Anda di halaman 1dari 26

MODUL 5

PENDIDIKAN ANAK TUNARUNGU DAN ANAK DENGAN GANGGUAN KOMUNIKASI

DISUSUN OLEH :
1. AULIA PUTRI 857008693
2. ERIKA OCTAVIANI 857026573
3. INDAH AFRELIA 857008909
4. VIVI RONICA 857011541
5. RIYAN MEILANI 857011534
6. MERRY SETIANA 857025532
KB 1

Definisi, Klasifikasi, dan Penyebab Ketunarunguan

A. DEFINISI TUNARUNGU

Istilah tunarungu diambil dari kata “tuna” dan “rungu”, tuna yang
artinya kurang dan rungu artinya pendengaran. Orang dikatakan
tunarungu apabila ia tidak mampu mendengar atau kurang
mampu mendengar suara.
KB 1
BERDASARKAN TINGKAT KEHILANGAN
PENDENGARAN
Tunarungu ringan (mild hearing loss),
Memiliki ciri : Tunarungu agak berat (Moderately
 Anak mengalami kehilangan pendengaran antara Severe Hearing Loss)
K
L
40 dB Memiliki ciri :
A  Mempunyai kesulitan mendengar bunyi yang jauh,  Anak yang mengalami kehilangan
S membutuhkan tempat duduk yang strategis, dan pendengaran 56-90 dB
I memerlukan terapi bicara.  Hanya bisa mendengar suara dari
F jarak dekat dengan
I menggunakan hearing pad.
Tunarungu sedang (Moderate Hearing Loss),
K
Memiliki ciri :
A
S  Anak mengalami kehilangan pendengaran antara
I 41-55 dB,
 Mengerti percakapan dari jarak 3-5 feet secara Tunarungu berat(Severe Hearing
face to face, membutuhkan alat bantu dengar. Loss)
T
U
Memiliki ciri :
N  Anak mengalami kehilangan
A pendengaran antara 71-90 dB, ia
R Tunarungu Berat Sekali (Profound Hearing Loss) hanya bisa mendengar suara keras
U Memiliki ciri : dari jarak dekat.
N  Anak mengalami kehilangan pendengaran lebih  Membutuhkan pendidikan khusus,
G dari 90 dB, alat bantu dengar, serta latihan
U  Banyak bergantung pada penglihatan dari pada untuk mengembangkan
pendengaran untuk proses menerima informasi / kemampuan bicara dan bahasanya
berkomunikasi.
KB 1

BERDASARKAN SAAT TERJADINYA


K
L
A
S
I
F
I
K
Ketunarunguan pasca
A
Ketunarunguan prabahasa bahasa (post lingual
S
I yaitu kehilangan deafness), yaitu
pendengaran yang terjadi kehilangan pendengaran
T sebelum kemampuan yang terjadi beberapa
U bicara dan bahasa tahun setelah
N berkembang.
A kemampuan bicara dan
R bahasa berkembang.
U
N
G
U
KB 1
BERDASARKAN LETAK GANGGUAN PENDENGARAN SECARA
ANATOMIS

K
L
A
S
I
F Tunarungu tipe konduktif Tunarungu tipe sensorineural
I
K
A
S Kehilangan pendengaran yang
I disebabkan oleh terjaidnya Tunarungu yang disebabkan
kerusakan pada telinga bagian luar oleh terjadinya kerusakan
T
U dan tengah yang berfungsi pada telnga dalam serta
N sebagai alat konduksi getaran syaraf pendengaran (nervus
A suara menuju telinga bagian chochlearis)
R dalam.
U
N
G
U
Tunarungu tipe campuran
KB 1

BERDASARKAN ETIOLOGI / ASAL USULNYA


K
L
A
S
I
F
I Tunarungu
K
A endogen, yaitu Tunarungu
S
I
tunarungu eksogen, yaitu
yang tunarungu yang
T
U disebabkan disebabkan oleh
N faktor nongenetik.
A oleh faktor
R
U genetic.
N
G
U
KB 1

PENYEBAB TERJADINYA TUNARUNGU

Tunarungu tipe konduktif Tunarungu tipe sensorineural

 Kerusakan pada telinga luar dapat disebabkan


karena tidak terbentuknya lubang telinga
 Ketunarunguan yang disebabkan oleh
bagian luar yang dibawa sejak lahir, terjadinya
faktor genetik.
peradangan pada lubang telinga luar.
 Penyebab ketunarunguan faktor non
 Kerusakan yang terjadi pada telinga tengah
genetic, antara lain;
dapat disebabkan oleh, Ruda paksa / benturan
a) Rubella campak Jerman
keras karena terjatuh, terjadinya peradangan
b) Ketidaksesuaian antara darah ibu dan
pada telinga tengah, otosclerosis /
anak
pertumbuhan tulang pada kaki tulang stapes,
c) Meningitis
tympanisclerosis/ adanya lapisan kalsium pada
d) Trauma akustik.
gendang dengar, tidak terbentuknya tulang
pendengaran.
KB 1

CARA PENCEGAHAN
TERJADINYA
TUNARUNGU
KB 1

UPAYA PADA SAAT SEBELUM MENIKAH

Menghindari Pernikahan Sedarah.

Melakukan Pemeriksaan Darah

Melakukan Konseling Genetika


KB 1

UPAYA PADA SAAT HAMIL

Menjaga Kesehatan dan


memeriksakan kehamilan
secara teratur kepada dokter
kandungan/ bidan Mengonsumsi gizi yang
seimbang

Tidak meminum obat


sembarangan, karena dapat
menyebabkan keracunan pada
janin
Melakukan imunisasi tetanus
KB 1

UPAYA PADA SAAT MELAHIRKANNYA

Diupayakan saat melahirkan


tidak menggunakan alat
penyedot

Apabila ibu terkena


virus gerpes simplex
pada daerah vagina,
maka kelahiran harus
melalui operasi Caesar
KB 1

UPAYA PADA SAAT SETELAH MELAHIRKAN

Melakukan imunisasi dasar


serta rubella

Apabila anak mengalami sakit


influenza harus segera
ditangani

Menjaga telinga dari


kebisingan
KB 1

KLASIFIKASI GANGGUAN KOMUNIKASI

Gangguan Bicara Gangguan Bahasa

1. Gangguan Artikulasi 1. Gangguan dalam bentuk


2. Gangguan Kelancaran Bahasa (fonologi,
3. Gangguan Suara morfologi dan sintaksis)
4. Gangguan Bicara yang 2. Gangguan isi Bahasa
dihubungkan dengan (semantic)
kelainan orofacial 3. Gangguan dalam fungsi
5. Gangguan bicara yang Bahasa (pragmatic)
dihubungkan dengan 4. Aphasia
kerusakan saraf
KB 1

GANGGUAN BICARA

Gangguan Suara, ditandai dengan


Gangguan artikulasi, adalah adanya gangguan proses produksi
kesulitan dalam pembentukan suara yang diakibatkan oleh sebab-
bunyi-bunyi suku kata, maupun kata- sebab organic maupun fungsional.
kata, sehingga ucapannya sulit
dipahami. Ada beberapa tipe
gangguan artikulasi , yaitu Ganguan bicara yang di
substitusi,omisi,distorsi dan adisi. hubungkan dengan kelainan
orofacial seperti adanya kelainan
lidah, celah bibir, celah langit-
langit serta kelainan pendengaran.
Gangguan kelancaran disebut juga
gangguan irama berbicara yang
terdiri dari dua jenis gangguan Gangguan bicara yang dihubungkan
yaitu gagap dan cluttering. dengan kerudakan saraf.

BACK
Kegiatan Belajar 2

Dampak Tunarungu dan Gangguan


Komunikasi Bagi Perkembangan Anak
A. Dampak Tunarungu Bagi Anak

1. Dampak tunarungu terhadapperkembangan bicara dan


bahasa
Perolehan kemampuan berbicara dan berbahasa erat
kaitannya dengan kemampuan mendengar. Dengan demikian
anak tunarungu terutama sejak lahir, tidak memperoleh
stimulasi bunyi-bunyi bahasa yang dapat ditiru sebagai awal
perkembangan bicara dan bahasa.
Kemampuan berbicara tersebut diperoleh dari beberapa
tahapan menurut Robert M.Smith dan John T.Neiswork
(1975) :
1. Fase reflexive vokalization (0-6 minggu)
2. Fase babling/vocalplay (6 minggu – 6 bulan)
3. Fase lalling (6-9 bulan)
4. Fase echolalic (9-12 bulan)
5. Fase true speech (12-18 bulan)
2. Dampak tunarungu terhadap kemampuan
akademis
Pada umumnya anak tunarungu yang tidak
disertai dengan kelainan lain, mempunyai
intelegensi yang normal, namun sering ditemui
prestasi kademik mereka lebih rendah dibanding
dengan anak yang mendengar seusianya.
Perkembangan kecerdasan anak tunarungu tidak
sama dengan mereka yang bisa mendengar.
3. Dampak tunarungu terhadap aspek sosial-
emosional
Ketunarunguan dapat menyebabkan perasaan
terasing dari pergaulan sehari-hari. Kekuarnagan
pemahaman terhadap bahasa lisan dan tulisan
seringkali menyebabkan anak tunarungu
menafsirkan segala sesuatu itu negatif atau salah.
Keadaan seperti itu menyebabkan anak tunarungu
memiliki kecenderungan untuk bersikap yang
mengarah pada kesulitan dalam penyesuaian diri.
4. Dampak tunarungu terhadap aspek fisik dan
kesehatan
Pada umumnya aspek fisik anak tunarungu tidak
banyak mengalami hambatan. Namun, pada sebagian
tunarungu ada yang mengalami gangguan
keseimbangan sehingga cara berjalannya kaku dan agak
membungkuk. Gangguan tersebut timbul jika terjadi
kerusakan pada organ keseimbangan yang ada di telinga
bagian dalam.
B. Dampak Gangguan Komunikasi Bagi Anaka

1. Hambatan dalam berinteraksi sosial


Seorang anak yang mengalami hambatan/gangguan
dalam kemampuan berkomunikasi, akan mengalami hambatan
dalam berinteraksi dengan lingkungannya.
2. Hambatan dalam pengembangan kemampuan akademik
Gangguan dalam kemampuan berbahasa dapat
menghambat seseorang dalam mengembangakan kemampuan
akademiknya.
KEGIATAN BELAJAR 3

Kebutuhan Khusus dan Profil Pendidikan Anak


Tunarungu dan Anak dengan Gangguan Komunikasi

1. Kebutuhan Khusus Anak Tunarungu


a. Layanan bina komunikasi
• Pembelajaran Bina Komunikasi Persepsi Bunyi dan Irama (BKPBI) merupakan latihan memahami
bunyi melalui sisa-sisa pendengaran yang dimiliki anak tunarungu untuk meningkatkan kemampuan
mendengar dan berbicara sehingga anak dapat bersosialisasi dengan lingkungan.
b. Layanan bina bicara
• (Layanan Bina Wicara, pada bidang kesehatan disebut Terapi Wicara, yaitu cara atau teknik
pengobatan terhadap suatu kondisi patologis di dalam memformulasikan ide, pikiran dan perasaan
ke bentuk ekspresi verbal atau media komunikasi secara oral.)
c. Layanan membaca ujaran
• Kemampuan membaca ujaran pada hakikatnya merupakan kemampuan yang harus dimiliki oleh
setiap anak tunarungu dalam menjalin komunikasi atau melakukan interaksi sosial yang prinsipnya
pada pendekatan oral.
• komunikasi oral adalah suatu bentuk penyampaian informasi secara lisan dan menanggapinya
melalui indera pendengaran maupun membaca ujaran (gerak bibir atau speechreading).
• membaca ujaran adalah kegiatan yang mencakup pengamatan dari bentuk gerak bibir lawan bicara
sewaktu dalam proses bicara
• Kebutuhan Khusus Anak dengan gangguan
komunikasi
• Kebutuhan khusus anak dengan gangguan artikulasi
• Kebutuhan khusus abak gagap
• Kebutuhan khusus anak yang mengalami keterlambatan
dalam komunikasi verbal
• Kebutuhan anak dengan gangguan komunikasi karena
autis
Profil Pendidikan Khusus Bagi Anak
Tunarungu
• Sistem Pendidikan bagi Anak Tunarungu
Pendidikan khusus bagi anak tunarungu dapat diselenggarakan. Di Sekolah khusus atau melalui sistem
segregasi, maupun disekolah regular melalui sistem integrasi dan sistem inklusif atau pendidikan inklusif
• Metode Komunikasi
Ada beberapa metode yang dapat digunkan dalam berkomunikasi dengan anak tunarungu,
yaitu metode oral, memabca ujaran, matode manual, serta komunikasi total.
• Prinsip-Prinsip Pembelajaran Siswa Tunarungu
Prinsip umum adalah prinsip pembelajaran sebagaimana yang harus dilakukan terhadap
siswa yang mendengar atau siswa pada umumnya. Sedangkan prinsip khusus merupakan
prinsip pembelajaran yang dihubungkan dengan kebutuhan khusus anak tunarungu.
• Strategi Pembelajaran
Beberapa strategi pembelajaran yang dapat diterakan pada
anak tunarungu:
• Strategi individual
• Strategi kooperatif
• Strategi modifikasi perilaku
• Media Pembelajaran
Media pembalajaran bagi anak tunarungu lebih
menekankan pada media yang bersifat visual antara lain:
gambar, grafis, model tiruan objek.
• Fasilitas Pendukung
Fasilitas pendukung anak tunarungu antara lain:
adanya ruang sumber yang dilengkapi dengan
berbagai media untuk memfasilitasi pemberian
pelayanan khusus.
• Penilaian
Penilaian terhadap kemampuan siswa tunarungu
dapat dilakukan dengan berbagai cara antara lain:
tes,pengamatan, pemberian tugas, protofolio dan
sebagainya.
Profil Pendidikan Anak dengan
Gangguan Komunikasi
• Pendidikan untuk anak dengan gangguan
komunikasi tergantung jenis ganggan komunikasi
dan hambatan lain yang dialami anak tersebut,
karena banyak gangguan komunikasi yang
merupakan akibat dari hambatan utama yang
dialami anak.
• Lebih lanjut, Smith, J.D. (2006:215-2017)
mengemukakan bahwa dalam berbahasa dan
berbicara, guru perlu mengadakan kerja sama
dengan tenaga ahli , orang tua, serta
menciptakan kerjasama dengan teman sebaya.

Anda mungkin juga menyukai