Anda di halaman 1dari 1

Lembaga perwakilan adalah wadah yang berisi orang-orang yang dibuat oleh negara dan bertujuan untuk

membangun negara itu sendiri. Dalam suatu negara yang menganut sistem pemerintahan demokrasi
lembaga perwakilan ini sangat penting untuk dimiliki.
Terdapat tiga sistem lembaga perwakilan yang dikenal umum, yaitu unikameral, bika meral dan
trikameral. Berdasarkan amandemen UUD 1945, Indonesia menganut sistem perwakilan trikameral yaitu
MPR, DPR, dan DPD.
Bicara tentang lembaga perwakilan, salah satu lembaga perwakilan yang sangat dikenal oleh
masyarakat adalah DPR. DPR adalah salah satu lembaga tinggi negara dalam sistem ketatanegaraan
Indonesia yang merupakan lembaga perwakilan rakyat. DPR terdiri atas anggota partai politik yang
dipilih langsung oleh rakyat melalui pemilihan umum.
Pada saat ini kita dihadapkan pada situasi sosial dan politik yang cukup kompleks dan dinamis.
Hal ini menjadi tantangan kinerja lembaga perwakilan terkhususnya DPR di tengah tuntutan masyarakat
terhadap peningkatan kinerja wakil rakyat, lembaga perwakilan, yaitu DPR, dihadapkan pada situasi
dimana citra lembaga perwakilan tidak sepenuhnya dipandang baik oleh rakyat. DPR pun dituntut untuk
menjalankan tugasnya dengan baik meski diterpa dinamika sosial, ekonomi, dan politik di era reformasi
ini.
Banyaknya skandal korupsi, penyuapan dan kasus pelecehan seksual merupakan bentuk nyata bahwa
DPR belum menjalankan tugasnya dengan baik. DPR yang sekarang hanya merupakan stempel dari
pemerintah karena tidak bisa melakukan fungsi pengawasannya demi membela kepentingan rakyat. Hal
itu tercermin dari ketidakmampuan DPR dalam mengkritisi kebijakan pemerintah yang terbilang tidak pro
rakyat seperti kenaikan BBM, kasus lumpur Lapindo, dan banyak kasus lagi. Selain itu, DPR masih
menyisakan pekerjaan yakni belum terselesaikannya pembahasan beberapa undang-undang.
Buruknya kinerja DPR pada era reformasi membuat rakyat sangat tidak puas terhadap para
anggota legislatif. Ketidakpuasan rakyat tersebut dapat dilihat dari banyaknya aksi demonstrasi yang
menentang kebijakan-kebijakan pemerintah yang tidak dikritisi oleh DPR. Banyaknya aspirasi
masyarakat yang tidak digubris oleh DPR saat ini juga mencerminkan kinerja DPR tidak memuaskan
rakyat.
DPR juga kerap dikritik oleh sebagian besar masyarakat Indonesia karena dianggap malas dalam
bekerja. Hal ini terbukti dari pemberian fasilitas mewah, seperti gaji besar, kendaraan, dan perumahan,
namun tidak sebanding dengan hasil yang diberikan. Hal lain yang sudah menjadi rahasia umum adalah
banyaknya anggota yang tertidur saat sidang rapat.
Masyarakat mengharapkan DPR untuk dapat melakukan tindakan kritis atas kebijakan yang
dikeluarkan oleh pemerintah yang tidak sesuai dengan kepentingan rakyat. Selain itu, DPR juga
diharapkan dapat meningkatkan kinerjanya dalam menghadapi dinamika sosial, politik dan ekonomi di
era reformasi ini. Hal lainnya yang diharapkan masyarakat kepada anggota DPR adalah kami tidak ingin
para anggota DPR terjerumus ke dalam kubangan politik uang seperti yang pernah dialami oleh sebagian
kecil para anggota DPR di masa lalu yang bermuara pada persoalan kasus korupsi. Masyarakat juga tidak
ingin kursi-kursi ruang sidang parlemen, baik sidang paripurna, sidang komisi-komisi di DPR,rapat-rapat
dengar pendapat umum, rapat-rapat panitia kerja maupun rapat-rapat panitia khusus terasa kosong
sehingga menimbulkan cibiran dari masyarakat terhadap para anggota dewan terhormat.

Anda mungkin juga menyukai