Anda di halaman 1dari 21

ANGGARAN RUMAH TANGGA (ART)

WPMI

Penyempurnaan
ANGGARAN RUMAH TANGGA WPMI
(ART – WPMI)
RAKERNAS WPMI I 2018

Aula Auditorium Lt.2 Kemenkop UKM


Jl. H.R. Rasuna Said Kav 3-4
Kuningan Jakarta Selatan

1
ANGGARAN RUMAH TANGGA (ART)
WPMI

BAB I
UMUM

Pasal 1
Landasan Penyusunan

(1) Anggaran Rumah Tangga ini disusun berlandaskan Pasal 32 dan Pasal 33 Anggaran
Dasar WPMI.
(2) Anggaran Rumah Tangga ini merupakan suatu kesatuan yang tidak terpisahkan dari
Anggaran Dasar sebagaimana tersebut dalam ayat (1) di atas.

BAB II
ORGANISASI

Pasal 2
Pembentukan Organisasi

(1) Untuk pertama kali WPMI serta perangkat organisasi Tingkat Pusat dibentuk di Jakarta
pada tanggal 10 Februari 1975 atas prakarsa (2) Tata Cara Pembentukan WPMI
DPD/DPC/DPRan untuk pemekaran :
(a) Menunjuk caretaker yang disetujui oleh DPP/DPD/DPC/DPRan.
(b) Caretaker membentuk panitia Musda/Muscab/Musran.
(c) Apabila diperlukan dapat menghubungi Pemerintah Daerah, Kepala Daerah
(Gubernur/Bupati/Walikota/Camat), Dinas–Dinas terkait, dan Kadinda setempat
untuk mendapatkan masukan tentang wanita pengusaha setempat yang profesional
untuk dijadikan pertimbangan.
(d) Panitia Musda/Muscab/Musran menyelenggarakan Musda/Muscab/Musran.

Pasal 3
Hubungan Jenjang Struktur Organisasi

Kebijakan DPP dilaksanakan oleh DPD, kebijakan DPD dilaksanakan oleh DPC, serta
kebijakan DPC dilaksanakan oleh DPRan.

BAB III

2
ANGGARAN RUMAH TANGGA (ART)
WPMI

KEANGGOTAAN

Pasal 4
Syarat Keanggotaan

Setiap perempuan pengusaha Indonesia Warga Negara Indonesia (WNI) berhak untuk
menjadi anggota WPMI dengan mendaftarkan diri pada sekretariat WPMI di tempat domisili
usaha dan/atau tempat tinggal.

Pasal 5
Prosedur Penerimaan Anggota

(1) Calon anggota mengisi formulir pendaftaran yang dikeluarkan oleh DPP, yang tersedia di
sekretariat WPMI DPD/DPC/DPRan dilengkapi dengan fotokopi KTP.
(2) Formulir yang telah diisi oleh calon anggota diserahkan ke DPC/DPD, dan diteruskan
ke DPP untuk mendapatkan KTA.
(3) Anggota yang telah mendaftarkan namanya dan diterima menjadi anggota akan
mendapatkan kartu anggota yang berlaku selama 5 (lima) tahun.
Apabila keluar, harus mengembalikan dalam waktu 3 (tiga) bulan.
(4) Keputusan tentang diterima/tidaknya calon anggota yang mendaftarkan diri pada WPMI.
DPD/DPC sudah harus diberikan selambat–lambatnya dalam waktu 30 (tiga puluh) hari
sejak diajukannya formulir pendaftaran.
(5) Kartu anggota dikeluarkan oleh DPP atas usulan DPD dan harus diberikan secepatnya.
(6) Bila seorang anggota pindah domisili dari wilayah satu ke wilayah lain di Indonesia, agar
anggota tersebut menjadi anggota WPMI di tempat yang baru, maka anggota tersebut
harus melaporkan diri ke sekretariat DPD WPMI yang baru dengan membawa
rekomendasi dari DPD/DPC WPMI tempat asal dan mengembalikan Kartu Tanda
Anggota ke tempat asal.
(7) Anggota WPMI yang telah menjadi anggota salah satu DPD/DPC/DPRan tidak dapat
merangkap menjadi anggota DPD/DPC lain.

Pasal 6

3
ANGGARAN RUMAH TANGGA (ART)
WPMI

Hak Anggota

(1) Setiap anggota biasa WPMI berhak untuk :


(a) Memilih pengurus melalui mekanisme yang berlaku dalam
Munas/Musda/Muscab/Musran.
(b) Dipilih menjadi Ketua Umum DPP/Ketua Umum DPD/Ketua Umum DPC/Ketua
DPRan sekurang–kurangnya setelah menjadi pengurus selama 1 (satu) periode.
(c) Dipilih menjadi pengurus sekurang–kurangnya setelah menjadi anggota dan aktif
mengikuti kegiatan WPMI selama 3 (tiga) bulan.
(d) Mengajukan usul, saran dan pendapat bagi kebaikan organisasi melalui mekanisme
organisasi sesuai dengan tingkatannya.
(e) Mengikuti kegiatan, mendapatkan informasi, bimbingan, pembinaan kaderisasi,
pelayanan dan perlindungan organisasi.

(2) Setiap anggota kehormatan WPMI mempunyai hak yang sama dengan anggota biasa
WPMI kecuali hak suara dan hak dipilih menjadi pengurus ditingkat yang sama.

Pasal 7
Pengangkatan Anggota Dewan Kehormatan/Konsultasi/Pembina/Penasehat

(1) Dewan Pembina, Dewan Kehormatan dan Dewan Penasehat ada pada struktur organisasi
WPMI di semua jenjang tingkatan, sedangkan Dewan Konsultasi hanya ada di struktur
Tingkat Pusat.
(2) Dewan Konsultasi diangkat untuk masa jabatan selama 5 (lima) tahun.

Pasal 8
Sanksi Organisasi

Setiap anggota yang melakukan tindakan yang merugikan organisasi dapat dikenakan sanksi
berupa :
(a) Teguran atau peringatan tertulis sebanyak 3 (tiga) kali.
(b) Pemberhentian keanggotaan sementara (anggota dapat mengajukan keberatan sesuai
tingkatannya).
(c) Pencabutan keanggotaan.

Pasal 9

4
ANGGARAN RUMAH TANGGA (ART)
WPMI

Kehilangan Keanggotaan

Anggota biasa WPMI dapat kehilangan keanggotaannya, bila yang bersangkutan :


(a) Mengundurkan diri.
(b) Meninggal dunia.
(c) Bertindak merugikan atau mencemarkan nama baik organisasi.
(d) Menyalah gunakan keuangan organisasi.
(e) Menjadi anggota organisasi wanita lain sejenis WPMI.

Pasal 10
Pemberhentian Keanggotaan

(1) Dewan Pengurus WPMI dimana anggota terdaftar dapat melakukan pemberhentian atau
pemberhentian sementara keanggotaan, jika anggota :
(a) Bertindak bertentangan dengan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga
WPMI.
(b) Bertindak merugikan atau mencemarkan nama baik organisasi.
(c) Tidak mematuhi keputusan organisasi.
(d) Menyalahgunakan kedudukan, wewenang dan kepercayaan yang diberikan organisasi.
(2) Keputusan tentang pemberhentian atau pemberhentian sementara keanggotaan dilakukan
sesudah ada peringatan tertulis terlebih dahulu sebanyak 3 (tiga) kali berturut–turut dalam
jangka waktu 3 (tiga) bulan kecuali hal yang bersifat luar biasa.
(3) Anggota yang dikenai pemberhentian atau pemberhentian sementara, kehilangan hak
keanggotaannya selama masa ketentuan itu belum dicabut atau diubah.
(4) Anggota yang di kenai pemberhentian atau pemberhentian sementara berhak membela
diri dan dapat naik banding secara berturut–turut kepada :
(a) Dewan Pengurus Daerah.
(b) Rapat Kerja Daerah yang bersangkutan.
(c) Musyawarah Daerah yang bersangkutan.
(d) Dewan Pengurus Pusat.
(e) Rapat Kerja Nasional.
(f) Musyawarah Nasional.
(5) Anggota yang kehilangan haknya karena terkena sanksi pemberhentian atau
pemberhentian sementara akan memperoleh pemulihan hak–haknya kembali setelah

5
ANGGARAN RUMAH TANGGA (ART)
WPMI

sanksi tersebut dicabut oleh Dewan Pengurus/Rapat Kerja/Musyawarah yang


tingkatannya lebih tinggi sebagaimana tersebut dalam ayat (4) di atas.

BAB IV

KEPENGURUSAN

Pasal 11
Dewan Pengurus

(1) DPP dalam menjalankan tugasnya dipimpin seorang Ketua Umum, para Wakil Ketua
Umum dan para Ketua Komite Tetap serta para Wakil Komite Tetap.
(2) Struktur kepengurusan DPD/DPC disesuaikan dengan struktur kepengurusan DPP.
(3) Penentuan Wakil Ketua Umum, Ketua Komite Tetap, para Wakil Komite Tetap, bagi
DPD/DPCdisesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan DPD/DPC yang bersangkutan.

Pasal 12
Tugas Dan Kewajiban Ketua Umum dan Ketua

Ketua Umum DPP/DPD/DPC dan Ketua DPRan masing–masing berkewajiban :


a. Memimpin organisasi dan DPP/DPD/DPC/DPRan WPMI dalam melaksanakan tugas dan
wewenangnya baik kedalam maupun keluar.
b. Mengkoordinasikan langkah–langkah DPP/DPD/DPC/DPRan dalam hal yang bersifat
kebijaksanaan.
c. Menunjuk dan mengangkat seorang Direktur Executive untuk membantu pengelolaan
kesekretariatan organisasi.
d. Memimpin rapat-rapat yang diadakan DPP/DPD/DPC/DPRan WPMI.
e. Mengkoordinasikan dan menyinkronisasikan pelaksanaan tugas para Wakil Ketua
Umum/Wakil Ketua, Ketua Komite Tetap.
f. Menandatangani surat keluar, Surat Keputusan, Keputusan Dewan Pengurus dan
Rekomendasi, Perjanjian Kerjasama, Kesepakatan Bersama, terutama untuk dan atas nama
organisasi.
g. Menandatangani surat–surat berharga dan cek.
h. Memberi tugas dengan diberikannya Surat Mandat kepada pengurus lainnya untuk
mewakili menghadiri undangan dari pihak lain sesuai bidang masing–masing.
i. Dalam hal yang mendesak, Ketua Umum bersama–sama dengan fungsionaris DPP WPMI
berkonsultasi dengan Dewan Pendiri, Dewan Kehormatan dan Dewan Konsultasi untuk
mengambil keputusan.

6
ANGGARAN RUMAH TANGGA (ART)
WPMI

j. Dalam hal Ketua Umum/Ketua berhalangan sementara, dapat menunjuk salah seorang
Wakil Ketua Umum/Wakil Ketua berdasarkan mandat untuk mewakilinya dan jika semua
Wakil Ketua Umum/Wakil Ketua berhalangan, Ketua Umum/Ketua dapat menunjuk
Ketua Komite Tetap untuk mewakilinya.
k. Bertanggungjawab pada Musyawarah Nasional (Munas)/Musyawarah Daerah
(Musda)/Musyawarah Cabang (Muscab)/Musyawarah Ranting (Musran) WPMI.

Pasal 13

Tugas dan Kewajiban Wakil Ketua Umum/Wakil Ketua

Wakil Ketua Umum DPP/DPD/DPC/Wakil Ketua DPRan masing–masing bertugas dan


berkewajiban :
a. Mewakili Ketua Umum DPP/DPD/DPC/Ketua DPRan WPMI.
b. Dalam mengkoordinasikan dan menyinkronisasikan pelaksanaan tugas masing–masing
Komite Tetap dalam lingkup bidang tugasnya.
c. Mengembangkan kerjasama yang serasi dan mengawasi kelancaran pelaksanaan tugas
Komite Tetap dalam lingkup bidang tugasnya masing–masing.
d. Mewakili Ketua Umum DPP/DPD/DPC/Ketua DPRan WPMI atas dasar penunjukkan atau
penugasan.
e. Mendampingi Ketua Umum/Ketua secara aktif dalam menjalan fungsi dan peranannya.
f. Apabila Ketua Umum/Ketua berhalangan, maka Wakil Ketua Umum/Wakil Ketua dapat
memimpin rapat sebagaimana diatur dengan Surat Mandat.
g. Memonitor pelaksanaan program kerja yang dilaksanakan Komite Tetap dibawah
koordinasinya.
h. Melakukan koordinasi dengan instansi/institusi/badan/lembaga yang terkait dengan
lingkup kerjanya.
i. Melakukan koordinasi antar bidang terkait sesuai dengan lingkup kerjanya.
j. Melaksanakan seluruh kegiatan yang telah diputuskan dalam Rakernas WPMI sesuai
dengan Program Kerja Komite dibawah koordinasinya.
k. Menyampaikan keterangan pers/statement/opini kepada media terkait dengan isu–isu yang
berkembang sesuai bidang yang menjadi tanggungjawabnya.
l. Melakukan evaluasi terhadap kegiatan/program kerja yang dilaksanakan oleh Ketua
Komite Tetap dibawah koordinasinya.

7
ANGGARAN RUMAH TANGGA (ART)
WPMI

m. Dalam melaksanakan tugas, fungsi dan wewenangnya, Wakil Ketua Umum/Wakil Ketua
dibantu oleh Ketua Komite Tetap dan bertanggungjawab kepada Ketua Umum
DPP/DPD/DPC/Ketua DPRan WPMI.

Pasal 14
Tugas dan Kewajiban Ketua Komite Tetap

Ketua Komite Tetap DPP/DPD/DPC masing–masing bertugas dan berkewajiban :


a. Mengkoordinasikan, menyinkronisasikan dan bertanggungjawab atas pelaksanaan tugas
Komite masing- masing.
b. Mewakili Ketua Umum/Wakil Ketua Umum DPP WPMI sesuai dengan bidangnya, jika
yang bersangkutan berhalangan.
c. Mendampingi secara aktif Wakil Ketua Umum/Wakil Ketua yang mengkoordinasikan
kelompok Komite Tetap di bidangnya masing–masing.
d. Membantu Wakil Ketua Umum/Wakil Ketua dalam penyusunan rencana program kerja di
bidang masing–masing.
e. Melaksanakan program kerja Komite Tetap yang dipimpinnya.
f. Membantu dan berkoordinasi dengan Komite Tetap terkait atas suatu pelaksanaan
kegiatan kerja pada bidang yang lainnya.
g. Dalam melaksanakan tugas, fungsi dan wewenangnya Komite Tetap bertanggungjawab
kepada Ketua Umum/Ketua melalui Wakil Ketua Umum/Ketua Bidang masing–masing.

Pasal 15
Tugas Dan Kewajiban Wakil Komite Tetap

Wakil Komite Tetap DPP/DPD/DPC masing–masing bertugas dan berkewajiban :


a. Mewakili Komite Tetap DPP/DPD/DPC/DPRan WPMI atas dasar penunjukan Ketua
Komite Tetap masing–masing.
b. Membantu Komite Tetap dalam penyusunan dan pelaksanaan program kerja
masing–masing.
c. Bertanggungjawab kepada Ketua Komite Tetap dalam melaksanakan tugas
masing–masing.

Pasal 16
Sanksi Terhadap Pengurus

8
ANGGARAN RUMAH TANGGA (ART)
WPMI

(1) Setiap anggota pengurus dapat dikenai sanksi organisasi berdasarkan besar kecilnya
kesalahan yang dilakukan sampai pada bentuk pemberhentian melalui tahapan sebagai
berikut :
(a) Tahap teguran atau peringatan tertulis;
(b) Tahap peringatan keras;
(c) Tahap pemberhentian sementara jabatan;
(d) Tahap pemberhentian jabatan.
(2) Sanksi organisasi tersebut (Ayat 1) dikenakan kepada anggota pengurus apabila yang
bersangkutan :
(a) Secara sadar melanggar dan atau tidak mematuhi Kode Etik, AD/ART dan PKO
WPMI.
(b) Bertindak merugikan dan mencemarkan nama baik organisasi.
(c) Melanggar peraturan dan ketentuan organisasi serta tidak mematuhi keputusan
organisasi.
(d) Tidak mematuhi dan atau melalaikan kewajiban sebagai pengurus dengan tidak
menghadiri rapat-rapat/tidak turut serta dalam kegiatan-kegiatan organisasi dan tidak
berpartisipasi selama 3 (tiga) bulan berturut-turut tanpa alasan yang dapat diterima.
(e) Menyalahgunakan kedudukan, wewenang dan kepercayaan yang diberikan organisasi.
(3) Keputusan pemberhentian atau pemberhentian sementara dilakukan setelah yang
bersangkutan diberi peringatan tertulis tiga kali berturut–turut dalam jangka waktu 3
(tiga) bulan.
(4) Dalam masa pemberhentian atau pemberhentian sementara, anggota pengurus yang
bersangkutan kehilangan haknya sebagai pengurus dan tidak lagi berfungsi sebagai
pengurus.
(5) Anggota pengurus yang diberhentikan atau diberhentikan sementara berhak membela diri
atau naik banding berturut–turut pada jenjang tingkatan berikut :
(a) Rapat Kerja yang bersangkutan.
(b) Musyawarah yang bersangkutan.
(c) Dewan Pengurus setingkat lebih tinggi.
(d) Rapat Kerja setingkat lebih tinggi.
(e) Musyawarah setingkat lebih tinggi.
(f) Musyawarah Nasional.
(6) Anggota Pengurus yang kehilangan hak dan jabatannya karena terkena sanksi
pemberhentian atau pemberhentian sementara akan memperoleh pemulihan hak dan

9
ANGGARAN RUMAH TANGGA (ART)
WPMI

jabatannya setelah sanksi yang dikenakan dicabut atau diubah oleh Dewan Pengurus yang
bersangkutan atau Dewan Pengurus setingkat lebih tinggi atau Rapat Kerja atau
Musyawarah sebagaimana tersebut dalam Ayat (5).

BAB V
MUSYAWARAH

Pasal 17
Musyawarah Nasional

(1) Musyawarah Nasional seperti yang tercantum dalam Pasal 19 Anggaran Dasar ayat 2
dilaksanakan oleh dan menjadi tanggungjawab DPP, paling lambat 6 (enam) bulan setelah
masa kepengurusan DPP berakhir.
(2) Untuk melaksanakan Musyawarah tersebut ayat (1) DPP membentuk Panitia Pengarah
dan Panitia Pelaksana yang bertanggungjawab kepada DPP.
(3) DPP bersama–sama dengan Panitia Munas mempersiapkan bahan–bahan dan segala
sesuatu yang diperlukan bertalian dengan pelaksanaan musyawarah sebagaimana
dimaksud ayat (1) diatas.
(4) Pada Munas masing–masing DPD mempunyai hak 1 (satu) suara.
(5) Peserta Munas terdiri dari :
(a) Pengurus yang mewakili sebagai utusan DPD yang memiliki hak suara, hak bicara,
hak memilih dan hak dipilih untuk Munas.
Jumlah utusan masing–masing Daerah Provinsi sebanyak 2 (dua) orang yang terdiri
dari 1 (satu) orang Ketua Umum dan Wakil Ketua Umum yang mendapat mandat
Ketua Umum.
(b) Dewan Pengurus Pusat memiliki hak bicara dan dipilih untuk Munas.

(6) Peninjau Munas terdiri dari :


(a) Anggota Dewan Pembina, Dewan Konsultasi dan Dewan Kehormatan.
(b) Wakil dari DPD.
(c) DPD/DPC/DPRan yang membawa mandat dari daerahnya masing-masing.

Pasal 18
Musyawarah Nasional Luar Biasa

10
ANGGARAN RUMAH TANGGA (ART)
WPMI

(1) Musyawarah Nasional Luar Biasa seperti yang tercantum dalam Pasal 20 Anggaran Dasar
dilaksanakan oleh dan menjadi tanggungjawab DPP.
(2) Untuk melaksanakan Musyawarah tersebut ayat (1) DPP membentuk Panitia Pengarah
dan Panitia Pelaksana yang bertanggungjawab kepada DPP.
(3) DPP bersama–sama dengan Panitia Munaslub mempersiapkan bahan–bahan dan segala
sesuatu yang diperlukan bertalian dengan pelaksanaan musyawarah sebagaimana
dimaksud ayat (1) diatas.
(4) Munaslub diselenggarakan dan menjadi tanggung jawab DPD Provinsi yang meminta
diadakannya Munaslub, setelah berkonsultasi terlebih dahulu dengan Dewan Konsultasi,
Dewan Pembina dan Dewan Kehormatan.
(5) Pada Munaslub masing–masing DPD mempunyai hak 1 (satu) suara.
(6) Peserta Munaslub terdiri dari :
(a) Pengurus yang mewakili sebagai utusan DPD yang memiliki hak suara, hak bicara,
hak memilih dan hak dipilih untuk Munaslub.
Jumlah utusan masing–masing Daerah Provinsi sebanyak 2 (dua) orang yang terdiri
dari 1 (satu) orang Ketua Umum dan Wakil Ketua Umum yang mendapat mandat
Ketua Umum.
(b) Dewan Pengurus Pusat memiliki hak bicara dan hak dipilih.
(7) Pada Munaslub tidak ada peninjau.

Pasal 19
Musyawarah Nasional Khusus

(1) Musyawarah Nasional Khusus seperti yang tercantum dalam Pasal 21 Anggaran Dasar
dilaksanakan oleh dan menjadi tanggungjawab DPP.
(2) Untuk melaksanakan Musyawarah tersebut ayat (1) DPP membentuk Panitia Pengarah
dan Panitia Pelaksana yang bertanggungjawab kepada DPP.
(3) DPP bersama–sama dengan Panitia Munassus mempersiapkan bahan–bahan dan segala
sesuatu yang diperlukan bertalian dengan pelaksanaan musyawarah sebagaimana
dimaksud ayat (1).
(4) Pada Munassus masing–masing DPD mempunyai hak 1 (satu) suara.
(5) Peserta Munassus terdiri dari :
(1) Pengurus yang mewakili sebagai utusan DPD yang memiliki hak suara, hak bicara,
Munassus.

11
ANGGARAN RUMAH TANGGA (ART)
WPMI

Jumlah utusan masing–masing Daerah Provinsi sebanyak 2 (dua) orang yang terdiri
dari 1 (satu) orang Ketua Umum dan Wakil Ketua Umum yang mendapat mandat
Ketua Umum.
(2) Pada Munassus tidak ada peninjau.

Pasal 20
Musyawarah Daerah

(1) Musyawarah Daerah sesuai Pasal 23 Anggaran Dasar harus dilaksanakan oleh dan
menjadi tanggung jawab DPD pada akhir jabatannya 6 (enam) bulan sebelum periode
kepengurusan berakhir dan paling lambat 6 (enam) bulan setelah periode kepengurusan
berakhir.
(2) Dalam hal DPD tidak melaksanakan Musda, maka Dewan Pengurus setingkat lebih tinggi
dari DPD yang bersangkutan berhak melakukan peneguran/peringatan.
Apabila teguran tersebut tidak diindahkan maka DPP tersebut berhak membentuk tim
kecil untuk pelaksanaan Musda.
(3) Untuk melaksanakan Musda pada ayat (1) DPD membentuk Panitia Pengarah dan Panitia
Pelaksana yang bertanggung jawab kepada DPD.
(4) DPD bersama–sama dengan Panitia Musda mempersiapkan bahan–bahan dan segala
sesuatu yang diperlukan bertalian dengan pelaksanaan Musyawarah sebagaimana
dimaksud ayat (1).
(5) Pada Musda masing–masing Cabang mempunyai hak satu suara.
(6) Peserta Musda terdiri dari:
(a) Utusan DPP yang memiliki hak suara dan hak bicara.
(b) Utusan DPC yang memiliki hak suara, hak bicara, hak memilih dan hak dipilih.
Jumlah utusan dari masing–masing Cabang sebanyak 2 (dua) orang yang terdiri dari
1 (satu) orang Ketua Umum atau Wakil Ketua Umum yang mendapatkan mandat.
(c) DPC yang bersangkutan memiliki satu hak suara/bicara dan hak dipilih.
(7) Peninjau Musda terdiri dari :
(a) Anggota Dewan Pembina dan Dewan Kehormatan.
(b) DPC/DPRan yang membawa mandat dari daerahnya masing-masing.
Pasal 21
Musyawarah Daerah Luar Biasa

12
ANGGARAN RUMAH TANGGA (ART)
WPMI

(1) Musyawarah Daerah Luar Biasa sesuai Pasal 24 Anggaran Dasar diselenggarakan dan
menjadi tanggung jawab Dewan Pengurus Cabang yang meminta diadakannya Musdalub,
setelah berkonsultasi terlebih dahulu dengan Dewan Pembina dan Dewan Kehormatan
dan disetujui Dewan Pengurus setingkat diatasnya.
(2) Pada Musdalub masing–masing Cabang mempunyai hak satu suara.
(3) Peserta Musdalub terdiri dari:
(a) Utusan Dewan Pengurus Cabang yang memiliki hak suara, hak bicara, hak memilih
dan hak dipilih.
Jumlah utusan dari masing–masing Cabang sebanyak 2 (dua) orang yang terdiri dari
1 (satu) orang Ketua Umum atau Wakil Ketua Umum yang mendapatkan mandat.
(b) DPC yang bersangkutan memiliki satu hak suara/bicara dan hak dipilih.

Pasal 22
Musyawarah Cabang

(1) Musyawarah Cabang sesuai Pasal 23 Anggaran Dasar harus dilaksanakan oleh dan
menjadi tanggung jawab DPC pada akhir jabatannya 6 (enam) bulan sebelum periode
kepengurusan berakhir dan paling lambat 6 (enam) bulan setelah periode kepengurusan
berakhir.
(2) Dalam hal DPC tidak melaksanakan Muscab maka Dewan Pengurus setingkat lebih tinggi
dari DPC yang bersangkutan berhak melakukan peneguran/peringatan.
Apabila teguran tersebut tidak diindahkan maka DPD berhak membentuk tim kecil untuk
pelaksanaan Muscab.
(3) Untuk melaksanakan Muscab pada ayat (1) DPC membentuk Panitia Pengarah dan
Panitia Pelaksana yang bertanggung jawab kepada DPC.
(4) DPC bersama–sama dengan Panitia Muscab mempersiapkan bahan–bahan dan segala
sesuatu yang diperlukan bertalian dengan pelaksanaan Musyawarah sebagaimana
dimaksud ayat (1).
(5) Pada Muscab masing–masing Ranting mempunyai hak satu suara.
(6) Peserta Muscab terdiri dari:
a) Utusan DPD yang memiliki hak suara dan hak bicara.

13
ANGGARAN RUMAH TANGGA (ART)
WPMI

b) Utusan Dewan Pengurus Ranting yang memiliki hak suara, hak bicara, hak memilih
dan hak dipilih.
Jumlah utusan dari masing–masing Cabang sebanyak 2 (dua) orang yang terdiri dari
1 (satu) orang Ketua atau Wakil Ketua yang mendapatkan mandat.
c) DPRan yang bersangkutan memiliki satu hak suara/bicara dan hak dipilih.
(7) Peninjau Muscab terdiri dari :
(a) Anggota Dewan Pembina dan Dewan Kehormatan.
(b) DPRan yang membawa mandat dari daerahnya masing-masing.

Pasal 23
Musyawarah Cabang Luar Biasa

(1) Musyawarah Cabang Luar Biasa sesuai Pasal 24 Anggaran Dasar diselenggarakan dan
menjadi tanggung jawab Dewan Pengurus Ranting yang meminta diadakannya
Muscablub, setelah berkonsultasi terlebih dahulu dengan Dewan Pembina dan Dewan
Kehormatan dan disetujui Dewan Pengurus setingkat diatasnya.
(2) Pada Muscablub masing–masing Ranting mempunyai hak satu suara.
(3) Peserta Muscalub terdiri dari:
(a) Utusan Dewan Pengurus Ranting yang memiliki hak suara, hak bicara, hak memilih
dan hak dipilih.
Jumlah utusan dari masing–masing Ranting sebanyak 2 (dua) orang yang terdiri dari
1 (satu) orang Ketua atau Wakil Ketua yang mendapatkan mandat.
(b) DPRan yang bersangkutan memiliki satu hak suara/bicara dan hak dipilih.

Pasal 24
Musyawarah Ranting

(1) Musyawarah Ranting sesuai Pasal 24 Anggaran Dasar harus dilaksanakan oleh dan
menjadi tanggung jawab DPRan pada akhir jabatannya 6 (enam) bulan sebelum periode
kepengurusan berakhir dan paling lambat 6 (enam) bulan setelah periode kepengurusan
berakhir.
(2) Dalam hal DPRan tidak melaksanakan Musran maka Dewan Pengurus setingkat lebih
tinggi dari DPRan yang bersangkutan berhak melakukan peneguran/peringatan.

14
ANGGARAN RUMAH TANGGA (ART)
WPMI

Apabila teguran tersebut tidak diindahkan maka DPC berhak membentuk tim kecil untuk
pelaksanaan Musran.
(3) Pada Musran masing–masing anggota mempunyai hak satu suara.
(4) Peserta Musran terdiri dari:
(a) Anggota WPMI DPRan yang memiliki hak suara, hak bicara, hak memilih dan hak
dipilih.

BAB VI
RAPAT – RAPAT

Pasal 25
Rakernas/Rakerda/Rakercab

(1) Rakernas/Rakerda/Rakercab dilaksanakan setahun sekali untuk membahas hal-hal yang


berkaitan dengan AD-ART dan Peraturan & Ketentuan Organisasi WPMI serta evaluasi
terhadap Program Kerja DPP/DPD/DPC WPMI.

(2) Kriteria Pelaksanaan Rakernas/Rakerda/Rakercab :


(a) Daerah tempat pelaksanan Rapat Kerja dipilih secara aklamasi oleh forum pada
Rapat Kerja sebelumnya.
(b) Mempunyai hubungan harmonis dengan Pemda setempat.
(c) Daerah yang terpilih oleh forum harus benar–benar siap secara sistematis.
(d) Daerah yang terpilih sanggup melengkapi seluruh perlengkapan yang dibutuhkan
sesuai dengan kesepakatan antara lain :
- Tempat pelaksanan Rakernas/Rakerda/Rakercab dengan penginapan peserta
berada dalam satu lokasi.
- Menyediakan akomodasi untuk Ketua Umum agar mudah berkoordinasi dengan
Ketua Umum DPD/DPC.

(3) Utusan Rakernas/Rakerda/Rakercab terdiri dari peserta dan peninjau.

15
ANGGARAN RUMAH TANGGA (ART)
WPMI

(a) Peserta Rakernas/Rakerda/Rakercab adalah Ketua Umum DPD/DPC dan Ketua


DPRan, Wakil Ketua Umum/Wakil Ketua sesuai mandat.
(b) Peninjau Rakernas/Rakerda/Rakercab adalah seluruh anggota WPMI
DPD/DPC/DPRan yang membawa mandat dari daerahnya masing-masing.

BAB VII
PERANGKAT ORGANISASI

Pasal 26
Perangkat Organisasi

(1) Tingkatanorganisasi adalah sebagai berikut :


(a) DPP
• Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga;
• KeputusanMusyawarah Nasional;
• Keputusan Musyawarah Nasional Luar Biasa;
• Keputusan Musyawarah Nasional Khusus;
• Keputusan Rapat Kerja Nasional;
• Keputusan Dewan Pengurus Pusat;
• Keputusan Rapat Koordinasi Nasional
(b) DPD
• Keputusan Musyawarah Daerah;
• Keputusan Musyawarah Daerah Luar Biasa;
• Keputusan Rapat Kerja Daerah;
• Keputusan Dewan Pengurus Daerah;
• Keputusan Rapat Koordinasi Daerah
(c) DPC
• Keputusan Musyawarah Cabang;
• Keputusan Musyawarah Cabang Luar Biasa;
• Keputusan Rapat Kerja Cabang;
• Keputusan Dewan Pengurus Cabang.

16
ANGGARAN RUMAH TANGGA (ART)
WPMI

Semua landasan konstitusional WPMI tidak boleh bertentangan dengan Undang-


Undang Dasar 1945 Negara Republik Indonesia.

(2) Suatu perangkat organisasi WPMI hanya dapat membuat Ketetapan/Keputusan sesuai
dengan fungsinya, yang tidak bertentangan dengan AD/ART.
(a) Semua keputusan yang diambil didalam musyawarah/rapat diusahakan dengan cara
musyawarah untuk mufakat.
(b) Bilamana dengan jalan musyawarah untuk mufakat tidak tercapai maka keputusan
ditetapkan dengan suara terbanyak.

BAB VIII

PEMBENTUKAN DEWAN PENGURUS, DEWAN PEMBINA,

DEWAN KONSULTASI, DEWAN PENASEHAT, DAN DEWAN KEHORMATAN

Pasal 27
Pemilihan Ketua Umum DPP WPMI

(1) Pemilihan Ketua Umum dilaksanakan dengan sistem sebagai berikut :

(a) Ketua Umum dan Formatur dipilih dan ditetapkan oleh Munas melalui sistem
pemilihan sebagaimana dimaksud Pasal 23 ayat (7) butir a) dan b) Anggaran Dasar
dengan tata cara yang diatur dalam Tata Tertib Pemilihan Ketua Umum dan Tata
Tertib Pemilihan Formatur.

(b) Ketua Umum DPP bersama formatur diberi kepercayaan dan wewenang untuk
memilih dan menetapkan Dewan Pengurus, Dewan Konsultasi dan Dewan
Kehormatan Tingkat Nasional.

(2) Munas memilih dan menetapkan Ketua Umum DPP WPMI yang sekaligus merangkap
ketua formatur dan 4 (empat) orang anggota formatur dari peserta Munas yang namanya
tercantum dalam daftar nama calon formatur yang mendapatkan suara terbanyak dari
peserta Munas diluar dari Pimpinan Sidang Munas.

17
ANGGARAN RUMAH TANGGA (ART)
WPMI

(3) Berdasarkan Pasal 23 Ayat 7 point a tentang Pemilihan dan Pengangkatan Ketua Umum,
maka apabila hanya terdapat 1 (satu) calon Ketua Umum, maka ditetapkan secara
aklamasi oleh peserta Munas.

(4) Munas memberikan mandat kepada Ketua Umum DPP terpilih bersama Formatur untuk
menetapkan susunan kepengurusan DPP WPMI selambat–lambatnya 30 (tiga puluh) hari
kerja sejak berakhirnya Munas.

Pasal 28
Pemilihan Dewan Pengurus Daerah/Cabang/Ranting

1. Pemilihan Ketua Umum DPD/DPC/Ketua DPRan dilaksanakan dengan sistem sebagai


berikut:
(a) Ketua Umum/Ketua dan Formatur dipilih dan ditetapkan oleh Musda/Muscab/Musran
melalui sistem pemilihan sebagaimana dimaksud Pasal 23 ayat (7) butir a) dan b)
Anggaran Dasar dengan tatacara yang diatur dalam Tata Tertib Pemilihan Ketua
Umum dan Tata Tertib Pemilihan Formatur.

(b) Ketua Umum DPD/DPC/Ketua DPRan bersama Formatur diberi kepercayaan dan
wewenang untuk memilih dan menetapkan Dewan Pengurus, Dewan Kehormatan dan
Dewan Penasehat Tingkat Daerah.\

2. Musda/Muscab/Musran memilih dan menetapkan Ketua Umum DPD/DPC/Ketua DPRan


IWAPI yang sekaligus merangkap ketua formatur dan 4 (empat) orang anggota formatur
dari peserta Musda/Muscab/Musran yang namanya tercantum dalam daftar nama calon
formatur yang mendapatkan suara terbanyak dari peserta Musda/Muscab/Musran diluar
Pimpinan Sidang.

3. Berdasarkan Pasal 23 Ayat 7 point a tentang Pemilihan dan Pengangkatan Ketua


Umum/Ketua, maka apabila hanya terdapat 1 (satu) calon Ketua Umum DPD/ DPC/Ketua
DPRan, maka ditetapkan secara aklamasi oleh peserta Musda/Muscab/Musran.

18
ANGGARAN RUMAH TANGGA (ART)
WPMI

4. Musda/Muscab/Musran memberikan mandat kepada Ketua Umum DPD/DPC/Ketua


DPRan terpilih bersama Formatur untuk menetapkan susunan kepengurusan
DPD/DPC/DPRan WPMI dengan batas waktu bekerjanya selambat–lambatnya 30 (tiga
puluh) hari kerja sejak berakhirnya Musda/Muscab/Musran.

Pasal 29
Dewan Pembina, Dewan Konsultasi, Dewan Kehormatan, Dewan Penasehat

Dewan Pembina, Dewan Konsultasi, Dewan Kehormatan merupakan perangkat organisasi.


Dewan penasehat bisa dibentuk apabila diperlukan.

BAB IX
KEUANGAN

Pasal 30
Sumber Dana

(1) WPMI memperoleh dana sebagaimana diatur dalam pasal 29 Anggaran Dasar WPMI.
(2) Sesuai dengan Pasal 5 ayat 1 dan 2 ayat ART, besarnya uang pangkal dan uang iuran
anggota ditetapkan sendiri oleh DPD/DPC/DPRaN.
(3) Untuk memperkuat keuangan WPMI pada setiap tingkat, Dewan Pengurus setiap tingkat
dibenarkan mengadakan upaya sendiri yang sah, tidak mengikat dan tidak bertentangan
dengan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga.

Pasal 31
Perimbangan Pembagian Keuangan

(1) Uang pangkal anggota digunakan untuk kebutuhan DPD.


(2) Uang iuran bulanan DPC pembagiannya ditetapkan sebagai berikut :
a) DPC yang bersangkutan sebanyak 60 %.
b) DPD yang bersangkutan sebanyak 20 %.
c) DPP yang bersangkutan sebanyak 20%

19
ANGGARAN RUMAH TANGGA (ART)
WPMI

(3) Penggunaan dan pengelolaan dana pada setiap tingkatan organisasi ditentukan oleh
Dewan Pengurus masing–masing dengan menggunakan program dan rencana kerja
tahunan, sebagai acuan dan ketentuannya diatur dalam peraturan tersendiri.

Pasal 32
Penyetoran Dana

Penyetoran dana yang dimaksudkan dalam Pasal 31 ayat (2) ART dilakukan setiap triwulan
kepada DPP/DPD.
Pasal 33
Penggunaan Dana

(1) Dewan Pengurus di setiap tingkatan bertanggung jawab atas pengawasan, penerimaan dan
penggunaan dana serta pengelolaan harta kekayaan organisasi pada tingkatan masing–
masing.
(2) Untuk keperluan pengawasan, Dewan Pengurus di setiap tingkat disarankan
menggunakan akuntan publik yang akan melakukan pemeriksaan keuangan (audit)
minimal pada akhir kepengurusan.

Pasal 34
Pertanggungjawaban Keuangan

(1) Sekurang–kurangnya satu kali dalam tiga bulan harus diadakan Rapat Dewan Pengurus
untuk membahas dan meneliti masalah keuangan.
(2) Dewan Pengurus mempertanggungjawabkan laporan pengelolaan keuangan dan harta
kekayaan organisasi kepada Munas/Musda/Muscab/Musran.

20
ANGGARAN RUMAH TANGGA (ART)
WPMI

BAB X
PEMBUBARAN ORGANISASI

Pasal 35
Pembubaran Organisasi

(1) Pembubaran WPMI dapat dilaksanakan apabila merupakan putusan mutlak dari peserta
Munassus sebagaimana diatur dalam Pasal 21 Anggaran Dasar WPMI.
(2) Apabila WPMI dibubarkan, maka Munassus harus pula menetapkan syarat pembubaran
serta syarat likuidasi harta kekayaan WPMI.

Jakarta, September 2018


Komisi A

Ketua Umum WPMI Sekretaris I WPMI

E. Yoppi Yanti SE.ME Salfy ning Azis A.Md

.................................................................................................................
.............................. ...................................

21

Anda mungkin juga menyukai