Anda di halaman 1dari 8

SYSTEMATIC SAMPLING

Diajukan Untuk Memenuhi salahsatu Tugas Mata Kuliah


Metodologi Riset Prodi Pendidikan Agama Islam
Pada Fakultas Tarbiyah Kelompok 3

Oleh:
NUR ANNISA FAJRIANI
NIM.862082021056

Dosen Pengajar: Muh. Syahrul Sarea, S.Pd., M.Pd.

FAKULTAS TARBIYAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI BONE

IAIN BONE

2023
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah Yang Maha Esa karena telah
melimpahkan rahmat dan berkah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas
penulisan makalah ini dengan baik. Tak lupa pula kita ucapkan shalawat serta
salam kepada junjungan Nabi Muhammad SAW. Pada kesempatan ini, kami juga
mengucapkan terima kasih kepada pihak yang telah membantu sekaligus memberi
dukungan dalam penyusunan makalah ini, terutama kepada bapak Syahrul Sarea,
S.Pd., M.Pd. dan kedua orang tua yang selalu mendoakan kami serta pihak-pihak
lainnya.

Penulisan makalah yang berjudul “Systematic Sampling” ini disusun untuk


memenuhi tugas mata kuliah Metodologi Riset. Kami berharap pembaca dapat
memahami dan memperluas ilmu terkait materi kami.

Kami memohon maaf bila masih terdapat kekurangan dalam penyusunan


makalah ini, baik secara materi maupun penyampaian dalam karya tulis ini.Kami
juga menerima kritik serta saran dari pembaca agar dapat membuat makalah
dengan lebih baik di kesempatan berikutnya.

Wassalamu’ alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Watampone, 17 Juni 2023

Penulis
DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam suatu penelitian survey, tidak perlu untuk meneliti semua individu
dalam suatu populasi, sebab disamping memakan biaya yang banyak, juga
memakan waktu yang lama. Dngan meneliti sebagian dari populasi ,
diharapkan hasil yang diperoleh akan menggambarkan sifat populasi yang
bersangkutan. Untuk dapat mencapai tujuan ini, maka cara-cara pengambilan
sebuah sample harus memenuhi syarat-syarat tertentu.

Sebuah sample harus dipilih sedemikian rupa sehingga setiap satuan unsur
mempunyai kesempatan dan peluang yang sama untuk dipilih, dan besarnya
peluang tersebut tidk boleh sama dengan nol. Disamping itu, pengambilan
sample secara acak (random) harus menggunaan tekhnik yang tepat sesuai
dengan ciri-ciri populasi dan tujuan penelitian.

Dari uraian diatas perlunya pengkajian lebih lanjut tentang tekhnik


sampling. Dalam makalah ini akan kami jelaskan salah satu tekhnik sampling
yang meruupakan bagian dari Probability Sampling yaitu “ Systematic
Sampling”.

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu Systematic Sampling?
2. Apa tujuan dari Systematic sampling?
3. Bagaimana Rumus dan contoh kasus Systematic Sampling?
4. Bagaimana syarat penggunaan Systematic sampling?
5. Apa kelebihan dan kekurangan dari penggunaan Systematic sampling?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian Systematic Sampling.
2. Untuk mengetahui tujuan dari Systematic Sampling.
3. Untuk mengetahui rumus dan contoh kasus Systematic Sampling.
4. Untuk mengetahui syarat penggunaan Systematic Sampling.
5. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan penggunaan Systematic
Sampling.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Systematic Sampling

Secara definisi metode pengambilan sample secara sistematik


adalah suatu metode untuk mengambil sampel secara satu per satu,
berdasarkan suatu kerangka sampel, dengan menggunakan suatu interval
(jarak) tertentu secara teratur pada kerangka sample tersebut.

Secara singkat systematic sampling adalah cara pengambilan


sample, yakni sample pertama akan ditentukan secara acak. Setelahanya,
sample yang diambil belakangan akan didasarkan pada satu interval
tertentu.

Menurut Sugiyono systematic sampling adalah tekhnik


pengambilan sampel berdasarkan urutan dari angka populasi yang telah
diberi nomor urut.

Pengambila sampel sistematik adalah jenis metode pengambilan


sampel probabilitas diamana anggota sampel dari populasi yang lebih
besar dipilih berdasarkan titik awal acak tetapi dengan interval periodik
yang tetap. Interval ini disebut juga dengan interval sampling, dihitung
dengan membagi populasi dengan ukuran sampel yang diinginkan.

Ada tiga jenis sampel sistematik utama yaitu sampel sistematik


acak, sampel sistematik linier, sampel sistematik sirkuler:

- Sampel sistematik acak, yaitu bentuk pengambilan sampel


secara klasik secara sistematis dimana subjek dipilih pada
selang waktu yang telah ditentukan sebelumnya.
- Sampel sistematik linier, yaitu daripda memilih interval
pengambilan sampel secara acak, pola lompatan dibuat
mengikuti jalur linier.
- Sampel sistematik melingkar, yaitu sampel dimulai lagi pada
titik yang sama setelah diakhiri.

B. Tujuan Systematic Sampling

Dengan penggunaan systematic sampling, maka proses


pengambilan sampel maka proses pengambilan sampel bisa dilakukan
dengan cara yang sederhana dan mudah. Ketika systematic sampling ini
dilakukan dengan benar pada populasi yang besar dengan ukuran yang
ditentukan, pengambilan sampel secara sistematik ini dapat membantu
peneliti salh satunya yaitu untuk mendapatkan penemuan yang mewakili
sekelompok besar orang tanpa harus menjangkau satu per satu.

Dengan adanya systematic sampling ini juga membantu


menghilangkan fitur seleksi berkerumun dan kemungkinan rendah untuk
mendapatkan data. Pengambilan sampel sistematik ini sangat popular
dikalangan peneliti dan analis, karena sangat sederhana.

C. Rumus dan contoh kasus Systematic Sampling

Adapun rumus yang digunakan pada systematic sampling :

N
K=
n

Keterangan :
K: Interval pengambilan sample sistematis
N: Ukuran populasi
n : Ukuran sampel

Contoh kasus 1

Seorang peneliti akan menganalisis soal UN Biologi, tahun 2009


diketahui jumlah populasi sebanyak 40 butir soal, dan peneliti menetapkan
14 butir soal sebagai sampel dengan kriteria anggota populasi tersebut
memiliki selang interval 3 dengan nomor anggota populasi yang berada
didekatnya. Selanjutnya peneliti mengambil sampel pertama secara acak,
dan ternyata diperoleh anggota populasi bernomor urut 4, maka sampel
kedua adalah anggota populasi yang berselang interval 3 dari 4 yaitu bisa
berupa anggota populasi bernomor 1 namun juga dapat berupa anggota
populasi bernomor 7.

Pada kasus tersebut misalnya saja ditetapkan anggota populasi yang


bernomor 1 sebagai sampel kedua, maka anggota populasi bernomor 7
sebagai sampel ketiga, dan seterusnya hingga diperoleh 26 butir sampel
soal UN Biologi tahun 2009 yaitu : 1, 4, 7, 10, 13, 16, 19, 22, 25, 28, 31,
34, 37, dan 40.
Contoh kasus 2 :
Jika suatu populasi memiliki total anggota populasi sebanyak 5000
orang dengan sampel yang dikehendaki adalah 200 orang sampel saja.
Maka setiap sampel elemen populasi akan ditandai dengan nomor urut
0001 hingga 5000. Dengan penomoran tersebut, maka guna menetukan
jarak interval dari sampel satu dan sampel berikutnya berlaku rumus
systematic sampling sebagai berikut:

N 5000
K= : K= = 25
n 200

Dari hasil rumus diatas dapat ditentukan angka 25 menjadi jarak


interval untuk pengambian sampel.

Berdasarkan pengertian systematic sampling bahwa sampel pertama


didapatkan secara acak dan berikutnya harus sesuai dengan jarak interval yang
telah ditentukan. Maka, jika sampel secara acak yang dilakukan mendapatkan
nomor urut 0002, maka sampel berikutnya adalah 0027, karena di tentukan
oleh jarak yaitu angka 25. Selanjutnya, penghitungan dilakukan terus menerus
hingga jumlah sampel sudah terpenuhi yaitu 200 orang

D. Syarat Penggunaan Systematic Sampling


Penggunaan systematic sampling apabila:
a. Pembatasan anggaran
Sampel ini sangat cock untuk kondisi dimana terdapat batasan
anggaran dn juga penyelesaian studi yang sangat tidak rumit.
b. Implementasi yang tidak rumit
Karena pengambilan sample sistematis bergantung pada interval,
pengambilan sampel yang ditentykan untuk mengambil sampel,
menjadi mudah bagi peneliti dan ahli statistic untuk mengelola sampel
dengan lebih banyak responden. Ini karena waktu yang diinvestasikan
dalam membuat sampel minimal, dan biaya yang dikeluarkan juga
dibatasi karena sifat pengaambilan sampel sistematik yang periodik.
c. Tidak adanya pola data.
Ada data spesifik yan tidak memiliki pengaturan, data ini dapat
dianalisis dengan cara yang tidak bisa menggunakan sampling
sistematik.
d. Resiko manipulasi data yang rendah dalam penelitian.
Ini sangat produktif dalam meneliti subjek yang luas terutama bila
ada resiko manipulasi data yang diabaikan.

Berikut merupakan cara melakukan systematic sampling:


a. Tentukan populasi ( grup yang akan kita ambil sampel)
b. Tetapkan ukuran sampel (berapa banyak subjek yang kita perlukan)
c. Peneliti harus menetapkan sampling interval (K) dengan menggunakan
rumus dari systematic sampling.
d. Peneliti memilih sampel pertama secara random dari sampling frame
e. Peneliti memilih sampel kedua dan seterusnya sampai diperoleh
sampel yang dibutuhkan sudah cukup.

Sebelum melakukan syarat-syarat diatas peneliti harus terlebih


dahulu mengetahui ukuran populasi target.

E. Kelebihan dan Kekurangan penggunaan Systematic Sampling


a. Kelebihan penggunaan systematic sampling
1. Sangat sederhana dan nyaman bagi para peneliti untuk membuat,
melakukan, menganalisis sampel
2. Sampel yang dibuat didasarkan pada ketelitian dalam pemilihan
anggota dan bebas dari pilih kasih
3. Factor resiko yang terlibat dalam metode pengambilan sampel ini
sangat minim.
4. Dalam hal anggota populasi yang beragam, tekhnik pengambilan
sampel ini dapat bermanfaat karena pemerataan anggota untuk
membentuk sampel.

Anda mungkin juga menyukai