Anda di halaman 1dari 19

KARAKTERISTIK DAN MAKNA SIMBOLIS MOTIF BATIK

PRODUKSI GRIYA BATIK GABOVIRA BANDAR LAMPUNG

CHARACTERISTICS AND SYMBOLIC MEANING OF BATIK MOTIFS


PRODUCED BY GRIYA BATIK GABOVIRA BANDAR LAMPUNG

Satria Pasha Wiratama, 18206241054. S1 - Program Studi Pendidikan Seni Rupa,


Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Yogyakarta.
e-mail: satriapasha071@gmail.com

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis karakteristik dan makna simbolis motif
batik produksi Griya Batik Gabovira Bandar Lampung. Metode penelitian yang digunakan
adalah penelitian kualitatif. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik observasi,
wawancara, dan dokumentasi. Keabsahan data menggunakan kecukupan bahan referensi.
Analisis data dalam penelitian ini ialah deskriptif kualitatif dengan tahapan mualai dari
reduksi data, penyajian data, lalu menarik kesimpulan atau verifikasi. Hasil dari penelitian
yaitu (1) Karakteristik motif batik umumnya memiliki bentuk lekukan yang tajam dan tegas
seperti motif yang terdapat dikerajinan tekstil khas Lampung lainnya. Adapun beberapa
motif yang memiliki lekukan luwes dan meliuk-luik adalah murni atas dasar kesengajaan
Gatot Kartiko selaku pencipta motif tersebut. (2) Makna yang terkandung disetiap motif
batik biasanya mengikuti kepercayaan atau keyakinan yang dianut masyarakat tempat
motif berasal. Umumnya motif batik yang dihasilkan menggambarkan flora dan fauna
maupun benda atau elemen yang ada di lingkungan sekitarnya. Motif-motif tersebut yaitu
motif siger, motif kapal, motif gajah, motif menara siger, motif gajah Lampung, motif
pesisir wawai.

Kata kunci: batik, motif batik, gabovira lampung.

ABSTRACT
This research aims to analyze the characteristics and symbolic meaning of the
batik motifs produced by Griya Batik Gabovira Bandar Lampung. The research method
used is qualitative research. Data collection techniques use observation, interview, and
documentation techniques. Data validity uses adequacy of the reference material. Data
analysis in this research is descriptive qualitative with stages of data reduction, data
presentation, then drawing conclusions or verification. The results of the research are (1)
The characteristics of batik motifs generally have a sharp and firm curve shape like the
motifs found in other typical Lampung textile crafts. Some motifs that have flexible and
twisting curves are purely based on the intentionality of Gatot Kartiko as the creator of
these motifs. (2) The meaning contained in each batik motif usually follows the beliefs or
beliefs held by the community where the motif originated. Generally, the batik motifs
produced depict flora and fauna as well as objects or elements in the surrounding
environment. These motifs are siger motif, kapal motif, gajah motif, menara siger motif,
gajah Lampung motif, pesisir wawai motif.

Keywords: batik, batik motif, gabovira lampung.


2

1. PENDAHULUAN di daerah Surakarta dan Yogyakarta


1.1. Latar Belakang harus mengungsi dan menetap di daerah-
daerah baru. Keluarga Kerajaan yang
Batik merupakan produk budaya
mengungsi itu kemudian tersebar ke
Indonesia yang memiliki keunikan dalam
daerah yang antara lain adalah
seni maupun teknik. Keunikan tersebut
Banyumas, Pekalongan, Ponorogo,
terletak pada proses pembuatannya
Ciamis, Tasikmalaya, Garut, dan daerah
dengan cara menuliskan lilin panas
lainnya disekitar Jawa Tengah, Jawa
(malam) pada kain mori menggunakan
Timur, dan Jawa Barat (Tirtamidjaja,
canting serta motif yang dibuat
1966: 25).
merupakan paduan dari pengaruh
Pada tahun 1830 dimana
kebudayaan setempat dan perkembangan
kegiatan membatik mulai merata
zaman yang memiliki karakteristik dan
diseluruh pulau Jawa, daerah disekitar
makna simbilos. Menurut Natanegara
pulau Jawa masih belum terdampak
dan Dira Djaya (2019:8), sekarang ini
secara signifikan contohnya pulau
batik adalah representasi dari sebuah
Sumatera. Menurut Zuraida Kheurstika
warisan tradisi, sering memiliki kesan
(Kepala UPTD Museum Lampung)
berseberangan dari modernisasi
dalam Lampung Post, menjelaskan
(kemajuan). Sementara kemajuan hampir
bahwa hubungan perdagangan antara
selalu berdampak pada lapuknya tradisi.
Lampung dengan Tiongkok melahirkan
Batik lahir dan berkembang tidak hanya
kebudayaan baru di Lampung berupa
sebagai karya seni biasa, namun fungsi
kerajinan tekstil yaitu kain Sebage.
serta motif dan warna pada batik
Sebuah kain yang telah dikenal
memiliki nilai-nilai simbolis, filosofis,
masyarakat Lampung sejak abad ke-18
dan religius yang berkaitan dengan
yang teknik pembuatannya hampir mirip
tradisi dan kepercayaan masyarakat
dengan teknik membatik. Mengacu pada
pembuatnya.
penuturan Zuraida Kheurstika, bahwa
Dari masa ke masa dalam kurun
kegiatan yang hampir mirip seperti
waktu satu abad terakhir, seni batik selalu
membatik sudah ada di Lampung sejak
berkembang dalam keragaman yang
abad ke-18 akan tetapi kerajinan tersebut
artistik. Dalam perkembangannya, seni
merupakan produk budaya Tiongkok.
batik memiliki perubahan yang sangat
Hal ini menjadi selaras dengan apa yang
berharga untuk dihayati dan dikaji.
dikemukakan diatas bahwa penyebaran
Sejarah pembatikan di Indonesia
kesenian batik baru mulai meluas pada
berkaitan erat dengan kerajaan Majapahit
tahun 1830 di pulau Jawa saja, jadi
sekitar tahun 1294-1309 dan kerajaan
kemungkinan kesenian batik yang
sesudahnya. Beberapa catatan sejarah
diciptakan penduduk Jawa memang
menerangkan bahwa pengembangan
belum populer di pulau Sumatera,
batik juga banyak dilakukan pada masa-
meskipun tidak menutup kemungkinan
masa kerajaan Mataram, lalu pada masa
batik yang merupakan produk budaya
kerajaan Surakarta dan Yogyakarta.
Jawa sudah ada di Lampung namun
Kegiatan membatik mulai menyebar
tenggelam diantara beragam kerajinan
keseluruh penjuru daerah di pulau Jawa
tekstil yang tersebar di Lampung pada
pada masa berakhirnya perang.
kala itu.
Diponegoro pada tahun 1830.
Beberapa ragam kerajinan tekstil
Ketika terjadi perang Diponegoro antara
khas dari Lampung yang tengah
Indonesia melawan Belanda, para
berkembang sebelum batik mulai populer
penjajah pada kala itu mendesak agar
antara lain kain Sebage, Tapis (kain
keluarga kerajaan serta para pengikutnya
tenun ikat), Bidak, Nampan, Teppal,
harus meninggalkan daerah kerajaan.
Selekap, Cindai, dan Peleppai (kain
Pada saat itulah keluarga-keluarga Raja
3

tenun bermotif kapal). Motif yang didominasi oleh penduduk Jawa, namun
tergambar pada kain tenun khas tidak sedikit warga Lampung yang
Lampung memiliki keunikan tersendiri belajar tentang bagaimana cara
dibandingkan dengan motif daerah lain membatik yang baik dan benar, lalu
yang ada di seluruh Indonesia. kemudian setelah paham dengan ilmu
Masyarakat Lampung di masa itu dan mampu mengaplikasikannya mereka
mayoritas masih beragma Hindu atau mulai mendirikan usaha batiknya sendiri.
Budha, dari kepercayaan dan keyakinan Salah satu perusahaan Batik di kota
yang dianut masyarakat ini lahirlah Bandar Lampung yang cukup terkenal
corak-corak motif yang diaplikasikan ialah Griya Batik Gabovira.
pada kain tenun yaitu motif “Pohon Griya Batik Gabovira merupakan
Hayat” adapun motif lain yang diilhami salah satu produsen batik paling populer
dari lingkungan dan kebudayaan di kota Bandar Lampung. Perusahaan ini
setempat seperti motif “Perahu” lalu didirikan dan dipimpin oleh Gatot
motif “Gajah” dan motif “Siger” (salah Kartiko sejak 25 Februari 2000. Nama
satu perangkat upacara adat Lampung Gabovira sendiri diambil dari nama-
berbentuk mahkota). nama keluarga Gatot Kartiko, “GA”
Seiring berjalannya waktu, berasal dari “Gatot”, “BO” dari sang istri
penyebaran penduduk pulau Jawa makin “Debora”, “VI” dari anak mereka “Jelvi”,
meluas ke seluruh pulau-pulau besar di dan “RA” juga dari anak mereka, yang
Indonesia salah satunya tentu saja pulau bernama “Raga”. Awal mula perusahaan
Sumatera. Hal ini jelas mempengaruhi ini terbentuk dari kerjasama Gatot
kondisi sosial, budaya, dan kesenian Kartiko dengan pengusaha batik
lokasi tempat singgah dan menetap Pekalongan di Pekalongan Jawa Tengah
penduduk Jawa tersebut. Salah satu pada tahun 2000. Dengan uang sisa PHK
bentuk kesenian yang dibawa oleh Gatot Kartiko membeli batik Pekalongan
penduduk Jawa dan mempengaruhi untuk dijual kembali di Lampung, hingga
lingkungan sekitarnya ialah seni pada tahun 2003 perusahaan Griya Batik
membatik. Ketika penduduk Jawa Gabovira mulai mengembangkan motif
terutama yang berprofesi sebagai dan desain Batik khas Lampung sendiri.
pengrajin batik mulai berinovasi di Ciri khusus batik yang
Lampung, motif-motif yang semula diproduksi Griya Batik Gabovira ini
hanya ada dikain tenun mulai diterapkan terletak pada motif yang digunakan.
pada kain dengan menggunakan teknik Motif-motif batik yang diproduki sangat
batik dan terciptalah batik khas beragam namun terdapat beberapa motif
Lampung. Tidak hanya motif utamanya batik unggulan Griya Batik Gabovira
saja yang khas, namun motif pendukung yang memiliki keunikan tersendiri baik
serta isen-isen batik Lampung juga dari bentuk motif maupun warnanya
memiliki karakteristik tersendiri. Jika motif-motif tersebut yaitu motif Siger,
umumnya motif pendukung dan isen-isen motif Kapal, dan motif Gajah serta
pada batik Jawa memiliki karakteristik beberapa motif kreasi baru/modern, tentu
luwes dan meliuk-liuk, berbeda halnya saja proses penciptaan motif kreasi
dengan motif pendukung dan isen-isen baru/modern ini tidak dibuat dengan asal,
batik Lampung yang memiliki namun dibuat oleh ide kreatif Gatot
karakteristik kaku dan terkesan tegas. Kartiko selaku pimpinan dari Griya Batik
Keragaman serta keunikan motif Gabovira yang telah lama menggeluti
Lampung inilah yang kemudian memicu kesenian batik dengan sentuhan seni
banyaknya pengerajin atau pengusaha budaya Lampung sehingga setiap motif
batik di Lampung. Pera pengerajin batik yang dihasilkan memiliki makna
di Lampung kala itu umumnya masih tersendiri. Jenis batik produksi Griya
4

Batik Gabovira terdiri dari batik tulis dan Peneliti berusaha menjelaskan
batik cap berupa lembaran kain batik keadaan penelitian atau gambaran secara
biasa maupun busana siap pakai seperti jelas dan leluasa atas data yang dianggap
kemeja, kaos, blouse dan lain-lain yang akurat dan faktual. Tujuannya adalah
dalam proses pembuatannya benar-benar untuk memberikan gambaran secermat
dijaga keaslian dan kualitas setiap produk mungkin tentang sesuatu individu,
batik yang dihasilkan. keadaan, gejala atau kelompok tertentu
dan untuk mendeskripsikan data secara
2. METODE PENELITIAN sistematis terhadap fenomena yang dikaji
2.1. Jenis Penelitian berdasarkan data yang diperoleh, yaitu
tentang karakteristik dan makna simbolis
Penelitian Karakteristik dan
motif batik produksi Griya Batik
Makna Simbolis Motif Batik Produksi
Gabovira.
Griya Batik Gabovira Bandar Lampung
ini dimaksudkan untuk mengetahui
2.2. Data dan Sumber Data
bagaimana karakteristik dan makna
simbolis motif batik produksi Griya Data merupakan segala fakta dan
Batik Gabovira. Jenis penelitian yang angka yang dapat dijadikan bahan untuk
digunakan dalam penelitian ini adalah menyusun suatu informasi, sedangkan
penelitian kualitatif, dimana penelitian informasi adalah hasil pengolahan data
kualitatif menghasilkan data yang yang dipakai untuk suatu keperluan
bersifat deskriptif. Menurut Bogdan dan (Arikunto, 2006:21). Data dala sebuah
Taylor “Metodologi kualitatif penelitian sendiri merupakan semua
menyatakan sebagai prosedur penelitian keterangan seseorang yang dijadikan
yang menghasilkan data deskriptif yang responden maupun yang berasal dari
berupa kata-kata tertulis atau lisan dari dokumen-dokumen, baik dalam bentuk
orang-orang yang diamati”. (Moleong, statistik atau dalam bentuk lainnya guna
2010:4) Penelitian kualitatif ini keperluan penelitian. Sumber data dalam
menggunakan metode pengamatan, penelitian adalah subyek dari mana data
wawancara, atau penelaahan dokumen. dapat diperoleh (Arikunto, 2006:129).
Penelitian kualitatif merupakan Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia
penelitian yang terpusat pada satu unit (2008: 320), data diartikan sebagai
penyelidikan saja sabagai kasus yang kenyataan yang ada yang berfungsi
diselidiki secara intensif, sehingga sebagai bahan sumber untuk menyusun
menghasilkan gambaran yang nyata, suatu pendapat, keterangan yang benar,
yakni dari hasil pengumpulan data dalam dan keterangan atau bahan yang dipakai
jangka waktu tertentu. Tujuan dari untuk penalaran dan penyelidikan. Jadi
penelitian kualitatif yaitu untuk yang dimaksud data dan sumber data dari
menjelaskan suatu fenomena dengan uraian diatas adalah subyek penelitian
sedalam-dalamnya dengan lebih dimana data menempel.
menekankan kedalaman data yang Sumber data dalam penelitian ini
didapatkan. Penelitian ini berisi tentang adalah Griya Batik Gabovira,
deskripsi data yang berasal dari narasumber, serta dokumen-dokumen
wawancara dengan narasumber dari yang berkaitan dengan Griya Batik
Griya Batik Gabovira, catatan lapangan Gabovira. Data yang didapat dari teknik
tentang Griya Batik Gabovira, foto observasi adalah keadaan Griya Batik
motif, serta dokumen pribadi dan Gabovira meliputi data pengamatan
dokumen yang berasal dari media sarana dan lingkungan di dalam maupun
elektronik atau data lainnya yang di luar perusahaan, pengamatan terhadap
disajikan sejauh mungkin dalam bentuk motif-motif batik yang dihasilkan di
aslinya dan disusun secara sistematis. Griya Batik Gabovira, tempat produksi
5

serta pengamatan pada saat proses Dalam penelitian ini, peneliti


pembuatan batik tulis, kegiatan didalam datang ke lokasi penelitian untuk
toko, dan pada saat jam istirahat kerja di melakukan pengamatan, observasi yang
perusahaan. Data yang didapat dari dilakukan didampingi oleh Novia selaku
teknik wawancara meliputi sejarah Griya karyawan bagian pemasaran,
Batik Gabovira, pencipta motif-motif di pengamatan pertama yaitu di dalam toko
perusahaan, karakteristik dan makna untuk mengetahui produk yang dibuat
simbolis motif-motif yang dihasilakan dan dipasarkan oleh pihak Griya Batik
Griya Batik Gabovira, tahapan dalam Gabovira serta motif apa saja yang
membuatan batik tulis, dan lain diterapkan pada setiap jenis produk yang
sebagainya. Sedangkan data yang didapat dibuat, kemudian di bagian produksi
dari teknik dokumentasi berupa foto untuk mengetahui proses pembuatan
gedung Griya Batik Gabovira, foto batik mulai dari awal sampai akhir, lalu
dengan narasumber, foto motif produk mencari informasi terkait struktur
milik perusahaan, serta catatan harian organisasi perusahaan mulai dari
penelitian selama penelitian berlangsung. pimpinan perusahaan sampai karyawan
yang bertugas dibagian-bagian tertentu
2.3. Teknik Pengumpulan Data sehingga data yang dihasilkan lengkap
dan akurat serta berguna sebagai acuan
Peneliti kualitatif digambarkan
dalam membuat pertanyaan untuk
sebagai seseorang yang serba
wawancara. Yang paling penting dalam
mengetahui segala hal atau bricoleur.
teknik observasi ini adalah memahami
Kunci pengambilan dan pengumpulan
dan menangkap bagaimana proses itu
data kualitatif adalah peneliti itu sendiri
terjadi. Observasi dalam penelitian ini
yang bersifat tidak bisa berubah karena
menggunakan observasi sistematis, yaitu
digunakan dan ditetapkan dalam konteks
dengan menggunakan pedoman
permasalahan dan gambaran yang akan
observasi sebagai instrumennya.
didapatkan. Sesuai dengan pendapat
tersebut maka dalam penelitian ini
2.3.2. Teknik Wawancara
menggunakan teknik pengumpulan data
sebagai berikut: Wawancara dilakukan untuk
mengetahui hal-hal dari responden secara
2.3.1. Teknik Observasi mendalam (Riduwan, 2013:29).
Wawancara secara umum merupakan
Observasi adalah proses
percakapan dengan maksud tertentu.
pengamatan langsung ke objek penelitian
Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak,
untuk melihat dari dekat kegiatan yang
yaitu pihak pewawancara interviewer
dilakukan. Jika objek peneliti merupakan
yang mengajukan pertanyaan dan
perilaku atau tindakan manusia,
terwawancara interviewe yang
fenomena alam, proses kerja dan
memberikan jawaban atas pertanyaan
penggunaan responden kecil (Riduwan,
yang diajukan. Wawancara digunakan
2013:30). Observasi penelitian ini
sebagai teknik pengumpulan data untuk
digunakan untuk memperoleh data yang
menemukan permasalahan yang harus
sebenarnya dalam mengamati batik yang
diteliti dan juga apabila peneliti ingin
dihasilkan Griya Batik Gabovira dengan
mengetahui hal-hal dari responden yang
bentuk persoalan yang berkaitan dengan
lebih mendalam. Dalam teknik
karakteristik dan makna simbolis motif
wawancara ini, peneliti melakukan tanya
batik produksi Griya Batik Gabovira,
jawab kepada pemilik perusahaan,
data-data yang telah terkumpul akan
pengrajin batik, dan pegawai toko Griya
dihimpun dan diolah lagi.
Batik Gabovira secara tatap muka.
Melalui wawancara ini, peneliti akan
6

mengetahui lebih dalam mengenai Dokumen pribadi terdiri dari buku


masalah yang sedang dikaji. harian, surat pribadi, sedangkan
Dalam penelitian ini secara garis dokumen resmi terdiri atas dokumen
besar menganut dua macam pola internal dan dokumen eksternal.
wawancara, yaitu wawancara terstruktur Dokumen internal berupa memo,
dan wawancara tidak terstruktur. pengumuman, instruksi, aturan suatu
Wawancara terstruktur yaitu wawancara lembaga masyarakat tertentu yang
yang pedoman wawancaranya disusun digunakan dalam kalangan sendiri dan
secara terperinci, sedangkan wawancara dokumen eksternal yang berisi bahan-
tidak terstruktur yaitu wawancara yang bahan informasi yang dihasilkan oleh
pedoman wawancaranya hanya memuat suatu lembaga sosial.
garis besar mengenai apa yang akan Dalam penelitian ini dokumen
ditanyakan. Sebelum melakukan atau berkas yang didokumentasikan
wawancara, peneliti terlebih dahulu berupa katalog dari Griya Batik Gabovira
menyiapkan pertanyaan-pertanyaan yang untuk mengetahui berbagai macam
sudah dicetak untuk diberikan kepada produk yang dibuat dan motif apa saja
pihak Griya Batik Gabovira, kemudian yaang diterapkan pada masing-masing
saat wawancara berlangsung peneliti produk, biografi dari Griya Batik
mulai menanyakan serentetan pertanyaan Gabovira dan Gatot Kartiko selaku
yang sudah dibuat sebelumnya lalu dari pendiri perusahaan, artikel atau
tiap-tiap pertanyaan beberapa diperdalam penelitian yang meneliti tentang Griya
untuk mengorek keterangan lebih lanjut. Batik Gabovira yang ada dalam media
Dengan demikian jawaban yang internet. Proses dokumentasi juga
diperoleh bisa meliputi semua variabel, dilakukan dengan menggunakan daftar
dengan keterangan yang lengkap dan variabel yang sudah ditentukan, apabila
mendalam, sehingga wawancara berjalan terdapat atau muncul variabel yang dicari
secara efektif, artinya dalam kurun waktu maka peneliti tinggal membubuhkan
yang sesingkat-singkatnya dapat tanda centang di tempat yang sesuai.
diperoleh sebanyak-banyaknya Untuk mencatat hal-hal yang bersifat
informasi. Narasumber dalam penelitian bebas atau belum ditentukan dalam daftar
ini meliputi Gatot Kartiko selaku variabel peneliti dapat menggunakan
pimpinan perusahaan, Novia selaku kalimat bebas.
karyawan bagian pemasaran, ibu Dwi
dan ibu Ani selaku karyawan bagian 2.4. Instrumen Penelitian
produksi.
Menurut Arikunto (2006: 160)
Instrumen penelitian adalah alat atau
2.3.3. Teknik Dokumentasi
fasilitas yang digunakan oleh peneliti
Menurut Riduwan (2013: 77), dalam mengumpulkan data agar
dokumentasi ditujukan untuk pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya
memperoleh data langsung dari tempat lebih baik, dalam arti lebih cermat,
penelitian, meliputi buku-buku yang lengkap dan sistematis sehingga lebih
relevan, peraturan-peraturan, laporan mudah diolah. Kedudukan peneliti dalam
kegiatan, foto-foto, film dokumenter, penelitian kualitatif cukup rumit, ia
data yang relevan dengan penelitian. sekaligus merupakan perencana,
Moleong (2011: 217-219), membagi pelaksana pengumpulan data, analisis,
dokumen dalam dua macam, yaitu penafsir data, dan pada akhirnya ia
dokumen pribadi dan dokumen resmi. menjadi pelapor hasil penelitiannya,
Dokumen pribadi adalah catatan atau instrumen merupakan alat bantu yang
seseorang secara tertulis tentang dipilih dan dipergunakan oleh peneliti
tindakan, pengalaman dan kepercayaan.
7

dalam kegiatan pengumpulan data dalam penelitian. Dengan kecukupan


(Moleong, 2011: 168). referensi ini, peneliti dapat menjelaskan
Arikunto (2006: 149). Instrumen data yang dihasilkan. Semakin cukup
penelitian yang dimaksud disini berupa referensi yang dihimpun menjadi data
alat yang digunakan dalam mencari data penelitian, maka hasil penelitian dapat
yang relevan dengan ciri-ciri dan unsur- diyakini kebenarannya dan dijamin
unsur dalam situasi yang relevan dengan keabsahannya.
permasalahan yang sedang dikaji yaitu Pemeriksaan keabsahan data
mengetahui bagaimana motif batik Griya melalui teknik kecukupan referensi ini
Batik Gabovira. Instrumen yang dijelaskan oleh Ibrahim (2015:132) yang
digunakan selama penelitian berlangsung menyatakan bahwa kecukupan refensi
adalah peneliti sendiri yang terlibat sebagai salah satu teknik pemeriksaan
secara langsung dalam penelitian, keabsahan data dapat dilakukan dengan
mencari data, wawancara dengan sumber cara menghimpun sebanyak mungkin
yang ada di Griya Batik Gabovira. sumber dukungan dalam penelitian, baik
Pencarian data dibantu dengan sumber manusianya (berupa narasumber
menggunakan alat bantu untuk data di lapangan) maupun sumber bahan
memperoleh data yang sesuai dengan rujukan yang relevan berupa buku-buku
permasalahan penelitian, yaitu sebagai kepustakaan, laporan penelitian dan
berikut: pedoman wawancara, observasi, karya-karya ilmiah lainnya. Menurut
dan dokumentasi. Selain itu alat bantu Ibrahim, dengan kecukupan referensi,
yang digunakan untuk mendapatkan data seorang peneliti dapat menjelaskan
yang sifatnya uraian wawancara dengan dengan baik data yang dihasilkan dari
menggunakan Smartphone untuk penelitian yang dilakukannya, yang
merekam suara selama wawancara dengannya pula hasil penelitian dapat
berlangsung dan untuk menggambil diyakini kebenarannya, dan dijamin
gambar. keabsahan datanya.

2.5. Teknik Pemeriksaan Keabsahan 2.6. Teknik Analisis Data


Data
Analisis data terkait karakteristik
Menurut Moleong (2011: 324) dan makna simbolis motif batik produksi
pelaksanaan teknik pemeriksaan Griya Batik Gabovira dalam penelitian
didasarkan atas sejumlah kriteria ini dilakukan dengan dengan tahapan
tertentu. Ada empat kriteria yang sebagai berikut:
digunakan, yaitu derajat kepercayaan
credibility. Keteralihan transferability, 2.6.1. Reduksi Data
kebergantungan dependability, dan
Reduksi data dilakukan dengan
kepastian confirmability. Teknik yang
jalan membuat abstraksi yaitu
digunakan dalam penelitian ini untuk
merupakan usaha membuat rangkuman
memperoleh keabsahan data adalah
yang isi, proses, dan pernyataan-
Kecukupan Bahan Referensi. Kecukupan
pernyataan yang perlu dijaga, sehingga
referensi dalam penelitian ini penulis
tetap berada di dalamnya (Moleong,
lakukan dengan cara menghimpun
2011: 247). Reduksi data yang dilakukan
sebanyak mungkin sumber data dari
oleh peneliti berlangsung guna
Griya Batik Gabovira melalui beberapa
menemukan rangkuman dari inti
narasumber (sumber manusia); buku-
permasalahan yang sedang dikaji.
buku kepustakaan, karya ilmiah serta
Peneliti berusaha membaca, memahami
jurnal penelitian (sumber bahan) baik
dan mempelajari kembali seluruh data
digital maupun cetak, serta website
yang terkumpul, sehingga dapat
terkait dengan permasalahan yang dikaji
8

menggolongkan, mengarahkan, menuliskan kembali pemikiran


mengorganisasikan, dan membuang data penganalisis selama menulis, yang
yang yang tidak relevan. Setelah data- merupakan suatu tinjauan ulang dari
data terkumpul dan dirasa telah cukup catatan-catatan di lapangan, serta
semua data disusun dan digolongkan dari peninjauan kembali dengan cara tukar
yang paling relevan hingga yang tidak pikiran di antara teman. Jenis penelitian
relevan. Pengklasifikasian data ini yang menggunakan metode kualitatif ini
dimaksudkan untuk menyaring data yang bertujuan untuk membuat deskripsi
diperlukan agar lebih spesifik dengan secara sistematis, aktual dan akurat
pokok kajian dan akurat. Data-data yang tentang fakta-fakta yang ada di lapangan.
relevan dengan inti permasalahan Data dalam penelitian yang tersaji dalam
disusun secara sistematis agar kemudian bentuk uraian kemudian disimpulkan,
dapat menjelaskan secara sederhana sehingga diperoleh catatan yang
semua data dalam satu kesimpulan yang sistematis dan bermakna sesuai dengan
kredibel. rumusan masalah penelitian. Kesimpulan
Reduksi data dalam penelitian ini yang diambil tersebut tidak menyimpang
dilakukan pada hal-hal yang dari data dianalisis. Kesimpulan dalam
berhubungan dengan rumusan masalah penelitian ini adalah gambaran atau
penelitian yaitu mengenai karakteristik deskripsi tentang motif batik sesuai
dan makna simbolis motif batik produksi dengan rumusan masalah penelitian ini.
Griya Batik Gabovira. Proses reduksi
data dengan menelaah hasil data yang 3. HASIL PENELITIAN DAN
diperoleh melalui teknik observasi, PEMBAHASAN
wawancara, dan dokumentasi. Data 3.1. Lokasi Griya Batik Gabovira
tersebut dirangkum, kemudian
Griya Batik Gabovira berlokasi
dikategorisasikan dalam satuan-satuan
di Jl. Teuku Cik Ditiro No.A1, Beringin
yang telah disusun. Data tersebut disusun
Raya, Kec. Kemiling, Kota Bandar
dalam bentuk deskripsi yang terperinci,
Lampung. Peta lokasi Griya Batik
hal ini untuk menghindari makin
Gabovira dapat dilihat pada gambar 1 di
menumpuknya data yang akan dianalisis.
bawah ini.
2.6.2. Penyajian Data
Penyajian data dilakukan setelah
reduksi data selesai, data yang diperoleh
dari berbagai sumber kemudian
dideskripsikan dalam bentuk uraian atau
kalimat-kalimat yang sesuai dengan
pendekatan penelitian yang digunakan
secara deskriptif. Penyajian data pada
penelitian ini disusun bedasarkan
wawancara, dokumentasi, observasi,
analisis, dan deskripsi tentang
karakteristik dan makna simbolis motif
batik produksi Griya Batik Gabovira.

2.6.3. Menarik Kesimpulan atau


Verifikasi Gambar 1. Denah Lokasi Griya Batik
Menarik kesimpulan merupakan Gabovira
kegiatan yang dilakukan untuk (Sumber: Google Maps)
9

Griya Batik Gabovira


merupakan salah satu produsen batik Usaha yang dilakukan Gatot
paling populer di kota Bandar Lampung. Kartiko tidaklah mudah, proses
Perusahaan ini didirikan dan dipimpin pencetusan ide untuk membuat batik
oleh Gatot Kartiko. Tidak sekedar sendiri dengan motif ornamen Lampung
menjual atau mendistribusikan batik, juga tidak sebentar. Dari tahun 2000
Gatot Kartiko juga menguasai seluk hingga 2002 merupakan tahun-tahun
beluk batik khas Lampung. Beliau pengamatan yang beliau lakukan guna
mempelajari motif khas Lampung mengembangkan usahanya. Dalam
melalui pengamatan langsung terhadap wawancara yang dilakukan pada tangal
ornamen-ornamen yang ada masyarakat 19 Juli 2022 Gatot Kartiko
setempat serta beberapa seminar tentang mengungkapkan selama berdagang kain
kebudayaan Lampung yang batik Pekalongan beliau melihat kalau
diselenggarakan pemerintah daerah kain batik yang dijual dipasaran
maupun pihak swasta. umumnya memiliki motif Jawa seperti
Griya Batik Gabovira berdiri motif kawung, parang rusak,
sejak 25 Februari 2000, yang dipimpin megamendung dan motif Jawa lainnya,
langsung oleh Gatot Kartiko, nama adapun motif Lampung biasanya
Gabovira sendiri muncul dari gabungan dicampur dengan motif Jawa seperti
nama keluarga yaitu Gatot, Debora (istri motif kawung dengan siger atau motif
beliau), Jelvi (anak pertama), dan Raga mega mendung dengan gajah dan masih
(anak kedua). Langkah awal Gatot banyak lagi. Gatot Kartiko juga selalu
Kartiko memulai bisnis batik yaitu mengamati konsumen yang membeli
dengan modal uang sisa PHK dari kain batiknya kemudian mengamati
pekerjaan sebelumnya, beliau membeli keberagaman kerajinan tekstil khas
kain batik Pekalongan dari Jawa Lampung yang dijual di dalam pasar serta
kemudian menjualnya ke Bandar corak kebudayaan masyarakat Lampung
Lampung. Awalnya beliau sedikit ragu juga tidak luput dari pengamatan beliau.
dengan usaha batik yang digeluti karena Dari sinilah ide tersebut muncul.
tidak membuahkan hasil yang Pada tahun 2003 Gatot Kartiko
menjanjikan. Namun seiring berjalanya bersama istrinya membuat batik dengan
waktu, Gatot Kartiko menemukan sebuah motif bercorak kebudayaan masyarakat
ide untuk membuat batik khas Lampung Lampung seperti motif siger, kapal, dan
sendiri. Gambar 2 di bawah ini adalah gajah. Gatot Kartiko (wawancara pada 19
foto keluarga Gatot Kartiko Juli 2022) menceritakan tentang
karyawan pertama Griya Batik Gabovira
saat menjajakan produk batiknya, respon
masyarakat cukup terkejut saat ditawari
batik produksi Griya batik Gabovira
sebab belum mengetahui tentang batik
khas Lampung atau batik dengan ciri
khas itu seperti apa, tak jarang karyawan
yang berusaha menawarkan batikya
menerima beberapa penolakan dari
masyarakat. Namun berkat kegigihan
para karyawan serta keyakinan yang kuat
dari Gatot Kartiko, keputusan untuk
Gambar 2. Keluarga Bapak Gatot membuat batik khas Lampung ini
Kartiko merupakan langkah yang tepat guna
(Sumber: www.gabovira.com) menarik minat konsumen dan
10

mengembangkan bisnisnya. Terbukti mendapat pesanan 30.000 meter kain


dari semakin terkenalnya nama Griya batik untuk seragam PKK se-Provinsi
Batik Gabovira sebagai sentra produksi Lampung. Setelah itu tak kurang dari 4
batik dengan motif khas Lampung yang kali Gatot Kartiko dipanggil oleh
telah memiliki gedung produksi dan Gubernur Lampung untuk membahas
penjualan sendiri seperti yang tampak tentang batik.
pada gambar 3 di bawah ini. Tahun 2009 batik milik Griya
Batik Gabovira dikenakan Presiden
Susilo Bambang Yudhoyono saat
menghadiri acara Himpunan Pengusaha
Muda Indonesia (HIPMI) Lampung.
“saat itu Pak SBY benar-benar memakai
batik saya” ujar pak Gatot Kartiko sambil
tersenyum dalam wawancara bersama
pihak Pemprov Bandar Lampung. Di
tahun 2012 batik produki Griya Batik
Gabovira terlihat dibeberapa media cetak
telah dikenakan oleh para mentri dalam
beberapa acara nasional. Dalam
Gambar 3. Griya Batik Gabovira wawancara yang dilakukan pada tanggal
(Dokumentasi Satria Pasha Wiratama, 19 Juli 2022 Gatot Kartiko mengatakan
Juli 2022) “hingga sekarang 95% motif batik
Gabovira murni buatan saya sendiri dan
Melihat animo demikian, Gatot 5%nya adalah buatan orang-orang yang
Kartiko berusaha untuk memperbanyak memiliki hubungan kerjasama dengan
motif batik yang beliau ciptakan, Gabovira”. Dari keseluruhan motif
membuat berbagai motif kreasi berbasis tersebut 3 di antaranya merupakan motif
ornamen Lampung, serta mulai batik unggulan Griya Batik Gabovira,
meninggalkan motif-motif Jawa. Hal ini yaitu motif siger, motif gajah, dan motif
dilakukan sebab apresisasi dan harapan kapal, selebihnya merupakan motif
masyarakat yang seiring berjalannya kreasi. Semua motif yang dimiliki Griya
waktu semakin tinggi akan batik motif Batik Gabovira merupakan karya ciptaan
Lampung produksi Griya Batik Gatot Kartiko, sedangkan ide
Gabovira. Sejalan dengan pemikiran penciptaannya berasal dari berbagai
Gatot Kartiko (saat wawancara pada sumber.
tanggal 19 Juli 2022) bahwa Lampung Untuk menjaga kualitas batik
harus memiliki sebuah identitas, harus yang dihasilkan, Gatot Kartiko selalu
memiliki ciri khas dalam bidang seni dan memperhatikan dan memberi arahan
budaya, yaitu batik khas Lampung. kepada para karyawan Griya Batik
Menurut Gatot Kartiko (saat Gabovira. Para pekerja juga selalu
wawancara pada 19 Juli 2022) pada tahun diberikan wawasan dan pelatihan soal
2004 dalam sebuah acara pameran membatik mulai dari karyawan bagian
Lampung Fair di Graha Wangsa, beliau produksi batik sampai karyawan bagian
diberi tantangan membuat batik oleh pemasaran yang berada di toko.
Gubernur Lampung kala itu bapak Drs. Kesejahteraan karyawan juga benar-
H. Sjachroedin Zainal Pagaralam untuk benar diperhatikan, agar kemajuan yang
beliau keakan. Tantangan tersebut diraih juga dirasakan oleh mereka.
berhasil disanggupi, batik buatan Gatot Sekarang Gatot Kartiko berusaha
Kartiko disukai oleh bapak Sjachroedin menanamkan rasa cinta batik kepada
Zainal Pagaralam. Bermula dari anak-anaknya, dengan harapan mereka
tantangan tersebut, Gatot Kartiko
11

menjadi generasi penerus menjaga batik motif yang menggambarkan keadaan


pada umumnya serta batik khas Lampung alam seperti hewan, tumbuhan maupun
kususnya. Keberhasilan menekuni usaha benda, atau elemen yang ada di
batik, karena keuletan, kesabaran, serta lingkungan sekitar. Motif yang sudah
kemauan untuk terus belajar. Gatot dipilih untuk diterapkan pada kain
Kartiko tidak pernah merasa puas dengan tersebut, digambar dalam kertas untuk
apa yang diraihnya sekarang. Beliau menentukan apakah pola yang dipilih
selalu bermimpi untuk terus memajukan untuk diterapkan pada kain batik tersebut
usaha batiknya dengan tetap menjaga perlu dikembangkan lagi atau tidak, agar
kualitas batik yang produksi Griya Batik menghasilkan motif yang bagus. Dengan
Gabovira. Pada saat ini Gatot Kartiko kata lain, tidak hanya bagus polanya
memiliki 7 cabang usaha yang berada di namun juga bagus dalam hasil
Metro, Pahoman, Gedung Dekranasda batikannya/cantingannya. Penentuan
Lampung, Enggal, Anjungan Lampung, motif selain dari pengrajin itu sendiri
lantai II Mall Chandra, dan Mall Boemi juga berdasarkan pesanan konsumen
Kedaton. Beberapa gerai juga ada di yang sangat bervariasi sehingga
Jawa. Ia memiliki karyawan di pengrajin kadang tidak menentukan
Pemasaran Galeri Pusat 6 orang, di toko sendiri mengenai motif yang diterapkan
cabang di Lampung 12 orang, di Pulau namun konsumen yang akan menentukan
Jawa 22 orang. Kerja sama juga beliau motif yang mereka inginkan. Penerapan
lakukan dengan kurang lebih 40 ibu motif utama menjadi bagian yang sangat
rumah tangga di daeraah Kemiling penting di antara motif-motif tambahan
khusunya yang telah dibina dan ahli dan isen-isen, karena motif utama
dalam membatik khususnya batik tulis. merupakan daya tarik dari ciri khas batik
Letak geografis, kebudayaan, sendiri. Di bawah ini merupakan uraian
dan kerjasama antara Griya Batik mengenai karakteristik dan makna
Gabovira dengan berbagai macam pihak simbolis motif batik produksi Griya
di kota Bandar Lampung maupun yang Batik Gabovira, motif-motif tersebut di
ada di luar kota menjadi kepuasan antaranya motif siger, motif kapal, motif
tersendiri bagi Gatot Kartiko selaku gajah, motif menara siger, motif gajah
orang yang menekuni kesenian batik. Lampung, dan motif pesisir wawai.
Bentuk kerjasama dengan ibu-ibu rumah
tangga di Kecamatan Kemiling salah 1.1.1. Motif Siger
satunya, telah membuat mereka mandiri
dengan membuat usaha batiknya sendiri,
meskipun pada akhirnya terdapat motif-
motif yang serupa dengan yang dimiliki
Griya Batik Gabovira, biasanya terdapat
perbedaan pada corak isen-isen ataupun
motif tambahan serta nama dari batik
tersebut, sehingga ciri khas batik
produksi Griya Batik Gabovira tetap
dapat ditemukan meskipun ada
kesamaan.

1.1. Karakteristik dan Makna Gambar 4. Motif Siger


Simbolis Motif Batik Unggulan (Sumber: Katalog Griya Batik Gabovira
Produksi Griya Batik Gabovira 2022)
Motif-motif batik yang dibuat Unsur utama pada batik ini
oleh Gatot Kartiko umumnya merupakan adalah motif berbentuk siger. Meski
12

secara visual motif yang lebih nampak bersifat sebagai motif tambahan
ialah motif tambahannya, tujuan dari meskipun lebih menonjol dibandingkan
Gatot Kartiko selaku pembuat motif ini motif utamanya. Buah kakao sendiri
yaitu menekankan pada makna dibalik telah menjadi komoditas utama sebagian
motif ini dengan menggambarkan siger masyarakat Lampung khususnya di
yang berada dibalik dedaunan. Seger daerah kabupaten Tanggamus, kondisi
pada motif ini memiliki lekuk sembilan tanah yang subur serta udara yang stabil
berasal dari masyarakat Lampung yang menyebabkan buah kakao dapat tumbuh
beradat Pepadun, biasa disebut sigekh dengan baik di Lampung. Tidak sedikit
lekuk siwo. Siger pada masyarakat masyarakat Lampung yang
Pepadun ini melambangkan sembilan menggantungkan hidupnya dengan
marga yang terdapat pada abung (Abung bertani kakao. Corak kehidupan
Siwo Megou). masyarakat inilah yang menginspirasi
Unsur tambahan pada batik ini Gatot Kartiko membuat motif tambahan
adalah motif berbentuk daun kakao dan buah kakao.
buah kakao, disusun secara acak mengisi Menurut Gatot Kartiko
ruang-ruang kosong memberikan kesan (wawancara pada tanggal 19 Juli 2022)
padat saat dilihat mata. Pemilihan warna motif utama siger dan motif tambahan
yang kontras dengan motif utama juga buah serta daun kakao pada batik ini
menambah keindahan motif batik ini. menjadi sebuah lambang, siger yang
Isen-isen pada batik ini menggunakan merupakan perangkat adat dari Lampung
titik dan garis yang berfungsi sebagai sedangkan kakao merupakan buah
pengisi bidang kosong pada daun, siger, komoditi di Lampung khususnya daerah
dan latar belakang. Unsur warna pada Tanggamus. Warna kuning dan sedikit
batik ini adalah kuning, merah, hijau, warna merah pada siger melambangkan
putih, dan hitam. kemuliaan, sedangkan kuning pada buah
Menurut Gatot Kartiko bentuk kakao melambangkan buah yang telah
motif utama pada batik ini adalah siger matang, hijau pada daun melambangkan
yang merupakan benda atau perangkat kesuburan, putih pada isen-isen dan
adat penting dalam ritual tradisional outline serta penggunaan warna gelap
masyarakat Lampung. Benda tersebut yaitu warna hitam pada latar belakang
berwujud sebuah mahkota logam agar motif utama lebih mencolok atau
berwarna keemasan yang memiliki detail terlihat dengan jelas.
bentuk yang sangat khas. Mahkota ini
menjadi simbol kehormatan dan status 1.1.2. Motif Kapal
sosial seseorang dalam masyarakat
Lampung. Karena kekhasan bentuknya,
siger menjadi simbol kedaerahan yang
melekat pada Provinsi Lampung. Siger,
sigokh dalam dialek Saibatin dan sigekh
dalam dialek Pepadun, memiliki bentuk
simetris bilateral, memajang ke arah kiri
dan kanan serta sedikit melengkung ke
atas dikedua sisinya. Pada bagian atas,
terdapat lekukan yang mencirikan asal
wilayah siger tersebut berasal. Siger
Pepadun memiliki lekuk berjumlah
sembilan sedangkan siger Saibatin Gambar 5. Motif Kapal
memiliki lekuk berjumlah tujuh. Gambar (Sumber: Katalog Griya Batik Gabovira
daun dan buah kakao pada batik ini hanya 2022)
13

Unsur utama pada batik ini kehidupan seseorang dari hidup sampai
adalah motif berbentuk kapal yang mati, karena kehidupan manusia
diadopsi dari kain tenun khas Lampung. dianggap sebagai proses terpenting yang
Tidak ada penamaan khusus untuk motif menentukan layak atau tidaknya
batik ini, namun untuk kain tenun seseorang untuk mencapai surga.
upacara adat lampung terdapat penaman Menurut Gatot Kartiko motif kapal
khusus seperti kain Tampan atau ciptaannya ini memiliki makna kendaran
Nampan, Tatibin, dan Pelepai. yang digunakan dalam perjalanan untuk
Unsur tambahan pada batik ini menuju sebuah harapan atau keinginan,
adalah motif berbentuk garis bercabang dengan mengenakan batik bermotif kapal
yang menekuk tajam. Motif seperti inilah ini diharapkan penggunanya mampu
yang membedakan dengan motif Jawa menuju ke tujuannya dengan selamat
yang biasa disebut dengan sulur. Jika layaknya sebuah kapal yang digunakan
motif sulur umumnya bersifat luwes, masyarakat Lampung sebagai alat
berlawanan dengan motif Lampung yang transportasi. Beliau juga menegaskan
bersifat tajam dan tegas. Isen-isen pada kalau sengaja menggunakan sedikit
batik ini adalah gambar bintang warna pada batik ini untuk menampilkan
berukuran kecil yang memenuhi latar kesan kasual/sederhana, warna putih
belakang dari motif utama dan tambahan. pada batik ini melambangkan kesucian
Unsur warna pada batik ini adalah putih dan merah bata untuk keberanian,
dan merah bata. melambangkan perjalanan spiritual yang
Menurut Gatot Kartiko bentuk suci dan berani.
motif utama pada batik ini adalah kapal,
motif ini muncul karena faktor 1.1.3. Motif Gajah
lingkungan masyarakat Lampung yang
menggunakan kapal sebagai sarana
trasportasi juga sebagai alat bekerja
terutama bagi para nelayan di wilayah
pesisir pantai maupun masyarakat yang
tinggal di tepi sungai sejak zaman dulu.
Seiring dengan perkembangan zaman
perahu yang mereka gunakan tidak
mengalami banyak perubahan dan tetap
digunakan oleh para nelayan, kemudian
masyarakat luas mulai mengenal perahu
khas Lampung ini dengan nama perahu
Ketinting, perahu tradisional nelayan
Lampung yang telah lama digunakan
untuk melaut mencari ikan.
Menurut Gatot Kartiko
(wawancara pada 19 Juli 2022), dahulu
Gambar 6. Motif Gajah
menurut masyarakat Lampung, kematian
(Sumber: Katalog Griya Batik Gabovira
adalah titik terpenting kehidupan
2022)
manusia sehingga motif kapal dianggap
sebagai pelayaran roh menuju alam baka.
Unsur utama pada batik ini
Namun setelah ajaran Islam masuk ke
adalah motif berbentuk gajah dan
provinsi Lampung, motif kapal
gunungan yang nampak seperti
mengalami pergeseran makna, yakni
gunungan wayang. Jika diperhatikan
tidak lagi berarti perjalanan roh setelah
lebih seksama, maka akan terlihat jelas
kematian, tetapi adalah perjalanan
seekor gajah mengangkat satu kakinya di
14

sisi kanan dan kiri gunungan. Meski berbeda-beda. Terdapat satu hal yang
bentuk gajah yang ada dimotif ini cukup menarik apa bila kita
berukuran kecil, Gatot Kartiko tetap memperhatikan motif gajah ini, baik pada
menamai motif ini dengan nama motif kain batik, pada kain tenun, maupun kain
gajah sebab nama ini lebih akrab di khas Lampung lainnya yaitu pose gajah
telinga masyarakat Lampung serta agar yang digambarkan. Ada tiga pose yang
lebih mudah ketika memasarkan produk cukup sering dijumpai pada kerajinan
batik ini. Menurut pemaparan Gatot tekstil khas Lampung yaitu pose gajah
Kartiko (wawancara pada 19 juli 2022) berdiri normal dari sudut pandang
kombinasi antara gajah, siger dan samping, pose gajah duduk, dan pose
gunungan tersebut merupakan gambaran gajah bermain bola
perpaduan antara ornamen khas dari Menurut Gatot Kartiko
Lampung dengan ornamen khas dari (wawancara pada tanggal 19 Juli 2022)
Jawa yang memang sengaja ditonjolkan. motif gajah ini memiliki makna
Unsur tambahan pada batik ini kebaikan, kedamaian, serta kerukunan.
adalah motif berbentuk sulur yang berada Motif gajah melambangkan hewan yang
di sekitar motif utama. Sama dengan memiliki sifat baik mudah dilatih dan
gunungan pada unsur utama, sulur ini merupakan salah satu hewan yang dapat
juga merupakan ciri khas batik Jawa yang dijinakkan. Gajah juga dapat
sengaja dipadu padankan di batik ini. dilambangkan sebagai salah satu hewan
Isen-isen pada batik ini adalah titik dan yang meiliki sifat setia, punya daya ingat
garis yang mengisi bidang kosong di tinggi, dan cerdas, mereka juga memiliki
antara unsur tambahan dan terdapat pula tingkat kesabaran tinggi, serta jarang
isen-isen yang mengisi bagian kosong sekali marah atau menyerang jika tidak
unsur utama. Unsur warna pada batik ini diusik atau diganggu. Sedangkan motif
adalah hitam, abu-abu, putih, merah, dan yang menyerupai gunungan wayang
kuning. melambangkan kebudayaan masyarakat
Menurut Gatot Kartiko bentuk Jawa, menurut pendapat Gatot Kartiko
motif utama pada batik ini adalah gajah mengenai sifat orang Jawa lebih
dan gunungan wayang, mengapa terdapat mengutamakan cinta kasih sebagai
gunungan wayang pada motif gajah ini landasan pokok hubungan antar manusia,
alasannya karena Gatot Kartiko sengaja percaya kepada takdir dan cenderung
menggabungkan atara corak kebudayaan bersikap pasarah, bersifat konvergen dan
Jawa dengan Lampung. Penggabungan universal, momot dan non-sektarian,
motif ini juga bukan tanpa alasan sebab cenderung filosofis dalam menyikapi
pada kerajinan tekstil seperti tapis, beberapa peristwa kejadian, cenderung
sebagi, juga nampan motif gajah sering pada gotong royong, rukun, damai, dan
digabungkan dengan motif kapal atau kurang kompetitif karena kurang
motif pohon hayat, namun pada batik ini mengutamakan materi meskipun tidak
Gatot Kartiko sengaja semua orang Jawa bersifat demikian.
menggabungkannya dengan motif Dominasi warna kuning pada latar
berbetuk gunungan wayang untuk belakang motif ini menggambarkan
menjaga dan menunjukan identitas beliau kebahgiaan juga keceriaan atas
sebagai seorang perantau dari Jawa. keharmonisan antara gabungan corak
Motif batik ini tergolong motif non kebudayaan Jawa dengan Lampung yang
geometris yang biasa dikenakan dalam sengaja ditampilkan oleh Gatot Kartiko
acara-acara formal maupun semi formal. pada batik ini sedangkan warna hitam
Dalam perkembangannya di Griya Batik yang mendominasi unsur pembentuk
Gabovira, terdapat berbagai macam motif bertujuan agar motif nampak
model atau bentuk motif gajah yang
15

terlihat dengan jelas di atas warna kuning warna pada batik ini adalah hitam,
pada latar belakang motif. kuning, putih, dan hijau.
Menurut Gatot Kartiko bentuk
1.1.4. Motif Menara Siger motif utama pada batik ini adalah menara
siger, terdapat beberapa fakta menarik
terkait menara siger yang menjadi ide
penciptaan motif ini. Motif ini
terinspirasi dari menara siger yang
terletak di bukit dekat pelabuhan
Bakauheni Lampung, fakta yang beliau
sampaikan dalam wawancara bahwa
bangunan menara siger ini merupakan
titik nol pulau Sumatra, bangunan
menara siger memiliki tinggi 32 meter
yang berdiri di atas bukit gamping
setinggi 110 meter dari permukaan air
laut, bangunan ini juga didesain tahan
gempa, memiliki banyak makna seperti
tujuh tanduk di ujung menara bermakna
tujuh gunung yang ada di Lampung yang
Gambar 7. Motif Menara Siger menjadi asal-usul leluhur masyarakat
(Sumber: Katalog Griya Batik Gabovira Lampung, bentuknya yang dikaitkan
2022) Balaputra Dewa Raja Sakala yang
disebut Selopun. Di mana Balaputra
Unsur utama pada batik ini Dewa membuat mahkota siger sebagai
adalah motif berbentuk menara dan siger miniatur Borobudur sebagai hadiah
yang terletak dipuncak menara. Ukuran untuk istrinya Pramodya Wardhani, Putri
yang cukup besar bagi sebuah motif Samaratungga. Motif batik ini tergolong
membuat batik ini cukup mencuri motif batik kreasi baru/modern. Jarang di
perhatian saat dikenakan dalam acara temui pada kerajinan tekstil khas
formal maupun semi formal. Motif ini Lampung lainnya.
berfungsi sebagai pengisi dan Menurut Gatot Kartiko
penyeimbang agar desain tampak (wawancara pada 19 Juli 2022) motif
harmonis. menara siger ini memiliki makna
Unsur tambahan pada batik ini kedudukan yang tinggi bagi siger
adalah motif berbentuk menyerupai sulur Lampung. Seperti yang kita ketahui
tumbuhan-tumbuhan serta beberapa bahwa siger telah menjadi ikon bagi
bentuk bidang geometris di mana fungsi Provinsi Lampung, kedudukannya dalam
dari unsur tambahan ini yaitu untuk berbagai upacara adatpun sebagai
mengisi bidang kosong di sisi kanan dan mahkota yang dikenakan di atas kepala.
kiri motif utama. Letak motif tambahan Sedangkan menara merupakan bangunan
pada batik ini disusun secara simetris yang didirikan menjulang tinggi ke atas,
atau seimbang antara kanan dan kiri. sebuah bangunan yang memiliki banyak
Isen-isen pada batik ini adalah bangun fungsi dalam banyak hal. Letak siger
datar yang mengisi bagian dalam menara yang berada diujung menara dalam motif
siger. Lingkaran-lingkaran kecil yang batik ini menyiratkan kedudukan siger itu
disusun secara acak serta kotak-kotak sendiri bagi masyarakat Lampung. Letak
kecil yang disusun sejajar menambah menara siger yang menjadi inspirasi
nilai keindahan motif batik ini. Unsur dalam pembuatan motif ini berada di
bukit yang berdekatan dengan pantai
16

serta dikelilingi oleh pepohonan lebat pendukung berfungsi sebagai pengisi


sehingga pemilihan warna hijau yang bidang kosong untuk menambah kesan
lebih dominan pada latar belakang keindahan pada batik. Unsur warna pada
merupakan pemilihan warna yang tepat batik ini adalah hitam, merah, putih, dan
untuk motif batik ini yang biru gelap.
melambangkan kesejukan kemudian Menurut Gatot Kartiko bentuk
kuning untuk warna siger adalah warna motif utama pada batik ini adalah gajah,
yang umum digunakan pada motif motif gajah Lampung ini tergolong motif
berbentuk siger serta hitam digunakan kreasi baru/modern. Gatot Kartiko
agar motif utama batik ini terlihat dengan menerangkan latar belakang batik motif
jelas. gajah Lampung ini bahwa, gajah sendiri
merupakan hewan ikonik bagi provinsi
1.1.5. Motif Gajah Lampung Lampung yang hidup di hutan-hutan
Lampung serta erat hubungannya dengan
masyarakat sekitar. Masyarakat
Lampung pada zaman dulu percaya
bahwa sosok gajah ini juga diasosiasikan
sebagai sosok pemimpin. Sosok yang
besar, kuat, memiliki integritas tinggi,
dan disegani banyak orang erat kaitanya
dengan hewan gajah. Bagi masyarakat
Hindu sendiri sosok gajah
melambangkan sosok dewa Airlangga
yang merupakan dewa kebijaksanaan dan
pengetahuan. Bahkan di dalam rumah
Gambar 8. Motif Gajah Lampung adat Lampung (Nuwo Sesat) terdapat
(Sumber: Katalog Griya Batik Gabovira satu ruangan yang diberi nama ruangan
2022) Gajah Merem, sesuai dengan namanya
ruangan Gajah Merem digunakan oleh
Unsur utama pada batik ini para pemimpin adat untuk beristirahat.
adalah motif berbentuk gajah. Meski Saat Pepung atau rapat adat berlangsung
telah digambarkan dengan sedemikian selama berhari-hari para petinggi adat
rupa namun ciri khas bentuk gajah masih dapat tinggal sementara serta beristirahat
bisa kita lihat dari bentuk badan, belalai di dalamnya. Ruang Gajah Merem juga
yang panjang serta ekor kecil yang kerap digunakan oleh para petinggi adat
menjuntai ke bawah. Jika diperhatikan, untuk melakukan berbagai musyawarah.
nampak dengan jelas bahwa motif utama Menurut Gatot Kartiko
pada batik motif gajah Lampung ini (wawancara pada tanggal 19 Juli 2022)
terlihat kalah dominan dengan motif motif gajah Lampung ini melambangkan
tambahannya. Mengenai hal tersebut ketegasan dan kekuatan layaknya
Gatot Krtiko bertujuan untuk masyarakat Lampung memahami seekor
memunculkan kesan simpel dan elegan gajah. Beliau juga segaja memilih warna
saat batik ini dikenakan dalam bentuk gelap pada motif batik ini, hitam dan biru
pakaian. gelap yang lebih dominan untuk
Unsur tambahan batik ini adalah memunculkan kesan elegan ketika
motif bentuk non geometri mirip tanduk dikenakan dan merah untuk kesan berani
yang berada di bawah gajah atau motif sedangkan warna putih pada bagian
utama. Berfungsi sebagai gambar outline bertujuan agar unsur pembentuk
pendukung mengisi bidang kosong. Isen- motif bisa lebih nampak dibalik warna-
isen pada batik ini adalah garis kecil
melengkung yang disebar di dalam motif
17

warna gelap yang sengaja Gatot Krtiko merupakan kata dari bahasa daerah
pilih dan terapkan di batik ini. Lampung yaitu “ baik/bagus”. Beliau
terinspirasi dari tanaman nipah yang
1.1.6. Mottif Pesisir Wawai memiliki nama ilmiah Nypa fruticans,
dan diketahui sebagai satu-satunya
anggota marga Nypa.
Tanaman ini memiliki banyak
sekali manfaat. Tangkai daun dan
pelepah nipah dapat digunakan sebagai
bahan kayu bakar yang baik. Pelepah
daun nipah juga mengandung selulosa
yang bisa dimanfaatkan sebagai bahan
baku pembuatan pulp (bubur kertas).
Lidinya dapat digunakan untuk sapu,
bahan anyam-anyaman dan tali. Umbut
nipah dan buah yang muda dapat
dimakan. Biji buah nipah yang muda,
yang disebut tembatuk, mirip dengan
kolang-kaling (buah atep). Sedangkan
buah yang sudah tua bisa ditumbuk untuk
Gambar 9. Motif Pesisir Wawai dijadikan tepung. Nipah dapat pula
(Sumber: Katalog Griya Batik Gabovira disadap niranya, yakni cairan manis yang
2022) diperoleh dari tandan bunga yang belum
mekar. Nira yang dikeringkan dengan
Unsur utama pada batik ini dimasak dipasarkan sebagai gula nipah
adalah motif berbentuk buah nipah. (palm sugar). Dari hasil oksidasi gula
Batik pesisir wawai ini tergolong dalam nipah dapat dihasilkan cuka. Fermentasi
batik kreasi baru/modern yang diciptakan lebih lanjut dari nira nipah akan
oleh Gatot Kartiko. Beliau terinspirasi menghasilkan cuka.
dari buah yang baru-baru ini menjadi Menurut Gatot Kartiko
komoditas utama masyarakat Mesuji. (wawancara pada tanggal 19 Juli 2022)
Unsur tambahan pada batik ini makna dari batik ini adalah kabupaten
adalah motif berbentuk sulur yang Pesisir Barat akan baik-baik saja dengan
terletak di sisi kanan dan kiri atas motif mengandalkan buah nipah, buah yang
utama. Serupa dengan motif gajah, memiliki banyak manfaat. Dengan
maksud dari sulur ini adalah perpaduan adanya batik ini diharapkan masyarakat
antara karakteristik motif Lampung dapat terus melestarikan tanaman nipah
dengan Jawa. Isen-isen pada batik ini yang tumbuh subur dan menunjang
adalah garis lurus melintang yang perekonomian kabupaten Pesisir Barat.
mengisi bagian dalam motif utama. Warna merah dan putih yang dominan di
Sangat sederhana namun berfungsi untuk bagian latar belakang melambangkan
mengisi bidang kosong. Unsur warna keberanian serta keberagaman warna
pada batik ini adalah hitam, putih, hijau, yang harmonis pada motif batik pesisir
kuning, dan merah. wawai ini bertujuan agar batik terlihat
Menurut Gatot Kartiko bentuk lebih indah.
motif utama pada batik ini adalah buah
nipah, nama Pesisir Wawai pada motif ini 2. KESIMPULAN DAN SARAN
memiliki makna yang cukup filosofis. 2.1. Kesimpulan
Kata “Pesisir” merujuk pada tempat yaitu Karakteristik motif batik
Kabupaten Pesisir Barat dan “Wawai” produksi Griya Batik Gabovira memiliki
18

keunikan, kekhasan, dan keindahan yang saja warna merah yang dominan pada
berbeda-beda di setiap motifnya. Dari latar belakang batik memiliki makna
semua jenis motif batik yang telah berani.
diproduksi umumnya memiliki bentuk
lekukan yang tajam dan tegas seperti 2.2. Saran
motif yang terdapat dikerajinan tekstil
Karakteristik dari motif batik
khas Lampung lainnya serta unsur
produksi Griya Batik Gabovira
pembentuk motif pada batik
umumnya memiliki bentuk lekukan
menggambarkan flora dan fauna maupun
tajam dan tegas yang berfokus pada motif
benda atau elemen yang ada di
utama, namun terdapat beberapa motif
lingkungan sekitar. Adapun beberapa
batik yang memiliki lekukan luwes dan
motif yang memiliki lekukan luwes dan
meliuk ada pula beberapa motif batik
meliuk-luik adalah murni atas dasar
yang motif utamanya kalah dominan
kesengajaan Gatot Kartiko selaku
dibandingkan dengan motif
pencipta motif tersebut dengan maksud
pendukungnya sehingga dapat
menjaga dan menunjukan identitasnya
memunculkan kebingungan bagi
sebagai perantau dari Jawa yang
penikmat batik. Maka saran kepada pihak
mengembangkan usaha batik khas
Griya Batik Gabovira agar dapat lebih
Lampung. Komposisi warna motif batik
konsisten dalam menjaga karakteristik
produksi Griya Batik Gabovira
motif batik khas Lampung yang
didominasi warna-warna cerah seperti
diproduksi serta memperhatikan
merah, kuning, hijau, dan putih. Makna
kejelasan dan keterbacaan visual unsur
simbolis motif batik produksi Griya
pembentuk motif batik. Agar tidak
Batik Gabovira juga sangat filosofis,
menimbulkan salah paham atau salah
terdapat banyak pesan yang coba
tafsir bagi penikmat batik produksi Griya
disampaikan Gatot Kartiko melalui motif
Batik Gabovira.
batik ciptaanya terutama pada motif-
Makna simbolis dari motif batik
motif unggulan seperti motif siger
produksi Griya Batik Gabovira terdiri
memiliki makna sebuah lambang atau
dari dua unsur penting yaitu unsur bentuk
ikon dari provinsi Lampung warna hijau
motif yang tergambar kemudian unsur
dan kuning melambangkan kesuburan
warna yang diterapkan. Dalam hal ini
dan kemuliaan, motif kapal memiliki
Gatot Kartiko menjelaskan secara rinci
makna kendaran untuk menuju sebuah
makna dari bentuk motif yang tergambar
harapan atau keinginan dominasi warna
di kain batik produksi Griya Batik
merah bata melambangkan keberanian,
Gabovira terutama pada motif
motif gajah memiliki makna kebaikan
unggulannya, namun dalam segi
atau kedamaian serta kerukunan warna
penjelasan mengenai makna dari warna
kuning terang pada motif ini
yang diterapkan pada setiap motif batik
melambangkan kebahagiaan, motif
sangat sedikit dan sederhana. Maka saran
menara siger memiliki makna kedudukan
kepada pihak Griya Batik Gabovira agar
yang tinggi bagi siger Lampung warna
dalam mengembangkan motif-motifnya,
hijau yang mendominasi pada motif ini
baik yang sudah ada terus dikreasikan
melambangkan kesejukan, motif gajah
maupun menciptakan motif-motif baru,
Lampung memiliki makna ketegasan dan
jangan hanya berfokus pada pemaknaan
kekuatan warna gelap pada motif ini
bentuk motifnya saja namun juga
bermaksud untuk memunculkan kesan
memberi perhatian khusus pada
elegan saat dikenakan sedangkan warna
pemilihan serta pemberian makna dari
merah memiliki makna berani, motif
warna yang diterapkan pada batik, sebab
pesisir wawai memiliki makna kabupaten
warna juga merupakan salah satu unsur
Pesisir Barat akan senantiasa baik-baik
19

pembentuk motif batik yang sangat


penting.

3. DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 1996. Prosedur


Penelitian Suatu Pendekatan
Praktik. Jakarta: PT Rineka
Utama.
Ibrahim. 2015. Metodologi Penelitian
Kualitatif. Bandung: Alfabeta.
Depdikbud, 1999. Kamus Besar Bahasa
Indonesia. Jakarta: Balai
Pustaka.
Depdiknas, 2008. Kamus Bahasa
Indonesia, Edisi Keempat.
Jakarta: Pusat Bahasa.
Moleong, Lexy J. 2011. Metodologi
Penelitian Kualitatif. Edisi
Revisi. Cetakan keduapuluh
sembilan. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Natanegara, Djaya Dira. 2019. Batik
Indonesia. Jakarta Pusat:
Yayasan Batik Indonesia.
Tirtamidjaja. 1966. Pola dan Tjorak-
Pattern dan Motif. Jakarta:
Djambatan.
Yusuf T, Effendy R dan Kutoyo S. 1984.
Sejarah Sosial Daerah Lampung
Kotamadya Bandar Lampung.
Jakarta: Departemen Pendidikan
dan Kebudayaan.

Menyetujui

Pembimbing Reviewer

Drs. B. Muria Zuhdi, M.Sn. Arsianti Latifah, S.Pd., M.Sn.


NIP. 196005201987031001 NIP. 197601312001122002

Anda mungkin juga menyukai