Anda di halaman 1dari 5

A.

Definisi
Gangguan pendengaran diklasifikasikan menjadi dua yaitu deaf dan hard of
hearing. Orang yang tuli (deaf) adalah ketidakmampuan mendengar yang dapat
mengahambat proses penerimaan informasi bahasa dengan atau tanpa alat dengar.
Sedangkan kesulitan mendengar (hard of hearing) adalah mampu mendengar namun
mengalami sedikit kesulitan untuk mendengar jika menggunkan alat bantu dengar
sehingga dapat menerima informasi bahasa.
Gangguan pendengaran memiliki hubungan dengan perkembangan bahasa
seseorang. Semakin belia usia seseorang ketika mengalami gangguan pendengaran, maka
akan semakin sulit seorang anak untuk mengembangkan bahasanya untuk digunakan.
Dua istilah yang digunakan lebih spesifik merujuk pada kemampuan berbahasa yaitu
: Prelingual deafness yaitu kondisi ketidakmampuan mendengar yang muncul sejak lahir
atau pada usia dini sebelum kemampuan bicara dan bahasa berkembang. Postlingual
deafness adalah kondisi ketidakmampuan mendengar yang muncul setelah
perkembangan bicara dan bahasa.

Klasifikasi gangguan pendengaran dan dampak dalam berkomunikasi Schirmer, B. R. (2001).


10-15 dB Normal Tidak ada permasalahan dalam komunikasi
16-25 dB Slight Ketika berada di lingkungan yang tenang tidak mengalami
kesulitan dalam memahami ucapan, tetapi jika berada di
lingkungan yang bising akan mengalami kesulitan dalam
memahami ucapan
25040dB Mild Ketika berkomunikasi di lingkungan yang tenang dengan
pembahasan topik yang sederhana tidak mengalami kesulitan
dalam berkomunikasi
41-55 dB Moderate Dapat mendengar percakapan hanya dari jarak dekat, misalnya
kegiatan kelompok, diskusi kelas.
56-70 dB Moderate Hanya dapat mendengar pembicaran perrcakapan yang keras,
Severe memiliki banyak kesulitan pada saat berada dalam kelompok
sehingga ucapan yang disampaikan tidak dapat dipahami dan
dimengerti
71-90 dB Severe Tidak dapat mendengarkan pembicaraan/percakapan kecuali
dengan suara yang keras namun tidak dapat mengenali banyak
kata yang dipahami. Masih dapat mendeteksi ucapan kata kata
namun tidak mampu mendengar suara di lingkungan sekitar.
Mendengarkan percakapan 2 arah tidak semuanya jelas.
91 dB + Profound Mungkin dapat mendengar suara keras, tetapi tidak dapat
mendengar percakapan sama sekali. Penglihatan adalah harapan
utamanya dalam berkomunikasi. Jika percakapan sudah
dilakukan dengan pengembangan segala cara tetap saja tidak
mudah untuk dipahami.

B. Karakteristik
Sebagai dampak adanya kerusakan organ telinga (pendengaran) maka karakteristik
khusus anak yang mengalami gangguan pendengaran dapat dilihat dari hal-hal berikut
ini:
1. Perkembangan bicara dan bahasa
Sebagai dampak dari ketidakmampuan mendengar adalah terbatasnya/kurangnya
pemerolehan atau pembendaharaan bahasa (vocabulary) akibatnya seseorang
mengalami keterlambatan dalam perkembangan bicara/bahasa, kemampuan bicara
dan bahasa anak tunarungu berbeda dengan anak yang mendengar, hal ini dikarenakan
perkembangan bahasa erat kaitannya dengan kemampuan mendengar
2. Bahsa Isyarat
Anak dengan gangguan pendengaran biasanya mahir dalam bahasa sandi, seperti
bahasa isyarat atau pengejaan dengan jari, gerakan tangan yang dikombinasikan untuk
menciptakan tatabahasa yang sama rumitnya dengan bahasa lisan.
3. Kemampuan Intelektual
Bahasa lisan dari individu yang mengalami gangguan pendengaran ditandai dengan
kekurangan pada aspek intelektual, namun jika tes IQ diberikan dengan menggunakan
bahasa isyarat maka tidak ada perbedaan IQ diantara anak yang mengalami gangguan
pendengaran dengan anak yang normal (Prinz et al, 1996)
4. Kemampuan Akademik
Akibat kerusakan organ telinga (pendengaran) siswa tunarungu dalam prestasi
akademik kelihatan lebih rendah dibandingkan siswa mendengar. Walaupun
ketunarunguan tidak mengakibatkan intelgensi anak tunarungu itu kurang, secara
potensial pada umumnya sama dengan anak normal, tetapi secara fungsional
perkembangannya dipengaruhi oleh tingkat kemampuan berbahasa
5. Penyesuaian Sosial
Orang yang bisa mampu mendengar mempunyai sedikit kesulitan untuk menemukan
orang lain untuk diajak berkomunikasi. Akan tetapi orang yang yang mengalami
gangguan pendengaran dapat menghadapi masalah dalam mencari orang lain untuk
diajak berkomunikasi. Dari segi penyesuaian diri, memang anak tunarungu
mengalami masalah mereka cenderung kaku, egosentris, kurang kreaktif, impulsive
dan kurang mampu berempati”

C. Bagian Kerusakan pada Telinga


1. The Outer Ear
Bagian luar telinga terdiri dari auricle (daun telinga), dan external auditory canal
(saluran telinga luar). Saluran tersebut akan berujung pada tympanic membrane
(eardrum/gendang telinga) yang merupakan perbatasan antara telinga bagian luar
dan telinga bagian tengah. Auricle adalah bagian telinga yang menonjol keluar dari
arah kepala. Peran bagian luar telinga terhadap transmisi gelombang suara reltif
sedikit. Gelombang suara dikumpulkan oleh daun telinga dan disalurkan melalui
saluran telinga luar menuju gendang telinga, menghasilkan getaran, mengirim
gelombang suara pada bagian tengah telinga.
2. The Middle Ear
Bagian tengah telinga terdiri dari gendang teling dan tiga tulang kecil (ossicle) yang
disebut : malleus (tulang martil), incus (tulang landasan), stapes (tulang sanggurdi).
Ketiga tulang yang saling menyambung tersebut mengarahkan getaran dalam
gendang telinga sepanjang oval window, yang merupakan penghubungan antara
telingan bagian tengah dan telinga bagian dalam.
3. The Inner Ear
Bagian dalam dari telinga yang begitu rumit sehingga disebut labyrinth. Telinga
bagian dalam dibagi menjadi dua bagian berdasarkan fungsinya: vestibular
mechanism dan cochlea.
Vestibular mechanism terletak pada bagian atas dari telinga bagian dalam,
bertanggung jawab untuk keseimbangan. Sangat sensiti terhadap akselerasi,
pergerakan kepala, dan posisi kepala. Informasi mengenai perpindahan dikirim ke
otak melalui vestibular nerve. Bagian terpenting dalam indra pendengaran adalah
cochlea. Dalam organ ini berisi bagian yang dibutuhkan untuk mengconvert aksi
mekanis telinga bagian tengah menjadi sinyal elektrik dalam telinga bagian dalam
yang ditransmisika ke otak.

D. Faktor Penyebab Gangguan Pendengaran


1. Hearing Impairment and the Outer Ear
Meskipun masalah dari telinga bagian luar tidak seserius dari masalah telinga bagian
tengah dan dalam, beberapa kondisi dari telinga bagian luar dapat menyebabkan
seseorang menjadi sulit mendengar. Contohnya adalah adanya infeksi jaringan kulit
bagian luar telinga dan bisa juga adanya tumor.
2. Hearing Impairment and the Middle Ear
Masalah umum pada telinga bagian tengah adalah otitis media, yaitu sebuah infeksi
yang disebabkan oleh faktor virus atau bakteri. Otitis media biasanya terjadi pada
anak-anak sebelum menginjak usia 10 tahun. Sehingga hal ini dapat membuat
seorang anak rentan untuk mengalami keterlambatan dalam kemampuan berbahasa.
3. Hearing Impairment and the Inner Ear
Penyebab gangguan dari telinga bagian dalam dapat disebabkan dari faktor
bawaan/genetika virus atau bakteri. Ilmuwan telah mengidentifikasi adanya mutasi
dalam connexin-26 gene sebagai penyebab umum dari tunarungu bawaan.
Selain disebabkan oleh virus, penyebab lainnya yaitu disebabkan oleh infeksi yang
disebabkan oleh bakteri, seperti meningitis yang salah satunya menjadi penyebab
kedua terbesar dari ketulian pada masa anak-anak.
Congenital cytomegalovirus (CMV), virus herpes, merupakan infeksi virus di dalam
janin. CMV merupakan faktor non-genetik utama yang menyebabkan ketulian pada
bayi. Meskipun tidak semua kelahiran yang terjangkit CMV kehilangan kemampuan
pendengaran, tapi CMV dapat menghasilkan kondisi lain yang berbeda, seperti
disabilitas intelektual atau gangguan penglihatan.
Selain itu kelahiran prematur, bayi kekurangan oksigen pada saat melahirkan,
adanya infeksi saat kehamilan ibu, luka parah di kepala, efek samping dari
penggunaan obat antibiotic dan tingkat kebisingan yang tinggi.
Anak dengan gangguan pendengaran pada tingkat ini dapat memiliki masalah
tambahan yaitu mudah mengalami distrorsi suara, adanya masalaha keseimbangan,
dan mengalami telinga yang berdengung.

Anda mungkin juga menyukai