Anda di halaman 1dari 14

Analisa EBP untuk

Intervensi Trauma
Abdomen
Hello!
Kelompok 3 :
1. Latifah Nur Liestiyani (P27220017145)
2. Ni Putu Widya Saraswati (21210109362)
3. Nurcholis Dwi Utama (21210109279)
4. Nurul Cahya Widya Ningrum (P27220017154)

2
Manajemen resusitasi cairan
pada pasien dengan trauma
penetrasi abdomen
Artikel 1
Judul
Author Jurnal
Penetrating Injury Mustafa
Australasian
From Interpersonal Zalgaonker, et al
Journal of
Violence and Related
Paramedicine:
Haemorrhagic Shock
Tahun terbit 2021;18
Resuscitation
Practices in an Urban 2021
South African
Emergency Medical
Service.

4
Analisis PICO
Population/ Intervention Compar Outcomes
Problem ation
2884 kasus pemberian resusitasi - : Dari 2884 (N) kasus penetrasi,
trauma cairan pada pasien dengan 143 (n) kasus diambil sebagai
penetrasi syok hemoragik sample. Dada (35,7%) dan
tungkai atas (31,5%) merupakan
daerah tubuh yang paling umum
untuk luka tembus atau
penetrasi. Perkiraan volume
cairan kristaloid rata-rata yang
diberikan untuk trauma penetrasi
abdomen dan thorak masing-
masing adalah 1010,6 mL dan
925,3 mL.
Analisis PICO
Population/problem Intervention Compar Outcomes
ation
resusitasi cairan literatur review - Penatalaksanaan syok hipovolemia
pada pasien trauma mengenai resusutasi akibat perdarahan diperlukan
cairan pada pasien pemahaman tentang fisiologi dan
trauma patofisiologi yang terjadi akibat
perdarahan. Untuk mendapatkan
hasil yang maksimal dan
memperbaiki outcome dari
penderita dibutuhkan team work
yang solid. Penanganan bisa
berbeda tergantung kondisi,
peralatan dan sarana rumah
sakit / Unit Gawat Darurat, serta
6
kebijakan dari masing – masing
Artikel 2
Judul
Author Jurnal
Literature Review :
Indonesian Journal
Fluid Resuscitation In Kun Arifi Abbas
of Anesthesiology
Trauma
and Reanimation
Tahun terbit Volume 1 Number
2, 2019 : 52-57
2019

7
Pembahasan
Pada tatalaksana pasien trauma penetrasi, yang dilakuakn sebelum
memberikan resusitasi cairan adalah menangani perdarahan itu sendiri,
untuk menangani perdarahan dapat dilakukan dengan cara sebagai
berikut :
1 Segera menghentikan perdarahan, dengan balut tekan, immobilisasi
fraktur atau dengan mengaplikasikan C-clamp atau ring pelvic atau
operasi dan angiography
2. Hipotensi permisif atau tindakan pada hipotensi :
● Tidak memberi terlalu banyak cairan dan membuat tekanan darah
"normal"
● Dilakukan jika ada kemungkinan perdarahan lanjut
● Targetkan aliran darah untuk memenuhi organ vital jantung dan
otak
● Klinis: teraba pulsasi arteri radialis (sistolik > 80 mmHg)
8
3. Resusitasi homeostatis dengan memberikan asam tranex
dan transfusi darah dengan komponen pembekuan: Fresh
Frozen Plasma : packed red cell = 1 : 1, Trombosit,
Kriopresipitat, Faktor Rekombinan VII .

9
● Resusitasi cairan telah dideskripsikan sebagai proses
yang bertujuan pada pengembalian perfusi jaringan dan
stabilisasi hemodinamik. Hal ini merupakan intervensi
klinis yang penting untuk penanganan syok.
● Pemberian cairan intravena yang lebih banyak (hampir
1000 ml) pada pasien dengan trauma penetrasi abdomen
yang diberikan menjadi perhatian karena risiko
perdarahan dapat meningkat dengan peningkatan tekanan
darah dan pengenceran faktor pembekuan.

10
● Advanced Trauma Life Support (ATLS) saat ini mendukung
pemberian cairan intravena berbasis kristaloid 1 liter untuk
pasien dewasa, sambil menilai perfusi organ akhir dan
oksigenasi jaringan.

● Menyoroti kebutuhan cairan intravena kristaloid dalam


cedera penetrasi sangat penting karena pemberian 1,5 liter
atau lebih pada pasien trauma merupakan faktor risiko
independen untuk kematian. Volume cairan IV lebih dari 100
mL/kg menyebabkan peningkatan tingkat sitokin inflamasi
dan kematian.

● Pedoman pengobatan darurat Afrika Selatan mengadopsi


pendekatan ATLS dalam manajemen trauma, yaitu dengan
pemberian bolus cairan kristaloid 20 mL/kg dan kontrol
perdarahan.
11
KESIMPULAN
● Pada penatalaksanaan trauma penetrasi yang dilakukan terlebih
dahulu adalah dengan menangani perdarahan, yaitu dengan cara
menghentikan perdarahan, penatalaksanaan hipotensi, dan
resusitasi homeostatis
● Untuk mempertahankan atau meningkatkan homeostasis adalah
dengan melakukan stabilisasi homeodinamiknya, yaitu dengan
resusitasi cairan
● Advanced Trauma Life Support (ATLS) saat ini mendukung
pemberian cairan intravena berbasis kristaloid 1 liter untuk
pasien dewasa, sambil menilai perfusi organ akhir dan oksigenasi
jaringan.
● Pedoman pengobatan darurat Afrika Selatan mengadopsi
pendekatan ATLS dalam manajemen trauma, yaitu dengan
pemberian bolus cairan kristaloid 20 mL/kg dan kontrol
perdarahan. 12
Referensi
Abbas KA. Fluid resuscitation in trauma. Indones J Anesthesiol
Reanim. 2019;1(2):52-57.

Zalgaonker M, Naidoo N, Christopher LD. Penetrating injury


from interpersonal violence and related haemorrhagic
shock resuscitation practices in an urban South African
emergency medical service. Australas J Paramed.
2021;18:1-9. doi:10.33151/AJP.18.873
Thank You!
Any questions?

14

Anda mungkin juga menyukai