut Lepas.
• Konvensi tersebut telah diratifikasi oleh 168 pihak, yang mencakup
164 negara anggota PBB, 1 negara Pengamat PBB (Palestina) dan dua
negara terkait (Kepulauan Cook dan Niue), ditambah Uni Eropa.
• Sejak tahun 1985 Indonesia telah meratifikasi UNCLOS 1982 melalui
Undang-undang Nomor 17 Tahun 1985 tentang Pengesahan Konvensi
Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang Hukum Laut 1982.
Versi Slide: HZAbidin (2023)
Ref: https://www.wikiwand.com/en/United_Nations_Convention_on_the_Law_of_the_Sea
20

Batas Maritim NKRI


Ref: BIG (Juli 2019)

1. Indonesia – India LK, ZEE


2. Indonesia – Thailand LK, ZEE
3. Indonesia – Malaysia LT, LK, ZEE
4. Indonesia – Singapura LT
5. Indonesia – Vietnam LK, ZEE
6. Indonesia – Filipina LK, ZEE
7. Indonesia – Palau LK, ZEE
8. Indonesia – Papua Nugini LT, LK, ZEE
9. Indonesia – Australia LK, ZEE
10. Indonesia – Timor Leste LT, LK, ZEE
LT = Laut Teritorial, LK = Landas Kontinen, ZEE = Zona Ekonomi Ekslusif Versi Slide: HZAbidin (2023)
21

Status Batas
Maritim Negara
(2009)
• 195 titik dasar
• 162 garis pangkal lurus
• 30 garis pangkal biasa
• 4 garis pangkal lurus >
100M

Sudah didepositkan di PBB


pada tanggal 11 Maret 2009

Ref: BIG (Juli 2019)

Versi Slide: HZAbidin (2023)


22
Perjanjian, Persetujuan dan Ratifikasi
Batas Maritim Negara (1)
INDONESIA - MALAYSIA Aturan Perundangan
1. Landas Kontinen , 27 Otober 1969 Keppres No. 89/1969
2. Laut Teritorial di Selat Malaka, 17 Maret 1970 UU No. 2/1971
INDONESIA - SINGAPURA
3. Laut Teritorial di Selat Singapura, 25 Mei 1973 UU No. 7/1973
4. Laut Teritorial di Selat Singapura bagian Barat, 10 Maret 2009 UU No. 4/2010
5. Laut Teritorial di Selat Singapura bagian Timur, 3 Sept. 2014 UU No. 1/2017
INDONESIA - THAILAND
6. Landas Kontinen di Bagian Utara Selat Malaka dan di Laut Keppres No. 21/1972
Andaman, 17 Desember 1971
7. Dasar Laut di Laut Andaman, 11 Desember 1975 Keppres No. 1/1977
Ref: BIG (Juli 2019)
Versi Slide: HZAbidin (2023)
23
Perjanjian, Persetujuan dan Ratifikasi
Batas Maritim Negara (2)
INDONESIA - AUSTRALIA - PNG Aturan Perundangan
8. Dasar Laut Tertentu, 18 Mei 1971 Keppres No. 42/1971
9. Dasar Laut Tertentu di Wilayah Laut Timor dan Arafura, Keppres No. 66/1972
Tambahan terhadap Persetujuan tanggal 18 Mei 1971, 9
Oktober 1972
10. Garis-garis Batas Tertentu antara Indonesia dan Papua Nugini, UU No. 6/1973
12 Februari 1973
11. Garis-garis Batas Tertentu antara Indonesia dan Papua Nugini, Keppres No.21/1982
13 Desember 1980
12. ZEE dan Dasar Laut Tertentu, 14 Maret 1997 -
INDONESIA - VIETNAM
13. Garis Batas Landas Kontinen di Utara P. Natuna, 26 Juni 2003 UU No. 18/2007
Ref: BIG (Juli 2019) Versi Slide: HZAbidin (2023)
24
Perjanjian, Persetujuan dan Ratifikasi
Batas Maritim Negara (3)
INDONESIA – MALAYSIA - THAILAND Aturan Perundangan
14. Landas Kontinen di Bagian Utara Selat Malaka (juga dengan Keppres No. 20/1972
Thailand), 21 December 1971
INDONESIA - INDIA
15. Garis Batas Landas Kontinen, 8 Agustus 1974 Keppres No. 51/1974
16. Perpanjangan Garis Batas Landas Kontinen 1974, 14 Jan. 1977 Keppres No. 26/1977
INDONESIA – INDIA - THAILAND
17. Trijunction Point dan Garis Batas dari Garis-Garis Batas Tertentu Keppres No. 24/1978
di Laut Andaman, 22 Juni 1978
INDONESIA - FILIPINA
18. Garis Batas ZEE di Laut Sulawesi, 23 Mei 2014 UU No. 4 Tahun 2017
Ref: BIG (Juli 2019)
Versi Slide: HZAbidin (2023)
25
Batas Maritim Indonesia - India
Samudera Hindia - Laut Andaman
• Batas Laut Teritorial Ref: BIG (Juni 2020)

tidak berbatasan
langsung.
• Batas Landas Kontinen
sudah selesai, dengan
perjanjian tahun 1974, 1977,
1978, dengan panjang segmen
279.72 nm.
• Penetapan batas ZEE belum
selesai. Sudah dirundingkan 1
(satu) kali melalui pertemuan
informal pada Juni 2017, dengan
panjang segmen 336.66 nm.

Versi Slide: HZAbidin (2023)


26
Batas Maritim Indonesia - Thailand
Laut Andaman
Ref: BIG (Juni 2020)

• Batas Laut Teritorial tidak


berbatasan langsung.
• Batas Landas Kontinen sudah
selesai, dengan perjanjian tahun
1971, 1975, 1978, dengan panjang
segmen 190.70 nm.
• Batas ZEE belum dirundingkan,
dengan panjang segmen 231.49 nm.

Versi Slide: HZAbidin (2023)


27
Batas Maritim Indonesia - Malaysia (1)
Segmen Selat Malaka
• Batas Laut Teritorial Ref: BIG (Juni 2020)

dengan perjanjian
1970, dengan panjang
segmen 174.41 nm.
• Batas Landas Kontinen sudah
selesai, dengan perjanjian tahun
1969, dengan panjang segmen
398.65 nm.
• Batas ZEE sedang dirundingkan,
dengan panjang segmen 248.32 nm.
• Perundingan batas telah dilakukan
35 kali, mulai tahun 2005 sampai
saat ini.

Versi Slide: HZAbidin (2023)


28
Batas Maritim Indonesia - Malaysia (2)
Segmen Selat Malaka bagian Selatan dan Selat Singapura bagian Timur

• Batas Laut Teritorial Ref: BIG (Juni 2020)


sedang dirundingkan,
dengan panjang
segmen 11.87 nm
(Selat Malaka
bagian Selatan) dan 29.08 nm
(Selat Singapura bagian Timur).
• Batas Landas Kontinen tidak ada.
• Batas ZEE tidak ada.
• Perundingan batas telah
dilakukan 35 kali, mulai tahun
2005 sampai saat ini.

Versi Slide: HZAbidin (2023)


29
Batas Maritim Indonesia - Malaysia (3)
Segmen Laut China Selatan
• Batas Laut Teritorial Ref: BIG (Juni 2020)

sedang dirundingkan
(Tg. Datu), dengan
panjang segmen 12 nm.
• Batas Landas Kontinen
sudah selesai, dengan perjanjian
tahun 1969, dengan panjang segmen
574.60 nm.
• Batas ZEE sedang dirundingkan,
dengan panjang segmen 581.37 nm.
• Perundingan batas telah dilakukan
35 kali, mulai tahun 2005 sampai
saat ini.

Versi Slide: HZAbidin (2023)


30
Batas Maritim Indonesia - Malaysia (4)
Laut Sulawesi
• Batas Laut Teritorial (Perairan
P. Sebatik) sedang dirundingkan,
panjang segmen 23,27 nm.
• Batas Landas Kontinen sedang
dirundingkan, dengan panjang
segmen 144,85 nm.
• Batas ZEE yang berbatasan juga
dengan Filipina sedang dirundingkan,
dengan panjang segmen 629,48 nm.
• Perundingan batas telah dilakukan
36 kali, mulai tahun 2005 sampai
saat ini.
Ref: BIG (Juli 2019, Juni 2020)

Versi Slide: HZAbidin (2023)


31
Batas Maritim Indonesia - Singapura
Selat Singapura

Ref: BIG (Juni 2020)

• Batas Laut Teritorial sudah


selesai untuk segmen terkait
perjanjian 1973, 2009, dan 2014;
panjang segmen 36.98 nm.
• Batas Landas Kontinen tidak ada.
• Batas ZEE tidak ada.

Versi Slide: HZAbidin (2023)


32
Batas Maritim Indonesia - Vietnam
Laut China Selatan
• Batas Laut Teritorial Ref: BIG (Juni 2020)

tidak berbatasan
langsung.
• Batas Landas Kontinen
sudah selesai, dengan
perjanjian tahun 2003, dengan
panjang segmen 250.71 nm.
• Batas ZEE sedang dirundingkan,
dengan panjang segmen
251.30 nm.
• Perundingan batas telah
dilakukan 13 kali dari tahun
2010 sampai saat ini.

Versi Slide: HZAbidin (2023)


33
Batas Maritim Indonesia - Filipina
Laut Sulawesi - Samudera Pasifik
Ref: BIG (Juni 2020)

• Batas Laut Teritorial


tidak berbatasan langsung.
• Batas Landas Kontinen
belum dirundingkan, dengan
panjang segmen 627.5 nm.
• Batas ZEE sudah selesai,
dengan persetujuan 2014,
mempunyai panjang segmen
627.5 nm.

Versi Slide: HZAbidin (2023)


34

Batas Maritim
Indonesia - Palau
Samudera Pasifik

• Batas Laut Teritorial Ref: BIG (Juni 2020)

tidak berbatasan langsung.


• Batas Landas Kontinen
belum dirundingkan,
dengan panjang segmen 258.64 nm.
• Batas ZEE sedang dirundingkan, dengan panjang
segmen 258.64 nm.
• Perundingan batas telah dilakukan 7 kali sejak
tahun 2010 sampai sekarang.

Versi Slide: HZAbidin (2023)


35
Batas Maritim Indonesia - PNG (1)
Samudera Pasifik
Ref: BIG (Juni 2020)

• Batas Laut Teritorial,


Landas Kontinen,
dan ZEE sudah selesai,
dengan perjanjian tahun
1973, dan 1980; dengan
panjang segmen
237.43 nm.

Versi Slide: HZAbidin (2023)


36
Batas Maritim Indonesia - PNG (2)
Laut Arafura
Ref: BIG (Juni 2020)

• Batas Laut Teritorial,


Landas Kontinen,
dan ZEE sudah selesai,
dengan perjanjian
tahun 1973 dan 1980;
dan punya panjang
segmen 72.69 nm.

Versi Slide: HZAbidin (2023)


37
Batas Maritim Indonesia – Australia (1)
Laut Arafura - Laut Timor - Samudera Hindia
• Batas Laut Ref: BIG (Juni 2020)

Teritorial tidak
berbatasan
langsung.
• Batas Landas Kontinen
sudah selesai, dengan
perjanjian tahun 1971, 1972,
dan 1997; dan punya panjang
segmen 1396.22 nm.
• Batas ZEE sudah selesai,
dengan perjanjian 1981, dan
1997, dan punya panjang
segmen 1814.56 nm.

Versi Slide: HZAbidin (2023)


38
Batas Maritim Indonesia - Australia (2)
Samudera Hindia
Ref: BIG (Juni 2020)

• Batas Laut Teritorial tidak


berbatasan langsung.
• Batas Landas Kontinen dan
ZEE sudah selesai, dengan
perjanjian 1997, dan punya
panjang segmen 407.22 nm.

Versi Slide: HZAbidin (2023)


39
Batas Maritim Indonesia - Timor Leste
Selat Ombai - Selat Wetar - Laut Timor
Ref: BIG (Juni 2020)

• Batas Laut Teritorial sedang


dirundingkan.
• Batas Landas Kontinen sedang
dirundingkan.
• Batas ZEE sedang dirundingkan.
• Perundingan batas telah
dilakukan 5 kali sejak tahun 2015
sampai sekarang secara informal.

Versi Slide: HZAbidin (2023)


40
Landas Kontinen Ekstensi
Sebelah Barat Aceh
• Submisi ke UN-CLCS: 16 Juni 2008.
• Rekomendasi UN-CLCS: April 2011.
• Luas area Landas Kontinen Ekstensi
> 200 nm sebesar 4209 km².

Tim Submisi di depan kantor PBB New York

Ref: BIG (Juli 2019)


Versi Slide: HZAbidin (2023)
41
Landas Kontinen Ekstensi
Utara Papua Ref: BIG (Juni 2020)

• Submisi LKE di utara Papua telah


diterima oleh CLCS pada April
2019 dan telah dipresentasikan
di UN-CLCS pada Maret 2020.
• Luas area Landas Kontinen
Ekstensi sebesar 196.568,9 km²
• Terdapat overlap dengan klaim
FSM, PNG, dan Palau
• Terkait dengan LKE, tim teknis
sedang dalam penyusunan kajian
untuk wilayah barat Sumatera.
Versi Slide: HZAbidin (2023)
42
Status Batas Maritim Indonesia (Status Juni 2020)
Data dari

Versi Slide: HZAbidin (2023)


43
Pengelolaan Wilayah Perbatasan Negara
• Daerah perbatasan di Indonesia terdiri dari perbatasan darat dan perbatasan
maritim dan banyak terdapat pulau-pulau kecil.
• Merupakan daerah yang kaya akan sumberdaya alam (SDA darat : hutan, bahan
tambang dan mineral, SDA Laut : perikanan dan kelautan) dan merupakan objek
wisata yang potensial (terutama pulau kecil), tetapi pemanfaatannya relatif belum
optimal dan profesional.
• Relatif terisolir dan tertinggal dari sisi ekonomi dan sosial.
• Dihuni oleh masyarakat yang relatif miskin.
Selama ini kawasan perbatasan (darat) masih
merupakan HALAMAN BELAKANG Negara
yang kurang mendapat perhatian
à Harus Diubah Menjadi HALAMAN DEPAN Negara
Versi Slide: HZAbidin (2023)
44

TUGAS - 6 Hukum dan Perundangan terkait Batas Negara


• Jelaskan secara naratif berdasarkan UNCLOS yang dimaksud dengan:

1. Negara Kepulauan (Archipelagic State) 5. Laut Teritorial


2. Titik Pangkal/ Titik Dasar (Basepoints) 6. Zona Tambahan (Contiguous Zone)
3. Garis Pangkal (Baselines) 7. Zona Ekonomi Ekslusif
4. Garis Pangkal Kepulauan 8. Landas Kontinen
(Archipelagic Baseline)

• Tugas dikumpulkan dalam bentuk softcopy (doc atau pdf).


Nilai tugas ditentukan oleh kelengkapan dan kualitas dari
pembahasan.
• Waktu Penyelesaian = 1 minggu.
Versi Slide: HZAbidin (2023)
45

Terima Kasih

KERJA 5 As (KERAS, CERDAS, TUNTAS, MAWAS, IKHLAS)


Versi Slide: HZAbidin (2023)

Anda mungkin juga menyukai