Anda di halaman 1dari 10

PAPER KELOMPOK 5

“DIPLOMASI PUBLIK JEPANG MELALUI ANIME”

Disusun Oleh :

Zulfiqar Ali Akbar Ramdani 6211201049


Daffa Adriatama 6211201059
Salfa Azhar Rifhaq 6211201060
Syarif Hidayatullah 6211201064
Rully Rizky Ferdiyatna 6211201072
Rizky Surya Pratama 6211201074
Muhammad Arbian Wibisono 6211201079
Muhammad Miftah Shaury 6211201080

PRODI HUBUNGAN INTERNASIONAL


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK
UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI
2020
I. PENDAHULUAN
Latar Belakang
Perilaku diplomasi publik Jepang melalui anime berawal dari pertumbuhan
dan popularitas anime di seluruh dunia. Anime adalah istilah yang digunakan
untuk menyebut budaya animasi Jepang, dengan gaya seni yang unik dan
beragam, mulai dari cerita untuk anak-anak hingga cerita untuk orang dewasa.
Selama beberapa dekade terakhir, anime telah menjadi salah satu industri hiburan
terbesar di Jepang dan menarik banyak minat dari penonton internasional. Orang
Jepang telah menyadari potensi budaya populer sebagai sarana untuk
mempromosikan citra dan kepentingan negara mereka secara internasional.
Diplomasi publik adalah upaya pemerintah untuk mempengaruhi opini dan
persepsi masyarakat internasional terhadap negaranya melalui kegiatan budaya,
informasi, dan media. Jepang menggunakan anime sebagai alat diplomasi publik
untuk mencapai tujuan tersebut.
Tujuan asli diplomasi publik melalui anime adalah untuk memperkenalkan
budaya Jepang, meningkatkan pemahaman negara, dan menarik minat
internasional ke Jepang. Dengan mewujudkan nilai-nilai, tradisi, sejarah, dan cara
hidup Jepang melalui cerita dan karakter animasi, Jepang berharap dapat
menyebarkan pengaruh budayanya ke seluruh dunia. Mereka ingin mendorong
wisatawan untuk mengunjungi Jepang, meningkatkan permintaan produk Jepang,
dan mempromosikan hubungan yang lebih baik antara Jepang dan negara lain.

II. PEMBAHASAN
Diplomasi publik melalui anime dapat dijelaskan melalui konsep soft
power. Anime Jepang telah mengumpulkan banyak minat dan mengikuti di
seluruh dunia. Dengan menyiarkan anime, Jepang telah menciptakan daya tarik
budaya yang kuat dan secara tidak langsung mempengaruhi pandangan
masyarakat terhadap negaranya. Dalam hal ini, anime berfungsi sebagai alat untuk
membangun pengaruh dan kekuatan Jepang secara global. Teori identitas, Anime
Jepang seringkali mencerminkan identitas budaya Jepang, termasuk nilai, etika,
dan tradisi. Melalui anime, Jepang berusaha menyampaikan identitas budayanya
kepada khalayak internasional. Dengan menonton anime, penonton dapat lebih
memahami budaya Jepang dan merasa terhubung dengan nilai-nilai tersebut. Teori
nation branding, Jepang menggunakan anime sebagai cara untuk membangun
citra positif negaranya di mata dunia. Dengan menghadirkan cerita yang menarik
dan karakter yang menyenangkan, Jepang berharap dapat menciptakan persepsi
yang baik tentang negaranya, yang pada akhirnya dapat mempengaruhi keputusan
dan sikap masyarakat terhadap Jepang.

II.1 Sejarah Diplomasi Publik Jepang


Pada era Meiji (1868-1912), Jepang mengalami modernisasi yang pesat
dan mengadopsi banyak elemen Barat. Di bidang diplomasi, Jepang memulai
upaya untuk membangun hubungan dengan negara-negara Barat dan mendorong
pengenalan dirinya di tingkat internasional. Hal ini terutama ditunjukkan melalui
perjanjian-perjanjian yang ditandatangani dengan negara-negara asing, seperti
Perjanjian Inggris-Jepang (1854) dan Perjanjian Jepang-Amerika Serikat (1854).
Pada perang dunia I dan II, Jepang terlibat dalam pertempuran besar dan
melakukan ekspansi militer. Setelah kekalahan dalam Perang Dunia II, Jepang
mengalami periode transformasi sosial dan politik. Diplomasi publik diarahkan
pada memperbaiki citra Jepang yang terkait dengan masa perang dan membangun
hubungan baik dengan negara-negara di seluruh dunia. Jepang mengalami masa
pemulihan yang berkelanjutan. Negara ini mengadopsi pendekatan yang lebih
lunak dalam diplomasi dan mulai membangun citra yang lebih positif di mata
dunia. Jepang berusaha untuk menyoroti budaya dan seni tradisionalnya, termasuk
seni rupa, musik, dan tarian.
Pada masa perang dingin, Jepang mencapai status sebagai kekuatan
ekonomi global. Diplomasi publik melibatkan promosi "Cool Japan" yang
mengedepankan budaya populer Jepang seperti anime, manga, musik, dan
makanan Jepang. Jepang juga aktif dalam menyediakan bantuan pembangunan
dan bekerja sama dalam isu-isu global. Hingga akhirnya, Jepang menggunakan
Anime sebagai instrumen dalam melakukan diplomasi publiknya. Industri anime
di Jepang berkembang pesat sejak pertengahan abad ke-20. Anime menjadi
fenomena budaya yang sangat populer, baik di dalam negeri maupun di luar
Jepang. Dalam beberapa dekade terakhir, anime juga mulai dimanfaatkan sebagai
alat diplomasi publik untuk mempromosikan budaya Jepang dan meningkatkan
citra Jepang di dunia internasional.

II.2 Potensi Jepang dalam Diplomasi Publik Melalui Anime


Anime telah meraih popularitas yang luas di seluruh dunia. Budaya pop
Jepang, termasuk anime, telah menarik perhatian dan minat penonton global.
Popularitas ini memberikan Jepang platform yang kuat untuk memperkenalkan
budaya dan nilai-nilai mereka kepada audiens internasional. Anime Jepang
dikenal karena kualitas animasinya yang tinggi, desain karakter yang kreatif, dan
cerita yang mendalam. Produksi anime yang berkualitas ini menarik perhatian dan
penghargaan dari penonton dan kritikus di seluruh dunia, membantu memperkuat
citra Jepang sebagai negara dengan industri kreatif yang kuat.
Jepang memiliki reputasi sebagai negara yang inovatif dan maju dalam
teknologi. Anime sering menggabungkan elemen-elemen futuristik dan teknologi
canggih, yang mencerminkan keunggulan teknologi Jepang. Hal ini memberikan
kesempatan untuk mempromosikan industri teknologi Jepang serta memperkuat
citra Jepang sebagai negara yang modern dan maju. Hal ini menyebabkan Jepang
memiliki industri anime yang terorganisir dengan baik dan terintegrasi. Ada
kerjasama yang kuat antara produsen anime, perusahaan media, studio animasi,
dan agen distribusi untuk mempromosikan anime secara internasional. Kerjasama
ini membantu memperluas jangkauan dan pengaruh anime Jepang di pasar global.

II.3 Tujuan Diplomasi Publik Jepang


Tujuan Jepang dalam melakukan diplomasi publik melalui anime adalah
untuk mempromosikan budaya dan citra positif negara mereka di dunia
internasional. Melalui anime, Jepang dapat memperkenalkan aspek-aspek seperti
seni, tradisi, teknologi, dan gaya hidup Jepang kepada penonton global. Anime
telah menjadi salah satu produk ekspor budaya terbesar Jepang, dan pemerintah
Jepang telah memanfaatkannya sebagai alat diplomasi budaya. Beberapa tujuan
utama diplomasi publik melalui anime adalah:
1) Memperkuat hubungan antara Jepang dengan negara lain
Anime telah menjadi alat yang efektif dalam membina hubungan antara Jepang
dan negara-negara lain. Dengan memperkenalkan budaya Jepang melalui anime,
Jepang dapat meningkatkan pemahaman dan hubungan dengan masyarakat di luar
negeri.
2) Memperluas daya tarik wisata
Anime seringkali menampilkan latar belakang tempat-tempat di Jepang, baik yang
fiktif maupun yang nyata. Hal ini dapat mendorong minat wisatawan untuk
mengunjungi Jepang dan menjelajahi lokasi yang terinspirasi dari anime.
3) industri kreatif
Anime telah menjadi industri yang sangat sukses di Jepang, dan pemerintah
Jepang mendorong perkembangan industri ini. Dengan mempromosikan anime,
Jepang dapat meningkatkan penjualan produk-produk terkait seperti merchandise,
video game, dan perangkat elektronik.
4) Peningkatan pemahaman budaya
Anime membuka pintu bagi penonton global untuk mempelajari lebih lanjut
tentang budaya Jepang, termasuk bahasa, adat istiadat, dan nilai-nilai sosial. Hal
ini dapat meningkatkan pemahaman dan toleransi antarbudaya.

II.4 Strategi Diplomasi Publik Jepang


Jepang telah menerapkan beberapa strategi diplomasi publik melalui
anime. Strategi-strategi ini membantu Jepang dalam memanfaatkan potensi
diplomasi publik melalui anime untuk memperkuat hubungan internasional,
mempromosikan budaya Jepang, dan meningkatkan minat terhadap negara
tersebut. Berikut adalah beberapa strategi yang dilakukan Jepang:
1) Pembiayaan Produksi Anime
Pemerintah Jepang melalui lembaga-lembaga seperti Agensi Urusan Budaya
(Agency for Cultural Affairs) dan Japan Foundation aktif mendukung produksi
anime dengan memberikan dana dan hibah kepada studio dan produsen anime.
Hal ini membantu mempromosikan anime Jepang secara global dan memperluas
jangkauannya.
2) Kolaborasi dengan Negara Lain
Jepang melakukan kolaborasi dengan negara-negara lain dalam produksi anime.
Contohnya adalah kerjasama antara Jepang dan Prancis dalam proyek anime
"Ōban Star-Racers". Melalui kolaborasi semacam ini, Jepang dapat memperluas
jaringan diplomasi budayanya dan menciptakan karya yang mencerminkan
keunikan dan keragaman budaya kedua negara.
3) Promosi Melalui Peristiwa dan Festival
Jepang memanfaatkan acara-acara seperti Tokyo Anime Award Festival dan Japan
Expo di berbagai negara untuk mempromosikan anime dan budaya Jepang. Pada
acara-acara tersebut, pemerintah dan industri anime bekerja sama untuk
mengadakan pertunjukan, pameran, dan lokakarya yang memperkenalkan anime
dan elemen budaya Jepang kepada penonton internasional.
4) Diplomasi Kebudayaan
Jepang menggunakan anime sebagai alat diplomasi kebudayaan untuk
memperkuat hubungan dengan negara lain. Melalui program-program seperti
Cool Japan Ambassador, pemerintah Jepang mengirimkan duta-duta budaya yang
merupakan tokoh-tokoh terkenal di industri anime untuk mempromosikan budaya
dan industri kreatif Jepang di luar negeri.
5) Pendukung Industri Terkait
Pemerintah Jepang mendukung industri terkait anime seperti industri video game,
merchandise, dan pariwisata. Melalui promosi yang terintegrasi, pemerintah
mendorong penjualan produk-produk terkait anime yang dapat meningkatkan
pemahaman dan minat terhadap budaya Jepang.

II.5 Tantangan Jepang dalam Pencapaian Target Diplomasi Publik


Anime Jepang memiliki beberapa tantangan dalam mencapai target
diplomasi publik melalui anime. Anime seringkali menggambarkan budaya
Jepang secara khas. Namun, umumnya beberapa anime dapat menyederhanakan
atau menggambarkan stereotip yang tidak selalu mencerminkan kehidupan nyata
di Jepang. Ini dapat menjadi tantangan dalam mengkomunikasikan budaya Jepang
dengan akurat kepada masyarakat internasional. Selain
1) Perbedaan nilai-nilai budaya
Anime Jepang mencerminkan nilai-nilai budaya Jepang yang unik. Beberapa
tema, seperti etika, moralitas, dan norma sosial dalam anime, mungkin berbeda
dengan nilai-nilai yang berlaku di negara lain. Ini dapat menyebabkan
kesalahpahaman atau ketegangan budaya dalam upaya diplomasi publik.
2) Kontroversi dan stereotip
Beberapa anime Jepang mengandung konten yang kontroversial, termasuk
kekerasan, kekerasan seksual, atau stereotip negatif tentang kelompok tertentu.
Ketika anime yang kontroversial menjadi bagian dari upaya diplomasi publik, hal
ini dapat mempengaruhi persepsi negatif terhadap budaya Jepang.
3) Terjemahan dan lokalitas
Anime Jepang seringkali diterjemahkan ke dalam bahasa-bahasa internasional,
dan dalam prosesnya, beberapa aspek budaya atau humor yang unik dapat hilang
atau sulit dipahami oleh masyarakat internasional. Memastikan terjemahan yang
akurat dan memperhatikan kebutuhan lokal dalam memasarkan anime adalah
tantangan yang harus diatasi.
4) Persaingan dengan konten lokal
Di beberapa negara, industri animasi lokal berkembang pesat. Anime Jepang
harus bersaing dengan konten lokal untuk mendapatkan perhatian dan penggemar.
Menarik minat masyarakat internasional pada anime Jepang dan
mempromosikannya sebagai alat diplomasi publik dapat menjadi tantangan dalam
menghadapi persaingan dengan konten lokal yang lebih akrab bagi masyarakat
setempat.

III. KESIMPULAN
Dalam beberapa dekade terakhir, seperti yang teman teman semua ketahui,
Anime Jepang berkembang dari segi target diplomasi publik nya, yang sangat
pesat. gambaran yang berlebihan dari budaya Jepang mengakibatkan penilaian
dari orang orang luar yang menganggap Anime hanya sebagai hiburan semata.
Diplomasi Publik mengambil alih penting dari perkembangan hiburan yang
faktanya ada beberapa nama tokoh fiktif di dunia nyata pada zaman dahulu
sekalipun, contoh nya “Grave Of The Fireflies” yang diangkat dari peristiwa
perang dunia ke dua. Dengan kata lain, elemen budaya dan bahasa jepang
mungkin tidak sepenuhnya dipahami ataupun di apresiasi oleh audiens
internasional. Kontroversial, atau Sensitif, menjadi isu sensitif yang dalam hal ini
Diplomasi Publik bisa mengupayakan citra positif tentang Anime di kancah
internasional. Dalam hal persaingan global, diplomasi publik memfokus utamakan
potensi dari para peminat sebagai persaingan yang efektif dan juga bersih antara
Anime Jepang dan juga serial Hollywood, dan juga dengan serial dari negara lain.
Dengan pemahaman yang baik tentang audience internasional. Tantangan
penggambaran stereotype menjadi tantangan representasi budaya yang akurat.
Beberapa tema, seperti etika, moralitas dan norma bisa menyebabkan
kesalahpahaman tumpang tindih dalam upaya Diplomasi Publik. Dalam perspektif
Ilmu Hubungan Internasional, anime dapat memiliki dampak yang signifikan. bisa
itu tentang pengetahuan ilmu yang bermanfaat ataupun juga penyebaran
propaganda.

Maka dari itu, anime seperti contoh "Your Name" dapat memperkenalkan
indah nya negara jepang, bukan karena dari sisi kontroversi dan persepsi
pemahaman negatif nya saja, itulah mengapa para turis yang ingin berpariwisata
ke jepang bisa di dorong dengan hal yang positif, tentu ini juga berdampak pada
peningkatan GDP, GNP, dan juga Pendapatan Perkapita ekonomi negara jepang.
Bisa melalui sektor industri kreatif nya ataupun peningkatan produksi dan
penjualan merchandise dari serial anime.

Nilai Sosial budaya dan juga tradisi jepang juga bisa meningkatkan rasa
aura semangat dalam menghadapi kegiatan sehari hari. Seperti contoh anime nya
yang berjudul "Persona" yang digarap oleh Shin Megami Tensei Atlus. Dalam hal
persahabatan sehari-hari pun Diplomasi Publik mempunyai unsur yang penting.
Melakukan kerjasama regional maupun bilateral atau bisa juga multilateral dapat
membantu mempromosikan pertukaran budaya, seperti halnya yang telah
dilakukan oleh "Meiji" yang menggulingkan "Kaisar Shogun" yang dianggap nya
membuat Jepang sebagai negara tertutup. Jepang sendiri mulai terbuka antar
pertukaran semenjak kejadian peristiwa Restorasi Meiji. Festival budaya dan
konvensi komik membantu memperluas jangkauan budaya
jepangdikancahinternasional.

DAFTAR PUSTAKA

Allison, A., & McGreevy, P. (2013). Introduction: A New Era of Public


Diplomacy. Dalam A. Allison & P. McGreevy (Eds.), The Global Politics of
Science and Technology - Vol. 2 (hlm. 1-15). Springer

Anime: A History" oleh Jonathan Clements

Anime from Akira to Princess Mononoke: Experiencing Contemporary


Japanese Animation" oleh Susan J. Napier
Animating the Science Fiction Imagination: Japanese Anime, American
Science Fiction, and Transnational Popular Culture" oleh Pansy Duncan
Azuma, H. (2009). Otaku: Japan's Database Animals. University of
Minnesota Press.
Beasley, W. G. (1999). The Japan of Pure Invention: Gilbert and
Sullivan’s The Mikado. Harvard University Press.
Cool Japan: A Guide to Tokyo, Kyoto, Tohoku, and Japanese Culture Past
and Present" oleh Sumiko Kajiyama
Contemporary Japanese Media Culture: From Anime to Zen" oleh Mark
McLelland
Freeman, C. (2015). Anime’s Media Mix: Franchising Toys and
Characters in Japan. University of Minnesota Press.
From Impressionism to Anime: Japan as Fantasy and Fan Cult in the Mind
of the West" oleh Susan J. Napier
Ito, M. (2005). Doraemon's Long Goodbye: The Changing Nature of
Japanese Nationalism and Transnational Anime. Inter-Asia Cultural Studies, 6(1),
25-39.
Iwabuchi, K. (2004). Recentering Globalization: Popular Culture and
Japanese Transnationalism. Duke University Press.
Japanese Animation: East Asian Perspectives" oleh Masao Yokota dan
Tze-Yue G. Hu
Japanese Popular Culture and Globalization" oleh Hideya Kumata dan
Mitsuhiro Yoshimoto
Japanese Visual Culture: Explorations in the World of Manga and Anime"
oleh Mark W. MacWilliams
Keltner, S. (2013). Anime's Media Mix: Franchising Toys and Characters
in Japan. University of Minnesota Press.
Kinsella, S. (2000). Adult Manga: Culture and Power in Contemporary
Japanese Society. University of Hawai'i Press.
Kustritz, A. (2003). Slayers Text, Codex, and Discourse: Anime and the
Library of Babel. The Velvet Light Trap, 52(1), 67-78.
Napier, S. J. (2001). Anime from Akira to Princess Mononoke:
Experiencing Contemporary Japanese Animation. Palgrave Macmillan
The Anime Machine: A Media Theory of Animation" oleh Thomas
Lamarre
The Cool Japan: A Guide to Tokyo, Kyoto, Tohoku, and Japanese Culture
Past and Present" oleh Sumiko Kajiyama
The Soul of Anime: Collaborative Creativity and Japan's Media Success
Story" oleh Ian Condry
Otmazgin, N., & Suter, R. (2018). Globalizing Japanese Popular Culture:
From Pokémon to Anime, Film, and Manga. University of Hawaii Press.
Schodt, F. L. (2013). Manga! Manga! The World of Japanese Comics.
Kodansha Comics.
Soft Power Superpowers: Cultural and National Assets of Japan and the
United States" oleh Watanabe Yasushi dan David L. McConnell
Steinberg, M. (2012). Anime's Media Mix: Franchising Toys and
Characters

Anda mungkin juga menyukai