Anda di halaman 1dari 4

Sistem Bilangan Real Dan Koordinat

A. Sistem Bilangan Real

Sistem bilangan diawali oleh kebutuhan manusia untuk menyelesaikan permasalahan


kehiduupan sehari-hari misalnya untuk mengetahui banyaknya ternak/benda yang dimiliki.
Bilangan yang pertama digunakan oleh manusia adalah bilangan asli. Bilangan asli yang
digunakan menunjukkan banyaknya ternak/benda yang dimiliki manusia. Bilangan 9 berarti
banyaknya ternak yang dimiliki sembilan, dan seterusnya.

Kepemilikan manusia terhadap ternak/benda tidak hanya habis, bisa saja berkurang.
Misalnya yang tadinya memiliki ternak sebanyak 20 ekor, akan tetapi kemudian berkurang 5
disebabkan karena mati dimakan predator. Keadaan ini menginspirasikan pada manusia akan
kebutuhan suatu bilangan yang menandai makna berkurang (ternaknya berkurang 5),maka
manusia menambahkan pada himpunan bilangan pecah suatu bilangan negatif dari bilangan
asli. Dengan bertambahnya bilangan negatif dari bilangan asli pada bilangan cacah munculah
bilangan bulat. Bilangan bulat dilambangkan J dan dalam bahasa inggris “Intergers”.

1. Bentuk Desimal Suatu Bilangan Real

Himpunan bilangan real adalah gabungan himpunan bilangan rasional dan irrasional.
Semua bilangan real dapat dinyatakan dalam bentuk desimal.

2. Bentuk Desimal Dari Bilangan Rasional

a
Bilangan rasional adalah bilangan real yang berbentuk , dengan a, b € himpunan
b
bilangan bulat dan b ≠ 0. Bentuk desimal dari bilangan rasional sebagai hasil pembagian
terhadap pembilangan oleh penyebut menghasilkan bilangan di belakang koma yang terbatas
serta berakhir dengan pengulangan bilangan nol, dan berulang tidak terbatas.

3. Bntuk Desimal Dari Bilangan Irrasional

a
Bilangan irrasional adalah bilangan real yang tidak dapat dibentuk menjadi .
b
Bentuk desimal dari bilangan irrasional menghasilkan bilangan di belakang koma yang tidak
berulang dan tidak terbatas dan tidak berakhir dengan pengulangan bilangan nol.

4. Kelengkapan Dan Kerapatan Bilangan Real

Titik-titik dari garis bilangan rasional disebut titik-titik rasional. Iap bilangan rasional
berkorespondensi dengan titik rasional pada garis bilangan rasional, dan setiap titik rasional
berkorespendensi dengan beberapa bilangan rasional.

B. Sistem Koordinat Kartesius (Rectangular Coordinate System)

Sistem koordinat kartesius pada bidang dua dimensi dibentukoleh dua garis bilangan
real yaitu garis horizontal dan garis vertikal yang saling berpotongan tegak lurus di
titik nol dari setiap garis tersebut. Titik potong (titik nol) tersebut disebut titik asal
(origin). Duagaris yang saling berpotong tegak lurus disebut sumbu koordinat atau
secara sederhana disebut sumbu. Sumbu yang horizontal biasa dinamakan sumbu-x
dan yang vertikal dinamakan sumbu-y.

Gambar 1. Bidang Koordinat

C. Rumus Jarak (Distance)

Ketika dua titik dihubungkan dengan garis lurus, bagian garis antara dua titik disebut
ruas garis (a line segment). Panjang ruas garis tersebut menunjukkan jarak antar dua titik di
kedua ujung ruas garis tersebut. Teorema pythagoras dapat digunakan untuk menentukan
panjang ruas garis yang tidak sejajar dengan sumbu koordinat.

Gambar 2. Rumus Jarak (Distance)

D. Persamaan Lingkaran

Lingkaran adalah tempat kedudukan titik-titik (x-y) pada bidang yang berjarak sama
terhadap satu titik tetap yang disebut pusat lingkaran, jarak titik-titik (x,y) terhadap titik pusat
disebut jari-jari (radius) dan dilambangkan r. Jika titik pusat lingkaran P(a,b) dan jarak titik-
titik Q(x,y) terhadap titik pusat P berjarak r, maka dengan rumus jarak kita akan memperoleh
hubungan antara titik Q(x,y), P(a,b) dan r seperti pada ilustrasi berikut.
Gambar 3. lingkaran dengan Pusat P(a,b)

E. Sistem Koordinat Kutup (Polar Coordinate Sistem)

Dalam sistem koordinat kartesius, tempat kedudukan titik pada bidang ditunjukkan
oleh pasangan terurut bilangan real (x,y). Makna ini berlakuk juga sebaliknya yaitu pasangan
terurut bilangan rasional (x,y) menunjukkan posisi suatu titik pada bidang koordinat. Selain
koordinat kartesius, untuk menunjukkan posisi suatu titik pada bidang dalam sistem koordinat
dapat juga digunakan koordinat kutub atau koordinat polar. Dalam sistem koordinat kutub,
letak suatu titik pada bidang ditandai dengan jarak dan sudut.

Gambar 4. Sistem Koordinat Kutub

F. Hubungan Koordinat Kutub Dengan Koordinat Kartesius

Jika sumbu-sumbu pada sistem koordinat kutub dan sistem koordinat kartesius
dihimpitkan sehingga saling menutupi, maka letak suatu titik pada sistem koordinat kutub
yang ditandai dengan pasangan terurut (r,Ɵ) dan titik pada sistem koordinat kartesius yang
ditandai dengan pasangan terurut (x,y) dapat dihubungkan oleh persamaan berikut.

Gambar 5. Hubungan Koordinat Kutub dan Koordinat Kartesius

Anda mungkin juga menyukai