SEJARAH INDONESIA
SMAN 2 CIMAHI
DWINANDA AFZEL SHAOQI(12) XI MIPA 8
1. Hak dan kebijakan VOC!
VOC (Vereenigde Oost Indische Compagnie) adalah suatu persekutuan dagang atau kongsi dagang
Hindia Timur yang dibentuk oleh Belanda dan didirikan pada 20 Maret 1602. VOC juga dijuluki negara
didalam negara karena menguasai Indonesia berkat hak istimewa VOC yang diberikan oleh pemerintah
Belanda. VOC memiliki hak monopoli untuk beraktivitas di bidang perdagangan di Asia sejak awal
penjajahan Belanda di Indonesia. VOC dianggap sebagai perusahaan pertama bersistem pembagian
saham dan juga sebagai perusahaan multinasional pertama.
Salah satu hak oktroi atau hak istimewa dalam sejarah VOC Belanda adalah bahwa VOC berhak untuk
memiliki pasukan tentara sendiri, menerbitkan mata uang sendiri dan berwenang untuk bernegosiasi
dengan negara lain, bahkan berhak menyatakan perang. Tujuan utama dibentuknya VOC adalah untuk
menimbulkan bencana pada musuh dan untuk keamanan tanah air. Pada saat itu Belanda bersaing dengan
Portugis dan Spanyol untuk menguasai perdagangan di Asia. Selama berkuasa, kebijakan VOC Belanda
banyak sekali yang menyengsarakan rakyat Indonesia.
Meskipun ada kajian yang menunjukkan kontra dengan kebanyakan referensi, tidak bisa dipungkiri
bahwa VOC merupakan perusahaan besar di jamannya. Bahkan, karena terlalu superiornya, VOC
memiliki angkatan bersenjata sendiri untuk mengamankan aktivitas bisnisnya. Oleh karena itu, penting
bagi kalian mengetahui kebijakan VOC di bidang ekonomi.
Berikut ini merupakan kebijakan-kebijakan yang diterapkan oleh VOC di bidang ekonomi:
1. Hak Ekstirpasi, Dalam ilmu sosial, hak ekstirpasi merupakan hak untuk membabat tumbuhan hingga
habis, dan menebang hutan. Dalam hal ini VOC mempunyai hak untuk menebas dan membabat tanaman
rempah-rempah pada saat hasil panen berlebih. VOC membuat aturan sekaligus perjanjian dengan raja
dan pemimpin negeri untuk memusnahkan rempah-rempah yang berlebih, terutama pala dan cengkeh.
2. Contingenten, Contingenten bisa diartikan sebagai pemberlakuan kewajiban kepada rakyat untuk
membayar pajak sesuai dengan nominal yang ditentukan oleh VOC. Pajak ini dibayarkan berupa hasil
bumi. Sayangnya tidak diberlakukan sistem ganti rugi.
3. Verplichte Leverantie, Kebijakan berikutnya yang tidak kalah merugikan rakyat adalah Verplichte
Leverantie. Kebijakan ini mewajibkan rakyat untuk menyerahkan hasil buminya hanya kepada VOC.
Penjualan rempah kepada selain VOC tidak diperbolehkan.
Tidak cukup sampai di situ, dalam kebijakan ini, harga jual rempah-rempah telah ditentukan oleh VOC.
Hasil bumi yang dijual oleh rakyat meliputi lada, kayu, nila, kapas, gula, pala, cengkeh, tembakau, kopi,
dan sebagainya.
4. Hak Oktroi, Hak Oktroi merupakan hak istimewa yang dimiliki oleh VOC sebagai kongsi dagang.
Hak ini bertujuan untuk semakin memperkuat kedudukan VOC. Hak Octroi menjadikan VOC bagaikan
negara dalam negara.
o Membuat perjanjian dengan raja-raja atau pemimpin negeri setempat. Tentunya perjanjian ini
menguntungkan VOC.
o Melakukan peperangan dengan pihak lain yang berseberangan dengan kebijakan VOC.
5. Pelayaran Hongi, Agar monopoli perdagangan yang telah dipraktekkan oleh VOC dapat berjalan
mulus, VOC melakukan pelayaran Hongi. Kebijakan yang juga disebut dengan Hongi Tochten ini
dilakukan dengan melakukan ekspedisi pelayaran, terutama di Indonesia bagian Timur seperti Ambon,
Maluku, Pulau Seram, dan Ternate-Tidore. Oleh karena Indonesia bagian Timur terdiri dari banyak
pulau-pulau kecil, ekspedisi ini yang dilaksanakan dengan kapal kora-kora ini hanya bisa dilakukan
melalui jalur laut.
6. Preangerstelsel, Kebijakan ini dikeluarkan oleh Belanda dan VOC untuk mengeruk keuntungan yang
besar di daerah jajahannya. Kebijakan ini fokus pada daerah Parahyangan atau Priangan untuk
membudidayakan komoditas kopi. Nama preanger diambil dari Priangan yang memang terkenal sebagai
daerah yang dapat menghasilkan kopri dengan kualitas unggul.
Daendels bahkan menerapkan sistem kerja paksa bagi masyarakat Indonesia. Sistem tersebut lebih
dikenal dengan istilah kerja rodi.
1. Memaksa penguasa wilayah Surakarta dan Yogyakarta agar menyetujui berbagai perjanjian. Inti dari
perjanjian tersebut adalah penggabungan beberapa daerah ke dalam wilayah pemerintahan kolonial
2. Meningkatkan perolehan keuntungan dengan cara pemungutan pajak
3. Meningkatkan penanaman tanaman yang hasilnya laku guna diperdagangkan secara internasional
4. Mewajibkan seluruh rakyat untuk menyerahkan hasil panen mereka ke pemerintah kolonial
5. Memperdagangkan tanah-tanah kepada pihak swasta
Dana yang Daendels kumpulkan akan digunakan untuk persiapan perang. Ia melakukan berbagai cara
agar memperoleh keuntungan yang banyak bagi pemerintah kolonial.
Pada tahun 1811, Daendels digantikan oleh Janssens. Janssens ternyata lemah dibandingkan dengan
Daendels. Pada bulan Agustus 1811, Inggris yang dipimpin Lord Minto berhasil mengalahkan Belanda,
dan memaksa melakukan perundingan Kapitulasi Tuntang (11 Septermber 1811). Salah satu isinya
menyatakan bahwa Pulau Jawa, Madura dan semua pangkalan Belanda di luar Jawa menjadi wilayah
kekuasaan Inggris. Tugas utamanya adalah mengatur pemerintahan dan meningkatkan
perdagangan serta keuangan. Kemudian Inggris menunjuk Thomas Stamford Raffles untuk menjadi
Letnan Gubernur di Indonesia. Kebijakannya antara lain:
Bidang Pemerintahan
2. Merubah sistem pemerintahan yang semula dilakukan oleh pengusaha pribumi menjadi sistem
pemerintahan kolonial yang bercorak barat.
3. Bupati-bupati atau penguasa-penguasa pribumi dilepaskan kedudukannya yang mereka peroleh
secara turun tumurun.
Bidang Hukum
Sistem peradilan yang diterapkan affles lebih baik daripada yang dilaksanakan oleh Daendels. Apabila
Daendels berorientasi kepada warna kulit (ras), Raffles lebih berorientasi kepada besar kecilnya
kesalahan. Badan-badan penegak hukum yang ada pada masa Raffles adalah sebagai berikut;
1. Court of Justice, terdapat pada setiap residen.
2. Court of Request, terdapat pada setiap divisi.
3. Police of Magistrace.
Bidang Sosial
1. Penghapusan kerja rodi (kerja paksa)
2. Penghapusan perbudakan, tetapi dalam praktiknya ia melanggar undang-undangnya sendiri dengan
melakukan kegiatan sejenis perbudakan. Hal itu terbukti dengan pengiriman kuli-kuli dari Jawa ke
Banjarmasin untuk membantu perusahaan temannya, Alexander Hare, yang sedang kekurangan
tenaga kerja, sedangkan di Batavia Raffles menetapkan pajak yang tinggi bagi pemilik budak.
3. Peniadaan pynbank (disakiti), yaitu hukuman yang sangat kejam dengan melawan harimau.
Pemerintahan Raffles tidak berlangsung lama. Kekuasaan Perancis di Belanda runtuh (1814) oleh
karena itu Ratu Belanda yang berada di Inggris mengadakan perundingan dengan Inggris yang
menghasilkan konferensi London yang isinya antara lain Belanda memperoleh kembali daerah
jajahannya, penyerahan Indonesia ke Belanda dilaksanakan tahun 1816. Maka pada tahun 1816,
Belanda memperoleh kembali Indonesia. Belanda kemudian mengangkat Van Der Cappelen sebagai
Gubernur Jenderal Hindia-Belanda.