Anggota :
Dosen Pengampu : Drs. Ali Imron, M.Hum./Nur Indah Lestari, S.Pd., M.Pd.
PENDAHULUAN
URAIAN DISKUSI
Dijawab oleh :
Siti Nurhasanah NPM 1813033003
Folklore yang sudah berkembang dalam masyarakat Indonesia sejak masa
lampau, sesuangguhnya masih layak dipertahankan dan dilestarikan dalam
kehidupan saat ini, disesuaikan dengan perkembangan dan tuntutan zaman.
Terlepas dari unsur-unsur mistis yang ada di dalamnya, folklor memiliki
nilai-nilai dan norma-norma yang sangat relevan untuk mendukung
kehidupan masyarakat secara kolektif, dan menjadi filter terhadap
pengaruh-pengaruh negatif akibat kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi atau era globalisasi. Nilai-nilai dan norma-norma itu menjadi ciri
khas dari kelompok masyarakat, mengatur tentang perilaku dan hubungan
antarindividu dalam kelompok tersebut. Nilai-nilai dan norma-norma
kemudian dikembangkan menjadi adat-istiadat dari suatu kelompok
masyarakat pendukungnya. Adat kebiasaan tidak selamnya mecerminkan
kekolotan atau keterbelakangan suatu kelompok masyarakat. Dalam
kehidupan masyarakat modern sekarang ini, adat-istiadat tersebut justeru
dapat menjadi modal dasar dalam kehidupan kolektif. Nilai-nilai kearifan
lokal suatu masyarakat dapat memberikan keseimbangan dan ketertiban
atay keharmonisan hidup, melestarikan alam atau lingkungan hidup, dan
lain-lainnya.
Ditambahkan oleh:
Anita Dwi Hidayati NPM 1813033035
Dalam kehidupan masyarakat modern sekarang ini, adat-istiadat tersebut
justeru dapat menjadi modal dasar dalam kehidupan kolektif. Nilai-nilai
kearifan lokal suatu masyarakat dapat memberikan keseimbangan dan
ketertiban (keharmonisan) hidup, melestarikan alam atau lingkungan
hidup, dan lain-lainnya. Pewarisannya pada generasi penerus, juga sangat
bermanfaat dalam rangka memperkecil adanya kesenjangan budaya pada
generasi muda. Pewarisan yang efektif dapat dilakukan melalui
pendidikan.
Implementasi bentuk foklore teater khususnya pewarisnya dalam
melestarikan nilai leluhur. Sastra lisan merupakan bagian dari suatu
kebudayaan yang tumbuh dan berkembang di tengah-tengah masyarakat
dan diwariskan secara turun temurun secara lisan sebagai milik bersama.
Sastra lisan merupakan pencerminan situasi, kondisi, dan tata krama
masyarakat pendukungnya. Pertumbuhan dan perkembangan sastra lisan
dalam kehidupan masyarakat merupakan pertumbuhan dari gerak dinamis
pewarisnya dalam melestarikan nilai budaya leluhur. Dalam hal ini, sastra
lisan berperan sebagai modal apresiasi sastra yang telah membimbing
anggota masyarakat ke arah pemahaman gagasan-gagasan berdasarkan
cerita yang ada. Apresiasi sastra itu telah menjadi tradisi selama berabad-
abad sebagai dasar komunikasi antara pencipta dan masyarakat, dalam arti
komunikasi ciptaan yang berdasarkan sastra lisan.
Cerita lisan lahir dari masyarakat tradisional yang masih memegang teguh
tradisi lisannya. Cerita rakyat merupakan manifestasi kreativitas manusia
yang hidup dalam kolektivitas masyarakat yang memilikinya, dan
diwariskan turun temurun secara lisan dari generasi ke generasi. Cerita
rakyat biasanya orientasi penyebarannya terbatas pada daerah tertentu dan
merupakan muatan lokal yang menyatu sekaligus sebagai kebanggaan
daerah yang bersangkutan. Tokoh-tokoh dalam cerita dianggap merupakan
orang yang bersifat dewa atau didewakan atau kultus cerita pada tokoh
atau masyarakat pendukungnya.
Folklor bermula dari sebuah pola kehidupan masyarakat yang pada
awalnya menekankan budaya lisan. Budaya lisan sebagai alat pertukaran
informasi memberi keleluasaan seseorang untuk menggunakannya. Dalam
hal ini, budaya lisan memberi ruang eksistensi folklor untuk dapat
berkembang di masyarakat.
Dijawab oleh:
Salsabila Az Zahra NPM 1813033037
Masyarakat Indonesia sejak masa lampau telah memiliki kebudayaan.
Salah satu bentuk kebudayaan yang telah dihasilkan adalah folklor. Tradisi
lisan dalam suatu masyarakat diwariskan secara turun-temurun, sehingga
jejaknya masih ditemukan sampai sekarang. Perkembangan folklor dalam
kehidupan masyarakat, merupakan perwujudan dari usaha dan cara-cara
kelompok tersebut dalam memahami serta menjelaskan realitas
lingkungannya, yang disesuaikan dengan situasi alam pikiran masyarakat
di suatu zaman tertentu.
Salah satu bukti folkore lisan masih eksis adalah adanya berupa bahasa
rakyat, ungkapan tradisional, teka-teki (pertanyaan tradisional), sajak dan
puisi rakyat, cerita prosa rakyat, seperti mite, legenda, dan dongeng
(lelucon dan anekdot), nyanyian rakyat yang masih kita kenal sampai saat
ini.
Ditambahkan oleh :
Ida Ayu Komang Fitri Yani NPM 1813033045
Tradisi lisan merupakan salah satu bagian yang tidak terpisahkan
masyarakat tradisional yang begitu menjaga dan memilihara Indonesia dari
berbagai aspek kehidupan. Hal ini terkait dengan adanya pesan moral,
kepercayaan, norma yang dipatuhi masyarakat demi keteraturan sistem
sosial, serta nilai pendidikan yang dapat dijumpai di dalam tradisi lisan.
Terlepas dari unsur-unsur mistis yang ada di dalamnya, folklor memiliki
nilai-nilai dan norma-norma yang sangat relevan untuk mendukung
kehidupan masyarakat secara kolektif, dan menjadi filter terhadap
pengaruh-pengaruh negatif akibat kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi atau era globalisasi. Dalam kehidupan masyarakat modern
sekarang ini, adat-istiadat justru dapat menjadi modal dasar dalam
kehidupan kolektif. Nilai-nilai kearifan lokal suatu masyarakat dapat
memberikan keseimbangan dan ketertiban (keharmonisan) hidup,
melestarikan alam atau lingkungan hidup, dan lain-lainnya.
Eksistensi folklore tentunya masih ada, namun di era globalisasi saat ini
keberadaan folklore lisan mulai mengalami pergeseran di kalangan
generasi muda, sebab di kehidupan modern saat ini, kebudayaan asli
bangsa Indonesia secara perlahan mengalami pergeseran nilai-nilai oleh
masuknya arus globalisasi yang membuka peluang negara tanpa batas.
Sementara disisi lain, kemandirian sebuah bangsa tidak dapat terlepas dari
kemampuannya mempertahankan nilai-nilai luhur dan budaya bangsanya.
Oleh sebab itu maka eksistensi nilai kearifan budaya lokal nusantara
sebagai bagian terintegrasi dari kebudayaan nasional sangat diperlukan.
Sehingga masyarakat perlu membangun kesadaran diri bahwa terdapat
nilai-nilai kearifan lokal yang harus tetap dipertahankan dengan mengkaji
secara ilmiah tradisi-tradisi yang ada di daerah misalnya Gawai Dayak.
Setuju dengan pendapat saudari Siska. Folklore lisan tentu saja masih ada
hingga sekarang, tapi keberadaannya tidak se eksis dulu, karena adanya
peregeseran nilai-nilai, serta adanya pengaruh dari kebudayaan asing atau
kebudayaan luar yang membuat folklore sekarang ini tidak terlalu
berkembang lagi. Sehingga diperlukan pewarisan dengan memperkenalkan
folklore pada generasi selanjutnya dan masyarakat luar.
Ditambahkan oleh:
Erika Sukma Lestari NPM 1813033021
Dampak dari hilangnya foklor lisan adalah terputusnya pemahaman
generasi muda terhadap foklor rakyat. Ketika foklor yang bersifat sebagai
kontrol sosial hilang maka didalam kehidupan bermasyarakat akan
kehilangan kontrol dalam bermasyarakat. Generasi muda jadi tidak
mengetahui mengenai foklor yang berkembang di daerahnya sendiri,
sehingga kecintaan terhadap budaya sendiri mulai luntur dan tergantikan
dengan budaya asing. Selain itu daya kreativitas anak mulai menurun
akibat tergesernya foklor ditengah masyarakat, karena sesungguhnya
sastra dapat memengaruhi daya emosi, imajinasi, kreativitas, dan
intelektual siswa sehingga berkembang secara maksimal. Agar foklor tidak
hilang, maka diperlukan pemertahanan budaya lokal. Fenomena anak usia
sekolah yang senang dengan budaya asing menjadikan kewaspadaan untuk
mengangkat dan melestarikan budaya lokal agar menjadi bagian integratif
dalam pemelajaran sastra di sekolah. Mengintegrasikan budaya lokal ke
dalam pemelajaran sastra mungkin bisa menjadi alternatif pilihan untuk
melestarikan foklor agar tidak tergeser oleh zaman.
BAB III
KESIMPULAN