Anda di halaman 1dari 9

FILSAFAT PENDIDIKAN

RINGKASAN
MATERI SUBSTANSI FILSAFAT MANAJEMEN

Dosen Pengampu: Dr. Nurkolis, M.M.

Disusun oleh:
Kelompok 01

1. Ali Imron 1401413196/


2. Khoirul Mujahidin 1401413197/
3. Pratista Dinarni 1401413000/
4. Kisya Wahyu N 1401413000/

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN


FAKULTAS PASCASARJANA
UNIVERSITAS PGRI SEMARANG
2018
I. CABANG-CABANG FILSAFAT

Ada beberapa cabang-cabang filsafat yaitu :

1. Epistemology (Teori Pengetahuan)

Ditinjau dari asal katanya, epistemologi berasal dari bahasa Yunani yaitu

episteme yang berarti pengetahuan, dan logos yang berarti teori. Jadi

epistemologi adalah cabang filsafat yang bersangkut paut dengan teori

pengetahuan yang meliputi bentuk pengenalan dasar pengetahuan, hakikat,

dan nilai-nilainya.

2. Etika (Filsafat Moral)

Dilihat dari asal katanya, istilah etika berasal dari urat kata ethos yang

berarti watak, sehingga etika merupakan cabang filsafat yang berbicara

mengenai tindakan manusia dalam kaitannya dengan tujuan hidupnya. Dalam

etika ini membahas baik-buruknya atau benar-tidaknya tingkah laku dan

tindakan manusia itu, serta menyelidiki kewajiban-kewajiban manusia.

3. Estetika (Filsafat Seni)

Ditinjau dari asal katanya, estetika berasal dari bahasa Yunani yaitu

aisthetika yang berarti hal-hal yang dapat diserap dengan indra. Jadi estetika

merupakan ranting filsafat yang membicarakan tentang seni atau keindahan,

bukan hanya sebagai karya seni belaka, tetapi juga sebagai kegiatan seninya.

4. Metaphysical

Dilihat dari asal katanya, metafisika berasal dari bahasa Yunani yaitu

meta dan physika yang artinya sesuatu yang ada di belakang atau di balik

benda-benda fisik. Jadi metafisika adalah salah satu cabang filsafat yang
mempelajari dan memahami mengenai penyebab adanya segala sesuatu

sehingga hal tertentu menjadi ada.

5. Politik

Filsafat politik adalah cabang studi dari filsafat yang membahas tema-

tema kebebasan, keadilan, hak milik, hak-hak, hukum, dan sebagainya.

Filsafat politik juga dapat dipahami dengan menganalisis dari sudut pandang

metafisika, epistemologi, dan aksiologi. Beberapa filusuf dalam bidang

filsafat politik yang penting pada era modern adalah Thomas Hobbes dan John

Locke.

6. Filsafat Ilmu

Filsafat ilmu kadang disebut sebagai filsafat khusus yaitu cabang filsafat

yang membahas hakikat ilmu, penerapan berbagai metode filsafat dalam

upaya mencari akar persoalan dan menemukan asas realitas yang dipersoalkan

oleh bidang ilmu tersebutuntuk mendapatkan kejelasan yang lebih pasti.

Dengan demikian, penyelesaian masalah ilmunya menjadi terarah. Jadi

sesungguhnya setiap cabang disiplin ilmu memiliki filsafat ilmunya sendiri.

Misalnya: filsafat pendidikan, filsafat hukum, filsafat sejarah, filsafat bahasa,

filsafat matematika, filsafat ilmu kealaman dan lain sebagainya.

II. KERANGKA DASAR MANAJEMEN


Shrode Dan Voich (1968), menyatakan bahwa Kerangka Dasar Manajemen

meliputi : “Philosophy, Asumtions, Principles, and Theory, which are basic to the

study of any discipline of management”. Secara sederhana dikatakan bahwa

falsafah merupakan pandangan atau persepsi tentang kebenaran yang


dikembangkan dari berpikir praktis. Falsafah seorang manajer dijadikan dasar

untuk membuat asumsi-asumsi tentang lingkungan, peran organisasinya, dan dari

asumsi ini lahir prinsip-prinsip yang dihubungkan dengan kerangka atau garis

besar untuk bertindak. Seperangkat prinsip yang berkaitan satu sama lain

dikembangkan dan diuji dengan pengalaman sebelum menjadi suatu teori. Untuk

menjadi seorang manager, suatu teori tentang manajemen sangat berfungsi dalam

memecahkan masalah-masalah yang timbul. Oleh karena itu, falsafah, asumsi,

prinsip-prinsip, dan teori tentang manajemen merupakan landasan manajerikal

yang harus dipahami dan dihayati oleh manajer.


Berikut deskripsi mengenai kerangka dasar manajemen :

1. Esensi Falsafah Manajemen

Setiap jenis pengetahuan manajemen mempunyai ciri-ciri yang

spesifik mengenai apa (ontologi), bagaimana (epismologi) dan untuk apa

(aksiologi) pengetahuan manajemen tersebut disusun. Ketiganya saling

berkaitan (sistem).Persoalan utama yang dihadapi oleh setiap epismologi pada

dasarnya bagaimana mendapatkan pengetahuan yang benar dengan

memperhitungkan aspek ontologi dan aksiologi. Demikian juga halnya dengan

masalah mengenai dunia empiris yang akan digunakan sebagai alat untuk

meramalkan dan mengendalikan peristiwa atau gejala yang muncul. Di dalam

pengetahuan manajemen, falsafah pada hakikatnya menyediakan seperangkat

pengetahuan (a body of related knowledge) untuk berpikir efektif dalam

memecahkan masalah-masalah manajemen. Ini merupakan hakikat


manajemen sebagai suatu disiplin iklmu dalam mengatasi masalah organisasi

berdasarkan pendekatan yang intelegen.

2. Esensi Teori Manajemen

Teori manajemen mempunyai peran (role) atau membantu

menjelaskan periaku organisasi yang berkaitan dengan motivasi,

produktivitas, dan kepuasan (satisfaction). Karateristik teori manajemen

secara garis besar dapat dinyatakan : 1) mengacu pada pengalaman empirik,

2) adanya keterkaitan antara satu teori dengan teori lain, 3) mengakui

kemungkinan adanya penolakan. Di dalam proses manajemen digambarkan

fungsi-fungsi manajemen secara yang ditampilkan ke dalam perangkat

organisasi dan mulai dikenal sebagai teori manajemen klasik.

Menurut teori manajemen klasik, pilar-pilar manajemen klasik terdiri

dari empat (4)pilar : pembagian kerja, proses skalar fungsi-fungsi, struktur,

rentang pengawasan.Salah satu teori klasik yang tergolong paling tua adalah

manajemen ilmiah (scientific management theory) yang dipelopori oleh

Henry Fayol. Tergolong ke dalam teori klasik ini yaitu : tentang Studi Waktu

dan Gerak (Gilberth), Administrasi (Fayol) Birokrasi (Weber). Teori

Neoklasik seringkali dikaitkan dengan pendekatanperilaku, yaitu Teori

Kebutuhan Manusia (Maslow), Teori X,Y (McGregor), Teori Kepribadian

dan Organisasi (Cris Argyris), Selanjutnya teori modern yaitu General

System Theory (Barnard), Contingency pimpinan situasional (Fiedler),

Hubungan bagian dalam sistem dan lingkungan (Ludwig von Bertalanffy).


Dengan berkembangnya aliran klasik, kemudian dikenal sebagai proses

manajemen dan pendekatan operasional.

3. Esensi Prinsip Manajemen

Pentingnya prinsip-prinsip dasar dalam praktik manajemen antara lain:

a. menentukan cara kerja,

b. pemilihan pekerja dan pengembangan keahliannya,

c. pemilihan prosedur kerja,

d. menentukan batas-batas tugas,

e. mempersiapkan dan membuat spesifikasi tugas,

f. melakukan pendidikan dan latihan,

g. menentukan system dan besarnya imbalan.

Semuanya itu dimaksudkan untuk meningkatkan efektivitas, efisiensi,

dan produktivitas kerja. Dalam kaitannya dengan prinsip dasar manajemen,

Fayol mengemukakan sejumlah prinsip, yaitu : pembagian kerja, kejelasan

dalam wewenang dan tanggung jawab, disiplin, kesatuan komando, kesatuan

arah, lebih memprioritaskan kepentingan umum daripada kepentingan pribadi,

pemberian kontra prestasi, sentralisasi, rantai skalar, tertib, pemerataan,

stabilitas dalam menjabat, inisiatif dan semangat kelompok. Keempat belas

prinsip dasar tersebut dijadikan patokan dalam praktik manajerial dalam

melakukan manajemen yang berorientasi kepada sasaran, manajemen yang

berorientasi kepada orang, manajemen yang berorientasi kepada orang,

manajemen berorientasi kepada struktur dan manajemen berdasarkan

informasi
III. HAKIKAT FILSAFAT MANAJEMEN
Ilmu adalah suatu pengetahuan yang teratur dari hal-hal pekerjaan hukum sebab
dan akibat, sehingga menjadi tabiat ilmu, yaitu mencari keterangan tentang
kedudukan suatu hal atau masalah yang berhubungan dengan sebab dan
akibatnya. Karena itu Muhammad Hatta mengemukakan suatu pendapat bahwa
seorang memperoleh pengetahuan tentang sesuatu masalah dengan jalan
keterangan untuk menyusun pikiran guna mengetahui sebab kejadian dan
akibatnya di saat itulah terjadi ilmu pengetahuan. Pengalaman baru menjadi
pengetahuan ilmu, apabila pengetahuan itu disertai dengan pengertian tentang
pekerjaan hukum kausal pada masalah yang dialami itu.
Manajemen termasuk sebagai ilmu karena memenuhi syarat-syarat sebagai ilmu
yaitu:
a. Tersusun secara sistematis dan teratur

b. Objektif rasional sehinga dapat dipelajari

c. Menggunakan metode Ilmiah

d. Mempunyai prinsip-prinsip tertentu

e. Dapat dijadikan suatu teori

Tersusun secara sistematis dan teratur, manajemen memiliki serangkaian tahap


kegiatan fungsi secara berkaitan mulai dari menentukan sasaran sampai
berakhirnya sasaran atau tercapainya tujuan. Dalam hal ini, beberapa pakar
mengklasifikasikan dengan berlainan pendapat, namun pada hakikatnya meliputi:
perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, dan pengawasan.

Mengenai objek manajemen, yaitu: apa yang menjadi sasaran atau kajian
penyelidikan manajemen. Sebagai objek adalah “manusia” itu sendiri. Tetapi
bukan manusia pada umumnya melainkan manusia dalam usaha kerja sama.
Sebagai usaha kerja sama itu tidak bisa dengan dirinya sendiri akan tetapi
melalui orang lain. Jadi objek manajemen adalah manusia dalam hal ini cara
memanfaatkan orang-orang untuk mencapai suatu tujuan. Tujuan di sini adalah
tujuan yang hendak dicapainya sesuai dengan bidang kegiatannya, sepertinya:
bidang keuangan, bidang pemasaran, bidang perkantoran, bidang akuntansi dan
semacamnya.
Menggunakan metode ilmiah, seperti halnya dengan bidang lain yang
menggunakan metode deduksi dan induksi. Melakukan metode deduksi yaitu
metode yang bersifat rasional bersumber dari rasio atau akal pikiran. Melakukan
penyelidikan dengan bertitik tolak pada pengetahuan umum untuk sampai kepada
pengetahuan khusus yang baru. Pengetahuan umum ini bisa berupa konsep atau
teori mengenai sesuatu. Di dalam manjemen sesungguhnya perencanaan,
motivasi adalah suatu teori umum, sedangkan pengorganisasian, penggerakan,
dan pengawasan merupakan teori khusus. Dari teori umum (perencanaan dan
motivasi) inilah manajemen bertitik tolak melaksanakan kegiatan secara
sistematis, efektif dan efisien menurut teori-teori khusus sebagai pedoman. Cara
menggunakan orang sesungguhnya bertumpu pada perencanaan dan teori-teori
motivasi dan sebagainya. Sedangkan metode induktif yaitu bersifat empirik,
bersumber dari pengalaman konkrit. Melakukan penyelidikan dengan bertitik
tolak dari pengetahuan khusus untuk sampai pada pengetahuan umum. Di dalam
manajemen sesungguhnya pengalaman praktis dalam pengorganisasian,
penggerakan, pengawasan dan lain-lain sebenarnya merupakan in-put dalam
membuat perencanaan yang bersifat umum.

Mempunyai prinsip-prinsip tertentu, pendapat Fayol yang mengemukakan 14


prinsip organisasi yang sekarang ini telah menjadi prinsip manajemen merupakan
sumbangan yang cukup besar melahirkan manajemen sebagai suatu ilmu
pengetahuan.

Dapat dijadikan suatu teori. Di sini teori manajemen tidak diragukan lagi karena
sudah dipelajari dan dikembangkan melalui lembaga pendidikan dan pelatihan
dengan manajemen merupakan salah satu mata pelajaran yang dicantumkan
dalam kurikulum bahkan terdapat jurusan yang disebut dengan jurusan
“manajemen”.

Manajemen sebagai suatu ilmu pengetahuan, jika dikaitkan dengan klasifikasi


ilmu, maka manajemen tergolong ke dalam ilmu-ilmu sosial, bagian dari ilmu
administrasi dan merupakan ilmu terapan (applied science) karena
kemanfaatannya hanya ada apabila diterapkan untuk meningkatkan peri
kehidupan manusia.
IV. PERKEMBANGAN FILSAFAT MANAJEMEN
1. Approach/system komando (<1985)
Teori klasik abad ke 18-19
Asumsi teori klasik: bahwa para pekerja atau manusia itu sifatnya rasional,
berfikir logis, dan kerja merupakan suatu yang di harapkan.
 Manajer: kekuasaan atas orang-orang, menentukan segala-segalanya.
 Manajer menggunakan struktur organisasi dan menetapkan tugas pada
orang-orang non manajemen.
2. Manajemen berorientasi pada hasil, tidak berorientasi pada aktivitas.
Teori neo-klasik (pertengahan abad ke-19-20)
Teori ini timbul sebagian karna pada para manajer teerhadap berbagai
kelemahan dengan teori klasik. Asumsi teori Neo-klasik: Manusia itu adalah
mahluk dengan mengaktualisasikan dirinya. Seperti dalam teori Abraham
Maslow.
3. Manajemen modern (abad ke-21)
Manajemen modern berkembang melalui dua jalur yang berbeda. Jalur
pertama merupakan pengembangan dari aliran hubungan manusiawi yang
dikenal sebagai perilaku organisasi, dan yang lain dibangun atas dasar
manajemen ilmiah, dikenal sebagai aliran kuantitatif (operation research dan
management science atau manajemen operasi).
Teori modern
Pendekatan modern berdasarkan hal yang sifatnya situasional. artinya orang
menyesuaikan diri dengan situasi dihadapi dan mengambil keputusan sesuai
dengan situasi dan kondisi lingkungan.
Asumsi teori modern: manusia itu berlainan dan berubah, baik kebutuhannya,
reaksinya, tindakannya yang semua bergantung pada lingkungan. Selanjutnya
manusia itu bekerja dalam suatu sistem untuk mencapai tujuan tertentu.

Anda mungkin juga menyukai