UNIVERSITAS LAMPUNG
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
JURUSAN PENDIDIKAN MIPA
LABORATORIUM PEMBELAJARAN BIOLOGI
Jl. Prof. Dr. Soemantri Brojonegoro No.1 Gedong Meneng Gd. Pasca Sarjana Bandar Lampung 35143
Referensi:
Darsana, P.D., Kinanti, R.G. dan Merawati, D. 2019. PENGARUH LATIHAN TERATUR TERHADAP
DIAMETER SERAT OTOT JANTUNG TIKUS WISTAR. Jurnal Sport Science. 9 (1): 1-11.
Eroschenko V.P. 2020. Atlas Histologi dengan Korelasi Fungsional. 193.
Irawati, L. 2015. Aktifitas Listrik pada Otot Jantung. Jurnal Kesehatan Andalas. 4 (2): 596-599.
2. Otot Rangka
Deskripsi:
Otot rangka tersusun dari serat-serat yang merupakan balok penyusun (building bloks) sistem otot dalam arti
yang sama dengan neuron merupakan balok penyusun sistem saraf. Otot rangka melekat pada tulang dan
berfungsi sebagai sistem otot yang menggerakkan tubuh. Aktivitas otot diatur oleh sistem saraf melalui
persarafan motorik. Otot rangka terdiri dari serat-serat yang membentuk bahan penyusun sistem otot. 40% dari
berat badan manusia adalah otot rangka dan 10% adalah otot polos dan jantung. Mekanisme kontraktil otot
rangka bergantung pada protein miosin, aktin, troponin, dan tropomiosin. (Madri, 2017: 1-23) Tubuh manusia
mengandung lebih dari 400 otot rangka, yang merupakan 40% -50% dari total berat badan otot rangka
melakukan tiga fungsi penting, kekuatan generasi untuk bergerak dan bernapas, kekuatan generasi untuk
dukungan postural dan produksi panas selama periode stres dingin. (Sary, 2014: 199-221)
Referensi:
Eroschenko V.P. 2020. Atlas Histologi dengan Korelasi Fungsional. 121.
Madri, M. 2017. KONTRAKSI OTOT SKELET. Jurnal Menssana. 2 (2): 1-23.
Sary, M.N. 2014. SKELETAL MUSCLE: STRUCTURE AND FUNCTION (OTOT RANGKA: STRUKTUR DAN
FUNGSI). Jurnal Manajemen Sains. 199-221.
3. Otot Polos
Deskripsi:
Otot polos tidak memiliki serat-serat yang tampak seperti pada otot rangka, dan juga tidak memiliki garis-garis
lurus atau striasi. Otot polos tidak memperlihatkan gambaran garis lintang dan ditemukan hampir disemua alat
visera yang berongga, membentuk sinsitium fungsional dan memiliki sel-sel picu yang melepaskan impuls
tidak teratur. Fungsi utama otot polos adalah mengatur aliran cairan dan bahan dalam organ-organ tubuh.
(Madri, 2017: 1-23) Otot polos mempunyai beragam cara dalam mencetuskan kontraksi atau relaksasi sebagai
respon terhadap hormon, neurotransmitter, dan substansi lain yang berbeda. Suatu hormon dapat
menimbulkan kontraksi otot polos bila membran sel otot mengandung reseptor perangsang bergerbang
hormon untuk hormon tertentu. (Kristanti, 2014: 17-21)
Referensi:
Eroschenko V.P. 2020. Atlas Histologi dengan Korelasi Fungsional. 121.
Kristanti, R.A. 2014. PENGARUH OKSITOSIN TERHADAP KONTRAKSI OTOT POLOS UTERUS. El-Hayah. 5
(1): 17-21.
Madri, M. 2017. KONTRAKSI OTOT SKELET. Jurnal Menssana. 2 (2): 1-23.
Menyetujui,
Asisten Praktikum Praktikan