Anda di halaman 1dari 16

Dampak Meredupnya Pemikiran Islam pada Kehidupan Islam

Masa Pertengahan (1250-1800 M)

Makalah

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Kelompok pada Mata Kuliah
Genologi Pemikiran Islam Program Magister Pendidikan Agama Islam
Semester I IAIN Bone

Oleh

ROHANI
NIM. 861082022021

PROGRAM MAGISTER PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

BONE

2022
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL
DAFTAR ISI ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang 1

B. Rumusan Masalah 2

C. Tujuan 2

BAB II PEMBAHASAN

A. Meredupnya Pemikiran Islam pada Kehidupan Islam Masa Pertengahan

(1250-1800 M) 4

B. Dampak Meredupnya Pemikiran Islam pada Kehidupan Islam Masa

Pertengahan (1250-1800 M) 8
C. Masa Tiga Kerajaan Besar
D. Perkembangan Islam Pada Abad Pertengahan 11

BAB III PENUTUP

A. Simpulan 14

B. Saran 14

DAFTAR RUJUKAN 15

1
2

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Titik awal periode pertengahan (1258 M) merujuk pada peristiwa serangan

tentara Mongol yang berhasil menguasai Bagdad. Runtuhnya Dinasti Abbasiyyah

sebagai simbol kesatuan politik umat Islam jelas merupakan pukulan yang sangat

keras dan mengubah arah sejarah Islam dalam semua aspeknya. Setelah beberapa

abad di puncak kejayaan, kekalahan darikekuatan luar seperti Mongol adalah

sesuatu yang sulit dipersepsi. Berikut ini beberapa perkembangan mendasar yang

menandai periode pertengahan sejarah Islam.

Pada periode pertengahan Islam terus bertumbuh pada tataran kuantitatif,

namun perkembangan kualitatifnya relatif melambat, bahkan mandek. Jumlah

umat Islam sedunia jelas terus bertumbuh melalui proses islamisasi wilayah-

wilayah yang lebih luas. Contoh paling baik dalam hal ini adalah Indonesia.

Meskipun secara sporadis Islam telah mencapai Indonesia jauh sebelumnya,

proses islamisasi secara lebih cepat dan massif barulah terjadi sejak abad ke-13 M.

Perkembangan Islam pada abad pertengahan (1250-1800), mengalami dua

fase yaitu fase kemajuan dan fase kemunduran. Fase kemajuanterjadi pada tahun

650 -1250 M yang ditandai dengan sangat luasnya kekuasaan Islam, ilmu dan sain

mengalami kemajuan dan penyatuan antar wilayah Islam dan fase kemunduran

terjadi pada tahun 1250 – 1500 M. yang ditandai dengan kekuasaan Islam

terpecah-pecah dan menjadi kerajaan-kerajaan yang terpisah pisah.

Berkaitan dengan hal ini maka pembahasan yang berkaitan dengan

Dampak Meredupnya Pemikiran Islam pada Kehidupan Islam Masa Pertengahan

(1250-1800 M), sangat banyak menandakan betapa pentingnya memberikan

perhatian terhadap sejarah tersebut.


3

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan sebelumnya, maka

penulis merumuskan masalah pokok yaitu bagaimana perspektif al-Qur’an tentang

ulul albab. Adapun sub-sub masalah yang dapat diambil adalah:

1. Baagaimana gambaran meredupnya pemikiran islam pada kehidupan islam

masa pertengahan (1250-1800 M)?

2. Bagaimaba dampak meredupnya pemikiran islam pada kehidupan islam

masa pertengahan (1250-1800 m)?

3. Bagaimana masa tiga kerajaan besar?

4. Bagaimana perkembangan islam pada abad pertengahan?

C. Tujuan

Adapun tujuan yang akan dicapai dalam makalah ini adalah sebagai

berikut:

1. Untuk mengetauhi aagaimana gambaran meredupnya pemikiran islam

pada kehidupan islam masa pertengahan (1250-1800 M)

2. Untuk mengetahui agaimana dampak meredupnya pemikiran islam pada

kehidupan islam masa pertengahan (1250-1800 m)

3. Untuk mengetahui bagaimana masa tiga kerajaan besar

4. Untuk mengetahui gaimana perkembangan Islam pada abad pertengahan


BAB II

PEMBAHASAN

A. Meredupnya Pemikiran Islam pada Kehidupan Islam Masa Pertengahan

(1250-1800 M)

Abad pertengahan Islam adalah tahapan sejarah umat Islam yang diawali

sejak tahun-tahun terakhir keruntuhan Daulah Abbasiyah (1250 M) sampai

timbulnya benih-benih kebangkitan atau pembaharuan Islam yang diperkirakan

terjadi sekitar tahun 1800 M. Periode pertengahan juga terbagi menjadi dua

bagian, yaitu masa kemunduran I (1250 – 1500 M) dan masa tiga kerajaan besar

(1500 – 1800 M).

Disebut masa kemunduran karena masa-masa ini dunia Islam dalam proses

penghancuran oleh bangsa Mongol dibawah pimpinan Jengiskan dan

keturunannya datang menghancurkan dunia Islam. Jengiskan berasal dari

Mongolia. Kota Bagdag sendiri dihancurkan rata dengan tanah, sebagaima kota-

kota lain yang dilalui tentara Mongolia. Selain kota Bagdad, dan sebagian kota

besar daerah-daerah kerajaan Islam lainnya dikuasai oleh bangsa Mongolia selama

kurang lebih 85 tahun dibawah perintah dinasti Ilhkan, yang tentunya kehadiran

mereka lebih banyak membawa kehancuran dan kemunduran dunia Islam.

Kerajaan Ilkhan sepeninggal Abu Sa’id menjadi terpecah belah. Masing-masing

pecahan saling memerangi. Akhirnya mereka semua ditaklukkan oleh Timur

Lenk.

Kedatangan Timur Lenk ke dunia Islam tidak kurang membawa

kehancuran, bahkan ia lebih kejam daripada Jengiskan atau Hulugukhan, Berbeda

dengan Jengiskan atau Hulagukhan yang masih menganut kepercayaan

Syamaniah, Timur Lenk sudah menganut agama “Islam”.

4
5

Keadaan perkembangan Islam secara keseluruhan baru mengalami

kemajuan kembali walaupun tidak sebanding dengan masa sebelumnya (klasik)

setelah berkembangnya tiga kerajaan besar yaitu kerajaan Utsmani di Turki,

kerajaan Mughal di India dan kerajaan Safawi di Persia. Di antara ketiga kerajaan

tersebut yang terbesar dan paling lama bertahan adalah kerajaan Utsmani. Sesudah

Sulaiman al-Qanuni, kerajaan Ustmani tidak lagi mempunyai sultan-sultan yang

kuat. Kerajaan ini mulai memasuki fase kemunduran di abad ke-17 M.

B. Dampak Meredupnya Pemikiran Islam pada Kehidupan Islam Masa

Pertengahan (1250-1800 M)

Adapun dampak meredupnya pemikiran Islam ada tiga aspek, yakni ilmu

pengetahuan, politik, dan ekonomi.

Pertama, aspek Ilmu Pengetahuan. Sebagai pusat ilmu pengetahuan dan

peradaban, kehancuran kota Baghdad tentu memberikan dampak yang besar

terhadap sejarah umat Islam. Jatuhnya kota Baghdad bukan saja mengakhiri

khilafah Abbasiyah, tetapi juga merupakan awal dari kemunduran dunia Islam.

Ketika Baghdad hancur berbagai ilmu pengetahuan yang ada di sana juga ikut

lenyap. Seiring dengan kemunduran negara Islam di bidang ilmu pengetahuan

negara-negara Barat justru berkembang menjadi negara-negara modern. Sehingga

negara-negara Islam berhadapan dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan

penjajahan Barat. Umat Islam mengalami ketertinggalan dalam bidang ilmu

pengetahuan dibandingkan dengan negara-negara Barat. Sehingga umat Islam

banyak belajar dari bangsa barat lantaran kemajuan bangsa Barat dalam ilmu

pengetahuan. Padahal dulu Islam pernah menjadi pusat peradaban.

Kedua, aspek Politik. Terlihat dari hilangnya hegemoni Arab dan

berakhirnya kekhalifahan Dinasti Abbasiyah. Jatuhnya kota Baghdad pada tahun


6

1258 M di tangan bangsa Mongol, bukan saja mengakhiri khilafah, tetapi juga

merupakan awal kemunduran politik dan peradaban Islam (Yatim, 2002: 281).

Dampak runtuhnya Dinasti Abbasiyah secara tidak langsung dari aspek politik

adalah Umat Islam terkotak-kotak, negara Islam mengalami penjajahan, dan tidak

ada sistem khalifah.

Umat Islam Terkotak-kotak, pada saat Dinasti Abbasiyah berjaya, Timur

Tengah diindentikkan dengan Dinasti Abbasiyah. Tetapi setelah hancurnya dinasti

tersebut, Timur Tengah terbagi menjadi beberapa bagian. Pada bagian timur,

meliputi Transoxania, Iran dan Irak. Sedangkan bagian barat, meliputi Syiria dan

Mesir. Dengan demikian, bahwa hancurnya Dinasti Abbasiyah berdampak bagi

umat Islam secara politik, tidak ada lagi kekuatan super power dalam negara-

negara Islam. Selain itu, terkotak-kotaknya umat Islam terlihat pada perpecahan

yang terjadi antara Arab Sunni dan Arab Syi’ah. Terjadinya konflik antara dua

golongan ini berawal dari masalah politik. Kaum Sunni berhasil memenangkan

calon-calon pemimpin mereka dan terpilih sebagai khalifah (pemimpin),

sedangkan kaum Syi’ah jarang memenangkan calon pemimpin mereka sebagai

khalifah (pemimpin). Karena kaum Syi’ah jarang memegang kekuasaan politik,

maka sistem keimaman mereka pun telah menjadi bagian dari gerakan politik

yang secara tidak langsung memperotes Sunni.

Negara Islam mengalami penjajahan, ada tiga kerajaan besar (Safawi,

Mughal, Turki Usmani) yang mengalami penjajahan. Penyebab kemunduran

kerajaan Turki Usmani, yakni: 1). Karena luasnya wilayah kekuasan kerajaan,

yang meliputi Asia, Eropa dan Afrika. 2). Pemimpin yang tidak memiliki

kemampuan dalam memimpin. 3). Bangkitnya bangsa Eropa diawali dari

renainsance. Kerajaan Turki Usmani mengalami penjajahan, dikarenakan saat


7

kerajaan ini mengalami kemunduran memberikan peluang kepada Inggris untuk

menjajahnya. Pasukan Inggris berhasil menciptakan kevakuman politik di

Kerajaan Turki Usmani, lalu menahan pejabat negara, kemudian menutup

kantorkantor secara paksa. Peristiwa ini terjadi sekitar abad ke 20-an (Syukur,

2009: 153).

Tidak ada lagi sistem kekhalifahan, runtuhnya Dinasti Abbasiyah

berdampak pada berakhirnya sistem kekhalifahan, yang berdasarkan syariat Islam,

kemudian berubah berdasarkan ideologi. Sebenarnya, pada masa Dinasti

Abbasiyah periode kedua, khalifah hanya sebagai simbol pemimpin agama,

sedangkan penggerak pemerintahan dipegang oleh sultan. Dengan berakhirnya

sistem kekhalifahan pada Dinasti Abbasiyah, berdampak pada sistem

pemerintahan negara-negara Islam setelahnya. Sistem pemerintahan Negara-

negara Islam tidak lagi dipimpin oleh khalifah, tetapi dipimpin oleh seorang

presiden. Pemerintahannya yang semula berbentuk kerajaan berubah menjadi

pemerintahan parlementer.

Ketiga, aspek Ekonomi, dengan hancurnya kota Baghdad secara total

menjadikan umat Islam ketika itu terpuruk, karena fasilitas yang ada sudah

dihancurkan seperti irigasi untuk mengairi pertanian, dan fasilitas umum lainnya

dihancurkan. Sehingga menjadikan umat Islam kesulitan dalam bidang ekonomi.

Pada abad pertengahan, mengalami krisis dan serangan tentara Mongol pada tahun

1258 M di bawah pimpinan Khulagu Khan (al-Hassan, 2001: 655). Mereka

merusak sebagian besar kota Baghdad, kanal dan tanggul-tanggul yang

membentuk sistem irigasi juga turut. Penghancuran irigasi yang dilakukan

pasukan Mongol ini sangat merugikan penduduk Baghdad. Hal ini disebabkan

irigasi merupakan sumber pengairan untuk pertanian sudah dirusak. Sehingga


8

lahan pertanian tidak bisa dialiri air. Dampak kehancuran Dinasti Abbasiyah

terhadap dunia Islam kontemporer, yakni terjadinya krisis ekonomi bagi umat

Islam hingga saat ini. Sehingga negara Islam mengalami keterbelakangan dari

aspek ekonomi dibandingkan negara-negara barat dan negara nonmuslim. Selain

umat Islam tidak bersatu, umat Islam mewarisi pemikiran pasrah dan tidak mau

berusaha yang dibawa oleh aliran Jabariyah dan Asy’ariah. Pemikiran demikian

terus ada hingga saat ini, yang menjadikan umat Islam beranggapan bahwa rezeki

telah diatur oleh Allah Swt. Hal demikian yang menjadikan umat Islam

mengalami ketertinggalan dalam bidang ekonomi.

C. Masa Tiga Kerajaan Besar


Keadaan perkembangan Islam secara keseluruhan baru mengalami
kemajuan kembali walaupun tidak sebanding dengan masa sebelumnya ( klasik)
setelah berkembangnya tiga kerajaan besar yaitu kerajaan Usmani di Turki,
kerajaan Mughal di India dan kerajaan Safawi di Persia. Diantara ketiga kerajaan
tersebut yang terbesar dan paling lama bertahan adalah kerajaan Usmani.

1. Kerajaan Usmani
Kerajaan Utsmani didirikan oleh bangsa Turki dari kabilah Oghuz yang
mendiami daerah Mongol dan daerah utara negeri Cina yang bernama Usmani
atau Usmani I dan memproklamirkan diri sebagai Padisyah al Usman atau raja
besar keluarga Usman tahun 1300 M (699 H). Kerajaan yang didirikan oleh
Usmani ini selanjutnya memperluas wilayahnya ke bagian Benua Eropa. Ia
menyerang daerah perbatasan Bizantium dan menaklukkan kota Broessa tahun
1317 M sehingga tahun 1326 M dijadikan sebagai Ibukota Negara.

Pada masa pemerintahan Orkhan, kerajaan Usmani menaklukkan Azmir


tahun 1327 M, Thawasyannly tahun 1330 M, uskandar tahun 1338 M, Ankara
1354 M dan Gallipoli tahun 1356 M. Daerah-daerah tersebut adalah bagian benua
Eropa yang pertama kali diduduki kerajaan Usmani. Kerajaan Usmani untuk masa
beberapa abad masih dipandang sebagai Negara yang kuat terutama dalam bidang
9

militer. Kemajuan-kemajuan kerajaan Usmani yaitu dalam bidang pemerintahan


dan kemiliteran, bidang ilmu pengetahuan dan budaya misalnya kebudayaan
Persia, Bizantium dan arab, pembangunan Masjid-Masjid Agung, sekolah-
sekolah, rumah sakit, gedung, jembatan, saluran air villa dan pemandian umum
dan di bidang keagamaan.misalnya seperti fatwa ulama yang menjadi hukum yang
berlaku.

Kerajaan Usmani sepeninggal Sultan Al Qanuni, mengalami kemunduran


yang disebabkan oleh berbagai problema sebagai berikut:

a. Penduduknya sangat heterogen


b. Tidak dapat menguasai wilayah yang luas
c. Kepemimpinannya lemah
d. Terjadinya dekadensi moral
e. Krisis ekonomi
2. Kerajaan Syafawi

Kerajaan Syafawi, mulanya adalah sebuah gerakan tarekat yang berdiri di


Ardabil (Azerbaijan). Tarekatnya bernama tarekat Safawiyah, nama ini diambil
dari nama pendirinya yang bernama Safi-Al Din dan nama Syafawi dilestarikan
setelah gerakannya berhasil mendirikan kerajaan. Jalan hidup yang ditempuh Al
Din adalah jalan sufi dan mengembangkan tasawuf Safawiyah menjadi gerakan
keagamaan yang sangat berpengaruh di Persia, Syiria dan Anatolia. Yang semula
bertujuan memerangi orang-orang yang ingkar dan memerangi orang-orang yang
ahli bid’ah. Lama kelamaan pengikut tarekat Syafawiyah berubah menjadi tentara
dan fanatik dalam kepercayaan dan menentang keras terhadap orang selain Syiah

Dalam perkembangannya, kerajaan Syafawi selanjutnya dipimpin oleh


Ismail yang baru berusia tujuh tahun. Ismail beserta pasukannya yang bermarkas
di Gilan selama limabelas tahun mempersiapkan kekuatannya dan mengadakan
hubungan dengan para pengikutnya di Azerbeijan, Syiria dan Anatolia dan
pasukan tersebut dinamai Qizilbash atau baret merah. Saat kepemimpinan Ismail,
pada tahun 1501 M, pasukannya dapat mengalahkan AK Koyunlu di Sharur dan
10

Tabriz sehingga Ismail memproklairkan dirinya menjadi raja pertama dinasti


Syafawi dan berkuasa selama 23 tahun.

Masa keemasan kerajaan Syafawi terjadi pada masa kepemimpinan Abbas


I yaitu di bidang pilitik, ekonomi, ilmu pengetahuan dan bidang pembangunan
fisik dan seni. Kemajuan yang dicapainya membuat kerajaan Syafawi menjadi
salah satu dari tiga kerajaan besar Islam yang diperhitungkan oleh lawan-
lawannya terutama dibidang politik dan militer. Setelah mengalami kejayaan,
kerajaan Safawi tidak lama kemudian mengalami kemunduran penyebabnya
adalah antara lain:

a. Kemerosotan moral para pemimpin kerajaan

b. Konflik yang berkepanjangan dengan kerajaan Usmani dan

c. Pasukan yang dibentuk Raja Abbas I yaitu pasukan Ghulam tidak memiliki

jiwa pratirotik

3. Kerajaan Mughal
Kerajaan Mughal adalah kerajaan yang termuda diantara tiga kerajaan
besar Islam. Kerajaan ini didirikan oleh Zahiruddin Babur (1482-1530). Babur
dengan bantuan Raja Safawi dapat menaklukkanSamarkhad tahun 1494 M. Tahun
1504 M dapat menduduki Kabul ibukota Afganistan. Setelah itu, Raja Babur
mengadakan ekspansi terus-menerus.

Kerajaan Mughal mencapai jaman keemasan semasa Raja Akbar,


persoalan-persoalan dalam negeri dapat diatasi dengan baik dan mengadakan
ekspansi sehingga dapat menguasai Chudar, Ghond, Chitor, Ranthabar, kalinjar,
Gujarat, surat, Bihar, Bengal Orissa, Kashmir, Gawilgarth, Ahmadnagar, Narhala
dan Ashirgah. Semua yang dikuasai kerajaan tersebut diperintah dalam suatu
pemerintah militeristik. Pada tahun 1858 M kerajaan Mughal juga mengalami
kemerosotan, penyebabnya antara lain:

a. Kemerosotan moral dan para pejabatnya bermewah-mewahan


11

b. Pewaris kerajaan dalam kepemimpinannya sangat lemah dan


c. Kekuatan mililernya juga lemah
d. Perkembangan Ilmu Pengetahuan Dan Kebudayaan Pada abad
Pertengahan
D. Perkembangan Islam Pada Abad Pertengahan
1. Bidang Ilmu Pengetahuan dan Kebudayaan

Banyak pemuda Eropa yang belajar di universitas-unniversitas Islam di


Spanyol seprti Cordoba, Sevilla, Malaca, Granada dan Salamanca. Selama belajar
di universitas-universitas tersebut, mereka aktif menterjemahkan buku-buku karya
ilmuwan muslim. Pusat penerjemahan itu adalah Toledo. Setelah mereka pulang
ke negerinya, mereka mendirikan seklah dan universitas yang sama. Universitas
yang pertama kali berada di Eropa ialah Universitas Paris yang didirikan pada
tahun 1213 M dan pada akhir zaman pertengahan di Eropa baru berdiri 18
universitas. Pada universitas tersebut diajarkan ilmu-ilmu yang mereka peroleh
dari universitas Islam seperti ilmu kedokteran, ilmu pasti dan ilmu filsafat.
Banyak sarjana-sarjana muslim yang berjasa karena telah meneliti dan
mengembangkan ilmu pengetahuan, bahkan karya mereka diterjemahkan ke
dalam bahasa Eropa meskipun ironisnya diakui sebagai karya mereka sendiri.
Akibat atau pengaruh dari perkembangan ilmu pengetahuan Islam ini
menimbulkan kajian filsafat Yunani di Eropa secara besar-besaran dan akhirnya
menimbulkan gerakan kebangkitan atau renaissans pada abad ke-14.
berkembangnya pemikiran yunani ini melalui karya-karya terjemahan berbahasa
arab yang kemudian diterjemahkan kembali ke dalam bahasa latin. Disamping itu,
Islam juga membidani gerakan reformasi pada abad ke-16 M, rasionalisme pada
abad ke-17 M, dan aufklarung atau pencerahan pada abad ke-18 M.
2. Bidang Politik
Terjadi balance of power karena di bagian barat terjadi permusuhan
antara bani Umayyah II di Andalusia dengan kekaisaran karoling di Perancis,
sedangkan di bagian timur terjadi perseteruan antara bani Abbasyah dengan
kekaisaran Byzantium timur di semenanjung Balkan. Bani Abbasyah juga
12

bermusuhan dengan Bani Umayyah II dalam perebutan kekuasaan pada tahun 750
M. Kekaisaran Karoling bermusuhan dengan kekaisaran Byzanium timur dalam
memperebutkan Italia. Oleh karena itu terjadilah persekutuan antara Bani
Abbasyah dengan kekaisaran Karoling, sddangkan bani Umayyah II bersekutu
dengan Byzantium Timur. Persekutuan baru berakhir setelah terjadi perang salib
(1096-1291).
3. Bidang Sosial-Ekonomi
Islam telah menguasai Andalusia pada tahun 711 M dan Konstantinopel
pada tahun 1453 M. Keadaan ini mempunyai pengaruh besar terhadap
pertumbuhan Eropa. Islam berarti telah menguasai daerah timur tengah yang
ketika itu menjadi jalur dagan dari Asia ke Eropa. Saat itu perdagangan ditentukan
oleh negara-negara Islam. Hal ini menyebabkan mereka menemukan Asia dan
Amerika.
4. Bidang Kebudayaan
Melalui bangsa Arab (Islam), Eropa dapat memahami ilmu pengetahuan
kuno seperti dari Yunani dan Babilonia. Tokoh tokoh yang mempengaruhi ilmu
pengetahuan dan kebudayaan saat itu antara lain sebagai berikut.
a. Al Farabi (780-863M)
Al Farabi mendapat gelar guru kedua (Aristoteles digelari guru pertama). Al
Farabi mengarang buku, mengumpulkan dan menerjemahkan buku-buku karya
aristoteles
b. Ibnu Rusyd (1120-1198)
Ibnu Rusyd memiliki peran yang sangat besar sekali pengaruhnya di Eropa
sehingga menimbulkan gerakan Averoisme (di Eropa Ibnu Rusyd dipanggil
Averoes) yang menuntut kebebasan berfikir. Berawal dari Averoisme inilah lahir
roformasi pada abad ke-16 M dan rasionalisme pada abad ke-17 M di Eropa.
Buku-buku karangan Ibnu Rusyd kini hanya ada salinannya dalam bahasa latin
dan banyak dijumpai di perpustakaan-perpustakaan Eropa dan Amerika. Karya
beliau dikenal dengan Bidayatul Mujtahid dan Tahafutut Tahaful.
13

c. Ibnu Sina (980-1060 M)


Di Eropa, Ibnu Sina dikenal dengan nama Avicena. Beliau adalah seorang
dokter di kota Hamazan Persia, penulis buku-buku kedokteran dan peneliti
berbagai penyakit. Beliau juga seorang filsuf yang terkenal dengan idenya
mengenai paham serba wujud atau wahdatul wujud. Ibnu Sina juga merupakan
ahli fisika dan ilmu jiwa. Karyanya yang terkenal dan penting dalam dunia
kedokteran yaitu Al Qanun fi At Tibb yang menjadi suatu rujukan ilmu
kedokteran.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Abad pertengahan Islam adalah tahapan sejarah umat Islam yang diawali

sejak tahun-tahun terakhir keruntuhan Daulah Abbasiyah (1250 M) sampai

timbulnya benih-benih kebangkitan atau pembaharuan Islam yang diperkirakan

terjadi sekitar tahun 1800 M. Periode pertengahan juga terbagi menjadi dua

bagian, yaitu masa kemunduran I (1250 – 1500 M) dan masa tiga kerajaan besar

(1500 – 1800 M). Adapun dampak meredupnya pemikiran Islam ada tiga aspek,

yakni ilmu pengetahuan, politik, dan ekonomi.

Keadaan perkembangan Islam secara keseluruhan baru mengalami


kemajuan kembali walaupun tidak sebanding dengan masa sebelumnya ( klasik)
setelah berkembangnya tiga kerajaan besar yaitu kerajaan Usmani di Turki,
kerajaan Mughal di India dan kerajaan Safawi di Persia. Diantara ketiga kerajaan
tersebut yang terbesar dan paling lama bertahan adalah kerajaan Usmani.

B. Saran

Tentunya terhadap penulis sudah menyadari jika dalam penyusunan

makalah di atas masih banyak ada kesalahan serta jauh dari kata

sempurna.Adapun nantinya penulis akan segera melakukan perbaikan susunan

makalah itu dengan menggunakan pedoman dari beberapa sumber dan kritik yang

bisa membangun dari para pembaca.

DAFTAR PUSTAKA

14
15

Yatim, Badri. Sejarah Peradaban Islam. Cet. 25; Jakarta: RajaGrafindo


Persada, 2014.

Mas’ud, Abdurrahman. Sejarah Peradaban Islam. Cet. 5; Jakarta: Amzah,


2015.

Nasutiom, Syamruddin. Sejarah Peradaban Islam. Cet. 3; Riau:Yayasan


Pusaka Riau, 2013.

Ahmad, Nurwadjah. Sejarah dan Kebudayaan Islam periode Pertengahan.


Cet. I; Bandung: Pustaka Setia. 2013.

Irma Pahalawati. “Sejarah Perkembangan Islam pada Abad


Pertengahan”, dalam
https://www.academia.edu/8645088/SEJARAH_PERKEMBANGAN_ISLAM_P
ADA_ABAD_PERTENGAHAN. 01 November 2022.
//////////////////////////////

Anda mungkin juga menyukai