Definisi
Gangguan pendengaran diklasifikasikan menjadi dua yaitu deaf dan hard of
hearing. Orang yang tuli (deaf) adalah ketidakmampuan mendengar yang dapat
mengahambat proses penerimaan informasi bahasa dengan atau tanpa alat dengar.
Sedangkan kesulitan mendengar (hard of hearing) adalah mampu mendengar namun
mengalami sedikit kesulitan untuk mendengar jika menggunkan alat bantu dengar
sehingga dapat menerima informasi bahasa.
Gangguan pendengaran memiliki hubungan dengan perkembangan bahasa
seseorang. Semakin belia usia seseorang ketika mengalami gangguan pendengaran, maka
akan semakin sulit seorang anak untuk mengembangkan bahasanya untuk digunakan.
Dua istilah yang digunakan lebih spesifik merujuk pada kemampuan berbahasa yaitu
: Prelingual deafness yaitu kondisi ketidakmampuan mendengar yang muncul sejak lahir
atau pada usia dini sebelum kemampuan bicara dan bahasa berkembang. Postlingual
deafness adalah kondisi ketidakmampuan mendengar yang muncul setelah
perkembangan bicara dan bahasa.
B. Karakteristik
Sebagai dampak adanya kerusakan organ telinga (pendengaran) maka karakteristik
khusus anak yang mengalami gangguan pendengaran dapat dilihat dari hal-hal berikut
ini:
1. Perkembangan bicara dan bahasa
Sebagai dampak dari ketidakmampuan mendengar adalah terbatasnya/kurangnya
pemerolehan atau pembendaharaan bahasa (vocabulary) akibatnya seseorang
mengalami keterlambatan dalam perkembangan bicara/bahasa, kemampuan bicara
dan bahasa anak tunarungu berbeda dengan anak yang mendengar, hal ini dikarenakan
perkembangan bahasa erat kaitannya dengan kemampuan mendengar
2. Bahsa Isyarat
Anak dengan gangguan pendengaran biasanya mahir dalam bahasa sandi, seperti
bahasa isyarat atau pengejaan dengan jari, gerakan tangan yang dikombinasikan untuk
menciptakan tatabahasa yang sama rumitnya dengan bahasa lisan.
3. Kemampuan Intelektual
Bahasa lisan dari individu yang mengalami gangguan pendengaran ditandai dengan
kekurangan pada aspek intelektual, namun jika tes IQ diberikan dengan menggunakan
bahasa isyarat maka tidak ada perbedaan IQ diantara anak yang mengalami gangguan
pendengaran dengan anak yang normal (Prinz et al, 1996)
4. Kemampuan Akademik
Akibat kerusakan organ telinga (pendengaran) siswa tunarungu dalam prestasi
akademik kelihatan lebih rendah dibandingkan siswa mendengar. Walaupun
ketunarunguan tidak mengakibatkan intelgensi anak tunarungu itu kurang, secara
potensial pada umumnya sama dengan anak normal, tetapi secara fungsional
perkembangannya dipengaruhi oleh tingkat kemampuan berbahasa
5. Penyesuaian Sosial
Orang yang bisa mampu mendengar mempunyai sedikit kesulitan untuk menemukan
orang lain untuk diajak berkomunikasi. Akan tetapi orang yang yang mengalami
gangguan pendengaran dapat menghadapi masalah dalam mencari orang lain untuk
diajak berkomunikasi. Dari segi penyesuaian diri, memang anak tunarungu
mengalami masalah mereka cenderung kaku, egosentris, kurang kreaktif, impulsive
dan kurang mampu berempati”