Anda di halaman 1dari 6

BIB – HSE – ES – F – 1.

04 – 02

KAJIAN RISIKO KPLH


Formulir ini digunakan untuk menyusun laporan kajian risiko KPLH di area PT Borneo Indobara
I. INFORMASI UMUM
Judul Proyek Pengelolaan Risiko Aktifitas Operasional Pelayanan Jasa Boga dan Housekeeping
Nama Perusahaan PT Cardig Anugrah Sarana Catering
Tanggal 20 Juni 2022
II. LATAR BELAKANG
Kajian Risiko KPLH ini disusun sebagai upaya untuk melakukan pengelolaan risiko kegiatan-kegiatan yang dilakukan pada bisnis
proses PT CASC

III. TUJUAN
Kajian Risiko KPLH Pengelolaan Risiko Aktifitas Operasional Pelayanan Jasa Boga dan Housekeeping ini bertujuan untuk :
1. Mengidentifikasi potensi bahaya Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Keselamatan operasional
2. Mengidentifikasi aspek lingkungan hidup
3. Melakukan penilaian tingkat risiko Keselamatan Pertambangan (KP) dan Lingkungan Hidup (LH) sesuai matriks
4. Menetapkan risiko signifikan KP dan dampak penting LH
5. Menetapkan tindakan pengendalian risiko
6. Menetapkan tindakan tambahan untuk menurunkan risiko tinggi dan signifikan

IV. RUANG LINGKUP


Ruang lingkup kajian risiko ini meliputi Aktifitas Catering dan Housekeeping di dalam wilayah PKP2B PT Borneo Indobara, meliputi
aspek keselamatan pertambangan dan aspek lingkungan hidup.

V. KONTEKS
1. Struktur Analisa
Struktur analisa kegiatan-kegiatan yang termasuk dalam lingkup kajian penilaian risiko ini meliputi:
a. Store
1. Penerimaan barang dari unit supplier ke loading deck
2. Penyimpanan barang
3. Bekerja di dalam container chiller/ freezer
b. Kitchen
1. Pemasangan dan penggantian tabung gas LPG
2. Persiapan bahan makanan beku (Butcher)
3. Persiapan bahan makanan segar
4. Pengelolaan makanan
5. Membersihkan peralatan dan lingkungan kerja
c. Packmeal & Servide
1. Proses persiapan peralatan makanan
2. Pembersihan peralatan dan area kerja
d. Housekeeping
1. Pembersihan area kamar dan mess
2. Shorting pakaian laundry
e. Laundry
1. Shorting pakaian laundry
2. Pencucian dan pengeringan pakaian
3. Pengoperasian setrika manual

Desember 2021/R0 Page 1 of 6


BIB – HSE – ES – F – 1.04 – 02
f. Transportasi
1. Pengoperasian kendaraan di jalan
2. Pengantaran mealbox/ bento
g. Office
1. Mengoperasikan computer
h. Gardener
1. Pemotongan rumput menggunakan grass cutter
i. Carwashing
1. Pencucian sarana di area carwasher

2. Faktor Internal dan Eksternal


a. Faktor internal : disiapkan ceklist pemenuhan sesuai kepdirjen 185 halaman 340 (13 item)
Konteks Di Dalam Laporan Ini
No Kriteria Faktor Internal
(diisi dengan penjelasan pendek sesuai dengan kriteria)
Penerimaan material, penyimpanan material, proses
thawing frozen material, butchering, pencucian material,
memasak, pengepakan, pelayanan sajian prasmanan,
pengantaran makanan ke kantor tambang,
1 kegiatan dan proses rutin dan tidak rutin
membersihkan mess, pencucian pakaian, penyetrikaan
pakaian, pencucian unit, pemotongan rumput dan
tanaman, pembersihan area mess dan kantor, perbaikan
peralatan kerja
Rotasi pengawas incharge, Kondisi jalan berdebu,
perubahan-perubahan pada organisasi, lingkungan kerja, kegiatan, atau
2 radiasi sinar matahari, kondisi pencahayaan area kerja,
bahan material
Kondisi cuaca
modifikasi pada sistem manajemen Keselamatan Pertambangan,
3 termasuk perubahan-perubahan sementara, serta dampak pada operasi, N.A
proses, dan kegiatan
fasilitas yang baru dibangun, peralatan atau proses yang baru
4 N.A
diperkenalkan, serta kegiatan dan instalasi di dalam lokasi kerja
Manual handling yang tidak sesuai pada loading
kondisi normal dan abnormal dan/atau kondisi proses serta potensi insiden material, kondisi area loading material, Material tidak
5 dan keadaan darurat selama siklus pemakaian produk dan/atau siklus standar yang dapat menyebabkan keracunan makanan,
lamanya proses Layout area dapur yang tidak standar dapat
menyebabkan pergerakan pekerja berlebihan
Kecelakaan berulang dikarenakan rekomendasi tidak
ketidakpatuhan terhadap rekomendasi sebelumnya, standar dan/atau memadai, pelanggaran golden rules, Tidak patuh pada
6 prosedur Keselamatan Pertambangan yang ada, atau ketidakpatuhan penggunaan peralatan keamanan pangan, prosedur
terhadap tindak lanjut rekomendasi insiden produksi/ penyajian tidak dipahami dengan baik sehingga
temuan food contaminant dapat terjadi.
Pelatihan dasar, pemenuhan kompetensi pekerja, roster
7 faktor personal Pekerja
kerja, pemahaman pekerja terhadap dokumen kerja.
desain area kerja, proses, instalasi, peralatan, prosedur operasi dan
8 Desain area dapur dan packmeal, area laundry
organisasi kerja, termasuk kemampuan adaptasi manusia
sistem dan pelaksanaan pemeliharaan/perawatan sarana, prasarana, Perawatan dan pemeliharaan sarana dan prasarana
9
instalasi, dan peralatan Pertambangan (mobil, container frozen, steamer, mixer dough)
10 pengamanan instalasi N.A
Komisioning unit, Perawatan dan pemeliharaan unit,
11 kelayakan sarana, prasarana, instalasi, serta peralatan Pertambangan
Kalibrasi alat
kompetensi Tenaga Teknis Pertambangan yang Berkompeten dalam
12 Ahli gizi, K3 Listrik, K3 Umum
bidang Keselamatan Operasi
13 evaluasi laporan hasil kajian teknis Pertambangan RKAB, Pelaporan triwulan jasa pertambangan

Desember 2021/R0 Page 2 of 6


BIB – HSE – ES – F – 1.04 – 02

b. Faktor eksternal : disiapkan ceklist pemenuhan sesuai kepdirjen 185 halaman 341 (8 item)
No Kriteria Faktor Eksternal Konteks Di Dalam Laporan Ini
(diisi dengan penjelasan pendek sesuai dengan kriteria)
budaya, politik, hukum, keuangan, teknologi, ekonomi, alam & lingkungan Pemeriksaan Dinas Kesehatan (laik Hygiene),
1
yang kompetitif secara lokal, nasional, regional, dan internasional Pemeriksaan Dinas Ketenagakerjaan.
perkembangan isu yang berdampak signifikan terhadap tujuan organisasi Perkembangan isu terkait penyakit pada hewan,
2 Perkembangan isu terkait kesehatan yang ada di
masyarakat (Covid19, Hepatitis akut)
persepsi dan nilai-nilai dari para pemangku kepentingan eksternal Kewajiban untuk menyerap tenaga local ataupun supplier
3
lokal
4 kegiatan semua orang selain Pekerja yang memiliki akses ke tempat kerja Supply Material, Tamu Pemerintahan
fasilitas yang baru dibangun, peralatan, atau proses yang baru N.A
5
diperkenalkan, serta kegiatan dan instalasi di luar lokasi kerja
bahaya-bahaya teridentifikasi yang berasal dari luar lokasi kerja yang Perkembangan isu terkait penyakit pada hewan,
dapat membahayakan keselamatan dan kesehatan orang di tempat kerja Perkembangan isu terkait kesehatan yang ada di
6
yang berada dalam kendali Pemegang IUP, IUPK, IUP Operasi Produksi masyarakat (Covid19, Hepatitis akut),
khusus untuk Pengolahan dan/atau Pemurnian, dan IPR
infrastruktur, peralatan, dan bahan-bahan di tempat kerja yang disediakan Infrastruktut dan beberapa prasarana milik user (PT BIB)
7
oleh pihak lain
kewajiban hukum yang berkaitan dengan identifikasi bahaya dan penilaian Laik Hygiene, SMKP, Rekomendasi Disnaker
8
risiko serta pengendalian yang diperlukan

VI. TIM PENILAI KAJIAN RISIKO


No Nama Jabatan Peran Sebagai
1.
M Mugiono PJO Ketua Tim
2.
Primalia Netta RA QHSE Coordinator Fasilitator
3.
Muhammad Fajri Sidiq Safety Officer Sekretaris
4.
Lalu Iswara Handayan Supervisor Anggota
5.
Ijip Roni Head Housekeeping Anggota
6.
Wahyu Catur B Teknisi Anggota

VII. METODE PENILAIAN RISIKO


Metode penilaian risiko KPLH meliputi tahapan-tahapan sebagai berikut:

Desember 2021/R0 Page 3 of 6


BIB – HSE – ES – F – 1.04 – 02

Gambar 1. Tahapan-tahapan dalam metode penilaian risiko KPLH


Pada awal sesi, fasilitator menyampaikan tujuan dan melakukan klarifikasi ruang lingkup pekerjaan yang akan dilakukan penilaian
risiko dengan meminta pendapat dari para anggota tim yang kompeten.
Untuk keperluan analisa yang terstruktur, proyek atau pekerjaan dibagi menjadi satuan-satuan kegiatan sesuai ruang lingkup dan
melibatkan risiko keselamatan atau dampak lingkungan yang berbeda. Untuk
Proses identifikasi bahaya dilakukan melalui proses sumbang saran ( brainstorming), diskusi kelompok, atau analisa terstruktur,
yang dinilai paling sesuai dengan sifat pekerjaan atau proyek.
Proses penilaian risiko menggunakan acuan matriks 5 x 5 yang mempertimbangkan tingkat keparahan ( severity) dan derajat
kemungkinan (likelihood) sesuai definisi dan standar yang berlaku di perusahaan.
Kekerapan/Kemungkinan
Hampir tidak 1 kali dalam 1 kali dalam 1 – 2 kali Beberapa kali
Kekerapan
Matriks Tingkat pernah 15 tahun 5 tahun setahun setahun
Risiko Kemungkinan
Hampir tidak
Jarang Mungkin
Sangat
Hampir pasti
mungkin mungkin
Nilai 1 2 3 4 5
Sangat ringan 1 1 2 3 4 5
2 2 4 6 8 10
Konsekuensi

Ringan

Sedang 3 3 6 9 12 15
Berat 4 4 8 12 16 20
Kritis 5 5 10 15 20 25

Gambar 2. Matriks penilaian tingkat risiko KPLH


Penilaian risiko awal (inherent risk) dianalisa dengan mempertimbangkan tingkat keparahan (severity) dan derajat kemungkinan
(likelihood) apabila terjadi kegagalan atau kecelakaan saat melakukan kegiatan tertentu, tanpa adanya tindakan pengendalian
risiko, dengan mempertimbangkan faktor-faktor yang relevan.
Pengendalian risiko saat ini (current risk control) adalah tindakan-tindakan yang telah dilakukan di lapangan sebelum dan pada
saat pelaksanaan kegiatan, yang diidentifikasi sesuai dengan hirarki pengendalian risiko.
Penilaian risiko sekarang (current risk) dianalisa dengan mempertimbangkan tindakan pengendalian risiko saat ini, yang dinilai
telah menurunkan tingkat keparahan (severity) dan/atau derajat kemungkinan (likelihood) sesuai dengan evaluasi efektifitas
pengendalian risiko di lapangan.
Pengendalian risiko tambahan (additional risk control) adalah tindakan-tindakan yang direkomendasikan oleh tim untuk diterapkan
dengan tujuan menurunkan lebih lanjut tingkat severity dan likelihood, yang diidentifikasi melalui diskusi dan mempertimbangkan
hirarki pengendalian risiko.
Penilaian risiko sisa (residual risk) dianalisa dengan mempertimbangkan bahwa tindakan pengendalian risiko tambahan telah
dilakukan, sehingga penurunan tingkat keparahan (severity) dan/atau derajat kemungkinan (likelihood) dapat dilakukan

Desember 2021/R0 Page 4 of 6


BIB – HSE – ES – F – 1.04 – 02

penilaiannya berdasarkan keahlian dan pengalaman anggota tim.


Peraturan yang berlaku (relevant legal and other requirement) diidentifikasi dengan mengevaluasi ketentuan pemerintah dan
standar atau persyaratan teknis yang relevan dengan kegiatan yang dilakukan, potensi bahaya dan dampak lingklungan yang
mungjkin ditimbulkan, serta ketentuan-ketentuan yang wajib dilaksanakan
VIII. REGISTER RISIKO
Hasil penilaian risiko dituangkan dalam Register Identifikasi Bahaya dan Penilaian Risiko (IBPR).
Register Resiko (IBPR) yang dillampirkan dalam laporan penilaian risiko, memuat informasi mengenai:
a. Nomor urut
b. Aktifitas / Obyek / Kondisi, dan identifikasi sebagai aktifitas Rutin ® atau Non Rutin (NR)
c. SPIP (Sarana, Prasarana, Instalasi, Peralatan) yang digunakan
d. Identifikasi Pekerja yang terlibat
e. Identifikasi Bahaya Keselamatan Pertambangan (KP) atau aspek Lingkungan Hidup (LH) yang relevan
f. Identifikasi Risiko KP atau Dampak LH yang mungkin timbul
g. Penilaian Risiko Awal
h. Identifikasi Pengendalian Risiko Saat Ini
i. Penilaian Risiko Sekarang
j. Rekomendasi Pengendalian Risiko Tambahan
k. Penilaian Risiko Residual
l. Identifikasi Peraturan atau Persyaratan Lain yang Relevan
Register Resiko (IBPR) berperan sebagai referensi Utama dalam pengendalian risiko, dan harus ditinjau ulang secara berkala dan
sewaktu-waktu apabila terjadi kecelakaan yang signifikan
IX. RANGKUMAN HASIL PENILAIAN RISIKO
Hasil-hasil utama dari kajian risiko KPLH ini adalah adalah sebagai berikut:
a. Top 10 Safety Risk yaitu ringkasan dari 10 kegiatan yang memiliki tingkat risiko paling tinggi pada aspek Keselamatan, yang
dianalisa dalam kajian risiko KPLH ini
1) Perbaikan peralatan kelistrikan
2) Persiapan bahan makanan
3) Proses memasak
4) Pengoperasian unit
5) Menyetrika pakaian
6) Pekerjaan gardening
7) Kebakaran
8) Cidera jari tangan
9) Kelelahan / fatigue
10) Gangguan kesehatan
b. Dampak Lingkungan Penting, yaitu dampak lingkungan yang memiliki tingkat risiko signifikan dilihat dari dampak lingkungan
yang ditimbulkan, atau diatur secara khusus oleh peraturan pemerintah yang relevan
1) Kontaminasi sampah plastic /non organic
2) Kerusakan lingkungan
c. Rekomendasi tindakan pengendalian risiko tambahan
1) Inspeksi sarana dan prasarana
2) Close monitoring high risk activity
3) Prosedur rekayasa tambahan terkait pengelolaan keselamatan kesehatan kerja dan keamanan pangan
X. KOMUNIKASI, KONSULTASI DAN PARTISIPASI
Komunikasi, konsultasi dan partisipasi adalah bagian yang mendasar dari proses pengelolaan risiko. Pembentukan suatu
kelompok yang terdiri dari berbagai disiplin ilmu akan memastikan bahwa konsultasi dan partisipasi sudah dilakukan secara
Desember 2021/R0 Page 5 of 6
BIB – HSE – ES – F – 1.04 – 02

memadai. Fasilitator memastikan bahwa masukan yang cukup telah diperoleh dari semua peserta
Hasil-hasil kajian risiko KPLH ini selanjutnya perlu dikomunikasikan kepada pihak-pihak yang terkait untuk menjadi perhatian dalam
pelaksanaan dan pemantauan
XI. PENINJAUAN ULANG DAN PEMANTAUAN
Proses pengelolaan risiko bukanlah sebuah proses yang statis dan sekali selesai. Potensi bahaya dan paparan risiko dapat
berubah seiring dengan perubahan waktu. Karena itu, meskipun kajian telah menyimpulkan tindakan pengendalian risiko dianggap
sudah memadai, dalam pelaksanaan perlu dilakukan pemantauan untuk memastikan efektifitas mengendalikan risiko yang ada.
Apabila dari hasil pemantauan terdapat risiko yang belum terkendali secara efektif, maka perlu dilakukan peninjauan ulang untuk
mengkaji dan menambahkan tindakan pengendalian risiko baru. Hal ini adalah upaya untuk memastikan tingkat risiko tetap dapat
dikontrol di level yang dapat diterima dan mencegah munculnya risiko-risiko baru yang tidak terkontrol.
XII. DISTRIBUSI DOKUMEN
No Departemen Divisi/Perusahaan
1.
2.
3.
4.
XIII. LAMPIRAN PENYERTA
1. Register IBPR (Identifikasi Bahaya dan Penilaian Risiko).
2. Data Teknis
3. Daftar Hadir Pembahasan Kajian Risiko KPLH
4. Daftar Hadir Komunikasi / Sosialisasi

Desember 2021/R0 Page 6 of 6

Anda mungkin juga menyukai