Anda di halaman 1dari 3

TUGAS TUTORIAL KE-1

IDIK 4012/MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH/2 SKS


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR (PGSD)

Nama Penulis : Maysara, M.Pd.


Nama Penelaah : Riko Pernandes (856823049)
Status Pengembangan : Baru/
Tahun Pengembangan : 2023.1

Skor Sumber Tugas


No Tugas Tutorial
Maksimal Tutorial

Jawablah soal-soal berikut dengan benar!


30 Modul 1, KB 1
1.
Jelaskan pentingya MBS dalam peningkatan Mutu
pendidikan!

2. Tuliskan isi dari pasal 51 UU no. 20/2003 dan


40 Modul 1, KB 2
jelaskan dan bedakan makna penyelenggaraan dan
pengelolaan pendidikan yang dimaksud dalam
pasal tersebut!

Uraikan riwayat pendidikan karakter bangsa di


3. 40 Modul 2, KB 2
Indonesia!

* coret yang tidak sesuai

JAWABAN

1. Manajemen Berbasis Sekolah bermakna desentralisasi yang sistematis pada otoritas dan
tanggung jawab tingkat sekolah untuk membuat keputusan atas masalah signifikan terkait
penyelenggaraan sekolah dalam kerangka kerja yang ditetapkan oleh pusat terkait tujuan,
kebijakan, kurikulum, standar, dan akuntabilitas. Pentingnya MBS, terutama untuk
melihat adanya transformasi sekolah. Pendidikan yang selama ini dikelola secara terpusat
(sentralisasi) harus diubah sejalan dengan irama yang sedang berkembang, yakni
desentralisasi dalam bentuk Manajemen Berbasis Sekolah (MBS). Hal ini penting,
terutama dalam kaitannya dengan peningkatan mutu pendidikan. sekolah yang efektif dan
produktif. MBS merupa-kan paradigma baru manajemen Manajemen Berbasis Sekolah
(MBS) merupakan strategi untuk mewujudkan dalam kerangka kebijakan pendidikan
nasional. Otonomi diberikan agar sekolah pendidikan, yang memberikan otonomi luas
pada Sekolah, dan pelibatan masyarakat mengalokasikannya sesuai prioritas kebutuhan,
serta lebih tanggap terhadap kebutuhan memiliki keleluasaan dalam mengelola sumber
daya, sumber dana, sumber belajar dan untuk mengatur sekolahnya berdasarkan potensi
sekolah dan stakeholder-nya. Pengaturan setempat. MBS memberikan keleluasaan (bukan
tidak terbatas) kepada kepala sekolah dan relevansi, pemerataan, efektivitas dan efisiensi,
serta meningkatkan akuntabilitas desentralisasi berbasis sekolah ini, diharapkan dapat
tercapai tujuan peningkatan kualitas sekolah dan komitmen seluruh stakeholder.
Karakteristik MBS diketahui antara lain dari bagaimana sekolah dapat mengoptimalkan
kinerjanya, proses pembelajaran, pengelolaan sumber belajar, profesionalisme tenaga
kependidikan, serta sistem administrasi secara keseluruhan. Terdapat empat faktor
penting yang perlu diperhatikan dalam implementasi MBS, yakni kekuasaan,
pengetahuan dan keterampilan, sistem informasi, serta sistem penghargaan. MBS
merupakan salah satu upaya pemerintah untuk mencapai keunggulan masyarakat bangsa
dalam penguasaan ilmu dan teknologi, yang dinyatakan dalam Undang-Undang Sistem
Pendidikan Nasional. Sedikitnya ada empat aspek yang tercakup sebagai tujuan dari
MBS, yaitu kualitas (mutu) dan relevansi, keadilan, efektivitas dan efisiensi, serta
akuntabilitas.

2. Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem


Pendidikan Nasional, Pasal 51, ayat (1) disebutkan bahwa pengelolaan satuan pendidikan
anak usia dini, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah dilaksanakan berdasarkan
standar pelayanan minimal dengan prinsip manajemen berbasis sekolah/ madrasah
Penjelasan Pasal 51, ayat (1) menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan manajemen
berbasis sekolah/madrasah adalah bentuk otonomi manajemen pendidikan pada satuan
pendidikan, dalam hal ini kepala sekolah/madrasah dan guru dibantu oleh komite
sekolah/madrasah dalam mengelola kegiatan pendidikan.
Definisi Manajemen Berbasis menurut penjelasan Pasal 51 ayat (1) UU Sisdiknas No. 20
Tahun 2003 tampak lebih ringkas dan sederhana, tetapi keringkasannya justru
memerlukan penjelasan lebih terperinci agar di dalam operasionalnya tidak salah arah,
dan tidak terjadi salah penafsiran, serta sesuai dengan tujuan pendidikan dan hakikat
MBSJadi perbedaan makna penyelenggaraan dan pengelolaan Pendidikan dalam pasal 51
UU no. 20/2003 yaitu penyelenggaraan pendidikan lebih bercorak filosofis yakni
menekankan pada 6 (enam) prinsip pendidikannya serta Penyelenggaraan pendidikan
adalah kegiatan pelaksanaan komponen sistem pendidikan pada satuan atau program
pendidikan pada jalur, jenjang, dan jenis pendidikan agar proses pendidikan dapat
berlangsung sesuai dengan tujuan pendidikan nasional. sementara tentang pengelolaan
pendidikan lebih menguraikan praxis pendidikan sehari-hari. Pengelolaan pendidikan
merupakan serangkaian kegiatan merencanakan, mengorganisasikan, memotivasi,
mengendalikan, dan mengembangkan segala upaya didalam mengatur dan
mendayagunakan sumber daya manusia, sarana dan prasarana untuk mencapai tujuan
Pendidikan.
3. Di Indonesia pendidikan karakter yang dominan adalah pendidikan kewarganegaraan dan
pendidikan agama. Kedua mata pelajaran tersebut mempunyai peran yang penting untuk
tetap menumbuhkembangkan tanggung jawab bersama di suatu kehidupan masyarakat
baik masyarakat lokal, nasional, regional maupun global. Pendidikan karakter harus
merupakan proses yang berkelanjutan dan tak pernah berakhir (never ending process),
sehingga menghasilkan perbaikan kualitas yang berkesinambungan (continuous quality
improvement), yang ditujukan pada terwujudnya sosok manusia masa depan, dan berakar
pada nilai-nilai budaya bangsa. Pendidika karakter harus menumbuhkembangkan nilai-
nilai filosofis dan mengamalkan selune karakter bangsa secara utuh dan menyeluruh
(Auffah).Pendidikan karakter bertujuan untuk meningkatkan mutu proses dan hasil
pendidikan yang mengarah pada pembentukan karakter dan akhlak mulia peserta didik
secara utuh, terpadu, dan seimbang, sesuai dengan standar kompetensi lulusan pada setiap
satuan pendidikan. Keberhasilan pendidikan karakter dapat diketahui dari berbagai
perilaku sehari-hari yang tampak dalam setiap aktivitas masyarakat, seperti kesadaran,
kejujuran, keikhlasan, kesederhanaan, kemandirian, kepedulian, kebebasan dalam
bertindak, kecermatan, ketelitian, dan komitmen

Anda mungkin juga menyukai