Anda di halaman 1dari 2

Name : Ananda Amalia Fauziyah

NIM : 22220006
Course : Practice of Translation

Indonesian

RADIKALISME AGAMA DAN POLITIK DEMOKRASI


DI INDONESIA PASCA-ORDE BARU

Abstrak: Artikel ini menganalisis kemunculan radikalisme islam di indonesia pasca-Orde Baru
dalam kaitannya dengan politik demokrasi serta implikasinya terhadap kebijakan negara atas
radikalisme. Dengan menggunakan pendekatan politik-hukum, artikel ini beragumen bahwa
kelompok radikal harus diberlakukan secara hati-hati dalam kerangka prinsip-prinsip
demokrasi karena demokrasi harus menggaransi kebebasan berpendapat untuk semua. Dalam
konteks ini, keberadaan radikalisme islam tidak bisa di kekang atas alasan ideologis yang di
wujudkan dalam bentuk kebijakan negara yang represif antagonistik atas kelompok radikal.
Kebijakan semacam ini dapat membawa pendulum ke arah kontra produktif bagi demokrasi itu
sendiri karena kelompok radikal justru dapat memanfaatkan momentum tersebut untuk
mengonsolidasikan dan mendeseminasikan ideologi radikalisme di kalangan masyarakat luas.
Artikel ini merekomendasikan undang-undang (UU) baru dan/atau addendum baru dalam
rangka mengisi ruang kosong yang tidak di sentuh oleh kedua UU tentang pemberantasan
tindak pidana terorisme sebelumnya.

Pendahuluan
Perkembangan dan pertumbuhan gerakan radiakalisme pasca-Orde Baru tidak bisa dilepaskan
dari pergantian rezim yang semakin terbuka. Kemunculan gerakan radikalisme islam, baik
yang klandestin-seperti Jemaah islamiyah (JI), maupun yang terang-terangan seperti lascar
jihad, lascar Jundulloh, FPI, MMI, HTI, dan lain-lainnya- merupakan dampak ikutan dari
semakin terbukanya iklim politik dan demokrasi pasca tumbangnya Order Baru. Tanpa
kehadiran era reformasi, hampir dapat dipastikan kelompok-kelompok garis keras tersebut
tidak berani muncul ke permuakaan akibat represi politik yang dilakukan oleh rezim berkuasa.
Keterbukaan politik yang diintroduksi oleh presiden Habibie, penerus residen Soeharto,
terbukti memberikan semangat baru bagi kelompok masyarakat untuk menyuarakan berbagai
aspirasi dan kepentingan politiknya secara bebas dan leluasa.
English

RELIGIOUS RADICALISM AND DEMOCRATIC POLITICS IN POST-NEW ORDE


INDONESIA

Abstract: This article analyzes the emergence of Islamic radicalism in post-New Order
Indonesia in relation to democratic politics and its implications for state policy on radicalism.
Using a political-legal approach, this article argues that radical groups must be treated carefully
within the framework of democratic principles because democracy must guarantee freedom of
expression for all. In this context, the existence of Islamic radicalism cannot be curbed for
ideological reasons which are manifested in the form of repressive-antagonistic state policies
towards radical groups. This kind of policy can bring the pendulum in a direction that is
counter-productive for democracy itself because radical groups can actually take advantage of
this momentum to con. solidify and disseminate the ideology of radicalism among the wider
community. This article recommends a new law and/or a new addendum in order to fill the
empty space that was not touched by the two previous laws regarding the eradication of
criminal acts of terrorism.

Introduction
The development and growth of the post-New Order radicalism movement cannot be
separated from the increasingly open regime change. The emergence of Islamic radicalism
movements, both clandestine ones - such as Jemaah Islamiyah (II) - and overt ones - such as
Laskar Jihad, Laskar Jundulloh, FPI, MMI, HII, etc. - is a direct impact of the increasingly
open political and democratic climate. after the fall of the New Order. Without the presence of
the Reformation era, it is almost certain that these hardline groups would not have dared to
surface due to the political repression carried out by the ruling regime. The political openness
introduced by President Habibie, President Soeharto's successor, has proven to provide new
enthusiasm for community groups to voice their various political aspirations and interests
freely and freely

Anda mungkin juga menyukai