Anda di halaman 1dari 4

PEMBAHASAN KASUS DISPUTE MEDIS BERSAMA TIM KENDALI MUTU DAN KENDALI BIAYA (TKMKB) PROVINSI JAWA BARAT

BPJS KESEHATAN KEDEPUTIAN WILAYAH JAWA BARAT


SEMESTER I TAHUN 2021

KANTOR KODE DIAGNOSA DIAGNOSA TOPIK ANALISIS


NO NAMA CMG URAIAN KASUS PERMASALAHAN DASAR TEORI JAWABAN TKMKB
CABANG CMG PRIMER SEKUNDER KASUS KODING

1 TASIKMALAYA Q-5-44-0 Ambulatory Groups- D67 Hemofili Pasien Z laki-laki usia 15 tth datang Ke UGD dengan keluhan bengkak Kunjungan berulang 4x dalam sebulan dalam buku PANDUAN PENATALAKSANAAN koding D66 dan D67 Idealnya dalam kasus ini pasien diberikan profilaksis. Hemofili berat (A/B) <1%. Pasien yang sering
Episodic dilutut kanan dan siku kiri kana juga dirasakan nyeri + riwayat penyakit HEMOFILIA WORLD FEDERATION OF berkunjung dapat dikatakan hemofili berat. Pada kasus ini terdapat perdarahan/ pembekuan <1%
hemofili.PF ckeadaan umum sedang GCS 15 TD:133/77 ,N:77 RR21, T36,6, HEMOPHILIA Penatalaksaaan Hemofilia sehingga diberikan profilaksis 3x seminggu dengan dosis 25 ui/kgbb. Kasus ini dapat ditagihkan ke BPJS
SP02 99% terapi: Oktanin F500IU tarif Inacbgs Rp 5.902.400. koding DU Prinsip Perawatan Kesehatan apabila terdapat perdarahan sendi.
D67 Prinsip umum perawatan untuk
penatalaksanaan hemofilia meliputi berikut
ini:
l Tujuan penatalaksanaan hemolia adalah
pencegahan perdarahan.
l Perdarahan akut harus diterapi sedini
mungkin (jika mungkin dalam dua jam).
l Terapi di rumah seharusnya digunakan
hanya pada kasus perdarahan
ringan/moderat yang tidak
disertai komplikasi.
l Semua perdarahan berat harus ditangani
di dalam klinik atau rumah sakit.

2 SOREANG Q-5-44-0 PENYAKIT KRONIS Z09.8 Unbundling Unbundling pelayanan konsultasi/assesment terapi di IRM Pada kasus dimana pasien terindikasi memerlukan Dalam Permenkes No. 76 tahun 2016 - Pelayanan konsultasi/ assessmen terapi IRM dan konsultasi pre kemoterapi termasuk ke dalam satu
KECIL LAIN-LAIN pelayanan di pelayanan rehabilitasi medik, pasien dirujuk internal ke tentang Pedoman INA-CBG dalam episode rawat jalan. Dalam kemoterapi tidak harus kontrol dulu H-1 sebelum tindakan kemoterapi.
RSUD Al Ihsan klinik rehab medik. Pada klinik rehab medik, Sp.KFR Pelaksanaan JKN, disebutkan bahwa "Satu
melakukan assesment terapi, menerbitkan protokol dan episode rawat jalan adalah satu rangkaian
jadwal terapi. Selanjutnya tindakan terapi dilakukan pertemuan konsultasi antara pasien dan
pada hari yang berbeda. dokter dan atau pemeriksaan penunjang
sesuai indikasi medis dan atau tatalaksana
3 SOREANG Q-5-44-0 PENYAKIT KRONIS Z09.8 Unbundling Unbundling pelayanan konsultasi pre kemoterapi Pada kasus dimana pasien sedang menjalani program yang diberikan pada hari pelayanan yang -
KECIL LAIN-LAIN pelayanan di kemoterapi, pasien berkunjung ke klinik onkologi 1 hari sama".
RSUD Al Ihsan sebelum kemoterapi untuk konsultasi pro kemo.
Kemoterapi dilakukan pada hari berkutnya dan Maka diketahui bahwa satu episode rawat
ditagihkan terpisah oleh RS dapat mencakup konsultasi, pemeriksaan
penunjang, sampai tatalaksana terapinya.

Tarif INA-CBG pun merupakan tarif paket


yang meliputi seluruh komponen sumber
daya rumah sakit yang digunakan dalam
pelayanan.

Selain itu, prinsip pelayanan kesehatan


dalam JKN berdasarkan UU No.40 tahun
2004 tentang SJSN yang selanjutnya
dijabarkan lagi dalam Permenkes 28 tahun
2014 tentang Pedoman Pelaksanaan
Program Jaminan Kesehatan disebutkan
bahwa "Pelayanan kesehatan dalam
program JKN diberikan secara berjenjang,
efektif dan efisien dengan menerapkan
prinsip kendali mutu dan kendali biaya".

4 BANJAR I48 Atrial I27 Primary JANTUNG Tn A,usia 59th, keluhan nyeri dada, sesak, mudah lelah, mual. TD Apakah kateterisasi jantung merupakan gold standar Hipertensi PARU : peningkatan tekanan Diagnosa sekunder Pulmonary Hypertension harus disertai adanya perubahan hemodinamik karna HF atau kongenital.
fibrillation and pulmonary 80/60mmHg, SpO2 99%, N 98x/menit, R 26x/menit, S 36 derajat C, BJ I-II dalam penegakan diagnosa Hipertensi Pulmonal? pembuluh darah paru yang disebabkan merupakan komorbid Dalam kasus ini tidak pemeriksaan katup, apakah ada mitral stenosis/ regurgitasi tidak ada namun ada
flutter hypertension irreguler, Troponin 0,04 ng/ml. Hasil EKG: atrial flutter with variable AV Menurut KLASIFIKASI KLINIS HIPERTENSI PARU oleh restriksi aliran darah yang melewati atau komplikasi DU. PH, harus dibuktikan dahulu dengan hasil echonya.
block, Right Ventricular hypertrophy, marked ST abnormality, possible 5th WSPH Nice 2013 yaitu 1. Pulmonary arterial sirkulasi pembuluh darah paru. (Mc Apabila DS bagian dari PH dapat dibuktikan dengan kelainan organik dan pemeriksaan Echo nilai MPAP minimal 25 mmhg maka
inferior subendocardial injury. Hasil echo: Dilated LA, Concentric LVH (+), hypertension (PAH) 2. Pulmonary hypertension due to Laughin et al, 2009) DU maka menjadi satu dapat ditagihkan.
normal LV systolic function, CONCLUSION :RHD, PH, EF 83%. Resource left heart disease 3. Pulmonary hypertension due to lung kesatuan dan tidak
selama perawatan: O2, fargoxion inj, notisil, pantoprazol inj, sucralfat disease and/or hypoxia 4. Chronic thrombolitic perlu dikoding terpisah
syr, nitrocaf retard, furosemid, dorner, hepagusan inj, D5%, Aptor, pulmonary hypertension 5. PH with unclear multifactorial
kendaron 200mg, cpg 75mg, spironolacton, ramipril 2,5mg, bisoprolol mechanisms, akan tetapi RS menagihkan hanya
5mg, curcuma Hipertensi pulmonal. Kriteria Pulmonary Arterial
Hypertension adalah congenital heart disease sedangkan
kasus hipertensi pulmonal di RS PERMATA Bunda di usia
dewasa
5 BANJAR G-4-14-III KECEDERAAN I63.8 (Other I60.9 (Subarachnoid Saraf Tn. S usia 55 th MRS dengan nyeri kepala intensitas berat disertai mual pasien dengan dx akhir stroke infark, SAB (subarachnoid Stroke didiagnosis secara klinis dan diperkuat dengan hasil CT-scan.
PEMBULUH cerebral haemorrhage, dan muntah. TD 150/100, N 128x/menit, S 37,5, MPS 9. hasil pemeriksaan bleeding) dan hipertensi. Hasil CT Scan sugestif infark di Pada umumnya pasien datang ke rumah sakit dalam keadaan mendadak mengalami kelemahan separuh
DARAH OTAK infarction) unspecified) CT Scan kepala tanpa kontras sugestif infark di capsula interna kanan. Dx capsula interna kanan. terapi yang diberikan manitol tubuh atau bicara rero atau penurunan kesadaran atau keadaan lain yang didapatkan mendadak. Jadi
DENGAN pulang stroke infark, SAB (subarachnoid bleeding) dan hipertensi. terapi sesuai konfirmasi tatalaksana khusus SAB pada pasien sebagian besar stroke datang dalam keadaan akut (artinya mendadak). Dari CT-scan akan menjumpai
INFARK yang diberikan sitikolin, manitol, candesartan, ondancentron, NaCl, tersebut adalah pemberian manitol. Pasien Stroke gambaran yang khas yang bisa membedakan perdarahan (stroke perdarahan) dan penyumbatan
(BERAT) ranitidin, ceftriaxon, asam folat, tramadol perdarahan akan tetapi tidak tercantum dalam hasil CT pembuluh darah otak (stroke infark/iskemik). Kalau perdarahan akut akan tampak warna putih
Scan dan pemberian manitol KI pada kasus stroke (hiperdensitas) pada CT-scan, sedangkan penyumbatan hitam (hipodensitas). Setelah lewat fase akut, sisa
Perdarahan. perdarahan biasanya tidak meninggalkan bekas, sedangkan sisa penyumbatan meninggalkan gambaraan
yang lebih hitam dibanding pada fase akut. Stroke bisa berulang, sehingga kita bisa dapatkan ke-2
gambaran itu bertumpuk. Khususnya pada stroke penyumbatan yang berulang, dapat dijumpai warna
hitam (hipodensitas) yang berbeda intensitasnya. Seringkali kita bisa bedakan mana kelainan yang lama
dan mana kelainan yang baru. Secara klinis stroke dibilang akut hingga 3 minggu dari kejadian serangan
awal. Serangan baru baru disebut sebagai stroke ulang jika kejadiannya didapatkan lebih dari 3 minggu
dari kejadian awal (jika mengenai sisi tubuh yang sama), atau bisa kapan saja (jika mengenai sisi tubuh
yang berbeda). Jadi tidak ada kondisi akut dan kronis yang terjadi bersama-sama, yang ada adalah
ditemukan 2 kelainan dari CT-scan yang menggambarkan stroke lama dengan stroke baru.

Hampir tidak pernah terjadi stroke perdarahan dan stroke infark bersama-sama dalam 1 episode. Pasa
pasien stroke ulang bisa dijumpai bahwa stroke yang pertama perdarahan, stroke yang berikutnya
penyumbatan atau kebalikannya.

sequalae stroke hanya bisa ditegakkan jika setelah 3 bulan dari serangan stroke masih dijumpai gejala
sisa.
gejala sisanya bisa bervariasi, dari hanya mengeluhkan baal atau kelemahan ringan pada anggota gerak,
hingga tidak dapat turun dari tempat tidur karena kelumpuhan total anggota gerak

6 BANDUNG M-3-15-0 PROSEDUR APLIKASI Z509 (Care M545 - Low back Prosedur kinesio 1. Klinik Utama dengan kasus dan tertinggi poli rehabilitasi medik di Klinik Utama menagihkan tindakan Kinesiotaping menjadi Kinesio tapping masuk dalam tindakan rehab medik, untuk koding di ICD memang tidak ada, maka
CASTS DAN SPLINTS involving use of pain, M179 - tapping mana terdapat prosedur pelayanan kinesiotaping yang dilakukan tindakan pemasangan gips , padahal kinesiotaping dimasukan pada tindakan lain yang dilakukan. Pada kasus akut/ kronis kinesio tapping dipasang setelah
rehabilitation narthrosis, berulang pada peserta sendiri adalah sebuah modalitas terapi yang berdasarkan dilakukan tindakan lain seperti infrared dll untuk mensupport muskuloskeletal. Dapat dilakukan 1 minggu
procedure, unspecified,G20 - 2. Prosedur Kinesiotaping di tagihkan dengan menggunakan kode 9353 - pada pendekatan penyembuhan secara alami dengan sekali dan dilakukan evaluasi setelah pertemuan ke 8. TKMKB akan bersurat ke Perhimpunan.
unspecified) Parkinson's Application of other cast bantuan pemberian plester elastis
disease,M791 - 3. Diagnosis terbanyak untuk tindakan ini adalah : Low Back Pain,
Myalgia,M751 - Narthrosis, parkinson, myalgia, Rotator cuff syndrome, radiculopaty,
Rotator cuff adhesive capsulitis of shoulder, SLE, CTS dan Tarsal Tunnel Syndrome.
syndrome,M5416 - DPJP : Spesialis Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi
Radiculopathy,
lumbar region,M750
- Adhesive capsulitis
of shoulder,M329 -
Systemic lupus
erythematosus,
unspecified,G560 -
Carpal tunnel
syndrome,G575 -
Tarsal tunnel
syndrome

7 BANDUNG I-1-17-I LIGATION & Haemangioma, - Kodinng eksisi Ny. I dirawat pada tanggal 11 - 12 maret 2020, dengan diagnosa Haemangioma adalah kelainan pembuluh darah dan Hemangioma merupakan tumor jinak sehingga dikoding dengan menggunakan koding tumor jinak.
STRIPPING OF VEIN any site hemangioma hemangioma a.r femur (s) dilakukan operasi eksisi hemangioma. Pada merupakan tumor jinak. Apa koding yang tepat untuk
laporan operasi: pembuluh darah diligasi, dilakukaan eksisi, ditemukan haemangioma? Apakah koding tumor jinak atau koding
massa lunak vaskular. 8x5x5 sampai masuk ke otot pembuluh darah?

8 BANDUNG I-4-12-I HEART FAILURE Hypertensive Non-insulin- CHF dan HHD Ny. E dirawat dengan diagnosa HHD+CHF CKD dan DM dirawat tanggal 18- 1) Penegakan HHD dan CHF apakah bisa tanpa ada CHF harus ada pemeriksaan Echo. Dalam kasus ini ada CHFnya namun tidak ada hasil echo. Jika
heart and renal dependent diabetes 20 Maret 2020, anamnesa : pasien sesak , kaki bengkak, riwayat HT tidak pemeriksaan echo ? 2) jika terdapat diagnosa tunggal dimasukkan diagnosa echo, maka dapat dilakukan rujukan pemeriksaan echo ke RS lain.
disease with mellitus without terkontrol , nyeri kedua tungkai, batuk. TD : 170/90mmHg nadi:86 SpO2: CHF, kemudian tidak bisa ditegakkan karena tidak ada
both complications 97. Hasil rontgen : kardiomegali tanpa bendungan paru. Terapi echo, lalu diagnosa apa yg tepat? Bu
(congestive) amlodipine 10mg, bicnat 500mg, bisoprolol 5mg, furosemide
heart failure and
renal failure

9 CIREBON N (N-3-11-0) PROSEDUR Kontrol RJTL - Pemeriksaan Sampling pelayanan tahun 2020 terdapat 1.799 kasus pelayanan poli 1. Pada kondisi apa diperlukan pemeriksaan Berdasarkan PPK RS, uroflowmetri Koding prosedur UFR Pemeriksaan penunjang untuk melihat gangguan berkemih. Penyebab BPH, Striktur uretra dll. Dalam
DIAGNOSTIK LAIN Hyperplasia of penunjang urologi dengan pemeriksaan penunjang uroflowmetri. 1.799 kasus uroflowmetri? merupakan pemeriksaan penunjang di sudah sesuai ICD 9 CM kasus BPH dengan uroflowmetri dapat dilihat berapa derajat berat/ ringannya apakah sudah perlu
PADA STUDI prostate (56%), uroflowmetri tersebut dilakukan kepada 675 peserta dan terdapat peserta yang 2. Pada kondisi pasien seperti apa diperlukan samping pemeriksaan laboratorium dan tahun 2010 medika mentosa atau perlu tindakan infasif dan untuk menentukan evaluasinya dalam 3 bulan. Jika
SALURAN KEMIH Post Op Prostat berulang mendapatkan pemeriksaan berulang. (data terlampir) pemeriksaan uroflowmetri rutin/berulang? radiologis keluhan membaik, tidak perlu dilakukan uroflowmetri. Dalam kasus BPH hanya perlu dilakukan 2x
(43%), lainnya : 3. Apakah ada indikasi USG berulang dan UFR pada uroflowmetri yaitu pada awal dan akhir pengobatan. Pada striktur uretra dapat dilakukan beberapa kali
calculus of pasien pre/post TURP? uroflowmetri, biasanya setelah 3 bulan sd 1 tahun. USG dilakukan untuk menentukan adakah komplikasi
kidney, retention akibat gangguan berkemis, misal adanya batu atau hidronefrosis dan untuk menentukan volume prostat.
of urine <1% USG hanya untuk evaluasi di awal. USG dan uroflowmetri untuk Post TURP tidak direkomendasikan.
10 KARAWANG N Nephro urinary hydronephrosis prolaps uteri Urologi Periode rawat inap 12-14 Oktober 2020 1.Pasien dilakukan rawat inap dua kali dengan jarak yang Tindakan yang Harus ditemukan penyebab stenosis. Pasien dilakukan nefrostomi dapat dilakukan anestesi. Pasien tidak
system Groups Anamnesa: pasien masuk rawat inap dari poli urologi dengan keluhan nyeri berdekatan dan apakah tindakan nephrostomy dapat dilakukan dapat dilakukan tindakan berulang. Nephrostomy dapat dilakukan rawat jalan.
pinggang dilakukan dengan menggunakan anestesi lokal atau menggunakan kode
Pemeriksaan Fisik: nyeri ketok CVA +/+
infiltrasi? Dan apakah dapat dilakukan tindakan secara 55.02 (nephrostomy)
Pemeriksaan Lab: SARS COV antibody non reaktif
rawat jalan? dan 55.03
Ro thorax 07/10/2020: Aortasclerosis. Jantung dan paru2 dalam batas
normal. 2.Tindakan pada uraian kasus, apakah lebih tepat (percutaneus
Tindakan: DX pra bedah: hydronephrosis bilateral ec stenosis ureter dengan menggunakan tindakan nephrostomy (5502) nephrostomy without
dengan prolaps uteri, Tindakan: Nephrostomy bilateral Dx pasca bedah: atau dengan menggunakan 55.92 (Percutaneus fragmentation) atau
sesuai aspiration of kidney)? kode yang lebih tepat
Anestesi: lokal anestesi Uraian pembedahan: 55.92 (Percutaneus
- Pasien diposisikan prone - Dilakukan asepsic dan anti septic - Lapangan aspiration of kidney)
operasi ditutup dengan doek steril - Dilakukan anestesi lokal dengan lidocain krn menggunakan local
- Dilakukan insisi puncture infiltasi dengan guiding USG - Dilakukan dilatasi -
anastesi
Dilakukan insersi pigtail nephrostomy - DO: Ditemukan inisial nephrostomy
dextra kurang lebih 200 cc jernih dan sinistra kurang lebih 150 cc jernih
Periode rawat inap 31 Oktober -3 November 2020 Anamnesa: pasien
masuk rawat inap dari poli urologi dengan keluhan nyeri pinggang
Pemeriksaan Fisik: nyeri ketok CVA +/+ Pemeriksaan Lab: SARS COV

31,4/CT 10/BT 2/Goldar AB rhesus(+)/HbSAg neg/Anti HIV neg Tindakan:


DX pra bedah: hydronephrosis bilateral ec stenosis ureter dengan prolaps
uteri Tindakan: Nephrostomy bilateral Dx pasca bedah: sesuai Anestesi:
lokal anestesi Uraian pembedahan: - Pasien diposisikan prone - Dilakukan
asepsic dan anti septic - Lapangan operasi ditutup dengan doek steril -
Dilakukan anestesi lokal dengan lidocain - Dilakukan insisi puncture infiltasi
dengan guiding USG - Dilakukan dilatasi
- Dilakukan insersi pigtail nephrostomy - DO: Ditemukan inisial nephrostomy
dextra kurang lebih 50 cc semu merah dan sinistra kurang lebih 50 cc jernih

11 SUKABUMI N-4-10-II TUMOR GINJAL & CKD Anemia Pasien HD yang Pasien Laki-Laki, dirawat inap dengan LOS 2 hari. DU : N18.5, DS : D63.8, 1. Apakah indikasi Transfusi pada pasien HD? Apakah Rekomendasi KDOQI (Kidney Disease Pasien CKD disertai Jika sudah mencapai gagal eritropoetin maka tidak dapat dilakukan transfusi. Jika Hb <8 dapat dilakukan
SALURAN URIN & di Transfusi Pros : HD dan Transfusi. Nilai Hb : nilai Hb menjadi dasar indikasi dilakukanya transfusi? Outcomes Quality Initiative) menyebutkan anemia dengan transfusi, jika >8 tidak perlu ditransfusi kecuali ada indikasi lain seperti infeksi akut, penumonia dll dan
GAGAL GINJAL Jika ya, berapa batas nilai HB yang harus dilakukan bahwa target hemoglobin pada pasien GGK tindakan transfusi indikasi diberikan eritropoetin.
(SEDANG) transfusi pada pasien HD? adalah 11 hingga 12 g/dL. Tujuan meningkatkan Severity
penatalaksanaan anemia pada GGK adalah Level menjadi Sevel II.

%.

12 DEPOK I-1-40-I PROSEDUR I20.9 Angina I25.1 Kasus PCI, tindakan PCI terjadwal, dengan riwayat Angografi tepat 1 bulan batasan tindakan Angiografi dan PCI dijedah Pada BA kesepakatan trakhir Angiografi dulu dilakukan, baru dinilai aspek keamanan pasien dan efektif dalam mencegah suatu ACS,
KARDIOVASKULAR pectoris, Atherosclerotic dengan riwayat sebelumnya. Ada sekitar 5-7 kasus dengan kondisi yang sama setiap ((JP.02.03/3/1693/2020 hal.43 no.48)) sehingga dapat dilakukan jeda untuk dilakukan PCI. Dalam kasus ini untuk mencegah Contrast Induced
PERKUTAN unspecified heart disease Angiografi tepat bulannya. Setelah dikonfirmasi alasan DPJP adalah untuk mencegah dimungkinkan untuk katerisasi jantung Acute Kidney Injury Post tidak harus dijeda sehingga yang dapat ditagihkan hanya yang PCI saja.
(RINGAN) I10 Essential 1 bulan terjadinya Contrast Induced Acute Kidney Injury Post standby PCI, berbunyi bahwa " Standby PCI
(primary) sebelumnya adalah tindakan coronary Angiografi (CAG)
hypertension yang dilanjutkan PCI apabila ditemukan lesi
signifikan (pada episode yang sama).
Rekomendasi PERKI dilakukan untuk pasien
STEMI, NSTEMI, Angina Pectoris (AP) CCS3-
4"

13 Depok I-1-40-III PROSEDUR I20.9 Angina I25.1 Penggunaan kasus PCI / angiografi yang terjadwal (LOS 2hari) tanpa histori VES batasan kasus VES dapat di koding sebagai DS pada kasus sesuai dengan hasil DPM 25 juni 2019 Pada Cath report tidak VES dapat ditagihkan sebagai diagnosa sekunder apabila disertai dengan bukti. Jika awalnya tidak ada VES
KARDIOVASKULAR pectoris, Atherosclerotic Diagnosa I49.3 sebelumnya. DPJP menegakkan diagnosa VES dengan dasar Lampiran jantung atau tindakan jantung. bahwa "VES yang muncul pada monitor dijelaskan waktu awal namun ketika masuk cathlab ada VES, maka dapat dikoding VES sebagai diagnosa sekunder dan apabila
PERKUTAN (BERAT) unspecified heart disease Ventricular EKG pre tindakan ( selisih 7 menit dari imaging katerisasi jantung ), EKG EKG pada saat dilakukan Primary PCI dan akhir tindakan, VES sebelum masuk cathlab sifatnya primary PCI sebagai akibat ACS nya maka dapat dikoding.
I10 Essential premature intra tindakan, dan EKG postindakan. Diberikan terapi antiaritmia merupakan artefak / keadaan transient.". sehingga sulit EKG bagus dan sifatnya elektif masuk ke Cathlab dan ada VES maka VES tidak dapat dikoding sebagai
(primary) depolarization (bisoprolol) memastikan apakah diagnosa sekunder. Dalam kasus ini VES tidak dapat dikoding.
hypertension pada kasus Pada tindakan kasus jantung Ves yang EKG yang dilampirkan
I49.3 Ventricular katerisasi terjadi dapat merupakan efek akibat memang benar EKG
premature jantung tindakannya tersebut, sehingga bukti VES pre/post/ intra
depolarization pada saat tindakan tidak dapat tindakan
menyingkirkan kemungkinan hal tersebut,
sehingga di butuhkan data pendukung
lainnya saat Pre atau Post tindakan dimana terapi yang diberikan
VES tersebut sudah ada sejak sebelum (bisoprolol) bisa
tindakan dan atau menetap sampai dengan merupakan terapi
tindakan tersebut selesai. Serta terdapat untuk diagnosa
resources khusus di luar tatalaksana atherosclerotic heart
penyakit utamanya. disease nya
14 Depok I-1-40-III PROSEDUR I20.9 Angina I25.1 kontradiktif kasus PCI terjadwal (LOS 2 hari) dengan diagnosa utama I20-I25 terdapat pada keterangan ICD10 yang mana yg lebih tinggi apakah PMK 76 tahun 2016 hanya menjelaskan Kasus PCI terjadwal CHF dan Hipertensi dapat dikoding dengan dibuktikan dengan hipertensi sebagai bukti CHFnya. Atau
KARDIOVASKULAR pectoris, Atherosclerotic antara kriteri inklusi with mention of hypertension (I10-I15), yang berarti kode kriteria inklusi atau use additional code ? apakah dengan apabila kriteria hanya berdiri salah satu, tetapi severity levelnya dapat dikoding dengan penyebab terberatnya jika ada bukti echo, jika dengan diabetes maka harus
PERKUTAN (BERAT) unspecified heart disease keterangan I10-I15 tidak perlu dikoding lagi, karena sudah include dengan I20-I25. diagnosa utama I20-I25, maka diagnosa sekunder I10- tidak menjelaskan apabila pada kode, adalah level III dibuktikan dengan hasil HbA1C, jika dengan CAD harus dibuktikan dengan echo atau kateterisasi.
Z95.5 Presence of inklusi dengan I15 dapat dikoding, atau tidak? terdapat dua kriteria yang kontradiktif.
coronary use additional tetapi terdapat kriteria selanjutnya yaitu "Use additional code, if desired,
angioplasty implant code to identify presence of hypertension." yang berarti kode hipertensi dapat ataukah, kode I10-I15 tetap dapat dikoding, tetapi kode ICD10 volume 2 di jelaskan pada tabel jika
and graft dikode untuk mengidentifikasi hipertensinya dihapus. Semisal 11.0 (Hypertensive heart terdapat 2 kode secara bersamaan maka
I11.0 Hypertensive kode mana yang di koding di sebutkan.
heart disease with dikoding I50.0 (Congestive heart failure)
(congestive) heart
failure

Ketua Tim Kendali Mutu dan Kendali Biaya Wakil Ketua Tim Kendali Mutu dan Kendali Biaya Deputi Direksi Wilayah Jawa Barat

Eka Mulyana, dr., Sp.OT, FICS, M.Kes, S.H, MH.Kes Toni Mustahsani Aprami, dr., Sp.PD.,Sp.JP(K) Dr. Fachrurrazi, MM., AAK

Anda mungkin juga menyukai