Anda di halaman 1dari 36

KISI KISI KOMPREHENSIF

JURUSAN MANAJEMEN

1. Filsafat ilmu
Istilah filsafat dalam bahasa Indonesia memiliki pada kata falsafah dari bahasa
Arab, philosopy dari bahasa Inggris, philosophia dari bahasa Latin
danphilosophie dari bahasa Jerman, Belanda dan Perancis. Semua istilah itu
bersumber pada istilah Yunani philosophia, yaitu philein berarti mencintai,sedangkan
philos berarti teman. Selanjutnya, istilah sophos berarti bijaksana,
sedangkan sophia berarti kebijaksanaan.
secara terminologi pengertian filsafat menurut para filsuf sangat beragam, Al-
Farabi mengartikan filsafat adalah ilmu yang menyelidiki hakikat yang sebenarnya
dari segala yang ada ‫( َاْلِع لُم ِب اْلَم ْو ُجْو َدات ِبَم ِح َي َاْلَم ْو ُج ْو َدات‬ilmu itu ada, dengan kehidupan
yang ada). Ibnu Rusyd mengartikan filsafat sebagai ilmu yang perlu dikaji oleh
manusia karena dia dikaruniai akal. Francis Bacon filsafat merupakan induk agung
dari ilmu-ilmu, dan filsafat menangani semua pengetahuan sebagai bidangnya.
Immanuel Kant filsafat sebagai ilmu yang menjadi pokok pangkal dari segala
pengetahuan yang di dalamnya mencakup masalah epistimologi yang menjawab
persoalan apa yang dapat kita ketahui.
Robert Ackermann Filsafat ilmu dalam suatu segi adalah sebuah tinjauan kritis
tentang pendapat-pendapat ilmiah dewasa ini dengan perbandingn terhadap pendapat-
pendapat lampau yang telah dibuktikan atau dalam kerangka ukuran-ukuran yang
dikembangkan dari pendapat-pendapat demikian itu, tetapi filsafat ilmu demikian
bukan suatu cabang yang bebas dari praktek ilmiah senyatanya.
Jadi dapat disimpulkan bahwa pengertian filsafat adalah ilmu pengetahuan
yang menelaah segala sesuatu yang ada secara mendasar dan mendalam dengan
mempergunakan akal sampai pada hakikatnya. Filsafat bukannya mempersoalkan
gejala-gejala atau fenomena, akan tetapi mencari hakikat dari fenomena
tersebut dengan kata lain filsafat adalah pangkal dari segala ilmu yang ada dalam
pemikiran manusia.

Tujuan Filsafat Ilmu

Fisafat ilmu sebagai cabang khusus yang membicarakan sejarah


perkembangan ilmu bertujuan: Pertama, filsafat ilmu sebagai sarana pengujian
penalaran ilmiah, sehingga orang menjadi kritis terhadap kegiatan
ilmiah. Kedua,filsafat ilmu merupakan usaha merefleksi, menguji, mengkritik asumsi
dan medote keilmuan. Ketiga, filsafat ilmu memberikan pendasaran logis terhadap
metode keilmuan, setiap metode ilmiah yang dikembangkan harus dapat
dipertanggungjawabkkan secara logis dan rasional agar dapat dipahami dan
digunakan secara umum.

Berdasarkan tujuan filsafat ilmu yang dikemukan oleh Rizal Mustansyir dan
Misnal Munir, maka dapat dikembangkan bahwa tujuan filsafat ilmu mengkaji dan
mencari fakta-fakta terhadap pemikiran secara ilmiah dan rasional.

Ruang lingkup filsafat ilmu

 Ontologi adalah teori atau ilmu tentang wujud, tentang hakikat yang ada. Ontologi
tidak banyak berdasarkan pada alam nyata tetapi berdasarkan pada logika semata.
Jadi dapat disimpulakan bahwa ontologi adalah ilmu yang membahas tentang
hakikat yang ada yang merupakan kebenaran dan kenyataan baik yang berbentuk
jasmani atau konkret maupun rohani atau abstrak.
 Epistemologi atau teori pengetahuan ialah cabang filsafat yang berurusan dengan
hakikat dan lingkup pengetahuan, pengendalaian-pengendalian, dan dasar-
dasarnya serta pengertian mengenai pengetahuan yang dimiliki,
 Dari definisi di atas terlihat jelas bahwa aksiologi menjelaskan tentang nilai. Nilai
yang dimaksud disini adalah sesuatu yang dimiliki oleh manusia untuk melakukan
berbagai pertimbangan tentang apa yang dinilai. Nilai dalam filsafat mengacu
pada permasalahan etika dan estetika. Maka akan lebih tepat kalau dikatakan
bahwa objek formal dari sebuah etika adalah norma kesusilaan manusia, dan dapat
dikatakan pula bahwa etika mempelajari tingkah laku manusia ditinjau dari segi
baik dan tidak baik dalam suatu kondisi. Sedangkan estetika berkaitan dengan
nilai tentang pengalaman keindahan yang dimiliki oleh manusia terhadap
lingkungan dan fenomena di sekelilingnya.
Peranan filsafat ilmu
Filsafat ilmu sebagai cabang filsafat yang membicarakan tentang hakikat ilmu yang
mengandung manfaat sebagai berikut :
a. Filsafat ilmu sebagai sarana pengujian penalaran ilmiah, sehingga orang
menjadi kritis terhadap kegiatan ilmiah.
b. Filsafat ilmu merupakan usaha merefleksi, menguji, mengkritik asumsi dan
metode keilmuan. Sebab kecenderungan kita menerapkan suatu metode ilmiah tanpa
memperhatikan struktur ilmu pengetahuan itu sendiri. Satu sikap yang diperlukan
disini adalah menerapkan metode ilmiah yang sesuai dengan struktur ilmu
pengetahuan bukan sebaliknya.
c. Filsafat ilmu memberikan pendasaran logis terhadap metode keilmuan. Setiap
metode ilmiah yang dikembangkan harus dapat dipertanggungjawabkan secara logis-
rasional, agar dapat dipahami dan dipergunakan secara umum.

2. Dasar-dasar manajemen
Manajemen dalam bahasa Inggris management. Management berasal dari kata
kerja : to manage, yang berarti menangani, mengendalikan, menguasai, mengurus,
menyelesaikan sesuatu. “Manajer” adalah seseorang yang diserahi tugas, lembaga,
usaha dan sebagainya.
Untuk mengetahui pengertian manajemen yang lebih mendalam, marilah kita
meninjau terlebih dahulu batasan/definisi para ilmuwan, di antaranya:
a. John D. Millet dalam bukunya: Management in the Public Service”, memberikan
definisi sebagai berikut: Manajemen adalah proses pemberian bimbingan dan
pemberian fasilitas dari pada pekerjaan orang-orang yang diorganisasikan di dalam
organisasi-organisasi formal guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
b. Koontz dan O’Donnell dalam bukunya “Principle of Management”, menjelaskan
bahwa: Manajemen adalah mendapatkan sesuatu yang dikerjakan atau dilakukan
melalui usaha-usaha orang lain.
c. George R. Terry dalam bukunya “Principle of Management”, menjelaskan
bahwa: Manajemen adalah pencapaian tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya
melalui usaha-usaha orang lain.
Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa manajemen adalah
suatu proses penyelenggaraan kerja guna mencapai tujuan dengan melakukan
pengawasan yang kontinyu. Di mana dalam proses penyelenggaraan kerja untuk
mencapai tujuan tersebut dengan melalui orang-orang.
Tujuan Manajemen
Telah dijelaskan di muka bahwa manajemen adalah proses yang mana
pelaksanaan pencapaian tujuan diawasi agar tercapai secara efektif dan efesien. Kita
maklumi bahwa sumber-sumber yang ada untuk menggerakan suatu usaha adalah
sangat terbatas. Yang dimaksud dengan sumber-sumber tersebut adalah tenaga, uang,
material dan sebagainya. Oleh karena itu, maka dengan sumber yang sangat terbatas
tersebut, dicarilah teknik-teknik, metode-metode yang memungkinkan tercapainya
tujuan secara efektif dan efesien. Jadi singkatnya tujuan manajemen adalah
mendapatkan hasil yang sebesar-besarnya dengan pengorbanan yang sekecil mungkin.
Pola Manajemen
Tiap-tiap Negara mempunyai pola atau corak manajemen yang berbeda-beda
dan dalam hal ini tergantung dari pada ideologi dan struktur Negara dan struktur
pemerintah yang bersangkutan.
Bagi Indonesia pola manajemennya adalah berdasarkan pada ideologi
Negara, ialah Pancasila. Karena itu pelaksanaan manajemen di Indonesia harus
berdasarkan:
a. Finalisme, artinya sasaran harus dapat dicapai dengan kegiatan orang-orang
didasarkan pada falsafah Pancasila.
b. Pragmatisme, artinya praktis dalam sepak terjang, mudah, sederhana dan tidak
berliku-liku dan segalanya harus berdasarkan falsafah Pancasila.
c. Keberanian, artinya mesti kerja cepat, tepat dan berani tetapi jangan asal berani.
Berani membuang atau merombak hal-hal yang sudah out of date, dan dapat
menciptakan hal-hal baru.
d. Ambeg-parama-arta-isme, artinya cukup menentukan hal-hal yang perlu mendapat
prioritas, menentukan urutan prioritas.
e. Teladanisme, artinya pemimpin harus menjadi guru yang baik, harus memberi
contoh yang baik, sehingga ada kewibawaan atas bawahannya dan menumbuhkan
rasa kepengikutan untuk menuruti segala instruksinya dengan sadar.
Dasar-dasar Manajemen
Secara singkat dapat dikemukakan bahwa manajemen di Indonesia atas dasar:
a. Finalisme dapat kita lihat dalam bidang organisasi.
b. Pragmatisme dapat kita lihat dalam bidang pelaksanaan.
c. Keberanian dapat kita lihat dalam bidang pengambilan keputusan.
d. Ambeg-parama-arta-isme dapat dilihat dalam bidang perencanaan.
e. Teladanisme dapat dilihat dalam bidang kepemimpinan
Sarana (Tools) dari Manajemen
Tools di sini diartikan sarana karena apabila alat, kurang tepat. Alat dimaksudkan atau
mempunyai pengertian pada benda mati, sedang istilah sarana dapat mencakup baik benda
mati maupun orang.
Sarana dari pada manajemen adalah :
a. Man : Orang-orang atau tenaga kerja yang diperlukan.
b. Money : Uang atau modal yang diprlukan untuk mencapai tujuan.
c. Method : Metode, cara atau tekhnik untuk mencapai tujuan.
d. Materials : Bahan-bahan yang diperlukan.
e. Market : Pasar, tempat untuk pemasaran produksi.
f. Machine : mesin atau alat

3. Fungsi-fungsi Manajemen
Ada 4 fungsi utama dalam manajemen:
1. Perencanaan (Planning),
2. Pengorganisasian (Organizing),
3. Pengarahan (Actuating/Directing),
4. Pengawasan (Controlling)

Fungsi Perencanaan
Dalam manajemen, perencanaan adalah proses mendefinisikan tujuan organisasi,
membuat strategi untuk mencapai tujuan itu, dan mengembangkan rencana aktivitas kerja
organisasi. Perencanaan merupakan proses terpenting dari semua fungsi manajemen karena
tanpa perencanaan fungsi-fungsi lain—pengorganisasian, pengarahan, dan pengontrolan—tak
akan dapat berjalan.
Rencana dapat berupa rencana informal atau rencana formal. Rencana informal adalah
rencana yang tidak tertulis dan bukan merupakan tujuan bersama anggota suatu organisasi.
Sedangkan rencana formal adalah rencana tertulis yang harus dilaksanakan suatu organisasi
dalam jangka waktu tertentu. Rencana formal merupakan rencana bersama anggota korporasi,
artinya, setiap anggota harus mengetahui dan menjalankan rencana itu. Rencana formal
dibuat untuk mengurangi ambiguitas dan menciptakan kesepahaman tentang apa yang harus
dilakukan.
Kegiatan dalam Fungsi Perencanaan
a. Menetapkan tujuan dan target bisnis
b. Merumuskan strategi untuk mencapai tujuan dan target bisnis tersebut
c. Menentukan sumber-sumber daya yang diperlukan
d. Menetapkan standar/indikator keberhasilan dalam pencapaian tujuan dan
target bisnis.

Fungsi Pengorganisasian
Proses yang menyangkut bagaimana strategi dan taktik yang telah dirumuskan dalam
perencanaan didesain dalam sebuah struktur organisasi yang tepat dan tangguh, sistem dan
lingkungan organisasi yang kondusif, dan dapat memastikan bahwa semua pihak dalam
organisasi dapat bekerja secara efektif dan efisien guna pencapaian tujuan organisasi.
Kegiatan dalam Fungsi Pengorganisasian
a. Mengalokasikan sumber daya, merumuskan dan menetapkan tugas, dan
menetapkan prosedur yang diperlukan
b. Menetapkan struktur organisasi yang menunjukkan adanya garis kewenangan
dan tanggungjawab
c. Kegiatan perekrutan, penyeleksian, pelatihan dan pengembangan sumber daya
manusia/tenaga kerja
d. Kegiatan penempatan sumber daya manusia pada posisi yang paling tepat
Fungsi Pengarahan dan Implementasi
Proses implementasi program agar dapat dijalankan oleh seluruh pihak dalam
organisasi serta proses memotivasi agar semua pihak tersebut dapat menjalankan
tanggungjawabnya dengan penuh kesadaran dan produktifitas yang tinggi.
Kegiatan dalam Fungsi Pengarahan dan Implementasi :
a. Mengimplementasikan proses kepemimpinan, pembimbingan, dan pemberian
motivasi kepada tenaga kerja agar dapat bekerja secara efektif dan efisien dalam
pencapaian tujuan
b. Memberikan tugas dan penjelasan rutin mengenai pekerjaan
c. Menjelaskan kebijakan yang ditetapkan
Fungsi Pengawasan dan Pengendalian
Proses yang dilakukan untuk memastikan seluruh rangkaian kegiatan yang telah
direncanakan, diorganisasikan dan diimplementasikan dapat berjalan sesuai dengan target
yang diharapkan sekalipun berbagai perubahan terjadi dalam lingkungan dunia bisnis yang
dihadapi.
Kegiatan dalam Fungsi Pengawasan dan Pengendalian :
a. Mengevaluasi keberhasilan dalam pencapaian tujuan dan target bisnis sesuai dengan
indikator yang telah ditetapkan
b. Mengambil langkah klarifikasi dan koreksi atas penyimpangan yang mungkin
ditemukan
c. Melakukan berbagai alternatif solusi atas berbagai masalah yang terkait dengan
pencapaian tujuan dan target bisnis

4. Manajemen sebagai ilmu

a. (epistimologi) teori pengetahuan/manajemen sebagai ilmu murni, terapan dan seni.

Manajemen sebagai ilmu murni, suatu disiplin ilmu yang bertugas mencari
kebenaran yang harus diuji dan juga dibuktikan kebenarannya secara objektif berdasarkan
fakta atau data yang ada, sehingga management sebagai ilmu penting untuk dikembangkan
supaya mendapat kebenaran yang jelas.

Manajemen sebagai ilmu terapan, manajemen harus peduli terhadap fungsi sosial di
masyarakatnya atau memiliki manfaat yang dapat dipakai dalam setiap organisasi untuk
mencapai suatu tujuan, sehingga sebagai ilmu manajemen sendiri adalah berperan sebagai
objek studi.

Manajemen sebagai seni yaitu manajemen dipandang sebagai siasat, usaha,


kemahiran, kemampuan, serta keterampilan dalam menerapkan prinsip, metode, dan teknik
dalam menggunakan sumber daya manusia dan sumber daya alam secara efektif dan efisien
untuk mencapai tujuan

Manajemen juga dianggap sebagai seni . Hal ini disebabkan karena kepemimpinan
memerlukan kharisma , stabilitas emosi , kewibawaan, kejujuran, yang setiap orang berbeda-
beda.

Istilah epistemologi ini pertama kali digunakan oleh J.F. Ferrier pada tahun 1854
dalam bukunya yang berjudul Institute of Metaphysics. Menurut sarjana tersebut ada dua
cabang dalam filsafat, ialah: epistemologi dan ontologi. Epistemologi berasal dari bahasa
Yunani episteme yang berarti pengetahuan dan logos yang berarti teori. Jadi, dengan istilah
itu nyang dimaksud adalah penyelidikan asal mula pengetahuan atau strukturnya, metodenya,
dan validitasnya.
Ruang lingkup epistemologi pada Manajemen dapat dilihat dalam kaitannya dengan
sejumlah disiplin ilmu yang bisa ”kerja sama” seperti: pendidikan, ekonomi, politik, dan lain-
lain. Namun ruang lingkup itu mengalami perkembangan, sehingga pada setiap era terdapat
lingkup yang khusus dalam epistemologi itu. Ruang lingkup yang khusus bisa terjadi pada
disiplin ilmu manajemen itu sendiri sehingga melahirkan spesialisasi pengkajiannya. Di
antara spesialisasi itu adalah :

a. Manajeman pendidikan
b. Manajeman sumberdaya manusia
c. Manajemen keuangan
d. Manajemen personalia
e. Manajemen produksi, dan lain sebagainya

Semula epistemologi ini mempermasalahkan kemungkinan yang mendasar mengenai


pengetahuan (very possibilityof knowledge). Apakah pengetahuan yang paling murni dapat
dicapai.
b. ontologi (teori hakekat pengetahuan)

Ontologi kadang-kadang disamakan dengan metafisika. Istilah metafisika itu pertama


kali dipakai oleh Andronicus dari Rhodesia pada zaman 70 tahun sebelum Masehi. Artinya
adalah segala sesuatu yang berkenaan dengan hal-hal yang bersifat supra-fisis atau kerangka
penjelasan yang menerobos melampaui pemikiran biasa yang memang sangat terbatas atau
kurang memadai. Makna lain istilah metafisika adalah ilmu yang menyelidiki kakikat apa
yang ada dibalik alam nyata. Jadi, metafisika berati ilmu hakikat. Ontologi pun berarti ilmu
hakikat.

Yang dimasalahkan oleh ontologi dalam ilmu Manajemen adalah siapa yang
membutuhkan manajeman?. Pertanyaan ini sering dijawab perusahaan (bisnis), tentu saja
benar sebagian tetapi tidak lengkap karena manajeman juga dibutuhkan untuk semua tipe
kegiatan yang diorganisasi dan dalam semua tipe organiasasi. Dalam pratik menajemen
dibutuhkan dimana saja orang-orang bekeja sama untuk mencapai suatu tujuan bersama.

Dilain pihak setiap manusia dalam perjalanan hidupnya selalu akan menjadi anggota
dari beberapa macam organisasi, seperti organisasi sekolah, perkumpulan olah raga,
kelompok musik, militer atau pun organisasi perusahaan. Organisasi-organisasi ini
mempunyai persamaan dasar walaupun dapat berbeda satu dengan yang lain dalam beberapa
hal, seperti contoh organisasi perusahaan atau departemen pemerintah dikelola secara lebih
formal dibanding kelompok musik atau rukun tetangga. Persamaan ini tercermin pada fungsi-
fungsi manejerial yang dijalankan.

c. Aksiologi (teori tentang nilai)

Aksiologi berasal dari bahasa Yunani axios yang berarti `memiliki harga ’mempunyai
nilai’, dan logos yang bermakna `teori` atau `penalaran Sebagai suatu istilah, aksiologi
mempunyai arti sebagai teori tentang nilai yang diinginkan atau teori tentang nilai yang baik
dan dipilih. Teori ini berkembang sejak jaman Plato dalam hubungannya dengan pembahasan
mengenai bentuk atau ide (ide tentang kebaikan).

Permasalahan aksiologi ilmu manajemen (1) sifat nilai, (2) tipe nilai, (3) kriteria
nilai, dan (4) status metafisika nilai. Masing-masing dicoba untuk dijelaskan dengan ringkas
sebagai berikut.

Sifat nilai atau paras nilai didukung oleh pengertian tentang pemenuhan hasrat,
kesenangan, kepuasan, minat, kemauan rasional yang murni, serta persepsi mental yang erat
sebagai pertalian antara sesuatu sebagai sarana untuk menuju ke titik akhir atau menuju
kepada tercapainya hasil yang sebenarnya. Di dalam mengkaji Manajemen berkecimpung
tentunya dilandasi dengan hasrat untuk mendapatkan kepuasan.

Perihal tipe nilai didapat informasi bahwa ada nilai intrinsik dan ada nilai
instrumental. Nilai intrinsik ialah nilai konsumatoris atau yang melekat pada diri sesuatu
sebagai bobot martabat diri (prized for their own sake). Yang tergolong ke dalam nilai
instrinsik adalah kebaikan dari segi moral, kecantikan, keindahan, dan kemurnian. Nilai
instrumental adalah nilai penunjang yang menyebabkan sesuatu memiliki nilai instrinsik.

Penerapan tipe nilai bagi manajemen diarahkan manajemen sebagai profesi. Banyak
usaha yang telah dilakukan untuk mengklasifikasikan manajemen sebagai profesi, kriteria-
kriteria untuk menentukan sesuatu sebagai profesi yang dapat diperinci sebagai berikut:

1). Para profesional membuat keputusan atas dasar prinsip-prinsip umum. Adanya pendidikan
kursus-kursusan program-program latihan formal menunjukan bahwa ada pinsip-prinsip
manajemen tertentu yang dapat diandalkan

2). Para profesional mendapatkan status mereka karena mencapai standar prestasi kerja
tertentu, bukan karena favoritisme atau karena suku bangsa atau agamanya
3). Para profesional harus ditentukan oleh suatu kode etik yang kuat, dengan disiplin untuk
mereka yang menjadi klienya.
Manajeman telah berkembang menjadi bidang yang semakin profesional melalui
perkembangan yang mencolok program-program latihan manajemen di Universitas-
universitas ataupun lambaga-lembaga manajemen swasta dan melalui pengembangan para
eksekutif organisasi atau perusahaan.

5. Unsur-unsur fillsafat

Faktor filsafat Manajemen


Menurut Davis dan Filley dalam Ukas ( 1978) terdapat faktor- faktor dasar dalam filsafat
manajemen yang diperlukan dan memiliki hubungan saling ketergantungan satu sama lain
dalam mencapai tujuan. Faktor – faktor dasar tertentu meliputi hal- hal berikut .
1. Kepentingan umum
Hal ini dimaksudkan bahwa dalam penyelenggaraan suatu organisasi harus terlihat
adanya cermina deskripsi berbagai kepentingan, baik kepentingan pemilik, manajer, para
bawahan, maupun kepentingan masyarakat lingkungannya.
2. Tujuan usaha
Tujuan usaha adalah perwujudan aktivitas yang spesifik dari organisasi, baik
organisasi yang bertujuan mencari laba maupun organisasi yang tidak bertujuan mencari
laba. Tujuan usaha pada umumnya dapat dikategorikan dalam tiga bentuk, yaitu tujuan
utama, tujuan kedua, tujuan tambahan.
3. Pimpinan pelaksana
Pimpinan pelaksana adalah individu yang memberikan kepercayaan untuk memimpin
suatu usaha dengan menggunakan otoritas yang telah diberikan kepadanya.
4. Kebijakan
Kebijakan adalah pernyataan atau ketentuan umum yang menuntun atau menyalurkan
pemikiran menjadi pengambilan keputusan oleh bawahan, serta memberikan arah kemana
organiasi tersebut akan dikemudikan.
5. Fungsi
Fungsi adalah aktifitas yang berhubungan denga tujuan yang akan dicapai. Setiap
organisasi sebagaimana halnya individu pasti memiliki tujuan yang akan dicapai.
6. Faktor dasar
Faktor dasar memiliki faktor-faktor produksi asli atau turunan, baik berupa alam,
tenaga, modal, serta pendukungnya yang merupakan elemen yang harus ada dalam
penyelenggaraan organisasi.
7. Struktur organisasi
Struktur organisasi adalah saluran yang menunjukan hubungan kerja antara manajer
dan bawahan dalam melaksanakan pekerjaan yang disertai dengan otoritas dan tanggung
jawab serta kesanggupan untuk tanggung gugat/ mempertanggung-jawabkan(accountability).
8. Prosedur
Prosedur adalah tahapan tindakan yang harus ditempuh untuk menyelesaikan suatu
pekerjaan tertentu.
9. Moral kerja
Moral kerja adalah kondisi mental dari individu atau kelompok yang menentukan
sikap bawahan dalam menerima pekerjaan dan pengoperasikannya dengan sebaik-baiknya
sesui dengan tujuan akhir .

6. a. Manajemen dalam pandangan ekonomika

Nilai Ekonomis

Edward D. Heller, 1971 membagi nilai ekonomis terdiri dari 4 jenis nilai yaitu:

a. Nilai guna (use value), merupakan suatu nilai yang diperoleh dari terpenuhinya suatu
fungsi, hal ini tergantung dari sifat-sifat khusus dan kualitas suatu benda.
b. Nilai kebanggaan (esteem value), merupakan sifat khusus dari suatu benda yang dapat
mendorong orang untuk memilikinya, emosi, daya tarik, gengsi atau keindahan dari suatu
benda yang merupakan faktor-faktor dominan yang mempengaruhinya.
c. Niali baiya (cost value), merupakan suatu nilai total biaya yang harus diperlukan untuk
menghasilkan sesuatu termasuk biaya langsung maupun biaya tidak langsung.
d. Niali tukar (exchange value), Merupakan suatu nilai tukar dari suatu obyek dari yang
mempunyai sifat dari mutu tertentu dipertukarkan dengan obyek lainnya.

Maksimasi Laba
Maksimisasi laba merupakan proses maksimasi tidak dengan batasan (unconstrained
maximization). Perusahaan akan memilih tingkat output yang dihasilkan untuk
memaksimumkan laba. Pemilihan tingkat output laba maksimum juga akan menentukan
kombinasi input-input yang akan digunakan untuk produksi output (Hartono, 2004:91).

Keseimbangan Permintaan dan Penawaran


Teori permintaan
Permintaan adalah keinginan konsumen membeli suatu barang pada berbagai tingkat
harga selama periode waktu tertentu.Singkatnya permintaan adalah banyaknya jumlah barang
yang diminta pada suatu pasar tertentu dengan tingkat harga tertentu pada tingkat pendapatan
tertentu dan dalam periode tertentu.
Faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan:
1. Harga barang itu sendiri
Jika harga suatu barang semakin murah, maka permintaan terhadap barang itu
bertambah.
2. Harga barang lain yang terkait
Berpengaruh apabila terdapat 2 barang yang saling terkait yang keterkaitannya dapat
bersifat subtitusi (pengganti) dan bersifat komplemen (penggenap).
3. Tingkat pendapatan perkapita
Dapat mencerminkan daya beli. Makin tinggi tingkat pendapatan, daya beli makin
kuat, sehingga permintaan terhadap suatu barang meningkat.
4.Selera atau kebiasaan
Tinggi rendahnya suatu permintaan ditentukan oleh selera atau kebiasaan dari pola
hidup suatu masyarakat.
5.Jumlah penduduk
Semakin banyak jumlah penduduk yang mempunyai selera atau kebiasaan akan
kebutuhan barang tertentu, maka semakin besar permintaan terhadap barang tersebut.
6.Perkiraan harga di masa mendatang
Bila kita memperkirakan bahwa harga suatu barang akan naik, adalah lebih baik
membeli barang tersebut sekarang, sehingga mendorong orang untuk membeli lebih banyak
saat ini guna menghemat belanja di masa depan.
7.Distribusi pendapatan
Tingkat pendapatan perkapita bisa memberikan kesimpulan yang salah bila distribusi
pendapatan buruk. Jika distribusi pendapatan buruk, berarti daya beli secara umum melemah,
sehingga permintaan terhadap suatu barang menurun.
8.Usaha-usaha produsen meningkatkan penjualan.
Bujukan para penjual untuk membeli barang besar sekali peranannya dalam
mempengaruhi masyarakat.Usaha-usaha promosi kepada pembeli sering mendorong orang
untuk membeli banyak daripada biasanya.
Hukum Permintaan
Hukum permintaan pada hakikatnya merupakan suatu hipotesis yang menyatakan :
“Hubungan antara barang yang diminta dengan harga barang tersebut dimana hubungan
berbanding terbalik yaitu ketika harga meningkat atau naik maka jumlah barang yang
diminta akan menurun dan sebaliknya apabila harga turun jumlah barang meningkat.”
Kurva Permintaan
Kurva Permintaan dapat didefinisikan sebagai :
“Suatu kurva yang menggambarkan sifat hubungan antara harga suatu barang tertentu dengan
jumlah barang tersebut yang diminta para pembeli.” Kurva permintaan berbagai jenis barang
pada umumnya menurun dari kiri ke kanan bawah.Kurva yang demikian disebabkan oleh
sifat hubungan antara harga dan jumlah yang diminta yang mempunyai sifat hubungan
terbalik.

Teori Permintaan, Dapat dinyatakan :


“Perbandingan lurus antara permintaan terhadap harganya yaitu apabila permintaan
naik, maka harga relatif akan naik, sebaliknya bila permintaan turun, maka harga relatif akan
turun.”
Faktor-faktor yang dapat menggeser kurva permintaan
- Faktor harga
Perubahan sepanjang kurva permintaan berlaku apabila harga barang yang diminta
menjadi makin tinggi atau makin menurun.
- Faktor bukan harga
Kurva permintaan kan bergerak keka Perubahan sepanjang kurva permintaan berlaku
apabila harga barang yang diminta menjadi makin tinggi atau makin menurun.nan atau kekiri
apabila terdapat perubahan-perubahan terhadap permintaan yang ditimbulkan oleh factor-
faktor bukan harga, sekiranya harga barang lain, pendapatan para pembeli dan berbagai faktor
bukan harga lainnya mengalami perubahan, maka perubahan itu akan menyebabkan kurva
permintaan akan pindah ke kanan atau ke kiri.

Teori Penawaran
Penawaran adalah jumlah barang yang produsen ingin tawarkan atau jual pada
bebrbagai tingkat harga selama satu periode waktu tertentu. Faktor-faktor yang
mempengaruhi penawaran:
1. Harga barang itu sendiri
Jika harga suatu barang naik, maka produsen cenderung akan menambah jumlah
barang yang dihasilkan. Hal ini kembali lagi pada hokum penawaran.
2. Harga barang lain yang terkait
Apabila harga barang subtitusi naik, maka penawaran suatu barang akan bertambah,
dan sebaliknya. Sedangkan untuk barang complement, dapat dinyatakan bahwa apabila harga
barang komplemen naik, maka penawaran suatu barang berkurang, atau sebaliknya.
3. Harga faktor produksi
Kenaikan harga faktor produksi akan menyebabkan perusahaan memproduksi
outputnya lebih sedikit dengan jumlah anggaran yang tetap yang nantinya akan mengurangi
laba perusahaan sehingga produsen akan pindah ke industry lain dan akan mengakibatkan
berkurangnya penwaran barang.
4. Biaya produksi
Kenaikan harga input juga mempengaruhi biaya produksi. Bila biaya produksi
meningkat, maka produsen akan menbgurangi hasil produksinya, berarti penawaran barang
berkurang.
5. Teknologi produksi
Kemajuan teknologi menyebabkan penurunan biaya produksi, dan menciptakan
barang-barang baru sehingga menyebabkan kenaikan dalam penawaran barang.
6. Jumlah pedagang/penjual
Apabila jumlah penjual suatu produk tertentu semakin banyak, maka penawaran
barang tersebut akan bertambah.
7. Tujuan perusahaan
Tujuan perusahaan adalah memaksimumkan laba buka hasil produksinya. Akibatnya
tiap produsen tidak berusaha untuk memanfaatkan kapasitas produksinya secara malksimum,
tetapi akan menggunakannya pada tingkat produksi yang akan memberikan keuntungan
maksimum.
8. Kebijakan pemerintah
Kebijakan pemerintah untuk mengurangi komoditas impor menyebabkan supply dan
keperluan akan kebutuhan tersebut dipenuhi sendiri sehingga dapat meningktakan penawaran.
Hukum Penawaran
“Semakin tinggi harga suatu barang, semakin banyak jumlah barang tersebut akan
ditawarkan oleh para penjual. Sebaliknya, makin rendah harga suatu barang, semakin sedikit
jumlah barang tersebut yang ditawarkan.”
Kurva Penawaran
Kurva penawaran dapat didefinisikan sebagai :
“Yaitu suatu kurva yang menunjukkan hubungan diantara harga suatu barang tertentu dengan
jumlah barang tersebut yang ditawarkan”.
- Kalau penawaran bertambah diakibatkan oleh faktor-faktor di luar harga, maka supply
bergeser ke kiri atas.
- Kalau berkurang kurva supply bergeser ke kiri atas.
-Terbentuknya harga pasar ditentukan oleh mekanisme pasar.

Teori Penawaran
Yaitu teori yang menerangkan sifat penjual dalam menawarkan barang yang akan
dijual.
Faktor-faktor yang dapat menggeser kurva penawaran
- Kalau penawaran bertambah diakibatkan oleh faktor-faktor di luar harga, maka supply
bergeser ke kiri atas.
- Kalau berkurang kurva supply bergeser ke kiri atas
- Terbentuknya harga pasar ditentukan oleh mekanisme pasar

Keseimbangan permintaan dan penawaran


Dalam ilmu ekonomi, harga keseimbangan atau harga ekuilibrium adalah harga yang
terbentuk pada titik pertemuan kurva permintaan dan kurva penawaran. Terbentuknya harga
dan kuantitas keseimbangan di pasar merupakan hasil kesepakatan antara pembeli
(konsumen) dan penjual (produsen) di mana kuantitas yang diminta dan yang ditawarkan
sama besarnya. Jika keseimbangan ini telah tercapai, biasanya titik keseimbangan ini akan
bertahan lama dan menjadi patokan pihak pembeli dan pihak penjual dalam menentukan
harga.
Dengan kata lain Harga keseimbangan adalah harga dimana baik konsumen maupun
produsen sama-sama tidak ingin menambah atau mengurangi jumlah yang dikonsumsi atau
dijual. Permintaan sama dengan penawaran. Jika harga dibawah harga keseimbangan, terjadi
kelebihan permintaan. Sebab permintaan akan meningkat, dan penawaran menjadi berkurang.
Sebaliknya jika harga melebihi harga keseimbangan, terjadi kelebihan penawaran.Jumlah
penawaran meningkat, jumlah permintaan menurun.

Perubahan Keseimbangan Pasar


Perubahan keseimbangan pasar terjadi bila ada perubahaan di sisi permintaan dan atau
penawaran. Jika faktor yang menyebabkan perubahan adalah harga, keseimbangan akan
kembali ke titik awal. Tetapi jika yang berubah adalah faktor-faktor ceteris paribus seperti
teknologi untuk sisi penawaran, atau pendapatan untuk sisi permintaan, keseimbangan tidak
kembali ke titik awal.
a. Jika harga berubah, terjadi kelebihan penawaran yang menyebabkan harga turun kembali
ke Po. Titik keseimbangan tetap Eo.
b. Kurva penawaran bergeser ke kanan karena perubahan teknologi. Titik keseimbangan
bergeser dari Eo ke E1.
c. Kurva permintaan bergeser ke kanan karena perubahan pendapatan. Titik keseimbangan
bergeser dari Eo ke E1.

b. Manajemen dalam pandangan kerekayasaan (Nilai efesiensi, perubahan sistem kerja,


dan rekayasa perbaikan)

1. Efisiensi : Artinya bahwa dengan input atau perencanaan tujuan maka bisa mendapatkan
hasil oput yang maksimal, atau berdaya guna. Dengan kata lain, dengan konsep efisiensi
maka bida berdaya guna. Bahwa dengan input yang baik juga, maka akan didapatkan output
dengan hasil yang maksimal juga. Contoh : Mahasiswa yang berkuliah sebelumnya ada
seleksi. Artinya tidak semua pendaftar bisa masuk. Hanya mereka yang bisa menjawab soal
dengan benar serta berdasarkan peringkat nilai mereka. Setelah kuliah mereka dibekali
dengan berbagai macam skill, seperti kemampuan bahasa asing, kemampuan wirausaha,
kemampuan wawancara kerja, serta ilmu kuliah itu sendiri. Outputnya diharapkan mahasiswa
bisa lulus secara tepat waktu dan memiliki skill yang dibutuhkan dilapa

2. Kinerja seseorang dalam mengerjakan tugasnya sangat ditentukan oleh lingkungan


fisiknya. Salah satunya adalah fasilitas kerja yang digunakan. Tidak jarang sebagian
karyawan merasa mudah lelah dan memiliki resiko kecelakaan. Pada gilirannya kinerja
karyawan akan rendah. Untuk itu jenis pekerjaan dibuat sedemikian rupa utamanya untuk
memungkinkan perusahaan mencapai tujuan perusahaan sekaligus tujuan karyawan.
Bagaimana kaitannya dengan rekayasa industri? Rekayasa industri merupakan upaya agar
setiap pelaksanaan pekerjaan itu menyenangkan karyawan dan tentunya efektif dan efisien.
Bentuknya bisa berupa rekayasa di bidang manajemen produksi, manajemen teknologi,
manajemen distribusi, manajemen informasi, dan manajemen sumberdaya manusia.
Perusahaan akan merugi jika keterkaitan rekayasa industri untuk perbaikan efisiensi dan
penyederhanaan metode kerja menyebabkan perkembangan unsur manusia terabaikan.

Semakin tingginya tuntutan pelanggan dan konsumen terhadap mutu dan pelayanan
produk pasar yang prima maka rekayasa industri menjadi hal pokok. Namun perbaikan-
perbaikan yang dilakukan dalam rekayasa ini jangan sampai menimbulkan efek psikologis
kerja karyawan; misalnya terjadi efek kejiwaan yang negatif seperti kelelahan fisik dan
mental. Sebagai contoh, seharusnya pengulangan tugas-tugas sederhana mengandung prinsip-
prinsip rekayasa industri yang wajar. Tetapi di sisi lain pengulangan tugas tersebut tidak
memberi manfaat psikologis bagi karyawan. Jadi, rancangan pekerjaan harus mampu
memenuhi kebutuhan manusia dalam bentuk kepuasan kerja. Disinilah pentingnya
pendekatan hubungan rekayasa industri dengan rekayasa manusia.

Rekayasa manusia menitik beratkan pada bagaimana mengakomodasi kemampuan


manusia dan kelemahan para karyawan melaksanakan pekerjaannya. Faktor-faktor
lingkungan kerja, mesin, perlengkapan, dan proses pekerjaan seharusnya diselaraskan dengan
karakteristik manusia. Atau bagaimana perlu dicari teknik untuk menemukan alat atau mesin
yang tepat yang bisa digunakan karyawan. Dengan demikian karyawan dapat bekerja dengan
aman atau tidak merasa bising fisik dan bising psikologis. Seperti halnya pada rekayasa
faktor-faktor industri, misalnya ergonomik, dan psikologis teknik, maka rekayasa manusia
berupaya untuk meminimumkan efek dari kekurangpedulian, pengabaian, dan kekeliruan
karyawan terhadap pekerjaan. Efek yang tidak baik ini jika tidak diperhatikan dapat
menyebabkan kerusakan produk dan peralatan dan atau bahkan melukai dan mengancam jiwa
karyawan.

Rekayasa manusia dirancang sedemikian rupa dengan memperhatikan bahwa


perlengkapan dan proses yang digunakan dalam melaksanakan suatu pekerjaan merupakan
suatu sistem. Sistem ini terdiri dari atas beberapa sub-sistem yang berinterelasi satu sama
lainnya. Dengan kata lain ada proses kerjasama antarkaryawan secara interaktif dan sinergik
dalam mencapai tujuan perusahaan. Para karyawan yang melaksanakan, melayani, atau
memantau proses produksi dan distribusi berada dalam sistem yang kompak. Oleh karena itu,
kita menyebutnya sebagai suatu sistem “manusia- mesin”

Rancangan mesin harus memfasilitasi perasaan manusia penggunanya, seperti


kemampuan dalam hal penglihatan, pendengaran, dan jangkauan tangan. Selain itu harus pula
mempertimbangkan kemampuan operator dalam mengoperasikan mesin-mesin tersebut
dengan nyaman. Artinya mesin tersebut harus dirancang dengan memenuhi standar yang
tepat dengan struktur fisik dan kapasitas reaksi dari operator dan lingkungannya. Bahkan
dengan mempertimbangkan rekayasa manusia dan rekayasa mesin dalam suatu sistem maka
fasilitas kerja dapat direkayasa dan diterapkan secara fleksibel baik untuk karyawan yang
normal maupun karyawan yang memiliki cacat tubuh dan usia relatif tua.

c. Manajemen dalam pandangan sains sosial (nilai-nilai pemangku kepentingan, inovasi


nilai, teori dan praktek, dan keberlanjutan)

Shareholder dan Stakeholder

Shareholders Secara umum berarti pemegang saham dalam sebuah perusahaan, entah
yg minoritas / mayoritas, biasanya berada di luar perusahaan. Stakeholders Perusahaan
berdiri dan berkembang di dalam masyarakat tentunya dalam perkembangan tersebut tidak
hanya mulus dan tanpa adanya masalah dalam keseharian berjalannya perusahaan.Terkadang
timbul tekanan tekanan baik dari luar perusahaan ataupun dari dalam perusahaan.Tekanan ini
sifatnya tidak selalu buruk, terkadang tekanan justru memberikan peluang bagi perusahaan
untuk terus berkembang dan membesarkan perusahaan.
Menurut Rhenald Kasali dalam bukunya Manajemen Public Relations “Stakeholders
adalah setiap kelompok yang berada di dalam maupun luar perusahaan yang mempunyai
peran dalam menentukan perusahaan.Stakeholders bisa berarti pula setiap orang yang
mempertaruhkan hidupnya pada perusahaan. Penulis manajemen yang lain menyebutkan
bahwa stakeholders terdiri atas berbagai kelompok penekan (pressure group) yang mesti di
pertimbangkan perusahaan”
Stakeholders ini secara umum bisa di bagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok
yang di dalam perusahaan atau di sebut internal stakeholders dan yang berada di luar
perusahaan yang di sebut external stakeholder.
Stakeholders Internal
1. Pemegang saham
2. Penyalur
3. Karyawan
4. Bank
Stakeholders External
1. Konsumen
2. Manajemen dan Top Executive
3. Pemasok
4. Keluarga Karyawan
5. Pemerintah
6. Pesaing
7. Komunitas
8. Pers
Argumen bahwa perusahaan menempatkan kepentingan stakeholder diatas
kepentingan shareholder bisa jadi benar, asalkan definisi dari stakeholder juga
jelas.Sebenarnya pemegang saham adalah bagian dari stakeholder, bukan sesuatu yang
terpisah.Namun shareholder adalah pemangku kepentingan utama. Karena apa? Karena
pemegang saham menanamkan modalnya dalam perusahaan dimana sekaligus juga
menanggung risiko kehilangan modalnya.Sedangkan pemangku kepentingan lainnya, tidak
secara langsung memiliki keterkaitan dalam penyertaan modal perusahaan.
Shareholder Value Perspective
Shareholder Value Perspective menekankan profitabilitas di atas tanggungjawab
(responsibilitas) dan melihat perusahaan sebagai alat bagi pemiliknya.Pendukung shareholder
value percaya bahwa keberhasilan perusahaan bisa diukur dari harga saham, dividen dan
economic profit, dan melihat manajemen stakeholder sebagai alat bukan tujuan itu sendiri.
Pendukung Shareholder Value Persepective berpendapat bawah tanggungjawab sosial bukan
urusan perusahaan dan klaim dari masyarakat akan paling baik dilayani oleh perusahaan-
perusahaan bila mereka mengejar kepentingan sendiri dan efisiensi ekonomi. Filosofi
shareholder value tidak menutup mata terhadap tuntutan oleh stakeholder lainnya terhadap
perusahaan.Namun, menyadari bahwa perhatian ke stakeholder lainnya penting bukan berarti
tujuan perusahaan adalah melayani mereka.Tujuan perusahaan yang paling utama adalah
memaksimalkan shareholder value, dalam batasan diperbolehkan oleh hukum.Pendukung
shareholder value perspective yakin bahwa masyarakat mendapatkan layaran terbaik oleh
rational ekonomi.Tanggungjawab untuk lapangan kerja, komunitas lokal, lingkungan, dan
pengembangan sosial bukan urusan perusahaan, tetapi lebih baik ditinggalkan untuk individu
dan pemerintah. Dengan mengejar kepentingan sendiri dan memelihara hubungan
berdasarkan pasar antara perusahaan dengan seluruh stakeholder, pengejaran nilai maksimal
bagi pemegang saham akan menghasilkan kekayaan masyarakat dimaksimalkan.
Stakeholder Value Perspective
Stakeholder Value Perspective mengutamakan tanggung jawab di atas profitabilitas
dan melihat organisasi terutama sebagai koalisi untuk melayani semua pihak yang
terlibat.Pendukung Stakeholder Value percaya bahwa sukses suatu organisasi seharusnya
diukur dengan kepuasan diantara seluruh stakeholder dan melihat manajemen stakeholder
sebagai alat dan tujuan.Mereka percaya bahwa tanggungjawab sosial (social responsibility)
adalah urusan perusahaan dan klaim masyarakat paling baik dilayani dengan mengejar
kepentingan bersama dengan intensi meningkatkan kekayaan bersama.Pendukung perspektif
ini menolak memberi pemegang saham klaim moral yang lebih tinggi pada organisasi
daripada pemberi sumberdaya lainnya. Mengakui klaim moral oleh stakeholder lainnya
(selain pemegang saham) berarti memasukkan nilai selain nilai keuangan ke dalam spektrum
apa yang harus dikejar oleh organisasi.
Manajemen stakeholder bukan hanya instrumental dalam menciptakan nilai bagi
pemegang saham, namun normative.Karena memiliki karyawan yang bermotivasi tinggi dan
membina kepercayaan tinggi dari seluruh pihak yang berhubungan dengan perusahaan,
mengejar kepentingan bersama dari seluruh stakeholder tidak hanya lebih adil, namun juga
memaksimalkan kekayaan masyarakat (social wealth).

Mensinergikan Kepentingan Shareholder dan Stakeholder


Sebenarnya tugas untuk menyeimbangkan ini seharusnya dilakukan oleh pemerintah
atau regulator.Pemerintah atau regulator seharusnya mengatur keadaan sehingga perusahaan
tidak beroperasi dalam lingkungan monopoli yang bisa menyebabkan maksimalisasi nilai
perusahaan dengan kerugian pada masyarakat luas.Untuk itulah dibuat undang-undang anti
monopoli.
Bila fungsi kontrol dari pemerintah berjalan dengan baik, perusahaan tidak akan
mampu memaksimalkan nilai perusahaan (firm value) dengan mengorbankan kepentingan
grup lainnya atau masyarakat luas. Tindakan perusahaan yang menyebabkan kerugian kepada
grup lainnya harus dibayar perusahaan dengan membayar ganti rugi ke pihak yang dirugikan
maupun melalui denda yang diterapkan pemerintah.
Selain kontrol dari pemerintah, perusahaan juga harus menjaga kepentingan dari
stakeholder lainnya demi kelangsungan bisnisnya dalam jangka panjang. Bila perusahaan
tidak memperhatikan kepentingan karyawan, mungkin karyawan tidak akan bekerja dengan
sepenuh hati sehingga produktivitas perusahaan berkurang. Begitu juga pelanggan yang
diperlakukan tidak adil mungkin tidak akan membeli produk perusahaan tersebut lagi.
Singkatnya, perusahaan yang memaksimalkan nilai tetap harus memperhatikan
kepentingan stakeholder lainnya. Tanpa perhatian kepada kepentingan stakeholder lainnya,
bukan tidak mungkin kepentingan perusahaan dalam jangka panjang akan terganggu.
Mengingat nilai perusahaan tergantung dari arus kas perusahaan dalam jangka panjang,
terganggunya kepentingan perusahaan dalam jangka panjang akan mengurangi arus kas
perusahaan dalam jangka panjang, sehingga akan mengurangi nilai perusahaan.
Apakah memang penting bagi perusahaan untuk memperhatikan kepentingan berbagai
stakeholder?Tentu saja, karena perusahaan dapat menghasilkan keuntungan maksimal secara
langgeng jika mendapatkan dukungan penuh dari seluruh stakeholder.Yang diperlukan adalah
bagaimana mensinergikan kepentingan shareholder dengan kepentingan stakeholder lainnya,
sehingga memberikan manfaat optimal bagi semua pihak.Namun tentu saja tidak berarti
bahwa perusahaan harus memikirkan kepentingan stakeholder lainnya diatas kepentingan
pemegang saham.
Bagaimana kalau kepentingan stakeholder lainnya yang diutamakan diatas
kepentingan shareholder?Coba bayangkan misalnya rumah dikelola dengan teori stakeholder
yang mengutamakan kepentingan stakeholder lainnya diatas kepentingan pemilik rumah.
Maka, halaman anda akan menjadi taman publik, juga garasi anda mungkin akan menjadi
ruang serbaguna untuk karang taruna. Yang pasti kita akan kehilangan privacy. Itu sebabnya
mengapa perusahaan harus dikelola sesuai tujuan didirikannya perusahaan sebagai
perwujudan kepentingan pemegang saham.
Namun mengutamakan kepentingan pemegang saham tanpa mempertimbangkan
kepentingan stakeholder yang mempunyai risiko (stake) dalam kelangsungan hidup
perusahaan juga tidak sepenuhnya benar.Perusahaan umumnya sudah bukan dimiliki oleh
individu, apalagi dengan model peningkatan modal melalui pasar modal.Perusahaan kini
dimiliki oleh banyak pemegang saham, dan manajemennya diserahkan kepada
profesional.Ditambah lagi ada saja pemegang saham yang menyertakan modalnya untuk
tujuan spekulasi pasar. Pemegang saham jenis ini dipastikan tidak terlalu peduli dengan
kebijakan perusahaan, karena belum tentu memiliki kepentingan yang sama untuk menjaga
kelangsungan perusahaan. Keterlibatan stakeholder dalam pengoperasian perusahaan juga
bisa menimbulkan banyak gangguan terhadap proses manajemen, itu sebabnya perlu ada
batasan keikutsertaan stakeholder dalam operasional perusahaan.
Jika pendekatan stakeholder diterapkan, maka model yang baik seharusnya dapat
membantu mengatasi kompleksitas persoalan yang ada.Dalam pengelolaan perusahaan,
pemegang saham perlu diberikan porsi perhatian yang cukup.Namun, menjadikan perusahaan
warga negara yang baik juga merupakan hal penting bagi perusahaan maupun komunitas.
Umumnya dalam jangka panjang akan membantu meningkatkan nilai tambah bagi pemegang
saham.
Bagaimana kita mensinergikan kepentingan berbagai pihak? Tentu saja model
tersebut perlu disesuaikan dengan sistem hukum, perbedaan kepentingan, karakter bisnis,
kondisi lingkungan, serta kultur bangsa. Model tersebut harus tetap menjaga keberadaan
pengendalian risiko dalam setiap proses bisnis juga mampu menangkap peluang bisnis. Kita
perlu mendefinisikan apa sebenarnya kepentingan stakeholder, komponen didalamnya, serta
bobot yang wajar dari setiap komponen. Dengan demikian kepentingan stakeholder bisa
dipastikan dapat bersinergi dengan kepentingan pemegang saham.
Dalam melakukan sinergi, kepentingan berbagai pihak diselaraskan dengan tujuan
perusahaan. Salah satu cara adalah dengan menerapkan Corporate Social Responsibility
(CSR) menjadi bagian integral strategi perusahaan. CSR disini memasukkan berbagai
komponen tanggungjawab perusahaan terhadap stakeholder dan juga tanggung jawab
perusahaan dalam meningkatkan keuntungan.

Inovasi Nilai
Inovasi Nilai merujuk kepada pengukuhan logik secara strategik daripada strategi
lautan biru. Inovasi nilai adalah usaha serentak untuk mencapai perbezaan dan kos rendah.
Inovasi nilai bertumpu pada usaha menjadikan persaingan tidak penting dengan mencipta
lonjakan nilai untuk pembeli dan syarikat itu sendiri lantas membuka ruang pasaran baru
yang tiada saingan. Oleh sebab nilai kepada pembeli datangnya daripada utiliti tawaran
ditolak dengan harga, dan nilai kepada syarikat pula datangnya daripada harga tawaran
ditolak dengan kos, maka inovasi nilai hanya dicapai apabila keseluruhan sistem utiliti, harga
dan kos diselaraskan.
INOVASI NILAI
20 03 2009
Konsep terminology samudra merah dan biru untuk menandakan semesta
pasar.Semesta merah adalah semua industri yang ada hari ini- ruang pasar yang diketahui.Di
dalam samudra merah, batasan-batasan industri didefinisikan dan diterima, aturan kompetitif
dari permainan yang dikenal. Samudra biru menandakan semua industri yang tidak ada hari
ini – ruang pasar yang tidak diketahui , bersih dengan kompetisi. Di dalam samudra biru
permintaan diciptakan bukan diperebutkan.
Strategi samudra biru menghasilkan langkah-langkah tindakan yang berdasar pada
pengalaman riset penemunya dengan menggunakan teori ke dalam praktek. Strategi ini berisi
suatu pola di dalam cara inovasi menciptakan pasar baru. Sementara samudra merah akan
selalu berarti dan akan selalu menjadi suatu fakta dari kelangsungan bisnis , berpikir tentang
pemandangan industri saat ini.
Strategi samudra biru ini menyediakan piranti dan kerangka analistis yang
memungkinkan perusahaan untuk menciptakan dan menangkap samudra biru di dalam cara
memaksimalkan kesempatan, memperkecil resiko. Samudra biru akan memiliki masa depan
dan akan selalu ada. Lagi pula dengan persediaan melebihi permintaan di dalam semakin
banyak industri, menciptakan samudra biru mungkin hanya akan menerima arti penting yang
ditingkatkan di masa datang. Pola dari pemikiran strategis di belakang masing-masing gerak
strategis adalah apa yang disebut ‘INOVASI NILAI’. Inovasi nilai adalah pengejaran
pembedaan yang serempak dan biaya-biaya lebih rendah.

7. a. Fokus perhatian pada kegiatan-kegiatan yang dapat meningkatkan laba dan


utilitas atau kegunaan pada konsumen, tingkat perusahaan/deviasi perusahaan, prilaku
pendapat dan biaya.

b. rekayasa dalam mendapatkan hasil yang optimal dari interaksi dari berbagai faktor
produksi (manusia, mesin dan bahan baku)

c. manusia sebagai pelaku utama dan makhluk yang utuh yang menciptakan makna
melalui kemampuan intelegensia dan emosional.

8. a. Ekonomi, matematika, dan akuntansi

b. ekonomi, matematika, dan sains sosial

c. ekonomi, matematika, akuntansi, psikologi dan alam

9. a. Perusahaan berinteraksi dengan produksi, distribusi dan transaksi dengan asumsi


meningkatkan pedapatan dan minimum biaya.

b. rekayasa lingkungan yang berinteraksi dengan asumsi optimasi dapat diperoleh


dengan proses analitik.

c. manusia sebagai makhluk yang cerdas yang mampu menciptakan nilai dengan
asanya sendiri.

10. a. Positivisne (kuantitatif normatif)

b. positivisme, sistematis, optimasi (top down)


c. positivisme, intervretisme, kritisme, sistematis akomodasi.

1. Positivisme
Aliran filsafat yang ditokohi oleh August Comte (1798-1857) ini merupakan aliran
sebagai pusat ilmu pengetahuan jika dilihat dari sisi pendidikan atau manajemen
pendidikan.Positivisme adalah aliran filsafat yang berpangkal dari fakta yang positif sesuatu
diluar fakta atau kegiatan di kesampingkan dalam pembicaraan filsafat dan ilmu pengetahuan.
Positivisme dalam ruang lingkup manajemen secara pandangan luar terletak pada unsure-
unsur manajemen yaitu control atau pengawasan. Unsure-unsur manajemen ini merupakan
hal yang harus dipersiapkan.Pengawasan, Stoner dari Mockler mendefinisikan pengawasan
atau pengendalian sebagai upaya untuk menetapkan standart prestasi kerja dengan tujuan
perencanaan untuk mendesain sistem umpan balik informasi untuk membandingkan prestasi
sesungguhnya dengan standart yang telah ditetapkan. Dengan adanya pengawasan, maka
yang akan terjadi adalah keefektifan dan efisien kerja dalam memanajemen. Disisi yang lain
Positivisme mempunyai cara pandang yang baru Bahwa segala sesuatu harus berdasar fakta-
fakta yang dapat diteropong oleh panca indra. Tiap sesuatunya harus nyata.Namun demikian,
manajemen pendidikan tidak bebas nilai sebagaimana ajaran positivistik.Karena itulah
manajemen pendidikan menempati posisi yang cukup strategis dalam merespons
perkembangan ilmu-ilmu sosial.Begitu pula dalam pendidikan, pengawasan terhadap
pendidikan sangat dibutuhkan.Hal ini dilakukan untuk tetap menstabilkan hasil kerja/belajar.
Karena dengan pengawasan out put atau hasil pendidikan akan sesuai dengan tujuan.
Positivisme secara etimologi berasal dari kata positive, yang dalam bahasa filsafat
bermakna sebagai suatu peristiwa yang benar-benar terjadi, yang dapat dialami sebagai suatu
realita. Ini berarti, apa yang disebut sebagai positif bertentangan dengan apa yang hanya ada
di dalam angan-angan (impian), atau terdiri dari apa yang hanya merupakan konstruksi atas
kreasi kemampuan untuk berpikir dari akal manusia. Dapat disimpulkan pengertian
positivisme secara terminologis berarti merupakan suatu paham yang dalam ‘pencapaian
kebenaran’-nya bersumber dan berpangkal pada kejadian yang benar-benar terjadi. Segala hal
diluar itu, sama sekali tidak dikaji dalam positivisme.
Tokoh aliran ini adalah August Comte (1798-1857).Pada dasarnya positivisme
bukanlah suatu aliran yang khas berdiri sendiri.Ia hanya menyempurnakan empirisme dan
rasionalisme. Dengan kata lain, ia menyempurnakan metode ilmiah (scientific method)
dengan memasukkan perlunya eksperimen dan ukuran-ukuran. Positivisme mengajarkan
bahwa kebenaran ialah yang logis, ada bukti empiris yang terukur.“Terukur” inilah
sumbangan penting positivisme.Misalnya, hal panas. Positivisme mengatakan bahwa air
mendidih adalah 100 derajat celcius, besi mendidih 1000 derajat celcius, dan yang lainnya
misalnya tentang ukuran meter, ton, dan seterusnya. Ukuran - ukuran tadi adalah operasional,
kuantitatif, tidak memungkinkan perbedaan pendapat.
Pada dasarnya positivisme adalah sebuah filsafat yang meyakini bahwa satu – satunya
pengetahuan yang benar adalah yang didasarkan pada pengalaman aktualfisikal.Pengetahuan
demikian hanya bisa dihasilkan melalui penetapan teori-teori melalui metode saintifik yang
ketat, yang karenanya spekulasi metafisis dihindari. Positivisme, dalam pengertian diatas dan
sebagai pendekatan telah dikenal sejak Yunani Kuno .Terminologi positivisme dicetuskan
pada pertengahan abad 19 oleh salah satu pendiri ilmu sosiologi yaitu Auguste Comte.Comte
percaya bahwa dalam alam pikiran manusia melewati tiga tahapan historis yaitu teologi,
metafisik, dan ilmiah.Dalam tahap teologi, fenomena alam dan sosial dapat dijelaskan
berdasarkan kekuatan spiritual. Pada tahap metafisik manusia akan mencari penyebab akhir
(ultimate cause) dari setiap fenomena yang terjadi. Dalam tahapan ilmiah usaha untuk
menjelaskan fenomena akan ditinggalkan dan ilmuwan hanya akan mencari korelasi antar
fenomena. Pengembangan penting dalam paham positivisme klasik dilakukan oleh ahli ilmu
alam Ernst Mach yang mengusulkan pendekatan teori secara fiksi (fictionalist).Teori ilmiah
bermanfaat sebagai alat untuk menghafal, tetapi perkembangan ilmu hanya terjadi bila fiksi
yang bermanfaat digantikan dengan pernyataan yang mengandung hal yang dapat
diobservasi.Meskipun Comte dan Mach mempunyai pengaruh yang besar dalam penulisan
ilmu ekonomi (Comte mempengaruhi pemikiran J.S. Mill dan Pareto sedangkan pandangan
Mach diteruskan oleh Samuelson dan Machlup), pengaruh yang paling utama adalah ide
dalam pembentukan filosofi ilmiah pada abat 20 yang disebut logika positivisme (logical
positivism).
Pengajaran utama dalam logika positivisme dikembangkan pada tahun 1920 oleh
Moritz Schlich, Herbert Feigl, Kurt Gödel, Hans Hahn, Otto Neurath, Friedrich Waismann,
Rudolf Carnap and kelompok lain yang sering disebut Vienna Circle. Logika positivisme
menempati posisi sebagai filosofi empiris yang radikal, dan para pendirinya percaya bahwa
hal ini merupakan awal babak baru dalam penyelidikan filosofi.Tujuan dari seluruh analisis
filosofi adalah analisis logika dari ilmu yang dinyatakan sebagai positif, atau empiris, yang
merupakan label dari logika positivisme.
Tugas pertama bagi logika positivisme adalah mendefinisikan apa yang menjadi
tuntutan dalam penyusunan suatu ilmu pengetahuan. Hasilnya adalah untuk menganalisis
bentuk logika dari suatu pernyataan. Pernyataan yang tidak hanya analitis (sebagai contoh:
definisi) atau sintetis (pernyataan yang merupakan bukti dari fakta) yang digolongkan sebagai
nyata secara kognitif (cognitively significant) atau bermakna. Semua pernyataan lain tidak
nyata secara kognitif bila: tidak bermakna, bersifat metafisik, dan tidak ilmiah. Analisis
filosofi yang menggunakan pernyataan seperti itu mungkin sebagai ekspresi sikap emosi, atau
sikap umum mengenai kehidupan, atau nilai moral, tetapi tidak dapat dinyatakan sebagai ilmu
pengetahuan.
Untuk menjalankan program ini, para pengikut logika positivisme membutuhkan
kriteria yang obyektif yang dapat membedakan antara pernyataan sintetis yang tidak
bermakna. Salah satu pemikiran awal untuk menjawabnya adalah mengemukakan prinsip
dapat diverifikasi (verifiability): pernyataan hanya bermakna bila dapat diverifikasi.
Sayangnya, pernyataan dalam bentuk universal (seperti: semua burung gagak berwarna
hitam), yang sering digunakan dalam ilmu pengetahuan ternyata tidak dapat diverifikasi.
Kriteria lainnya adalah dapat ditolak (falsifiability), sedangkan Ayer berpendapat harus dapat
diverifikasi meskipun lemah, Carnap menambahkan dapat diubah bentuknya (translatability)
ke dalam bahasa empiris dan dapat dikonfirmasi (confirmability).Tetapi, tidak ada satupun
dari kriteria tersebut yang mampu membenarkan dalam memutuskan suatu persoalan. Dilema
lain adalah adanya terminologi teori dalam pernyataan yang dibuat oleh ilmuwan. Beberapa
ilmuwan positivis mengikuti Mach dalam mendesak untuk menghilangkan kriteria tersebut
dalam dunia ilmiah, tetapi beberapa ilmuwan lain memegang teguh pernyataan tersebut.
Program akhir dari para ilmuwan positivis adalah menggabungkan tesis dalam ilmu
pengetahuan, yaitu semua ilmu pengetahuan dapat memanfaatkan metode yang sama. Hahn
meninggal pada tahun 1934 dan Schlick dibunuh pada tahun 1936 oleh muridnya yang
gila.Pada waktu Hitler berkuasa dan akhirnya memerangi para intelektual menjadi penyebab
utama perpecahan dalam kelompok Vienna Circle pada tahun 1930.
Logika positivisme mengalami modifikasi dan akhirnya digantikan selama dua dasa
warsa dengan bentuk yang lebih matang dari pengajaran para positivis yang disebut logika
empirisme (logical empiricism). Dikelompokkan melalui adanya perbedaan dalam membuat
analisis, ahli falsafah yang mempunyai sumbangan pemikiran adalah Carnap, Ernest Nagel,
Carl Hempel, dan Richard Braithwaite

2. Interpretivisme
Paradigma Interpretivisme menekankan cara pandang, pemahaman dan makna. Dalam
manajemen pendidikan, interpretivisme berada pada bagaimana pendidikan diolah dan
dimanej sedemikian rupa agar mencapai tujuannya. Contoh: fenomena UAN Nasional yang
meresahkan hamper semua civitas akademik mulai dari siswa, orang tua, sampai pada
perangkat sekolah, yang menuntut para guru untuk selalu bekerja keras agar murid-muridnya
lulus dengan nilai yang memuaskan. Dengan cara memanej pendidikan maka “penekanan”
terhadap siswa untuk lulus akan semakin besar dengan tidak menggunakan rekayasa-rekayasa
dalam pendidikan.
3. Teori Kritis
Dalam manajemen pendidikan tentunya ada rencana-rencana yagn ada dalam benak
seorang menejer.Hal ini tidak cukup jika sebuah lembaga pendidikan hanya mengandalkan
seorang manajer (kepala sekolah) untuk mengelola sebuah lembaga pendidikan.Tentunya
selain dari ide dari benak kepala sekolah, ada gagasan atau ide-ide yang muncul dari bawahan
untuk turut serta memajukan lembaga pendidikan. Kumpulan-kumpulan dari berbagai ide ini
sangat bermanfaat sebagai awal perenanaan dimana nantinya akan digunakan untuk bahan
baku alat, modal, dan tenaga untuk dijadikan bahan pertimbangan bersama.
NO. AKSIOMA PARADIGMA
POSITIVISM INTERPRETIVISM
1. Hakikat Tunggal, dapat Jamak, holistik
Realitas dipilah-pilah
2 Hubungan Terpisah (peneliti Interaktif (peneliti
peneliti dengan tidak harus ke harus ke lapangan).
yang diteliti lapangan/boleh Instrumennya adalah
orang lain). peneliti sendiri
3. Kemungkinan Generalisasi yang Generalisasi terikat
generalisasi bebas konteks pada konteks
4. Kemungkinan Hubungan antara Hubungan sebab dan
hubungan sebab sebab akibat jelas akibat tidak jelas
akibat
5. Peranan nilai Bebas nilai (value Terikat pada nilai
(value) free) (value bound)
(Penelitian dengan Penelitian dengan
metode yang sama metode dan objek
akan menghasilkan yang sama dapat
nilai yang sama) memperoleh hasil
berbeda
6. Objek Menekankan Menekankan proses
produk

7. Posisi Teori Masalah – teori – Masalah – data – teori


data (apriori) (a posteriori) induktif
logiko hipotetico
verifikatif
(deduktif)
8. tujuan (dalam menguji teori menemukan teori
kaitan dengan
teori)
9. Tingkat Objektif Subjektif
subjektivitas

Kriteria Data
Positivistik Interpretif
Sahih (validity) Percaya (credibility)
Andal (reliability) Bergantung (dependability)
Objektif (objectivity) Pasti (confirmability)
Rampat (generality) Alih (transferability)

Optimasi Ekonomi
Memaksimumkan Nilai Perusahaan
Pengambilan keputusan manejerial adalah proses penetapan pemecahan terbaik yang
mungkin untuk satu masalah tertentu Keputusan optimal adalah tindakan yang memberikan
hasil yang paling konsisten dengan tujuan pengambilan keputusan.
Para manajer menggunakan alat ekonomi manajerial untuk membantu dalam proses
menemukan tindakan atau keputusan terbaik ini. Dalam ekonomi manajerial, tujuan utama
manajerial diasumsikan sebagai maksimisasi nilai perusahaan.

11. a. SDM, pemasaran, keuangan, akuntansi


b. rekayasa sistem kerja

c. manajemen operasi dan keuangan ; manajemen operasi dan kinerja dan resiko bisnis
dan keuangan.

MANAJEMEN SUMBERDAYA MANUSIA

Pengertian
Manajemen sumberdaya manusia adalah bagian dari ilmu manajemen yang secara
khusus mengatur aspek manusianya. Hal ini adalah hasil dari perkembangan ilmu manajemen
itu sendiri yang selama ini dikenal memiliki enam unsur, yaitu Men, Money, Method,
Materials, Machines, Market. Unsur Men itulah yang membidani lahirnya ilmu sumberdaya
manusia.
Manajemen sumberdaya manusia menurut Griffin (2004) adalah rangkaian aktivitas
organisasi yang diarahkan untuk menarik, mengembangkan dan mempertahankan tenaga
kerja yang efektif.
Peranan Sumberdaya Manusia
Menurut Arifin dan Fauzi (2007) peranan manajemen sumberdaya manusia adalah
mengatur dan menetapkan program kepegawaian yang meliputi hal-hal sebagai berikut:
1. Menetapkan jumlah, kualitas dan penempatan tenaga kerja yang sesuai dengan kebutuhan
perusahaan.
2. Melakukan rekurtmen karyawan, seleksi dan penempatan pegawai sesuai kualifikasi
pegawai yang dibutuhkan perusahaan.
3. Menetapkan program kesejahteraan, pengembangan, promosi dan pemutusan hubungan
kerja.
4. Membuat perkiraan kebutuhan pegawai di masa yang akan datang.
5. Memperkirakan kondisi ekonomi pada umumnya dan perkembangan perusahaan pada
khususnya.
6. Senantiasa memantau perkembangan undang-undang ketenagakerjaan dari waktu ke waktu
khususnya yang berkaitan dengan masalah gaji/upah atau kompensasi terhadap pegawai.
7. Memberikan kesempatan karyawan dal hal pendidikan, latihan dan penilaian prestasi kerja
karyawan.
8. Mengatur mutasi karyawan.
9. Mengatur pensiun, pemutusan hubungan kerja beserta perhitungan pesangon yang menjadi
hak karyawan.
Fungsi Manajemen Sumberdaya Manusia
Manajemen Sumberdaya Manusia terdiri dari dua fungsi, yaitu fungsi manajemen dan
fungsi operasional .
Fungsi Manajemen (FM) terdiri atas:
Fungsi Manajemen Fungsi Operasional
1. Fungsi Perencanaan 1. Fungsi Pengadaan
2. Fungsi Pengorganisasian 2. Fungsi Pengembangan
3. Fungsi Pengarahan 3. Fungsi Pemberi Kompensasi
4. Fungsi Pengkoordinasian 4. Fungsi Integrasi
5. Fungsi Pengontrolan/Pengawasan 5. Fungsi Pemeliharaan

MANAJEMEN KEUANGAN
Pengertian
Manajemen keuangan adalah suatu kegiatan perencanaan, penganggaran,
pemeriksaan, pengelolaan, pengendalian, pencarian dan penyimpanan dana yang dimiliki
oleh suatu organisasi atau perusahaan (Wikipedia Indonesia).
Fungsi Manajemen Keuangan
Berikut ini adalah penjelasan singkat dari fungsi Manajemen Keuangan:
1. Perencanaan Keuangan, membuat rencana pemasukan dan pengeluaraan serta kegiatan-
kegiatan lainnya untuk periode tertentu.
2. Penganggaran Keuangan, tindak lanjut dari perencanaan keuangan dengan membuat detail
pengeluaran dan pemasukan.
3. Pengelolaan Keuangan, menggunakan dana perusahaan untuk memaksimalkan dana yang
ada dengan berbagai cara.
4. Pencarian Keuangan, mencari dan mengeksploitasi sumber dana yang ada untuk
operasional kegiatan perusahaan.
5. Penyimpanan Keuangan, mengumpulkan dana perusahaan serta menyimpan dan
mengamankan dana tersebut.
6. Pengendalian Keuangan, melakukan evaluasi serta perbaikan atas keuangan dan sistem
keuangan pada perusahaan.
7. Pemeriksaan Keuangan, melakukan audit internal atas keuangan perusahaan yang ada agar
tidak terjadi penyimpangan.
Bila dikaitkan dengan tujuan ini, maka fungsi manajer keuangan meliputi hal-hal sebagai
berikut :
1. Melakukan pengawasan atas biaya
2. Menetapkan kebijaksanaan harga
3. Meramalkan laba yang akan datang
4. Mengukur atau menjajaki biaya modal kerja

MANAJEMEN OPERASI/PRODUKSI
Manajemen produksi berkembang setelah manusia menghasilkan barang dan jasa.
Pesatnya perkembangan manajemen produksi terjadi berkat dorongan dari beberapa faktor
yang menunjang (Fuad, dkk. 2000), yaitu:
1. Adanya pembagian kerja (division labour) dan spesialisasi.
2. Revolusi industri
3. Perkembangan alat dan teknologi yang mencakup penggunaan komputer.
4. Perkembangan ilmu dan metode kerja yang mencakup metode ilmiah, hubungan antar
manusia, dan model keputusan.
Menurut Fuad, dkk (2000) manajemen produksi adalah kegiatan untuk mengatur dan
mengkoordinasikan penggunaan sumber-sumber daya berupa sumberdaya manusia,
sumberdaya alat, dan sumberdaya dana serta bahan secara efektif dan efisien, untuk
menciptakan dan menambah kegunaan (utility) suatu barang atau jasa.
Menurut Umar (2000) manajemen produksi dan operasi didefinisikan sebagai proses
yang secara kontinyu dan efektif menggunakan fungsi-fungsi manajemen untuk
mengintegrasikan berbagai sumberdaya secara efisien dalam rangka mencapai tujuan
perusahaan. Unsur-unsur pokok dalam definisi tersebut, yaitu:
1. Kontinyu, berarti manajemen produksi dan operasi bukan suatu kegiatan yang berdiri
sendiri. Keputusan manajemen bukan merupakan tindakan sesaat, melainkan tindakan yang
berkelanjutan.
2. Efektif, berarti segala pekerjaan harus dilakukan secara tepat dan sebaik-baiknya, serta
mencapai hasil sesuai dengan yang diharapkan.
3. Fungsi manajemen, berarti kegiatan manajemen produksi dan operasi memerlukan
pengetahuan yang luas, mencakup planning, organizing, actuating, dan controlling. Dalam
pelaksanaanya, berbagai sumberdaya diintegrasikan untuk menghasilkan barang dan jasa.
4. Efisien, berarti manajer produksi dan operasi dituntut untuk mempunyai kemampuan kerja
secara efisien agar dapat mengoptimalkan penggunaan sumberdaya dan memperkecil limbah.
5. Tujuan, berarti kegiatan manajemen produksi dan operasi harus mempunyai tujuan untuk
menghasilkan suatu produk seusuai dengan yang direncanakan.
Kegiatan manajemen ini berhubungan dengan penciptaan/pembuatan barang dan jasa.
Dalam perusahaan jasa, fungsi produksi tidak terasa nyata, sehingga kegiatan manajemen
produksinya disebut sebagai manajemen operasi. Istilah operasi sesungguhnya juga dipakai
dalamm perusahaan manufaktur, yaitu dalam pengertian mengoperasikan sumberdaya
produksi untuk menghasilkan suatu produk. Karena itu, istilah manajemen operasi
mengandung pengertian yang lebih luas.
Schroeder dalam Hery Prasetya dan Fitri Lukiastuti (2009) memberikan penekanan
terhadap definisi kegiatan produksi dan operasi pada tiga hal, yaitu:
1. Pengelolaan fungsi organisasi dalam menghasilkan barang dan jasa.
2. Adanya sistem transformasi yang menghasilkan barang dan jasa.
3. Adanya pengambilan keputusan sebagai elemen penting dari manajemen operasi.

MANAJEMEN PEMASARAN
Manajemen pemasaran adalah suatu analisis, perencanaan, implementasi, dan
pengendalian dari program-program yang dirancang untuk menciptakan, membangun, dan
mempertahankan pertukaranyang bermanfaat dengan pembeli untuk mencapai tujuan-tujuan
organisasi (M. Fuad, dkk. 2000). Manajemen pemasaran berupaya mempengaruhi tingkat,
saat, dan karakter permintaan dengan cara yang akan membantu pencapaian tujuan
organisasi. Karena itu manajemen pemasaran sering disebut juga sebagai manajemen
permintaan.
Menurut penulis yang sama, terdapat lima konsep dalam manajemen pemasaran, yaitu:
1. Konsep Produksi
Konsep ini menyatakan bahwa konsumen akan menyukai produk yang terjangkau
oleh kemampuan mereka. Konsep produksi ini merupakan alternatif yang tepat bila
menghadapi dua macam situasi. Pertama, bila permintaan akan suatu produk melebihi
pasokan, sehingga perlu diupayakan peningkatan produksi. Kedua, bila biaya tinggi sehingga
produksi perlu diturunkan sambil melakukan perbaikan produktivitas.
2. Konsep Produk
Konsep ini berpegang teguh pada anggapan bahwa konsumen akan menyenangi
produk yang menawarkan mutu, penampilan, maupun keistimewaan dibandingkan produk
sejenis. Karena itu organisasi perlu mengadakan perbaikan-perbaikan produk yang
berkesinambungan.
3. Konsep Penjualan
Konsep penjualan menekankan pada anggapan bahwa konsumen tidak akan membeli
produk, jika organisasi tidak melakukan usaha-usaha promosi dan penjualan.
4. Konsep Pemasaran
Menurut konsep ini, kunci untuk mencapai keberhasilan sasaran organisasi adalah
kejelian dalam menentukan kebutuhan dan keinginan pasar sasaran, serta mengupayakan
pemenuhan kepuasan yang lebih baik ketimbang apa yang dilakukan pesaing.
5. Konsep Pemasaran Kemasyarakatan
Menurut konsep ini tugas organisasi berhubungan dengan penentuan kebutuhan,
keinginan, serta minat pasar sasaran dan untuk memberikan kepuasan yang lebih efisien dan
efektif daripada pesaing dengan cara mempertahankan atau meningkatkan kesejahteraan
konsumen dan masyarakat secara keseluruhan.
.
AKUNTANSI MANAJEMEN
Akuntansi adalah aktivitas mengumpulkan, menganalisa, menyajikan dalam bentuk
angka, mengklasifikasikan, mencatat, meringkas, dan melaporkan aktivitas/transaksi
perusahaan dalam bentuk informasi keuangan (Rudianto. 2006). Dilihat dari siapa pemakai
laporan keuangan perusahaan, akuntansi dibagi menjadi dua macam, yaitu akuntansi
keuangan dan akuntansi manajemen.
1. Akuntansi keuangan adalah sistem akuntansi yang pemakai informasinya adalah pihak
eksternal organisasi perusahaan, seperti kreditor, pemerintah, pemegang saham, investor, dan
sebagainya.
2. Akuntansi manajemen adalah sistem akuntansi yang pemakain informasinya adalah pihak
internal organisasi perusahaan, seperti manajer produksi, manajer keuangan, manajer
pemasaran, dan sebagainya guna pengambilan keputusan internal organisasi. Dan menurut
Rita Erni Purwanti dan Indah Nugraheni (2001) akuntansi manajemen tidak terikat pada
pelaksanaan prinsip-prinsip akuntansi, selai itu akuntansi manajemen berorientasi pada waktu
yang akan datang yaitu memberikan gambaran mengenai alternatif/keputusan yang mungkin
akan diambil di masa yang akan datang.
Akuntansi Manajemen atau Akuntansi Manajerial adalah sistem akuntansi yang
berkaitan dengan ketentuan dan penggunaan informasi akuntansi untuk manajer atau
manajemen dalam suatu organisasi dan untuk memberikan dasar kepada manajemen untuk
membuat keputusan bisnis yang akan memungkinkan manajemen akan lebih siap dalam
pengelolaan dan melakukan fungsi kontrol (Wikipedia Indonesia). Berbeda dengan
Informasi Akuntansi keuangan, Informasi Akuntansi manajemen adalah:
1. Dirancang dan dimaksukan untuk digunakan oleh pihak manajemen dalam organisasi
sedangkan informasi Akuntansi keuangan dimaksudkan dan dirancang untuk pihak eksternal
seperti kreditur dan para pemegang saham;
2. Biasanya rahasia dan digunakan oleh pihak manajemen dan bukan untuk laporan publik;
3. memandang ke depan, bukan sejarah;
4. Dihitung dengan mengacu pada kebutuhan manajer, sering menggunakan sistem informasi
manajemen, bukan mengacu pada standar akuntansi keuangan.
Hal ini disebabkan karena penekanan yang berbeda: informasi akuntansi manajemen
digunakan dalam sebuah organisasi, biasanya untuk pengambilan keputusan.
Menurut Chartered Institute of Management Accountants (CIMA), akuntansi
manajemen adalah “proses identifikasi, pengukuran, akumulasi, analisis, penyusunan,
interpretasi, dan komunikasi informasi yang digunakan oleh manajemen untuk
merencanakan, mengevaluasi dan pengendalian dalam suatu entitas dan untuk memastikan
sesuai dan akuntabilitas penggunaan sumber daya tersebut. Akuntansi manajemen juga
meliputi penyusunan laporan keuangan untuk kelompok non-manajemen seperti pemegang
saham, kreditur, badan pengatur dan otoritas pajak “(Istilah resmi CIMA).
The American Institute of Certified Public Accountants (AICPA) menyatakan bahwa
akuntansi manajemen sebagai praktik meluas ke tiga bidang berikut:
1. Manajemen Strategi – Memajukan peran akuntan manajemen sebagai mitra strategis dalam
organisasi.
2. Manajemen Kinerja – Mengembangkan praktik pengambilan keputusan bisnis dan
mengelola kinerja organisasi.
3. Manajemen Risiko – Berkontribusi untuk membuat kerangka kerja dan praktik untuk
mengidentifikasi, mengukur, mengelola dan melaporkan risiko untuk mencapai tujuan
organisasi.

Anda mungkin juga menyukai