Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN MANAJEMEN PELAYANAN KEBIDANAN

TIMBANG TERIMA PASIEN

Oleh :

Monicha Desy Arysandy (112235031)

Choirotul Aulia (112235032)

Devi Eka Yulvianti (112235033)

Titis Suciningrum (112235034)

Latifah Khusnul Khotimah (112235035)


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SURABAYA

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa, atas berkat dan perkenananNya berupa

kemampuan berpikir sehingga penulis dapat menyelesaikan Makalah yang berjudul

“Manajemen Pelayanan Kebidanan : Timbang Terima Pasien” sebagai salah satu tugas

akademik pada Mata Kuliah Filsafat Ilmu Program Studi Kebidanan Fakultas Kedokteran

Universitas Airlangga.

Penyelesaian penulisan Makalah ini tidak lepas dari Dosen Pembimbing Filsafat Ilmu.

Maka pada kesempatan ini perkenankanlah penulis menghaturkan terima kasih yang tak

terhingga dan penghargaan setinggi-tingginya kepada Dr. Wiwin Retnowati, M.Kes. yang

dengan penuh kesabaran dan kearifan selalu membimbing dan memberikan semangat,

motivasi, arahan serta saran dan koreksi dari awal hingga saat ini.

Bersama ini perkenankanlah saya menyampaikan ucapan terima kasih setulusnya

kepada yang terhormat:

1. Prof. Dr. H. Moh. Nasih, SE., MT., Ak., CMA., selaku Rektor Universitas Airlangga

beserta Wakil Rektor dan seluruh staf atas kesempatan dan fasilitasi yang telah diberikan

selama menempuh pendidikan di Universitas Airlangga;

2. Prof. Dr. Budi Santoso, dr., Sp.OG., Subsp.F.E.R., selaku Dekan Fakultas Kedokteran

Universitas Airlangga beserta Wakil Dekan dan seluruh staf yang memberikan

kesempatan dan kelancaran kepada penulis dalam menempuh pendidikan di Program

Program Studi Kebidanan Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga;

3. Dr. Budi Prasetyo, dr., Sp.OG (K)., selaku Koordinator Program Studi Kebidanan

Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga yang telah membantu memberi semangat dan

motivasi serta kelancaran dalam proses pendidikan;

4. Ivon Dyah Wittiarika, S.Keb. Bd., M.Kes., sebagai Dosen Mata Kuliah Manajemen
Pelayanan Kebidanan yang telah memberi arahan dan bimbingan dalam penyelesaikan

Makalah ini;

5. Segenap dosen Program Studi Kebidanan Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga

yang telah memberikan wawasan keilmuan;

6. Staf Administrasi Program Studi Kebidanan Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga

Surabaya yang telah banyak membantu dalam kelancaran proses administrasi

pendidikan;

7. Teman-teman Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL) Angkatan Tahun 2023 Program

Studi Kebidanan Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga yang saling memberikan

semangat dan kompak untuk bersama-sama menyelesaikan studi;

8. Semua pihak yang terlibat, yang tidak dapat disebut satu persatu yang telah memotivasi,

mendukung dan membantu dalam menyelesaikan makalah ini.

Penulis berharap Makalah ini dapat memberikan manfaat pada pengembangan ilmu

pengetahuan dalam bidang Kebidanan. Akhirnya, penulis menyadari bahwa masih banyak

kekurangan dalam Makalah ini yang memerlukan saran dan masukan dari berbagai pihak

untuk membuatnya semakin baik. Semoga Tuhan yang Maha Esa membalas budi baik semua

pihak yang telah terlibat dan memberikan bantuan baik langsung maupun tidak langsung

dengan limpahan berkat dan anugerahNya.

Surabaya, 10 November 2023

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..........................................................................................................

DAFTAR ISI........................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................................

1.1 Latar Belakang..................................................................................................................

1.2 Rumusan Masalah............................................................................................................

1.3 Tujuan...............................................................................................................................

BAB II TINJAUAN TEORI................................................................................................

2.1 Pengertian ........................................................................................................................

2.2 Ruang Lingkup.................................................................................................................

BAB III PEMBAHASAN....................................................................................................

3.1 Macam macam Timbang terima.......................................................................................

3.2 Tata Cara Timbang terima...............................................................................................

BAB IV PENUTUP............................................................................................................

4.1 Kesimpulan.....................................................................................................................

4.2 Saran................................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2020 tentang klasifikasi

dan perizininan rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan

pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap,

rawat jalan, dan gawat darurat. Rumah sakit sebagai salah satu fasilitas kesehatan yan

memberikan jasa pelayanan umum serta melayani masyarakat secara langsung, sehingga rumah

sakit harus memberikan pelayanan yang bemutu sesuai dengan harapan pasien. Mutu

pelayanan kesehatan adalah suatu langkah ke arah peningkatan pelayanan kesehatan baik untuk

individu maupun untuk populasi sesuai denga keluaran yang diharapkan dan sesuai dengan

pengetahuan profesional terkini. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah menerapkan

prinsip peningkatkan mutu pelayanan kesehatan. Prinsip dari peningkatan mutu pelayanan adalah

memenuhi kebutuhan pasien, mengukur, dan menilai pelayanan yang diberikan, memperbaiki

proses pelayanan, dan meningkatkan mutu pemberi pelayanan. Pelaksanaan prinsip-prinsip

tersebut memiliki tujuan untuk mengubah budaya kerja seseorang, mengubah proses pelayanan,

dan meningkatkan outcome pelayanan. Sasaran outcome untuk mutu pasien yang diinginkan

sebagai salah satu contohnya yaitu dengan mengurangi keluhan pasien dan meningkatkan

kepuasan pasien (Sunaringtyas, 2015). Pencapaian sasaran outcome tersebut dapat diraih dengan

melakukan pengelolaan melalui sebuah manajemen.

Manajemen merupakan suatu pendekatan yang dinamis dan proaktif dalam menjalankan

suatu kegiatan dalam organisasi. Manajemen mencakup kegiatan koordinasi dan supervisi

terhadap staf, sarana, dan prasarana dalam mencapai tujuan. Manajemen dalam kebidanan

merupakan proses bekerja melalui anggota staf untuk memberikan asuhan kebidanan secara

profesional. Proses manajemen kebidanan sejalan dengan metode asuhan kebidanan secara

profesional, sehingga diharapkan keduanya dapat saling menopang (Maulana, 2017). Keputusan

Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 369/MENKES/SK/III/2007 tentang standar

profesi bidan menyebutkan bahwa manajemen asuhan kebidanan merupakan suatu bentuk

pendekatan dan kerangka pikir yang digunakan oleh bidan dalam menerapkan metode

pemecahan masalah secara sistematis mulai dari pengumpulan data, analisis data, diagnosis
kebidanan, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi.

Manajemen bukan hanya merupakan kegiatan supervisi. Sifat kompleks dan variatif dari

suatu organisasi membuat organisasi tersebut membutuhkan pengelolaan melalui manajemen

untuk mencapai sebuah tujuan, visi, dan misi suatu organisasi. Ilmu manajemen juga

mengembangkan dasar teori dari berbagai ilmu seperti bisnis, psikologi, sosiologi, dan

antropologi. Teori dalam manajemen dianggap sebagai mesin atau suatu sistem yang dapat

menghasilkan produksi yang efisien dan cepat (Nursalam, 2014). Karakteristik produksi

tersebut dibutuhkan oleh suatu institusi pelayanan kesehatan seperti rumah sakit dengan

pelayanan rawat inap, sebagai salah satu contohnya yaitu Ruang Rawat Inap Obstetri dan

Ginekologi.

Ruangan atau bangsal sebagai salah satu unit terkecil pelayanan kesehatan merupakan

tempat yang memungkinkan bagi bidan untuk menerapkan ilmu dan kiatnya secara optimal.

Namun perlu disadari, tanpa adanya tata kelola yang memadai, kemauan, dan kemampuan yang

kuat, serta peran aktif dari semua pihak, maka pelayanan kebidanan profesional hanya akan

menjadi teori semata. Pengelolaan ruangan dengan manajemen harus mampu dikuasai oleh

bidan melihat diperlukannya perubahan cara pandang baik dari pihak manajemen maupun

klinisi demi upaya peningkatan mutu pelayanan. Manajemen sangat diperlukan untuk

mencegah kekurangan pengetahuan kepemimpinan dan manajemen yang dapat menyebabkan

sistem kesehatan buruk, monitoring dan evaluasi yang lemah pada sistem pelayanan yang telah

diberikan, penggunaan teknologi dalam pelayanan yang kurang, motivasi bidan yang kurang

karena kondisi lingkungan kerja yang buruk dan kurang mendapatkan pelatihan (USAID,

2015). Oleh karena itu, manajemen pelayanan kebidanan dipandang perlu diterapkan.

1.2 Rumusan Masalah

Bagaimana Melakukan timbang terima dengan baik dan benar?

1.3 Tujuan

1.3.1 Tujuan Umum

Mahasiswa mampu menerapkan manajemen pelayanan kebidanan.

1.3.2 Tujuan Khusus

Mahasiswa mampu melakukan Timbang Terima pasien.


BAB II

TINJAUAN TEORI

2.1 Timbang Terima

Timbang terima memiliki beberapa istilah diantaranya handover, handoffs, shift repot,

sign out, sign over dan cross coverage. Timbang terima pasien adalah komunikasi verbal dari

informasi tentang pasien yang dilakukan oleh bidan pada pergantian shift jaga (Nursalam,

2014). Timbang terima adalah suatu tehnik untuk menyampaikan dan menrima suatu informasi

yang berkaitan dengan keadaan pasien. Timbang terima harus dilakukan seefektif mungkin

dengan menjelaskan secara singkat, jelas dan lengkap tentang tindakan mandiri bidan, tindakan

kolaboratif yang sudah atau belum dilakukan serta perkembangan pasien pada saat itu.

Informasi yang disampaikan harus akurat sehingga kesinambungan asuhan keperawatan dapat

berjalan dengan sempurna (Nursalam, 2014).

Standar kegiatan timbang terima yang dilakukan ada empat, yaitu :

(1) Seluruh bidan (Katim dan anggota tim/bidan pelaksana) shift saat ini dan serta

kepala ruangan berkumpul di Midwife station untuk melakukan timbang

terima.

(2) Sesi I di midwife station : kapala ruangan memimpin dan membua acara

kemudian katim atau MIC melaporkan keadaan dan perkembangan pasien.

Katim dan Bidan pelaksana sore memberikan klarifikasi keluhan, tindakan

yang sudah dilakukan dan rencana yang akan dilakukan, kolaboratif dan

madiri, hal – hal yang belum jelas atas lapran yang disampaikan. Setelah

klarifikasi selesai, dilanjutkan validasi ke ruang perawatan.

(3) Sesi II di ruang perawatan : Seluruh bidan dan kepala ruangan bersama –

sama melakukam klarifikasi dan validasi langsung kepasien. Lama kunjungan

tidak lebih dari 5 menit per pasien. Bila ada hal hal rahasia yang perlu di

klarifikasi dilakukan di midwife station setelah kunjungan ke pasien terakhir.

(4) Epilog : kembali ke midwife station untuk mendiskusikan keadaan pasien

yang bersifat rahasia. Setelah timbang terima pasien selesai maka Katim

dan bidan pelaksana menandatangani laporan timbang terima dengan sepengatahuan

kepala ruangan.
Timbang terima dilakukan di midwifery station, dihadiri oleh seluruh bidan yang bertugas.

Cara timbang terima dimulai dengan pembukaan oleh kepala ruangan atau Midwife In Charge

(MIC)/Katim. Kemudian dilanjutkan dengan data pasien dengan metode komunikasi SBAR

(situation, background, assesment, recommendation). Situation meliputi nama pasien, diagnosa

medis, nama dokter yang menangani, dan hari rawat. Background meliputi masalah kebidanan

yang terjadi, perkembangan pasien saat ini, seperti kemajuan tingkat kesadaran, mobilisasi, dan

lain-lain. Assesment meliputikeadaan umum, tanda- tanda vital, kesadaran, hasil laboratorium,

serta informasi klinik yang mendukung, tetapi tidak disampaikan evaluasi perkembangan klien.

Recommendation meliputi intervensi yang perlu dilakukan, seperti terapi dan pemeriksaan

penunjang yang akan dilakukan. MIC membagi bidan sesuai dengan jumlah bed. Setelah

dilakukan pelaporan, proses timbang terima kadang ditutup oleh kepala ruangan dan kemudian

dilakukan validasi ke pasien dengan 9 hal yang dilakukan waktu validasi. Setelah dilakukan

validasi, selanjutnya adalah melakukan tanda tangan di lembar operan status pasien.

Terdapat perbedaan SPO dengan teori yang dinyatakan oleh Nursalam (2014) yang

menyatakan kegiatan timbang terima diakhiri dengan kembali di nurse station untuk

mendiskusikan keadaan pasien yang bersifat rahasia.

Tujuan dilakukannya timbang terima pasien yaitu:

(1) Menyampaikan masalah, kondisi, dan keadaan klien (data fokus)

(2) Menyampaikan hal-hal yang sudah atau belum dilakukan dalam asuhan kebidanan

kepada klien

(3)Menyampaikan hal-hal penting yang perlu segera ditindaklanjuti oleh shift

berikutnya.

(4) Menyusun rencana kerja untuk shift berikutnya.

Dilakukan di midwifery station Mengucapkan salam dan doa

Handover alat-alat dan laporan mutu, Operan


Jumlah,Pasien Observasi, Rencana kegiatan keluar

Operan semua kondisi pasien

MIC Membagi bidan sesuai dengan jumlah bed


Validasi pasien

1. Salam, Kontrak waktu


2. Memperkenalkan diri saat awal
3. Memanggil nama pasien
4. Mendengar keluhan dan kebutuhan pasien
5. Memberi sentuhan ringan
6. Penjelasan mengenai perkembangan sementara
7. Memberikan kesempatan pasien bertanya
8. Validasi kondisi pasien (cairan infus,IV Line)
9. Mengakhiri Tindakan dengan salam
Langkah-langkah
a. Kedua kelompok shift dalam keadaan sudah siap.
b. Shift yang akan menyerahkan dan mengoperkan perlu mempersiapkan hal-hal apa yang
akan disampaikan.
c. Bidan primer menyampaikan kepada penaggungjawab shift yang selanjutnya meliputi:
Dilakukan1)di depan
Kondisi atau keadaan klien secara umum
pasien
2) Tindak lanjut atau dinas yang menerima operan
MIC Shift sebelumnya Tanda tangan di buku operan MIC Shift

3) Rencana kerja untuk dinas yang menerima operan


d. Penyampaian operan diatas harus dilakukan secara jelas dan tidak terburu-buru.
e. Bidan primer dan anggota kedua shift dinas bersama-sama secara langsung melihat
keadaan klien

Prosedur Timbang Terima


Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam prosedur ini meliputi:
a. Persiapan
1) Kedua kelompok sudah dalam keadaan siap
2) Kelompok yang akan bertugas menyiapkan buku catatan
b. Pelaksanaan
Dalam penerapan sistem MAKP : Primer, timbang terima dilaksanakan oleh bidan primer
kepada bidan primer yang mengganti jaga pada shift berikutnya:
1) Timbang terima dilaksanakan setiap pergantin shift atau operan
2) Dari bidan station bidan berdiskusi untuk melaksanakan timbang terima dengan
mengkaji secara komprehensif yang berkaitan tentang masalah kebidananpasien,
rencana tindakan yang sudah dan belum dilaksankan serta hal-hal penting lainnya
yang perlu dilimpahkan
3) Hal-hal yang sifatnya khusus dan memerlukan perincian yang lengkap sebaiknya
dicatat untuk kemudian diserahterimakan kepada bidan jaga berikutnya
4) Hal-hal yang perlu disampaikan pada saat timbang terima adalah:
 Identitas pasien dan diagnosa medis
 Masalah kebidanan yang kemungkinan masih muncul
 Data focus (Keluhan subyektif dan obyektif)
 Tindakan kebidanan yang sudah dan belum dilkasanakan
 Intervensi kolaboratif dan dependensi
 Rencana umum dan persiapan yang perlu dilakukan dalam kegiatan
selanjutnya
Mekanisme kegiatan

TAHAP KEGIATAN WAKTU TEMPAT PELAKSANA


Persiapan  Kedua kelompok dinas sudah 5 menit Bidan Karu
siap dan berkumpul di Bidan station
station
 Kelompok yang akan bertugas
menyiapkan catatan (Work
Sheet) , PP yang akan
mengoperkan menyiapkan buku
timbang terima
 Kepala rungan membuka acara
timbang terima dilanjutka
dengan doa bersama.
Pelaksanaan  PP dinas pagi melakukan 30 menit Bidan PP
timbang terima pada PP dinas station
sore, hal-hal yang perlu
disampaikan saat timbang
terima :
a. Identitas klien dan
diagnosa medis
b. Masalah kebidanan yang
muncul.
c. Data Fokus (Keluhan
subyektif dan obyektif)
d. Rencana kebidanan yang
sudah/belum dilaksanakan.
e. Tindakan kolaboratif dan
dependensi.
f. Persiapan rencana umum
yang perlu dilakukan
(persiapan operasi,
pemeriksaan penunjang,
konsul, prosedur tindakan
tertentu), perlu
disampaikan untuk
ditindak lanjuti.
Karu dan
 PP dinas sore melakukan
semua bidan
klarifikasi terhadap data yang
disampaikan.
 Sedapatnya mengupayakan
penyampaian yang jelas, Bed klien
singkat dan padat.
 Lama timbang terima setiap
pasien kurang lebih 5 menit,
kecuali kondisi khusus yang
memerlukan keterangan lebih
rinci.
 Karu diikuti semua bidan
keliling ke tiap klien. PP dinas
sore melakukan validasi data.

Penutup  Bidan kembali ke Bidan 5 menit Bidan Semua bidan


station. Diskusi tentang hasil station
validasi.
 Setelah proses timbang terima
selesai dilakukan maka kedua PP
PP menandatangani laporan
timbang terima diketahui oleh
Karu. Karu
 Karu menutup timbang terima,
Karu memberikan reward
kepada PP dinas pagi dan
mengucapkan selamat bekerja
kepada PP dinas sore.
5) Bidan yang melakukan timbang terima dapat melakukan klarifikasi tanya
jawab terhadap hal-hal yang ditimbang terimakan dan berhak menanyakan
mengenai hal-hal yang kurang jelas
6) Penyampaian saat timbang terima secara jelas dan singkat
7) Lama timbang terima untuk setiap pasien tidak lebih dari 5 menit kecuali
pada kondisi khusus dan memerlukan penjelasan yang lengkap dan rincian
8) Kepala ruangan dan semua bidan keliling ke tiap pasien dan melakukan
validasi data.
9) Pelaporan untuk timbang terima dituliskan secara langsung pada buku
laporan ruangan oleh bidan primer

Hal-hal yang perlu diperhatikan


a. Dilaksanakan tepat waktu, setiap pergantian shif
b. Dipimpin oleh Karu atau penanggung jawab pasien (PP)
c. Diikuti oleh semua bidan yang telah dan yang akan dinas
d. Adanya unsur bimbingan, pengarahan serta tanggung jawab
e. Informasi yang disampaikan harus akurat, singkat, sistematis dan menggambarkan kondisi
klien saat ini serta menjaga kerahasiaan klien
f. Timbang terima harus berorientasi pada permasalahan klien
g. Saat timbang terima dikamar klien, menggunakan volume suara yang cukup sehingga
klien di sebelahnya tidak mendengar sesuatu yang privacy bagi klien. Semua yang
dianggap rahasia sebaiknya tidak dibicarakan secara langsung didepan pasien
h. Sesuatu yang mungkin membuat klien terkejut sebaiknya dibicarakan di bidan station

Pengorganisasian
Kepala ruangan :
PP 1 :
PA 1 :
PP 2 :
PA 2 :
Pasien :
Supervisor :
Pembimbing :
Pelaksanan Timbang Terima Hari /
Tanggal :
Pukul :
Pelaksana :
Tempat :
Sasaran :
Metode :
Media : a. Buku timbang terima c. Lembar observasi
b. Status pasien d. Bolpoint dan buku catatan
e. nursing kit

Evaluasi

1. Struktur
Pada timbang terima, sarana prasarana yang menunjang telah tersedia antara lain : buku timbang
terima, status klien, work sheet dan alat tulis, serta kedua kelompok shif timbang terima Kepala
ruangan seharusnya memimpin timbang terima yang dilaksanakan pada pergantian shif yaitu
malam ke pagi, pagi ke sore. Kegiatan timbang terima pada shif sore ke malam dipimpin oleh PP
yang bertugas saat itu.

2. Proses
Proses timbang terima dipimpin oleh Karu dan diikuti oleh seluruh perawat yang bertugas
sebelumnya maupun yang akan ganti dinas. PP mengoperkan kepada PP berikutnya yang akan
mengganti dinas. Timbang terima pertama dilakukan di Nurse Station kemudian ke bed klien dan
kembali lagi ke Nurse Station. Isi timbang terima mencakup identitas klien, diagnosa keperawatan,
intervensi yang sudah dilakukan, intervensi yang belum dilakukan dan pesan khusus. Setiap klien
tidak lebih dari 5 menit saat klarifikasi ke pasien.
3. Hasil

a. Timbang terima dapat dilaksanakan setiap pergantian shif’

b. Setiap perawat dapat mengetahui perkembangan

c. Komunikasi antar bidan berjalan dengan baik.


FORMAT TIMBANG TERIMA PENDERITA
Nama Pasien :
Kamar :
Umur :
Dx. Medis :
Tanggal :

ASUHAN Timbang Terima


KEPERAWATAN Shift P agi Shift Sore Shift Malam

Masalah
Keperawatan

S: S : S :

Data Fokus
( Subyektif dan O: O: O:
Obyektif)

Implementasi
yang sudah
dilakukan

Implementasi
yang belum
dilakukan
Hal-hal yang
perlu
diperhatikan
(Lab, obat, advis
medis)

Tanda tangan PP PP Pagi: PP Sore : PP Malam :


PP Sore: PP Malam : PP Pagi :
Karu : Karu :

PETUNJUK TEKNIS

PENGISIAN FORMAT TIMBANG

TERIMA

1. Nama, ditulis sesuai identitas klien


2. No. Bed atau kamar ditulis sesuai nomor bed yang ditempati klien
3. Diagnosis medis ditulis lengkap tentang diagnosis terakhir termasuk pro atau
post op dan hari ke berapa.
4. Tanggal ditulis kapan laporan timbang terima ditulis dan dilaporkan.
5. Di bawah kolom SHIFT PAGI/SIANG/MALAM, adalah tempat menuliskan isi
timbang terima sesuai petunjuk kolom paling kiri.
6. Isi tiap kolom untuk SHIFT PAGI/SIANG/MALAM secara berurutan adalah
sebagai berikut:
a. Masalah keperawatan dan data fokus (DO dan DS), diisi masalah
keperawatan yang masih muncul sampai masalah ini dituliskan beserta data
objektif (DO) dan data subjektif (DS) yang mendukung.
b. Implementasi keperawatan yang sudah dilakukan ditulis semua intervensi
yang telah dilakukan oleh perawat.
c. Implementasi keperawatan yang belum/dilanjutkan diisi intervensi yang
belum dilakukan atau sudah dilakukan tapi harus dilanjutkan.
d. Pesan khusus atau hal-hal yang perlu diperhatikan digunakan untuk
menulis pesan-pesan khusus yang harus diberitahukan di luar implementasi
keperawatan yang harus dilanjutkan.
e. Tanda tangan diisi oleh PP yang mengoperkan dan menerima setelah validasi
ke pasien.
f. Tanda tangan karu diisi oleh Karu setelah antara PP yang mengoperkan dan
menerima sudah sepakat dan sudah tidak ada klarifikasi lagi dan hanya berlaku
untuk pagi hari saja saat karu bertugas

Anda mungkin juga menyukai