Bab Isi
Bab Isi
YULIANTI ELY
P062181028
i
HUBUNGAN KADAR KALSIUM SERUM DENGAN
KEBERHASILAN FISIOTERAPI PADA PASIEN
STROKE ISKEMIK
TESIS
Program studi
YULIANTI ELY
P062181028
Kepada
ii
iii
iv
PRAKATA
dosen dan staf atas arahan , bimbingan dan motivsi selama penulis
v
sebagai penguji yang telah meluangkan waktu dalam memberikan
ini.
vi
11. Dr. Drs. H. Djohan AraS, S.Ft.,M.Kes sebagai pimpinan Klinik
Physio Sakti Makassar dan Direktur RSUD Haji Makassar yang telah
12. Semua pihak yang telah membantu baik secara langsung maupun
Yulianti Ely
vii
ABSTRAK
viii
ABSTRACT
ix
DAFTAR ISI
Halaman
Halaman Judul
Halaman Pengesahan iii
Pernyataan Keaslian Skripsi iv
Prakata v
Abstrak viii
Abstract ix
Daftar Isi x
Daftar Tabel xiii
Daftar Gambar xiv
Daftar Singkatan xv
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 3
C. Tujuan Penelitian 4
1. Tujuan Umum 4
2. TujuanKhusus 4
D. Kegunaan Penelitian 5
1. Kegunaan Pengembangan Ilmu 5
2. Kegunaan Aplikasi 5
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Tentang Stroke 6
1. Stroke Iskemik 7
2. NIHSS (Nasional Institute of Health Stroke Scale) 8
B. Tinjauan Tentang Kadar Kalsium 11
1. Definisi Kalsium 11
2. Kadar Kalsium Darah 11
3. Fungsi Kalsium 12
x
4. Metabolisme Kalsium 12
5. Mekanisme Absorpsi Kalsium 11
6. Hormon Pengatur Konsentrasi Kalsium Plasma 14
7. Vitamin D 16
8. Hipokalsemia 17
9. TesLaboratorium dalam Pengaturan Hipokalsemia 18
10. Pengukuran Kalsium Total dan KalsiumBebas 19
11. Peran kalsium terhadap kontraksi otot 19
C. Tinjauan Tentang Fisioterapi 20
1. DefinisiFisioterapi 20
2. Peran Fisioterapi terhadap pemulihan fungsi otot 21
3. Peran Fisioterapi terhadap kalsium 23
4. PerencanaanIntervensi 24
5. Functional Electrical Stimulation (FES) 24
6. Definisi Motor Relearning Programme (MRP) 25
7. Konsep Motor Relearning Programme (MRP) 26
8. Aplikasi Motor Relearning Programme (MRP) 27
9. Home Program 30
D. TinjauanTenteng Indeks Barthel 30
E. Tinjauan Tentang Manual Muscle Testing(MMT) 34
BAB III. METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian 38
1. KerangkaTeori 38
2. KerangkaKonsep 38
B. Hipotesis Penelitian 38
C. Definisi Operasional 40
D. Desain Penelitian 40
E. Lokasi dan Waktu 41
F. Populasi dan Sampel 41
1. Populasi 41
2. Sampel 41
xi
G. Instrumen Penelitian 42
H. Alur Penelitian 45
I. Teknik Penelitian 46
J. Etika Penelitia 47
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian 49
B. Pembahasan Penelitian 53
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan 56
B. Saran 56
DAFTAR PUSTAKA
xii
DAFTAR TABEL
No. Halaman
1. Instrumen Pengkajian dengan NIHSS 9
2. Instrumen Pengkajian dengan Indeks Barthel 32
3. Instrumen Pengkajian dengan MMT 35
4. Tabel 4 49
5. Tabel 5 50
6. Tabel 6 50
7. Tabel 7 51
8. Tabel 8 52
xiii
DAFTAR GAMBAR
No. Halaman
1. Metabolisme Kalsium 14
2. Kerangka Teori 38
3. Kerangka Konsep 39
xiv
DAFTAR SINGKATAN
Singkatan Keterangan
Ca2+ Kalsium
aktivator plasminogen
tipejaringanrekombinan stroke
xv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
dalam tubuh, sebanyak 99% dari total kalsium dalam tubuh ditemukan
darah. Jika kadar kalsium dalam darah turun di bawah normal, kalsium
1
kadar kalsium darah dan tulang yang memadai(Vanessa, Houtkooper,
rendah berkontribusi pada outcome stroke yang buruk, infark luas pada
pasien dengan stroke iskemik, dan volume hematoma yang besar pada
biokimia organisme dan sel, yakni pada jalur transduksi sinyal, di mana
transmitter dari neuron dan kontraksi semua jenis sel otot. Metabolisme
2
memburuk, dan memperlambat kecepatan berjalan, yang semuanya
stimulasi listrik yang sama(L. Zhang, Zhou, & Li, 2019). Tetapi
B. Rumusan Masalah
maka rumusan masalah pada penelitian ini yaitu apakah ada hubungan
stroke iskemik?
3
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
selama 2 minggu.
fisioterapi.
fisioterapi 2 minggu.
4
D. Kegunaan Penelitian
pelayanan fisioterapi.
2. Untuk Aplikasi
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
6
penting di dunia, karena banyak beban keuangan yang dibebankan
20% penderita stroke belum bisa berjalan mandiri dan bahkan jika
buruk(Article, 2019).
1. Stroke Iskemik
7
kardiovolisme. Sekitar 25% bermanifestasi sebagai infark
Scale
penelitian(Tale, 2017).
8
Tabel 1. Instrumen Pengkajian NIHSS (National Institutes
9
10
B. Tinjauan Tentang Kadar Kalsium
1. Definisi Kalsium
2018)
11
dalam tulang akan dikeluarkan dari tubuh melalui air seni dan
3. Fungsi Kalsium
4. MetabolismeKalsium
Dalam proses biologis keseimbangan kalsium sangat
rendah).
12
dewasa mengkonsumsi kalsium sekitar 500-1200 mg sehari.
harus dibagi dengan jarak 5-6 jam. Absorpsi terjadi dalam usus
5. MekanismeAbsorpsiKalsium
13
transpor yang tersusun kompleks dan diregulasi oleh calcitropic
berasal dari poli peptide asam amino -115 yang disebut pre-pro-
14
mengatur pelepasan tetapi juga sintesis dan degradasi PTH.
15
dengan PTH 1-84 dan berkontribusi terhadap resistensi PTH
oleh ginjal dengan waktu paruh yang 5-10 kali lebih besar dari
7. Vitamin D
(minyak hati ikan, ikan berlemak, kuning telur, dan hati). Vitamin
ginjal menjadi 1,25 (OH) 2D, bentuk vitamin D yang aktif secara
16
penyerapan kalsium usus dengan merangsang pembentukan
2017).
8. Hipokalsemia
kesemutan pada jari dan kaki, dan tetani spontan dan laten.
17
kalsium, kejang grand mal atau laringo spasme juga dapat
harus diuji untuk menilai fungsi ginjal. Fosfat dan PTH harus
respons PTH, oleh karena itu kadar magnesium perlu diuji. Jika
18
bergantung pada vitamin D tipe I, kalsium rendah, fosfat rendah,
yang aktif secara biologis; itu diatur dengan ketat oleh PTH dan
filamen tebal yang terdiri dari myosin dan filamen tipis yang
19
yang dilepaskan menyebabkan kepala myosin menghubungi
2019)
1. Definisi Fisioterapi
20
dan komunikasi(Lembaran, Republik, Lembaran, & Republik,
2015).
21
membantu tingkat meta- bolisme oksidatif yang tinggi.
memulai kontraksi.
22
untuk perbaikan dan regenerasi jaringan otot. Ini terutama
23
4. PerencanaanIntervensi Fisioterapi
kontraksi otot dengan urutan dan waktu yang tepat. Stimulasi ini
24
kekuatan, fungsi hipertremitas, dan gaya berjalan dan untuk
2016).
Iniadalahpendekatanberorientasitugasuntukmeningkatkankontro
hari(Bhalerao, 2013)
2016).
25
yang terkait dengan pengalaman praktik yang mengarah pada
26
tujuan) beberapa bagian dari sistem saraf pusat dapat
bridging
lantai.
27
1. Head and trunk movements(Gerakan kepala dan trunk):
pergelangan tangan.
pada sisi yang sakit, satu tangan pada siku dan tangan
28
d. Standing up and sitting down (Berdiri dan duduk) :Duduk di
gerakan.
supinasi.
29
tangan dan jari. Penculikan dan rotasi sendi sendi
gulung).
9. Home Program
2015)
30
Memantau kemajuan pasien, dan mengevaluasi efek
31
Indeks Barthel adalah skala yang menunjukkan kemampuan
fungsional dalam hal perawatan diri dan mobilitas serta dapat juga
o or
1. Makan 0=Tidakdapat
(Feeding) 1=Perlubantuanuntukmemotong, dll
2=Mandiri
32
2. Mandi 0=Tergantung orang lain
(Bathing) 1=Mandiri
3. Perawatandir 0=Perlubantuan
i 1 = Mandiri
(Grooming)
4. Berpakaian 0=Tergantung
(Dressing) 1=Sebagiandibantu /perlubantuan
2=Mandiri
8. Berpindah 0=Tidakdapat
(tidurataudud 1=Butuhbantuanu(2 orang)
uk) 2 = Dapat duduk dengansedikit
3=Mandiri
9. Mobilitas 0=Tidakbergerak/tidakmampu
1=mandiridengankursiroda
2=Berjalandenganbantuan
3=Mandiri
33
10 Naikturun 0=Tidakmampu
tangga 1=Perlubantuan
. 2=Mandiri
Interpretasihasil :
20 : Mandiri
0-4 : Ketergantungan
34
resistensi manual yang diberikan oleh pemeriksa dan dengan demikian
dapat dilakukan dengan cepat dan mudah, ini sering digunakan dalam
pengaturan klinis. MMT mencakup hasil dari sistem uji kekuatan otot yang
DEXSTRA SINISTRA
EXTREMIT T T T T T T T T T T EXTREMIT
Y 4 3 2 1 0 0 1 2 3 4 Y
Flexsor
NECK Ekstensor NECK
Flexor
Extensor Thorac
TRUNK Extensor Lumbal TRUNK
Pelvic Elevation
Flexsor
Exstensor
Abduktor
Adduktor
HIP EksternalRotasi HIP
Internal Rotasi
Sartorius
Tensor FasiaLatae
Flexsor-Outer Hamstring KNEE
KNEE Flexsor-Inner Hamstring
Extensor
Plantar FlexsorGastrocnomius
ANKLE Plantar FleksorSoleuos ANKLE
Inventor-Anterior Tibial
FOOT Inventor-Posterior Tibial FOOT
Evertor Peroneous
35
Flexsor Metatarsophalangeal
FlexsorproxsimalInterhalange
TOES al TOES
Exstensor
Metatarsophalangeal
Flexsor distal interphalangeal
Abductor
Adductor
HALLUX Flexsor Metatarsophalangeal HALLUX
Extensor
metatarsophalangeal
Flexsor interphalangeal
Exstensor Interphalangeal
Abductor-seratus anterior
SCAPULA Adddultor-midle trapezius SCAPULA
Adductor-rombodius
SCAPULA Elevator SCAPULA
Depressor
Fleksor
Exstensor
SHOULDER Abduktor SHOULDER
Horizontal Abduktor
Horizontal Adduktor
Exsternal Rotator
Internal Rotator
Flexsor
ELBOW Exstensor ELBOW
Supinator
FOREARM Pronator FOREARM
Flexor-radial deveation
Flexor-Ulna deviation
WRIST Extensor radial devistion WRIST
Extensor -Ulna deviation
Flexsor metacarpophalangeal
Exstensor
metacarpophalangeal
FINGER Fleksor proximal FINGER
Interphalangeal
Flexsordistal phalangel
Abduktor
Adduktor
Opponens 6m Finger
Flexsor metacarpophalangeal
Exstensor
metacarpophalangeal
TRUMB Fleksor Interphalangeal TRUMB
Flexsorinterphalangel
Abduktor
Adduktor
36
Opponens
Inspiration
CHEST Expiration CHEST
ABDUMEN Umbilikus to Ant.Sup.Spine ABDUMEN
Circumference Mid calf
LOWER Circuferencemid thigh LOWER
EXTRIMITY Ant.Sup.Spine to EXTRIMITY
Int.Mallaolus
Umbilikus to Int.Malleolus
Ket: TO :PemeriksaanSebelumTerapi (Pemeriksaan Awal) T1: Evaluasike 1, T2: Evaluasike 2
T3: Evaluasike 3, T4: Evaluasike 4
NILAI:
Makassar,…..…./……../………….
Ttd
(…………………………………….)
37