Anda di halaman 1dari 12

Kolonialisme dan

Imperialisme Belanda
di Indonesia atas nama
pemerintahan VOC
Introduce our team
1. Eka Putra Pri Atmaja (043)
2. M. Zaqi Irwansyah (050)
3. Cherena Helmalia N (059)
Latar
Belakang
Adanya kontrol
Perdagangan Timur
Adanya persaingan dagang
dengan EIC
Adanya Upaya
mempertahankan komoditas
Kenaikan harga rempah-
rempah
Adanya Upaya Konsolidasi
Model Bisnis Baru
SISTEM HAK
DAN MONOPOLI
Pada tanggal 20 Maret 1602, pemerintah Belanda
atas dasar izin pangeran Mauritz mengeluarkan
sebuah surat izin (octroi) bagi Kongsi dagang VOC
dalam mengelola sistem perdagangannya yang
berlaku 21 tahun dan dapat diperbaharui
seterusnya. Berikut adalah hak-hak dari VOC:
1. Hak monopoli perdagangan
2. Hak mencetak dan mengedarkan uang
3. Hak mengangkat dan memperhentikan pegawai
4. Hak mengadakan perjanjian dengan raja-raja
5. Hak memiliki tentara sendiri
6. Hak mendirikan benteng
7. Hak menyatakan perang dan damai
8. Hak mengangkat dan memperhentikan
penguasa-penguasa setempat.
9. Hak menjalankan kekuasaan kehakiman
BENTUK MONOPOLI VOC
Verplichhte Leverantie
yaitu memaksa pribumi untuk menjual hasil bumi dengan harga yang
telah ditetapkan oleh VOC dan tidak boleh dijual kepada selain VOC. Hasil
bumi tersebut diantaranya lada, kapas, kayu manis, gula, beras, nila
serta binatang ternak
Contingenten
kewajiban bagi rakyat untuk membayar pajak berupa hasil bumi.
Extierpatie
VOC untuk menebang tanaman rempah-rempah agar tidak terjadi
kelebihan produksi yang dapat menyebabkan harga merosot.
HongiTochten
menghindari adanya penyelundupan dan pasar gelap yang menyalahi
aturan monopoli VOC
BENTUK MONOPOLI VOC
Preanger Stelsel
Sistem Priangan yaitu penyerahan wajib pajak kepada VOC atas
hasil bumi masyrakat di wilayah Priangan pada periode 1677-1871
bukan berupa uang melainkan hasil bumi yang setara dengan uang
pajak tersebut. Selain penyerahan wajib berupa hasil bumi, VOC
juga memaksa pribumi menjadi budak apabila pribumi tersebut
tidak mempunyai lahan
Sistem
Pemerintahan
Pada saat VOC memerintah di
Indonesia, Indonesia sudah
mengembangkan sistem feodalisme.
Melihat hal ini VOC pun
memanfaatkan kondisi tersebut
dengan menerapkan sistem
pemerintahan tidak langsung. Sistem
ini biasa disebut dengan indirect rule
yakni para raja maupun bupati
memerintah atas nama VOC.
Gubernur Jendral VOC
VOC memerintah selama sekitar 197
tahun. Dalam masa tersebut terdapat
sekitar 32 Gubernur Jendral VOC yang
penah memerintah di Indonesia. Hanya
4 Gubernur Jendral saja yang
dianggap berhasil memerintah
sehingga usaha dagang dan
kolonialisasi di Indonesia berkembang.
Berikut 4 Gubernur Jendral
yang dianggap mampu untuk
memerintah :
1. Jaan Piterszoon Coen
2. Antonio Van Diemen
3. Joan Maetsycker
4. Cornelis Speelman
REFRENSI
Djoened, Marwati, and Nugroho Notosusanto
Poesponegoro. Sejarah Nasional Indonesia Jilid 4:
Kemunculan Penjajahan di Indonesia. Vol. 4. Balai
Pustaka (Persero), PT, 2008.

Sumarno, dan Wisnu. 2019. Buku Ajar Sejarah


Indonesia Masa Kolonial. Surabaya: Unesa Universit
Press.
Pertanyaan
Dziki 2022A/008
Sistem Priangan ialah penyerahan wajib pajak ke VOC
dalam bentuk hasil bumi, lalu hasil bumi apa saja yang
diserahkan dan berapa besaran hasil bumi yang
diserahkan
Jawaban
Sistem priangan dalah tanam paksa kopi yang diberlakukan di
wilayah Parahyangan pada tahun 1720. Rakyat diwajibkan
menamam kopi dan menyetorkan hasilnya ke VOC melalui para
bangsawan daerah. Keuntungan tersebut membuat VOC semakin
menggila dan membuat kebijakan untuk para petani semakin
mencekik serta sewenang-wenang seperti menurunkan harga
produk mentah kopi dari 50 menjadi 12 gulden per pikul, dan VOC
juga menerapkan sistem pikul dengan harga yang licik. Dalam
sistem pikul terdapat macamnya seperti pikul gunung dan pikul
Batavia, berat dari pikul gunung yakni 120 kilogram sedangkan pikul
Batavia beratnya 50 kilogram.
Terima
Kasih!

Anda mungkin juga menyukai