Oleh :
SURABAYA
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa, atas berkat dan perkenananNya berupa
“Manajemen Pelayanan Kebidanan : Timbang Terima Pasien” sebagai salah satu tugas
akademik pada Mata Kuliah Filsafat Ilmu Program Studi Kebidanan Fakultas Kedokteran
Universitas Airlangga.
Penyelesaian penulisan Makalah ini tidak lepas dari Dosen Pembimbing Filsafat Ilmu.
Maka pada kesempatan ini perkenankanlah penulis menghaturkan terima kasih yang tak
terhingga dan penghargaan setinggi-tingginya kepada Dr. Wiwin Retnowati, M.Kes. yang
dengan penuh kesabaran dan kearifan selalu membimbing dan memberikan semangat,
motivasi, arahan serta saran dan koreksi dari awal hingga saat ini.
1. Prof. Dr. H. Moh. Nasih, SE., MT., Ak., CMA., selaku Rektor Universitas Airlangga
beserta Wakil Rektor dan seluruh staf atas kesempatan dan fasilitasi yang telah diberikan
2. Prof. Dr. Budi Santoso, dr., Sp.OG., Subsp.F.E.R., selaku Dekan Fakultas Kedokteran
Universitas Airlangga beserta Wakil Dekan dan seluruh staf yang memberikan
3. Dr. Budi Prasetyo, dr., Sp.OG (K)., selaku Koordinator Program Studi Kebidanan
Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga yang telah membantu memberi semangat dan
4. Ivon Dyah Wittiarika, S.Keb. Bd., M.Kes., sebagai Dosen Mata Kuliah Manajemen
Pelayanan Kebidanan yang telah memberi arahan dan bimbingan dalam penyelesaikan
Makalah ini;
pendidikan;
8. Semua pihak yang terlibat, yang tidak dapat disebut satu persatu yang telah memotivasi,
Penulis berharap Makalah ini dapat memberikan manfaat pada pengembangan ilmu
pengetahuan dalam bidang Kebidanan. Akhirnya, penulis menyadari bahwa masih banyak
kekurangan dalam Makalah ini yang memerlukan saran dan masukan dari berbagai pihak
untuk membuatnya semakin baik. Semoga Tuhan yang Maha Esa membalas budi baik semua
pihak yang telah terlibat dan memberikan bantuan baik langsung maupun tidak langsung
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..........................................................................................................
DAFTAR ISI........................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................................
1.3 Tujuan...............................................................................................................................
BAB IV PENUTUP............................................................................................................
4.1 Kesimpulan.....................................................................................................................
4.2 Saran................................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2020 tentang klasifikasi
dan perizininan rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan
pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap,
rawat jalan, dan gawat darurat. Rumah sakit sebagai salah satu fasilitas kesehatan yan
memberikan jasa pelayanan umum serta melayani masyarakat secara langsung, sehingga rumah
sakit harus memberikan pelayanan yang bemutu sesuai dengan harapan pasien. Mutu
pelayanan kesehatan adalah suatu langkah ke arah peningkatan pelayanan kesehatan baik untuk
individu maupun untuk populasi sesuai denga keluaran yang diharapkan dan sesuai dengan
pengetahuan profesional terkini. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah menerapkan
prinsip peningkatkan mutu pelayanan kesehatan. Prinsip dari peningkatan mutu pelayanan adalah
memenuhi kebutuhan pasien, mengukur, dan menilai pelayanan yang diberikan, memperbaiki
tersebut memiliki tujuan untuk mengubah budaya kerja seseorang, mengubah proses pelayanan,
dan meningkatkan outcome pelayanan. Sasaran outcome untuk mutu pasien yang diinginkan
sebagai salah satu contohnya yaitu dengan mengurangi keluhan pasien dan meningkatkan
kepuasan pasien (Sunaringtyas, 2015). Pencapaian sasaran outcome tersebut dapat diraih dengan
Manajemen merupakan suatu pendekatan yang dinamis dan proaktif dalam menjalankan
suatu kegiatan dalam organisasi. Manajemen mencakup kegiatan koordinasi dan supervisi
terhadap staf, sarana, dan prasarana dalam mencapai tujuan. Manajemen dalam kebidanan
merupakan proses bekerja melalui anggota staf untuk memberikan asuhan kebidanan secara
profesional. Proses manajemen kebidanan sejalan dengan metode asuhan kebidanan secara
profesional, sehingga diharapkan keduanya dapat saling menopang (Maulana, 2017). Keputusan
profesi bidan menyebutkan bahwa manajemen asuhan kebidanan merupakan suatu bentuk
pendekatan dan kerangka pikir yang digunakan oleh bidan dalam menerapkan metode
pemecahan masalah secara sistematis mulai dari pengumpulan data, analisis data, diagnosis
kebidanan, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi.
Manajemen bukan hanya merupakan kegiatan supervisi. Sifat kompleks dan variatif dari
untuk mencapai sebuah tujuan, visi, dan misi suatu organisasi. Ilmu manajemen juga
mengembangkan dasar teori dari berbagai ilmu seperti bisnis, psikologi, sosiologi, dan
antropologi. Teori dalam manajemen dianggap sebagai mesin atau suatu sistem yang dapat
menghasilkan produksi yang efisien dan cepat (Nursalam, 2014). Karakteristik produksi
tersebut dibutuhkan oleh suatu institusi pelayanan kesehatan seperti rumah sakit dengan
pelayanan rawat inap, sebagai salah satu contohnya yaitu Ruang Rawat Inap Obstetri dan
Ginekologi.
Ruangan atau bangsal sebagai salah satu unit terkecil pelayanan kesehatan merupakan
tempat yang memungkinkan bagi bidan untuk menerapkan ilmu dan kiatnya secara optimal.
Namun perlu disadari, tanpa adanya tata kelola yang memadai, kemauan, dan kemampuan yang
kuat, serta peran aktif dari semua pihak, maka pelayanan kebidanan profesional hanya akan
menjadi teori semata. Pengelolaan ruangan dengan manajemen harus mampu dikuasai oleh
bidan melihat diperlukannya perubahan cara pandang baik dari pihak manajemen maupun
klinisi demi upaya peningkatan mutu pelayanan. Manajemen sangat diperlukan untuk
sistem kesehatan buruk, monitoring dan evaluasi yang lemah pada sistem pelayanan yang telah
diberikan, penggunaan teknologi dalam pelayanan yang kurang, motivasi bidan yang kurang
karena kondisi lingkungan kerja yang buruk dan kurang mendapatkan pelatihan (USAID,
2015). Oleh karena itu, manajemen pelayanan kebidanan dipandang perlu diterapkan.
1.3 Tujuan
TINJAUAN TEORI
Timbang terima memiliki beberapa istilah diantaranya handover, handoffs, shift repot,
sign out, sign over dan cross coverage. Timbang terima pasien adalah komunikasi verbal dari
informasi tentang pasien yang dilakukan oleh bidan pada pergantian shift jaga (Nursalam,
2014). Timbang terima adalah suatu tehnik untuk menyampaikan dan menrima suatu informasi
yang berkaitan dengan keadaan pasien. Timbang terima harus dilakukan seefektif mungkin
dengan menjelaskan secara singkat, jelas dan lengkap tentang tindakan mandiri bidan, tindakan
kolaboratif yang sudah atau belum dilakukan serta perkembangan pasien pada saat itu.
Informasi yang disampaikan harus akurat sehingga kesinambungan asuhan keperawatan dapat
(1) Seluruh bidan (Katim dan anggota tim/bidan pelaksana) shift saat ini dan serta
terima.
(2) Sesi I di midwife station : kapala ruangan memimpin dan membua acara
yang sudah dilakukan dan rencana yang akan dilakukan, kolaboratif dan
madiri, hal – hal yang belum jelas atas lapran yang disampaikan. Setelah
(3) Sesi II di ruang perawatan : Seluruh bidan dan kepala ruangan bersama –
tidak lebih dari 5 menit per pasien. Bila ada hal hal rahasia yang perlu di
yang bersifat rahasia. Setelah timbang terima pasien selesai maka Katim
kepala ruangan.
Timbang terima dilakukan di midwifery station, dihadiri oleh seluruh bidan yang bertugas.
Cara timbang terima dimulai dengan pembukaan oleh kepala ruangan atau Midwife In Charge
(MIC)/Katim. Kemudian dilanjutkan dengan data pasien dengan metode komunikasi SBAR
medis, nama dokter yang menangani, dan hari rawat. Background meliputi masalah kebidanan
yang terjadi, perkembangan pasien saat ini, seperti kemajuan tingkat kesadaran, mobilisasi, dan
lain-lain. Assesment meliputikeadaan umum, tanda- tanda vital, kesadaran, hasil laboratorium,
serta informasi klinik yang mendukung, tetapi tidak disampaikan evaluasi perkembangan klien.
Recommendation meliputi intervensi yang perlu dilakukan, seperti terapi dan pemeriksaan
penunjang yang akan dilakukan. MIC membagi bidan sesuai dengan jumlah bed. Setelah
dilakukan pelaporan, proses timbang terima kadang ditutup oleh kepala ruangan dan kemudian
dilakukan validasi ke pasien dengan 9 hal yang dilakukan waktu validasi. Setelah dilakukan
validasi, selanjutnya adalah melakukan tanda tangan di lembar operan status pasien.
Terdapat perbedaan SPO dengan teori yang dinyatakan oleh Nursalam (2014) yang
menyatakan kegiatan timbang terima diakhiri dengan kembali di nurse station untuk
(2) Menyampaikan hal-hal yang sudah atau belum dilakukan dalam asuhan kebidanan
kepada klien
berikutnya.
Pengorganisasian
Kepala ruangan :
PP 1 :
PA 1 :
PP 2 :
PA 2 :
Pasien :
Supervisor :
Pembimbing :
Pelaksanan Timbang Terima Hari /
Tanggal :
Pukul :
Pelaksana :
Tempat :
Sasaran :
Metode :
Media : a. Buku timbang terima c. Lembar observasi
b. Status pasien d. Bolpoint dan buku catatan
e. nursing kit
Evaluasi
1. Struktur
Pada timbang terima, sarana prasarana yang menunjang telah tersedia antara lain : buku timbang
terima, status klien, work sheet dan alat tulis, serta kedua kelompok shif timbang terima Kepala
ruangan seharusnya memimpin timbang terima yang dilaksanakan pada pergantian shif yaitu
malam ke pagi, pagi ke sore. Kegiatan timbang terima pada shif sore ke malam dipimpin oleh PP
yang bertugas saat itu.
2. Proses
Proses timbang terima dipimpin oleh Karu dan diikuti oleh seluruh perawat yang bertugas
sebelumnya maupun yang akan ganti dinas. PP mengoperkan kepada PP berikutnya yang akan
mengganti dinas. Timbang terima pertama dilakukan di Nurse Station kemudian ke bed klien dan
kembali lagi ke Nurse Station. Isi timbang terima mencakup identitas klien, diagnosa keperawatan,
intervensi yang sudah dilakukan, intervensi yang belum dilakukan dan pesan khusus. Setiap klien
tidak lebih dari 5 menit saat klarifikasi ke pasien.
3. Hasil
Masalah
Keperawatan
S: S : S :
Data Fokus
( Subyektif dan O: O: O:
Obyektif)
Implementasi
yang sudah
dilakukan
Implementasi
yang belum
dilakukan
Hal-hal yang
perlu
diperhatikan
(Lab, obat, advis
medis)
PETUNJUK TEKNIS
TERIMA