Anda di halaman 1dari 4

MIND MAPPING PADA PASIEN DENGAN CKD (CHRONIC KIDNEY DISEASE) PADA Bpk.

MH DI RUANG HEMODIALISA RUMAH SAKIT UMUM


DAERAH dr. ZAINOEL ABIDIN BANDA ACEH

Bpk. MM (65
th)
Riwayat Penyakit
Hipertensi merupakan penyakit primer yang dapat
menyebabkan kerusakan pada ginjal, sebaliknya GGK
juga dapat menyebabkan hipertensi, melalui mekanisme HIPERTENSI
retensi natrium dan air , pengaruh vasopressor dari RPD:
system rennin, angiotensin, nefroslerosis atau pasien mengatakan memiliki riwayat
pengerasan pada ginjal menunjukan adanya perubahan penyakit hipertensi sejak 12 tahun
patologis pada pembuluh darah ginjal sebagai akibat GAGAL GINJAL KRONIK (GGK) yang lalu dan tekanan darahnya sering
hipertensi, keadaan ini merupakan salah satu penyebab diatas 160 mmHg
utama gagal ginjal kronik (Price, 2007).

RPS:
Etiologi: Stadium GGK dapat klasifikasikan menjadi 5:
Stadium 1: Kerusakan LFG 10% Pasien dengan inisial Bpk. MM, umur 65
a. GGK pre renal (hipoperfusi jaringan)
Stadium 2: Kerusakan LFG 50% tahun, datang ke ruang hemodialisa
Etiologi: penurunan volume vaskuler, hipertensi,
Staduim 3: Kerusakan LFG 75% RSUDZA dengan ditemani anaknya pada
DM, vasodilatasi sistemik dan hipotensi, penurunan
Stadium 4: Kerusakan LFG 90% tanggal 9 September 2012 jam 08.00 WIB,
curah jantung.
Stadium 5: Kerusakan LFG >95% untuk mejalani proses dialysis selama 4 jam,
b. GGK intra renal (kerusakan fungsi ginjal): kapiler
pasien mengatakan sudah ± 3 tahun
glomerulus, epitel tubulus ginjal, interstitium ginjal.
menjalani proses dialysis seminggu 2x.
c. GGK post renal (obstruksi aliran urin): sumbatan
Pasien dalam keadaan kesadaran compos
mentis (CM), k/u sedang, posisi semi fowler,
TD: 116/59 mmHg, N: 96x/menit, RR: 20
x/menit dan T: 36,60C.

Pilihan yang dihadapi oleh orang dengan penyakit


ginjal tahap akhir (PGTA)
1. Tidak diobati --- kematian
2. Dialysis
RPK: tidak ada keluarga
3. Transplantasi
pasien yang menderita
penyakit yang sama
MIND MAPPING PADA PASIEN DENGAN CKD (CHRONIC KIDNEY DISEASE) PADA Bpk. MH DI RUANG HEMODIALISA RUMAH SAKIT UMUM
DAERAH dr. ZAINOEL ABIDIN BANDA ACEH

Pengkajian
Primer

Airway Breathing Circulation Disability Exposure Folley Catheter Gastric Tube Heart Rate
I: I: I: mukosa bibir I: I: wajah tampak tidak I: I: I: -
pasien dapat pasien bernafas berwarna merah, keadaan umum pucat, mukosa bibir Pasien tidak terpasang pasien tidak P: HR: 96 x/menit
bernafas secara spontan dan tidak kaki, tangan, sedang, kesadaran berwarna merah, selang kateter terpasang NGT, P: -
spontan tanpa menggunkan alat wajah tidak pucat. compos mentis (CM) terdapat edema di P: - makan melalui oral A: reguler
menggunakan alat bantu pernafasan P: akral atas dan daerah penusukan P: -
bantu (nasal canul). (nasal canul). RR: bawah teraba P: - jarum HD. Pasien A: - P:
Sekret tidak ada. 20 x/menit. hangat capiler P: - mengatakan. Suhu Nyeri tekan (-)
P: - P: reffil 2 detik A: - tubuh (T): 36,60C. P: Timphani dan
P: - taktil fremitus pada P: - BBS: 40 kg dullnes
paru kanan = paru A: TD: 116/59 Palpasi: A:
kiri mmHg, Nadi: 96 Perkusi: - peristaltik normal
P: x/menit. Auskultasi: -
terdengar suara
sonor diseluruh
lapang paru.
A: terdengar bunyi
vesikuler di
seluruh lapang
paru.
MIND MAPPING PADA PASIEN DENGAN CKD (CHRONIC KIDNEY DISEASE) PADA Bpk. MH DI RUANG HEMODIALISA RUMAH SAKIT UMUM
DAERAH dr. ZAINOEL ABIDIN BANDA ACEH

DX 1: Resiko tinggi kekurangan volume cairan yg b.d masalah- masalah DX 2: Resiko tinggi untuk cedera yang b.d akses vaskuler dan komplikasi
tekhnis selama dialysis yang menyebabkan kehilangan darah sekunder terhadap penusukan dan pemeliharaan akses vaskular

Intervensi: Intervensi:

1. Pastikan bahwa dialise dan sambungan selang telah kencang 1. Pertahankan tehnik steril dalam menangani akses vaskular
sebelum memulai dialisis 2. Kaji kepatenan kateter sedikitnya setiap 2 jam
2. Anjurkan pasien tentang perannya dalam mempertahankan 3. Pertahankan lingkungan steril
keutuhan sambungan selang dialysis dengan akses vaskular 4. Cuci tangan sebelum dan sesudah tindakan

Implementasi Implementasi

1. Memastikan bahwa dialise dan sambungan selang telah kencang 1. Mempertahankan tehnik steril dalam menangani akses vaskular
sebelum memulai dialisis 2. Mengkaji kepatenan kateter sedikitnya setiap 2 jam
2. Menganjurkan pasien tentang perannya dalam mempertahankan 3. Mempertahankan lingkungan steril
keutuhan sambungan selang dialysis dengan akses vaskular 4. Mencuci tangan sebelum dan sesudah tindakan
MIND MAPPING PADA PASIEN DENGAN CKD (CHRONIC KIDNEY DISEASE) PADA Bpk. MH DI RUANG HEMODIALISA RUMAH SAKIT UMUM
DAERAH dr. ZAINOEL ABIDIN BANDA ACEH

Evaluasi Dx 1 tanggal 9 September 2012: Evaluasi Dx 2 tanggal 9 Septmber 2012:

S:- S:-
0: - K/U sedang, GCS: E4 M6 V5 : 15 0: - Pasien tampak sehat,
- TD: 116/59 mmhg, HR: 96 x/menit, RR: 20 x/menit, T: 36,60C - TD: 116/59 mmhg, HR: 96 x/menit, RR: 20 x/menit, T: 36,60C
- BBS: 40 kg - Tampak bekas edema pada penusukan selang HD di tangan sebelah kiri
A: Masalah teratasi sebagian A: Masalah teratasi sebagian
P: Lanjutkan intervensi selama proses dialisis P: Lanjutkan intervensi selama proses dialisis
I: - Mencuci tangan sebelum dan sesudah tindakan I: - Mencuci tangan sebelum dan sesudah tindakan
- Menganjurkan pasien tentang perannya dalam mempertahankan - Mempertahankan lingkungan steril
keutuhan sambungan selang dialysis dengan akses vaskular - Mengkaji kepatenan kateter sedikitnya setiap 2 jam
E: - Perawat mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan E: - Perawat mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan
- Pasien kooperatif pada saat dipasang selang dialisis oleh perawat - Perawat tampak memantau kepatenan selang HD pada pasien
- Pasien tampak sehat - Perawat membersihkan tempat penusukan selang HD dengan betadine
- Pasien tampak selalu memperhatikan selang dialisis yang terpasang - Pasien mengatakan pusing
ditangannya - Pukul 19.00-11.00 WIB, pasien tertidur
- Pukul 09.00-11.00 WIB, pasien tertidur - Pukul 12.15 WIB intervensi dihentikan
- Pukul 12.15 WIB intervensi dihentikan - TD: 104/60 mmHg
- Pasien pulang - Pasien pulang

Anda mungkin juga menyukai