ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis karakteristik dan makna simbolis motif
batik produksi Griya Batik Gabovira Bandar Lampung. Metode penelitian yang digunakan
adalah penelitian kualitatif. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik observasi,
wawancara, dan dokumentasi. Keabsahan data menggunakan kecukupan bahan referensi.
Analisis data dalam penelitian ini ialah deskriptif kualitatif dengan tahapan mualai dari
reduksi data, penyajian data, lalu menarik kesimpulan atau verifikasi. Hasil dari penelitian
yaitu (1) Karakteristik motif batik umumnya memiliki bentuk lekukan yang tajam dan tegas
seperti motif yang terdapat dikerajinan tekstil khas Lampung lainnya. Adapun beberapa
motif yang memiliki lekukan luwes dan meliuk-luik adalah murni atas dasar kesengajaan
Gatot Kartiko selaku pencipta motif tersebut. (2) Makna yang terkandung disetiap motif
batik biasanya mengikuti kepercayaan atau keyakinan yang dianut masyarakat tempat
motif berasal. Umumnya motif batik yang dihasilkan menggambarkan flora dan fauna
maupun benda atau elemen yang ada di lingkungan sekitarnya. Motif-motif tersebut yaitu
motif siger, motif kapal, motif gajah, motif menara siger, motif gajah Lampung, motif
pesisir wawai.
ABSTRACT
This research aims to analyze the characteristics and symbolic meaning of the
batik motifs produced by Griya Batik Gabovira Bandar Lampung. The research method
used is qualitative research. Data collection techniques use observation, interview, and
documentation techniques. Data validity uses adequacy of the reference material. Data
analysis in this research is descriptive qualitative with stages of data reduction, data
presentation, then drawing conclusions or verification. The results of the research are (1)
The characteristics of batik motifs generally have a sharp and firm curve shape like the
motifs found in other typical Lampung textile crafts. Some motifs that have flexible and
twisting curves are purely based on the intentionality of Gatot Kartiko as the creator of
these motifs. (2) The meaning contained in each batik motif usually follows the beliefs or
beliefs held by the community where the motif originated. Generally, the batik motifs
produced depict flora and fauna as well as objects or elements in the surrounding
environment. These motifs are siger motif, kapal motif, gajah motif, menara siger motif,
gajah Lampung motif, pesisir wawai motif.
tenun bermotif kapal). Motif yang didominasi oleh penduduk Jawa, namun
tergambar pada kain tenun khas tidak sedikit warga Lampung yang
Lampung memiliki keunikan tersendiri belajar tentang bagaimana cara
dibandingkan dengan motif daerah lain membatik yang baik dan benar, lalu
yang ada di seluruh Indonesia. kemudian setelah paham dengan ilmu
Masyarakat Lampung di masa itu dan mampu mengaplikasikannya mereka
mayoritas masih beragma Hindu atau mulai mendirikan usaha batiknya sendiri.
Budha, dari kepercayaan dan keyakinan Salah satu perusahaan Batik di kota
yang dianut masyarakat ini lahirlah Bandar Lampung yang cukup terkenal
corak-corak motif yang diaplikasikan ialah Griya Batik Gabovira.
pada kain tenun yaitu motif “Pohon Griya Batik Gabovira merupakan
Hayat” adapun motif lain yang diilhami salah satu produsen batik paling populer
dari lingkungan dan kebudayaan di kota Bandar Lampung. Perusahaan ini
setempat seperti motif “Perahu” lalu didirikan dan dipimpin oleh Gatot
motif “Gajah” dan motif “Siger” (salah Kartiko sejak 25 Februari 2000. Nama
satu perangkat upacara adat Lampung Gabovira sendiri diambil dari nama-
berbentuk mahkota). nama keluarga Gatot Kartiko, “GA”
Seiring berjalannya waktu, berasal dari “Gatot”, “BO” dari sang istri
penyebaran penduduk pulau Jawa makin “Debora”, “VI” dari anak mereka “Jelvi”,
meluas ke seluruh pulau-pulau besar di dan “RA” juga dari anak mereka, yang
Indonesia salah satunya tentu saja pulau bernama “Raga”. Awal mula perusahaan
Sumatera. Hal ini jelas mempengaruhi ini terbentuk dari kerjasama Gatot
kondisi sosial, budaya, dan kesenian Kartiko dengan pengusaha batik
lokasi tempat singgah dan menetap Pekalongan di Pekalongan Jawa Tengah
penduduk Jawa tersebut. Salah satu pada tahun 2000. Dengan uang sisa PHK
bentuk kesenian yang dibawa oleh Gatot Kartiko membeli batik Pekalongan
penduduk Jawa dan mempengaruhi untuk dijual kembali di Lampung, hingga
lingkungan sekitarnya ialah seni pada tahun 2003 perusahaan Griya Batik
membatik. Ketika penduduk Jawa Gabovira mulai mengembangkan motif
terutama yang berprofesi sebagai dan desain Batik khas Lampung sendiri.
pengrajin batik mulai berinovasi di Ciri khusus batik yang
Lampung, motif-motif yang semula diproduksi Griya Batik Gabovira ini
hanya ada dikain tenun mulai diterapkan terletak pada motif yang digunakan.
pada kain dengan menggunakan teknik Motif-motif batik yang diproduki sangat
batik dan terciptalah batik khas beragam namun terdapat beberapa motif
Lampung. Tidak hanya motif utamanya batik unggulan Griya Batik Gabovira
saja yang khas, namun motif pendukung yang memiliki keunikan tersendiri baik
serta isen-isen batik Lampung juga dari bentuk motif maupun warnanya
memiliki karakteristik tersendiri. Jika motif-motif tersebut yaitu motif Siger,
umumnya motif pendukung dan isen-isen motif Kapal, dan motif Gajah serta
pada batik Jawa memiliki karakteristik beberapa motif kreasi baru/modern, tentu
luwes dan meliuk-liuk, berbeda halnya saja proses penciptaan motif kreasi
dengan motif pendukung dan isen-isen baru/modern ini tidak dibuat dengan asal,
batik Lampung yang memiliki namun dibuat oleh ide kreatif Gatot
karakteristik kaku dan terkesan tegas. Kartiko selaku pimpinan dari Griya Batik
Keragaman serta keunikan motif Gabovira yang telah lama menggeluti
Lampung inilah yang kemudian memicu kesenian batik dengan sentuhan seni
banyaknya pengerajin atau pengusaha budaya Lampung sehingga setiap motif
batik di Lampung. Pera pengerajin batik yang dihasilkan memiliki makna
di Lampung kala itu umumnya masih tersendiri. Jenis batik produksi Griya
4
Batik Gabovira terdiri dari batik tulis dan Peneliti berusaha menjelaskan
batik cap berupa lembaran kain batik keadaan penelitian atau gambaran secara
biasa maupun busana siap pakai seperti jelas dan leluasa atas data yang dianggap
kemeja, kaos, blouse dan lain-lain yang akurat dan faktual. Tujuannya adalah
dalam proses pembuatannya benar-benar untuk memberikan gambaran secermat
dijaga keaslian dan kualitas setiap produk mungkin tentang sesuatu individu,
batik yang dihasilkan. keadaan, gejala atau kelompok tertentu
dan untuk mendeskripsikan data secara
2. METODE PENELITIAN sistematis terhadap fenomena yang dikaji
2.1. Jenis Penelitian berdasarkan data yang diperoleh, yaitu
tentang karakteristik dan makna simbolis
Penelitian Karakteristik dan
motif batik produksi Griya Batik
Makna Simbolis Motif Batik Produksi
Gabovira.
Griya Batik Gabovira Bandar Lampung
ini dimaksudkan untuk mengetahui
2.2. Data dan Sumber Data
bagaimana karakteristik dan makna
simbolis motif batik produksi Griya Data merupakan segala fakta dan
Batik Gabovira. Jenis penelitian yang angka yang dapat dijadikan bahan untuk
digunakan dalam penelitian ini adalah menyusun suatu informasi, sedangkan
penelitian kualitatif, dimana penelitian informasi adalah hasil pengolahan data
kualitatif menghasilkan data yang yang dipakai untuk suatu keperluan
bersifat deskriptif. Menurut Bogdan dan (Arikunto, 2006:21). Data dala sebuah
Taylor “Metodologi kualitatif penelitian sendiri merupakan semua
menyatakan sebagai prosedur penelitian keterangan seseorang yang dijadikan
yang menghasilkan data deskriptif yang responden maupun yang berasal dari
berupa kata-kata tertulis atau lisan dari dokumen-dokumen, baik dalam bentuk
orang-orang yang diamati”. (Moleong, statistik atau dalam bentuk lainnya guna
2010:4) Penelitian kualitatif ini keperluan penelitian. Sumber data dalam
menggunakan metode pengamatan, penelitian adalah subyek dari mana data
wawancara, atau penelaahan dokumen. dapat diperoleh (Arikunto, 2006:129).
Penelitian kualitatif merupakan Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia
penelitian yang terpusat pada satu unit (2008: 320), data diartikan sebagai
penyelidikan saja sabagai kasus yang kenyataan yang ada yang berfungsi
diselidiki secara intensif, sehingga sebagai bahan sumber untuk menyusun
menghasilkan gambaran yang nyata, suatu pendapat, keterangan yang benar,
yakni dari hasil pengumpulan data dalam dan keterangan atau bahan yang dipakai
jangka waktu tertentu. Tujuan dari untuk penalaran dan penyelidikan. Jadi
penelitian kualitatif yaitu untuk yang dimaksud data dan sumber data dari
menjelaskan suatu fenomena dengan uraian diatas adalah subyek penelitian
sedalam-dalamnya dengan lebih dimana data menempel.
menekankan kedalaman data yang Sumber data dalam penelitian ini
didapatkan. Penelitian ini berisi tentang adalah Griya Batik Gabovira,
deskripsi data yang berasal dari narasumber, serta dokumen-dokumen
wawancara dengan narasumber dari yang berkaitan dengan Griya Batik
Griya Batik Gabovira, catatan lapangan Gabovira. Data yang didapat dari teknik
tentang Griya Batik Gabovira, foto observasi adalah keadaan Griya Batik
motif, serta dokumen pribadi dan Gabovira meliputi data pengamatan
dokumen yang berasal dari media sarana dan lingkungan di dalam maupun
elektronik atau data lainnya yang di luar perusahaan, pengamatan terhadap
disajikan sejauh mungkin dalam bentuk motif-motif batik yang dihasilkan di
aslinya dan disusun secara sistematis. Griya Batik Gabovira, tempat produksi
5
secara visual motif yang lebih nampak bersifat sebagai motif tambahan
ialah motif tambahannya, tujuan dari meskipun lebih menonjol dibandingkan
Gatot Kartiko selaku pembuat motif ini motif utamanya. Buah kakao sendiri
yaitu menekankan pada makna dibalik telah menjadi komoditas utama sebagian
motif ini dengan menggambarkan siger masyarakat Lampung khususnya di
yang berada dibalik dedaunan. Seger daerah kabupaten Tanggamus, kondisi
pada motif ini memiliki lekuk sembilan tanah yang subur serta udara yang stabil
berasal dari masyarakat Lampung yang menyebabkan buah kakao dapat tumbuh
beradat Pepadun, biasa disebut sigekh dengan baik di Lampung. Tidak sedikit
lekuk siwo. Siger pada masyarakat masyarakat Lampung yang
Pepadun ini melambangkan sembilan menggantungkan hidupnya dengan
marga yang terdapat pada abung (Abung bertani kakao. Corak kehidupan
Siwo Megou). masyarakat inilah yang menginspirasi
Unsur tambahan pada batik ini Gatot Kartiko membuat motif tambahan
adalah motif berbentuk daun kakao dan buah kakao.
buah kakao, disusun secara acak mengisi Menurut Gatot Kartiko
ruang-ruang kosong memberikan kesan (wawancara pada tanggal 19 Juli 2022)
padat saat dilihat mata. Pemilihan warna motif utama siger dan motif tambahan
yang kontras dengan motif utama juga buah serta daun kakao pada batik ini
menambah keindahan motif batik ini. menjadi sebuah lambang, siger yang
Isen-isen pada batik ini menggunakan merupakan perangkat adat dari Lampung
titik dan garis yang berfungsi sebagai sedangkan kakao merupakan buah
pengisi bidang kosong pada daun, siger, komoditi di Lampung khususnya daerah
dan latar belakang. Unsur warna pada Tanggamus. Warna kuning dan sedikit
batik ini adalah kuning, merah, hijau, warna merah pada siger melambangkan
putih, dan hitam. kemuliaan, sedangkan kuning pada buah
Menurut Gatot Kartiko bentuk kakao melambangkan buah yang telah
motif utama pada batik ini adalah siger matang, hijau pada daun melambangkan
yang merupakan benda atau perangkat kesuburan, putih pada isen-isen dan
adat penting dalam ritual tradisional outline serta penggunaan warna gelap
masyarakat Lampung. Benda tersebut yaitu warna hitam pada latar belakang
berwujud sebuah mahkota logam agar motif utama lebih mencolok atau
berwarna keemasan yang memiliki detail terlihat dengan jelas.
bentuk yang sangat khas. Mahkota ini
menjadi simbol kehormatan dan status 1.1.2. Motif Kapal
sosial seseorang dalam masyarakat
Lampung. Karena kekhasan bentuknya,
siger menjadi simbol kedaerahan yang
melekat pada Provinsi Lampung. Siger,
sigokh dalam dialek Saibatin dan sigekh
dalam dialek Pepadun, memiliki bentuk
simetris bilateral, memajang ke arah kiri
dan kanan serta sedikit melengkung ke
atas dikedua sisinya. Pada bagian atas,
terdapat lekukan yang mencirikan asal
wilayah siger tersebut berasal. Siger
Pepadun memiliki lekuk berjumlah
sembilan sedangkan siger Saibatin Gambar 5. Motif Kapal
memiliki lekuk berjumlah tujuh. Gambar (Sumber: Katalog Griya Batik Gabovira
daun dan buah kakao pada batik ini hanya 2022)
13
Unsur utama pada batik ini kehidupan seseorang dari hidup sampai
adalah motif berbentuk kapal yang mati, karena kehidupan manusia
diadopsi dari kain tenun khas Lampung. dianggap sebagai proses terpenting yang
Tidak ada penamaan khusus untuk motif menentukan layak atau tidaknya
batik ini, namun untuk kain tenun seseorang untuk mencapai surga.
upacara adat lampung terdapat penaman Menurut Gatot Kartiko motif kapal
khusus seperti kain Tampan atau ciptaannya ini memiliki makna kendaran
Nampan, Tatibin, dan Pelepai. yang digunakan dalam perjalanan untuk
Unsur tambahan pada batik ini menuju sebuah harapan atau keinginan,
adalah motif berbentuk garis bercabang dengan mengenakan batik bermotif kapal
yang menekuk tajam. Motif seperti inilah ini diharapkan penggunanya mampu
yang membedakan dengan motif Jawa menuju ke tujuannya dengan selamat
yang biasa disebut dengan sulur. Jika layaknya sebuah kapal yang digunakan
motif sulur umumnya bersifat luwes, masyarakat Lampung sebagai alat
berlawanan dengan motif Lampung yang transportasi. Beliau juga menegaskan
bersifat tajam dan tegas. Isen-isen pada kalau sengaja menggunakan sedikit
batik ini adalah gambar bintang warna pada batik ini untuk menampilkan
berukuran kecil yang memenuhi latar kesan kasual/sederhana, warna putih
belakang dari motif utama dan tambahan. pada batik ini melambangkan kesucian
Unsur warna pada batik ini adalah putih dan merah bata untuk keberanian,
dan merah bata. melambangkan perjalanan spiritual yang
Menurut Gatot Kartiko bentuk suci dan berani.
motif utama pada batik ini adalah kapal,
motif ini muncul karena faktor 1.1.3. Motif Gajah
lingkungan masyarakat Lampung yang
menggunakan kapal sebagai sarana
trasportasi juga sebagai alat bekerja
terutama bagi para nelayan di wilayah
pesisir pantai maupun masyarakat yang
tinggal di tepi sungai sejak zaman dulu.
Seiring dengan perkembangan zaman
perahu yang mereka gunakan tidak
mengalami banyak perubahan dan tetap
digunakan oleh para nelayan, kemudian
masyarakat luas mulai mengenal perahu
khas Lampung ini dengan nama perahu
Ketinting, perahu tradisional nelayan
Lampung yang telah lama digunakan
untuk melaut mencari ikan.
Menurut Gatot Kartiko
(wawancara pada 19 Juli 2022), dahulu
Gambar 6. Motif Gajah
menurut masyarakat Lampung, kematian
(Sumber: Katalog Griya Batik Gabovira
adalah titik terpenting kehidupan
2022)
manusia sehingga motif kapal dianggap
sebagai pelayaran roh menuju alam baka.
Unsur utama pada batik ini
Namun setelah ajaran Islam masuk ke
adalah motif berbentuk gajah dan
provinsi Lampung, motif kapal
gunungan yang nampak seperti
mengalami pergeseran makna, yakni
gunungan wayang. Jika diperhatikan
tidak lagi berarti perjalanan roh setelah
lebih seksama, maka akan terlihat jelas
kematian, tetapi adalah perjalanan
seekor gajah mengangkat satu kakinya di
14
sisi kanan dan kiri gunungan. Meski berbeda-beda. Terdapat satu hal yang
bentuk gajah yang ada dimotif ini cukup menarik apa bila kita
berukuran kecil, Gatot Kartiko tetap memperhatikan motif gajah ini, baik pada
menamai motif ini dengan nama motif kain batik, pada kain tenun, maupun kain
gajah sebab nama ini lebih akrab di khas Lampung lainnya yaitu pose gajah
telinga masyarakat Lampung serta agar yang digambarkan. Ada tiga pose yang
lebih mudah ketika memasarkan produk cukup sering dijumpai pada kerajinan
batik ini. Menurut pemaparan Gatot tekstil khas Lampung yaitu pose gajah
Kartiko (wawancara pada 19 juli 2022) berdiri normal dari sudut pandang
kombinasi antara gajah, siger dan samping, pose gajah duduk, dan pose
gunungan tersebut merupakan gambaran gajah bermain bola
perpaduan antara ornamen khas dari Menurut Gatot Kartiko
Lampung dengan ornamen khas dari (wawancara pada tanggal 19 Juli 2022)
Jawa yang memang sengaja ditonjolkan. motif gajah ini memiliki makna
Unsur tambahan pada batik ini kebaikan, kedamaian, serta kerukunan.
adalah motif berbentuk sulur yang berada Motif gajah melambangkan hewan yang
di sekitar motif utama. Sama dengan memiliki sifat baik mudah dilatih dan
gunungan pada unsur utama, sulur ini merupakan salah satu hewan yang dapat
juga merupakan ciri khas batik Jawa yang dijinakkan. Gajah juga dapat
sengaja dipadu padankan di batik ini. dilambangkan sebagai salah satu hewan
Isen-isen pada batik ini adalah titik dan yang meiliki sifat setia, punya daya ingat
garis yang mengisi bidang kosong di tinggi, dan cerdas, mereka juga memiliki
antara unsur tambahan dan terdapat pula tingkat kesabaran tinggi, serta jarang
isen-isen yang mengisi bagian kosong sekali marah atau menyerang jika tidak
unsur utama. Unsur warna pada batik ini diusik atau diganggu. Sedangkan motif
adalah hitam, abu-abu, putih, merah, dan yang menyerupai gunungan wayang
kuning. melambangkan kebudayaan masyarakat
Menurut Gatot Kartiko bentuk Jawa, menurut pendapat Gatot Kartiko
motif utama pada batik ini adalah gajah mengenai sifat orang Jawa lebih
dan gunungan wayang, mengapa terdapat mengutamakan cinta kasih sebagai
gunungan wayang pada motif gajah ini landasan pokok hubungan antar manusia,
alasannya karena Gatot Kartiko sengaja percaya kepada takdir dan cenderung
menggabungkan atara corak kebudayaan bersikap pasarah, bersifat konvergen dan
Jawa dengan Lampung. Penggabungan universal, momot dan non-sektarian,
motif ini juga bukan tanpa alasan sebab cenderung filosofis dalam menyikapi
pada kerajinan tekstil seperti tapis, beberapa peristwa kejadian, cenderung
sebagi, juga nampan motif gajah sering pada gotong royong, rukun, damai, dan
digabungkan dengan motif kapal atau kurang kompetitif karena kurang
motif pohon hayat, namun pada batik ini mengutamakan materi meskipun tidak
Gatot Kartiko sengaja semua orang Jawa bersifat demikian.
menggabungkannya dengan motif Dominasi warna kuning pada latar
berbetuk gunungan wayang untuk belakang motif ini menggambarkan
menjaga dan menunjukan identitas beliau kebahgiaan juga keceriaan atas
sebagai seorang perantau dari Jawa. keharmonisan antara gabungan corak
Motif batik ini tergolong motif non kebudayaan Jawa dengan Lampung yang
geometris yang biasa dikenakan dalam sengaja ditampilkan oleh Gatot Kartiko
acara-acara formal maupun semi formal. pada batik ini sedangkan warna hitam
Dalam perkembangannya di Griya Batik yang mendominasi unsur pembentuk
Gabovira, terdapat berbagai macam motif bertujuan agar motif nampak
model atau bentuk motif gajah yang
15
terlihat dengan jelas di atas warna kuning warna pada batik ini adalah hitam,
pada latar belakang motif. kuning, putih, dan hijau.
Menurut Gatot Kartiko bentuk
1.1.4. Motif Menara Siger motif utama pada batik ini adalah menara
siger, terdapat beberapa fakta menarik
terkait menara siger yang menjadi ide
penciptaan motif ini. Motif ini
terinspirasi dari menara siger yang
terletak di bukit dekat pelabuhan
Bakauheni Lampung, fakta yang beliau
sampaikan dalam wawancara bahwa
bangunan menara siger ini merupakan
titik nol pulau Sumatra, bangunan
menara siger memiliki tinggi 32 meter
yang berdiri di atas bukit gamping
setinggi 110 meter dari permukaan air
laut, bangunan ini juga didesain tahan
gempa, memiliki banyak makna seperti
tujuh tanduk di ujung menara bermakna
tujuh gunung yang ada di Lampung yang
Gambar 7. Motif Menara Siger menjadi asal-usul leluhur masyarakat
(Sumber: Katalog Griya Batik Gabovira Lampung, bentuknya yang dikaitkan
2022) Balaputra Dewa Raja Sakala yang
disebut Selopun. Di mana Balaputra
Unsur utama pada batik ini Dewa membuat mahkota siger sebagai
adalah motif berbentuk menara dan siger miniatur Borobudur sebagai hadiah
yang terletak dipuncak menara. Ukuran untuk istrinya Pramodya Wardhani, Putri
yang cukup besar bagi sebuah motif Samaratungga. Motif batik ini tergolong
membuat batik ini cukup mencuri motif batik kreasi baru/modern. Jarang di
perhatian saat dikenakan dalam acara temui pada kerajinan tekstil khas
formal maupun semi formal. Motif ini Lampung lainnya.
berfungsi sebagai pengisi dan Menurut Gatot Kartiko
penyeimbang agar desain tampak (wawancara pada 19 Juli 2022) motif
harmonis. menara siger ini memiliki makna
Unsur tambahan pada batik ini kedudukan yang tinggi bagi siger
adalah motif berbentuk menyerupai sulur Lampung. Seperti yang kita ketahui
tumbuhan-tumbuhan serta beberapa bahwa siger telah menjadi ikon bagi
bentuk bidang geometris di mana fungsi Provinsi Lampung, kedudukannya dalam
dari unsur tambahan ini yaitu untuk berbagai upacara adatpun sebagai
mengisi bidang kosong di sisi kanan dan mahkota yang dikenakan di atas kepala.
kiri motif utama. Letak motif tambahan Sedangkan menara merupakan bangunan
pada batik ini disusun secara simetris yang didirikan menjulang tinggi ke atas,
atau seimbang antara kanan dan kiri. sebuah bangunan yang memiliki banyak
Isen-isen pada batik ini adalah bangun fungsi dalam banyak hal. Letak siger
datar yang mengisi bagian dalam menara yang berada diujung menara dalam motif
siger. Lingkaran-lingkaran kecil yang batik ini menyiratkan kedudukan siger itu
disusun secara acak serta kotak-kotak sendiri bagi masyarakat Lampung. Letak
kecil yang disusun sejajar menambah menara siger yang menjadi inspirasi
nilai keindahan motif batik ini. Unsur dalam pembuatan motif ini berada di
bukit yang berdekatan dengan pantai
16
warna gelap yang sengaja Gatot Krtiko merupakan kata dari bahasa daerah
pilih dan terapkan di batik ini. Lampung yaitu “ baik/bagus”. Beliau
terinspirasi dari tanaman nipah yang
1.1.6. Mottif Pesisir Wawai memiliki nama ilmiah Nypa fruticans,
dan diketahui sebagai satu-satunya
anggota marga Nypa.
Tanaman ini memiliki banyak
sekali manfaat. Tangkai daun dan
pelepah nipah dapat digunakan sebagai
bahan kayu bakar yang baik. Pelepah
daun nipah juga mengandung selulosa
yang bisa dimanfaatkan sebagai bahan
baku pembuatan pulp (bubur kertas).
Lidinya dapat digunakan untuk sapu,
bahan anyam-anyaman dan tali. Umbut
nipah dan buah yang muda dapat
dimakan. Biji buah nipah yang muda,
yang disebut tembatuk, mirip dengan
kolang-kaling (buah atep). Sedangkan
buah yang sudah tua bisa ditumbuk untuk
Gambar 9. Motif Pesisir Wawai dijadikan tepung. Nipah dapat pula
(Sumber: Katalog Griya Batik Gabovira disadap niranya, yakni cairan manis yang
2022) diperoleh dari tandan bunga yang belum
mekar. Nira yang dikeringkan dengan
Unsur utama pada batik ini dimasak dipasarkan sebagai gula nipah
adalah motif berbentuk buah nipah. (palm sugar). Dari hasil oksidasi gula
Batik pesisir wawai ini tergolong dalam nipah dapat dihasilkan cuka. Fermentasi
batik kreasi baru/modern yang diciptakan lebih lanjut dari nira nipah akan
oleh Gatot Kartiko. Beliau terinspirasi menghasilkan cuka.
dari buah yang baru-baru ini menjadi Menurut Gatot Kartiko
komoditas utama masyarakat Mesuji. (wawancara pada tanggal 19 Juli 2022)
Unsur tambahan pada batik ini makna dari batik ini adalah kabupaten
adalah motif berbentuk sulur yang Pesisir Barat akan baik-baik saja dengan
terletak di sisi kanan dan kiri atas motif mengandalkan buah nipah, buah yang
utama. Serupa dengan motif gajah, memiliki banyak manfaat. Dengan
maksud dari sulur ini adalah perpaduan adanya batik ini diharapkan masyarakat
antara karakteristik motif Lampung dapat terus melestarikan tanaman nipah
dengan Jawa. Isen-isen pada batik ini yang tumbuh subur dan menunjang
adalah garis lurus melintang yang perekonomian kabupaten Pesisir Barat.
mengisi bagian dalam motif utama. Warna merah dan putih yang dominan di
Sangat sederhana namun berfungsi untuk bagian latar belakang melambangkan
mengisi bidang kosong. Unsur warna keberanian serta keberagaman warna
pada batik ini adalah hitam, putih, hijau, yang harmonis pada motif batik pesisir
kuning, dan merah. wawai ini bertujuan agar batik terlihat
Menurut Gatot Kartiko bentuk lebih indah.
motif utama pada batik ini adalah buah
nipah, nama Pesisir Wawai pada motif ini 2. KESIMPULAN DAN SARAN
memiliki makna yang cukup filosofis. 2.1. Kesimpulan
Kata “Pesisir” merujuk pada tempat yaitu Karakteristik motif batik
Kabupaten Pesisir Barat dan “Wawai” produksi Griya Batik Gabovira memiliki
18
keunikan, kekhasan, dan keindahan yang saja warna merah yang dominan pada
berbeda-beda di setiap motifnya. Dari latar belakang batik memiliki makna
semua jenis motif batik yang telah berani.
diproduksi umumnya memiliki bentuk
lekukan yang tajam dan tegas seperti 2.2. Saran
motif yang terdapat dikerajinan tekstil
Karakteristik dari motif batik
khas Lampung lainnya serta unsur
produksi Griya Batik Gabovira
pembentuk motif pada batik
umumnya memiliki bentuk lekukan
menggambarkan flora dan fauna maupun
tajam dan tegas yang berfokus pada motif
benda atau elemen yang ada di
utama, namun terdapat beberapa motif
lingkungan sekitar. Adapun beberapa
batik yang memiliki lekukan luwes dan
motif yang memiliki lekukan luwes dan
meliuk ada pula beberapa motif batik
meliuk-luik adalah murni atas dasar
yang motif utamanya kalah dominan
kesengajaan Gatot Kartiko selaku
dibandingkan dengan motif
pencipta motif tersebut dengan maksud
pendukungnya sehingga dapat
menjaga dan menunjukan identitasnya
memunculkan kebingungan bagi
sebagai perantau dari Jawa yang
penikmat batik. Maka saran kepada pihak
mengembangkan usaha batik khas
Griya Batik Gabovira agar dapat lebih
Lampung. Komposisi warna motif batik
konsisten dalam menjaga karakteristik
produksi Griya Batik Gabovira
motif batik khas Lampung yang
didominasi warna-warna cerah seperti
diproduksi serta memperhatikan
merah, kuning, hijau, dan putih. Makna
kejelasan dan keterbacaan visual unsur
simbolis motif batik produksi Griya
pembentuk motif batik. Agar tidak
Batik Gabovira juga sangat filosofis,
menimbulkan salah paham atau salah
terdapat banyak pesan yang coba
tafsir bagi penikmat batik produksi Griya
disampaikan Gatot Kartiko melalui motif
Batik Gabovira.
batik ciptaanya terutama pada motif-
Makna simbolis dari motif batik
motif unggulan seperti motif siger
produksi Griya Batik Gabovira terdiri
memiliki makna sebuah lambang atau
dari dua unsur penting yaitu unsur bentuk
ikon dari provinsi Lampung warna hijau
motif yang tergambar kemudian unsur
dan kuning melambangkan kesuburan
warna yang diterapkan. Dalam hal ini
dan kemuliaan, motif kapal memiliki
Gatot Kartiko menjelaskan secara rinci
makna kendaran untuk menuju sebuah
makna dari bentuk motif yang tergambar
harapan atau keinginan dominasi warna
di kain batik produksi Griya Batik
merah bata melambangkan keberanian,
Gabovira terutama pada motif
motif gajah memiliki makna kebaikan
unggulannya, namun dalam segi
atau kedamaian serta kerukunan warna
penjelasan mengenai makna dari warna
kuning terang pada motif ini
yang diterapkan pada setiap motif batik
melambangkan kebahagiaan, motif
sangat sedikit dan sederhana. Maka saran
menara siger memiliki makna kedudukan
kepada pihak Griya Batik Gabovira agar
yang tinggi bagi siger Lampung warna
dalam mengembangkan motif-motifnya,
hijau yang mendominasi pada motif ini
baik yang sudah ada terus dikreasikan
melambangkan kesejukan, motif gajah
maupun menciptakan motif-motif baru,
Lampung memiliki makna ketegasan dan
jangan hanya berfokus pada pemaknaan
kekuatan warna gelap pada motif ini
bentuk motifnya saja namun juga
bermaksud untuk memunculkan kesan
memberi perhatian khusus pada
elegan saat dikenakan sedangkan warna
pemilihan serta pemberian makna dari
merah memiliki makna berani, motif
warna yang diterapkan pada batik, sebab
pesisir wawai memiliki makna kabupaten
warna juga merupakan salah satu unsur
Pesisir Barat akan senantiasa baik-baik
19
3. DAFTAR PUSTAKA
Menyetujui
Pembimbing Reviewer