Anda di halaman 1dari 10

PROPOSAL PENELITIAN

IMPLEMENTASI PELAYANAN PERKAWINAN: STUDI TERHADAP UPAYA


PENCEGAHAN PERKAWINAN ANAK DI KUA KECAMATAN LABUAPI
KABUPATEN LOMBOK BARAT

Oleh;

Selamet Roby Rahman

(210603047)

LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MATARAM

MATARAM

2023
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pernikahan dalam Islam adalah suatu ibadah yang dimana bertemunya dua orang
insan untuk melanjutkan hubungan yang serius demi membina suatu rumah tangga yang
akan berlangsung selama hidup mereka, Lalu perkawinan sendiri adalah suatu
sunnatullah yang dianjurkan oleh rasulullah sendiri, Pernikahan atau perkawinan sendiri
bukan hanya dilakukan oleh manusia saja melainkan seluruh Makluk hidup yang
sejatinya sudah diciptakan secara berpasang pasangan seperti firman Allah dalam surat
Al-Qur’an al-Dzariat ayat 49.1 Pernikahan yang dimaksud dalam undang undang adalah
Pernikaha yang kekal. Pernikahan sendiri juga tidak hanya melibatkan dua orang insan
saja melainkan juga memuat unsur manusia dengan tuhanya.
Pernikahan bertujuan untuk membentuk keturunan dan mewujudkan keluarga
sakinah mawadah warahmah oleh sebab itu KUA(Kantor Urusan Agama) berperan
penting dalam terwujudnya hal tersebut sebagai suatu Lembaga yang Mengesahkan suatu
kebijakan dalam sebuah perkawinan seperti ditinjau dari Undang-undang Nomor 1 Tahun
1974 tentang Perkawinan pada Pasal 2 Ayat 2 menyatakan “Tiap-tiap perkawinan dicatat
menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku”. Maka setiap calon pengantin
wajib mencatatkan pernikahan mereka untuk mendapatkan akta nikah di dalam
adiministrasi kependudukan. Sebab itu kantor urusan agama sangat dituntut untuk
mampu menjalankan tugas dan kewajiban mereka dan benar benar mampu dalam
menjalankan tugas administratif, menjalankan tugas dibidang pencatatan nikah dan rujuk
secara apik. Pentingnaya suatu administrasi adalah memberikan maanfaat seperti
memebrikan akibat hukum pada seseorang. 2 Dikarnakan bagaimana pentingnya
kenberadaan KUA untuk Implementasi pelayanan yang akan diberikan kepada
masyarakat sebagai suatu instansi kepemerintahan oleh sebab itu diharapkan agar KUA
sendiri memberikan upaya upaya dalam pncegahan permasalahan yang ada pada
Masyarakat.
Keberadaan Kantor Urusan Agama(KUA) merupakan bagaian dari instansi
pemerintah daerah yang bertugas memebrikan Pelayanan kepada masyarakat. Sebagai
suatu ujung tombak pelaksaan tugas umum pemerintah dalam bidang agama, Kantor
urusan agama(KUA) telah berusaha seoptimal mungkin dengan fasilitas yang ada agar
1
Skripsi ERLINA RIZQI FATMASARI,ANALISIS HUKUM ISLAM TENTANG KEBIJAKAN KUA TERHADAP WALI
NIKAH PEREMPUAN YANG LAHIR KURANG DARI 6 BULAN(STUDI KASUS DI KUA KECAMATAN KARANGJATI
KABUPATEN NGAWI),Latar Belakang, IAIN PONOROGO, file:///D:/data%20AKP/101180043_ERLINA%20RIZQI
%20FATMASARI_HUKUM%20KELUARGA%20ISLAM.pdf
2
Hikmah Hijriani, ‘Implementasi Pelayanan Pencatatan Pernikahan Di Kantor Urusan Agama (KUA)
Kecamatan Sangasanga Kabupaten Kutai Kartanegara’, Journal Administrasi Negara, 3.2 (2015), 534–38.
bisa memberikan pelayanan terbik kepada masyarakat Namun upaya,fungsi dan peran
Kantor Urusan agama(KUA) harus selalu diupayakn dan dilaksanankan sebagimana
tugas merka dan memeprhatkan apa yang seringkali terjadi di masyarakat oleh sebab itu
KUA harus mempulikasikan segala upaya yang akan diberkan kepada masyarakat.
Realita di lapangan menunjukkan masih ada sebagian masyarakat yang belum memahami
tugas dan fungsi Kantor Urusan Agama (KUA). Akibatnya tidak heran, ada kesan bahwa
tugas dan fungsi Kantor Urusan Agama (KUA) hanya sebatas tukang baca doa dan
menikahkan saja.
Namun banyak sekali terjadi pernikahn pernikah yang di bawah umur hal tersebut
harus menjadi suatu titik focus bagi KUA karena maraknya hal tersebut bisa dibilang
kebanyakn anak anak menikah di bawah umur bisa jadi hal tersebut memicu kepada
ketitidak sanggupan dalam keadaan fisik maupun mental hal tersbut bisa menyebabkan
status pernikahan mereka tak akan bertahan lama, Oleh sebab itu KUA harus selalu
memberikan suatu upaya kebijakan dalam implementasi pelayanan yang mereka berikan
agar hal tersebut bisa menjadi suatu titik focus pencegahan agar pernikahan dibawah
umur tidak terjadi lagi, Bila diperhatikan secara mendalam pernikahan dibawh umur ini
sangat bahaya jika terjadi terus menerus karena ketika seseorang dikatakan belum siap
untuk menjalin suatu hubungan rumah tangga maka akan berpotensi terjadinya
KDRT(Kekerasan Dalam Rumah Tangga)bahkan sampai perceraian. Bahwa sudah
dijelaskan dalam undang undang umur pria dan wanita bisa dikatakn siap menikah ketika
mereka sudah berumur masing masing 19 tahun.
Faktor penyebab terjadinya pernikahan dibawah umur ini adalah maraknya
pergaulaln bebas oleh anak anak yang masih sekolah dan kurangnya dIdidkan dari orang
tua dan maraknya penggunan media sosial bagi anak anak sebenarnya dari hal hal
tersebut bisa juga dipastikan bahwa harus tetap adanya pengawasan dari oarng tua agar
anak anak tidak dibiarak terlalu mengikuti perkembangan zaman seperti salah satu contoh
penyebabnya penggunaan media sosial, Supaya lebih ditekankan agar Anak anak tidak
terus terusan bermain handpnone perlu perhatian dari orang tua untuk mengawasi agar
anak anak tidak asal kenalan dengan seseorang lalu diajak bertemu agar karena dari hal
tersebut bisa jadi akan terjadinya pelecehan seksual nah kerika hal tersebut terjadi dan
salah seorang wanita itu hamil maka akan terjadi suatu pernikahan hal tersebut akan
menjadi suatu kasus pernikahan dibawah umur yang akan melibatkan anak anak yang
secara fisik dan mental bisa dikatakan belum siap untuk menikah.

Penelitian ini bertujuan pada bagaimana KUA Meberikan suatu upaya pada
pencegahan pernikahan dibawah umur, Dalam analisi ini bertujuan untuk mengetahui
bagaimana cara KUA memberikan ustau edukasi kepada masyarakat dalam pencegahan
pernikahan dibawah umur agar hal tersebut bisa meminimalisir terjadinya.
Dalam permasalahan tersebut tempat penelitian berada di KUA Labuapi
Kabupaten Lombok Barat Mengenai bagaimana Implemnatsi Kebijakan Menikah
dibawah umur di daerah Lombok Barat, yang dimana mengingat bahwa Lombok Barat
berada diposisi ketiga di NTB, banyaknya terjadi pernikahan dibawah umur yang harus
menajdi titik focus penelitian dan tertarika mengkaji bagaimana upaya pemerintah
Lombok barat untuk setidaknya meminimalisir hal tersebut agar tidak terjadi. Dilansir
dari Lombok Post Kabid Pemberdayaan perlindungan anak dan prempuan Lombok
barat(Mustilkar) mencatat bahwa ada 171 kasus atau 70% dari total Pernikahan yang ada
di Lombok Barat lalu hanya ada 33% kasus yang selesai dari proses mediasi bahwa
Pernikahan dibawah umur ini adalah suatu ti ndakan kekrasan seksual ujar Mustilkar3.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi Masalah di atas, disusun rumusan masalah penelitian sebagai
berikut;
1. Implementasi Kebijakan Perkawinan anak dibawah umur di KUA(Kantor Urusan
Agama) Kecamatan labuapi Kabupaten Lombok Barat?
2. Faktor Penyebab Terjadinya Perkawinan anak dibawah umur di Kecamatan Labuapi
Kabupaten Lombok Barat?
3. Upaya KUA(Kantor Urusan Agama) Kecamatan Labuapi kabupaten Lombok Barat
Dalam Pencegahan Perkawinan Anak Dibawah Umur?

C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan Rumusan Masalah di atas, disusun tujuan pnelitian sebagai berikut;
1. Menejelaskan bagaimana suatu pengimplemntasian dari Kebijakan perkawinan anak
dibawah umur di KUA Kecamatan Labuapi Kabupaten Lombok Barat
2. Untuk Mengetahui apa saja Faktor penyebab terjadinya pernikahn dibawah Umur di
daerah Kecamatan Labuapi Kabupaten Lombok Barat
3. Bagaimana upaya KUA kecamatan Labuapi Kabupaten Lombok Barat Dalam
pencegahan Perkawinan anak dibawah umur

D. Penelitian Terdahulu
1. Penelitian Serupa dilakukan oleh Ani Yurmayani dan Endah Suhartini dengan
penelitian berjudul”Perkawinan bawah umur dan potensi perceraian” Berdasarkan
hasil wawancara yang dilakukan dengan Kepala Seksi Bimas Kemenag Kota Bogor,
memberikan keterangan bahwa pihak KUA di wilayah Kota Bogor telah berupaya
mewujudkan tertib administrasi pendaftaran perkawinan. Terutama dalam melakukan
verifikasi data terhadap usia calon pasangan yang akan melangsungkan perkawinan.
Selanjutnya, meskipun peraturan perundang-undangan telah memberikan penegasan
mengenai batasan usia, melihat fenomena masyarakat akhir-akhir ini, banyaknya

3
Dikutip dari Berita Lombok post,Peringkat Ketiga di NTB Kasus Pernikahan dini di lobar masih tinggi,
ombokpost.jawapos.com/giri-menang/1502799009/peringkat-ketiga-di-ntb-kasus-pernikahan-dini-di-lobar-masih-
tinggi
terjadi perkawinan bawah tangan yang dilakukan oleh pasangan bawah umur, hal ini
sebagai dampak dari pergaulan bebas remaja saat ini.4
2. Penelitian Serupa dilakukan oleh Jaka Sanjaya,Nurmala HAK, Dan Ifrohati dengan
penelitian berjuudul” PERAN KUA KECAMATAN LUBUK BATANG
KABUPATEN OKU TERHADAP KEBIJAKAN PENCEGAHAN PERNIKAHAN
ANAK DI BAWAH UMUR PASCA BERLAKUNYA UNDANG-UNDANG
NOMOR 16 TAHUN 2019” ’Bahwasanya pernikahan di bawah umur ialah salah satu
bentuk pernikahan yang dilaksanakan dimana mempelainya tidak dalam usia yang
ditetapkan oleh perundang-undangan. Dan hal tersebut di Lubuk Batang sendiri
sangat banyak terjadi, maka dari itu kami sebagai insan yang berada di KUA, Kami
yang juga bertindak selaku ketua BP4 Kecamatan dengan adanya timbul
permasalahan yang sekarang banyak kami temui akibat pernikahan belum cukup
umur ini maka apabila anak perempuan yang melangsungkan pernikahan di usia 16
tahun sesuai dengan aturan terdahulu, makaia harus melalui dispensasi pengadilan
terlebih dahulu begitu juga dengan pihak laki-laki yang dulu belum berusia 21 tahun
harus melalui dispensasi pengadilan, bilamana usia 19- 21 tahun harus izin orangtua,
nah sekarang aturannya kan harus semuanya berusia 19 tahun jadi apabila belum
berusia 19 tahun harus dispensasi dulu ke Pengadilan Agama.5
3. Penelitian yang sama pernah dilakukan oleh Muhamad Arif Fahrudin tentang
PERNIKAHAN DINI DAN AGENDA KEBIJAKAN KE DEPAN(KASUS
KABUPATEN SLEMAN) Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan kondisi
pernikah di kabupaten sleman dan bagaiman antisipasi atau upaya kedepan untuk
kasus tersebut yang meliputi bebrapa pembahasan terkait hal tersebut antara lain yang
pertama tentang Urgensi Penanganan pernikahn dini, Kasus pernikahan dini di
kabupaten sleman dan yang terakhir agenda kebijan kedepan. Kesimpulan nya Di
Kabupaten Sleman sendiri, jumlah kejadian pernikahan dini tergolong tinggi. Pada
2013-2015 tercatat lebih dari 100 kasus pernikahan dini terjadi setiap tahunnya.6
E. Tinjauan Teori
1. Implementasi dan pelayanan
Menurut kamus besar bahas aindonesia arti kata pelayanan yang berasal dari kata
layan yakni M E L A Y A N I yang artinya membantu,menyiapkan(mengurus) apa
saja yg diperlukan oleh seseorang, Pelayanan menurut Brata dalam bukunya yang
berjudul Dasar Dasar Pelayanan prima mengatakan bahwa suatu pelayanan akan
terbentuk karena adanya proses pemberian layanan tertentu dari pihak penyedia
layanan kepada pihak yang dilayani. lalu Implemntasi sendiri bearti suatu hal yang
4
Ani Yumarni and Endeh Suhartini, ‘Perkawinan Bawah Umur Dan Potensi Perceraian (Studi Kewenangan
KUA Wilayah Kota Bogor)’, Jurnal Hukum Ius Quia Iustum, 26.1 (2019), 193–211
<https://doi.org/10.20885/iustum.vol26.iss1.art10>.
5
Jaka Sanjaya and Nurmala Hak, ‘P e r a n k u a k e c a m a t a n l u b u k b a t a n g k a b . . | 101 Jaka
Sanjaya, Nurmala Hak, Ifrohati’, 2019, 101–23.
6
Muhamad Arif Fahrudin Alfana dan Beti Nurhayati,Pernikahan Dini Agenda kebijakan ke depan(Studi
Kasus Di Kabupaten Sleman,Vol 5,Hal 137-148.
memang terlaksana sebagaimana semestisnya. Menurut Nurdi Usman dikutip dari
www.merdeka.com Implementasi adalah bermuara pada aktivitas,aksi,tindakan,atau
adana mekanisme suatu sistem,implementasi bukan sekedar aktivitas tapi suatu
kegiatan yang terencana dan untuk mencapai tujuan kegiatan. Jadi bisa dibilang
dalam suatu pelayanan yang memang sudah seharusnya memberikan implemntasi
yang baik dan sesuai prosedur dalam melayani orang orang yang memang seharusnya
mendapatkan pelayanan, Semisalnya dalam suatu Lemabag atau instansi
Pemerintahan bagaimana dia menjalani tugas dalam memberikan pelayanan kepada
masyarakat agar implementasi berlangsung dengan baik dan mengikuti prosedur yang
sudah ditentukan.7
2. Perkawinan
Perkawinan adalah proses hubungan 2 insan manusia untuk menjalin hubungan
hingga akhir hayat mereka yang dilandasi rasa cinta dan sama sama suka. Menurut
islam perkawinan adalah salah satu bentuk ketaatan Manusia kepada Allah SWT,
bahwa dalam Rangka membina suatu kelurga sakinnah,Mawaddah,Warrahmah yaitu
melalui suatu Lembaga yang suci,sekral bagi umat islam. Bahkan al-Qur’an
memproklamasikan perkawinan sebagai suatu perjanjian (ikatan) yang paling suci,
paling kokoh antara suami isteri.8
3. KUA(Kantor Urusan Agama)
Kantor Urusan Agama adalah instansi terkecil Kementrian Agama yang ada di tingkat
Kecamatan. KUA bertugas membantu melaksanakan sebagian tugas Kantor
Kementrian Agama Kabupaten di bidang urusan agama islam di wilayah kecamatan.
Adapun tugas dan fungsi KUA sebagai berikut;1.Melaksanakan sebagian tugas
kantort Urusan agama kabupaten atau kota dibidang urusan agama islam dalam
wilayah kecamatan,2.Membantu pelaksanaan tugas pemerintah ditingkat kecamatan
dalam bidang keagamaan,3.Bertanggung jawab atas pelakasanaan tugas kantor urusan
agama kecamatan,4.Melaksanankan tugas koordinasi penilik agama islam Penyaluh
agama islam dan koordinasi atau kerjasama dengan instansi lain yang erat
hubuinganya dengan pelaksanaan tugas KUA kecamatan.9
F. Metode Penelitian
F.1.Jenis dan pendekatan Penlitian
Penelitian ini merupakan jenis Penelitian Kualitatif dengan pendekatan studi kasus.
Penelitian kualitatif deksriktifnantinya akan menghasilkan data entah itu dalam
bentuk voice hasil wawancara ataupun data yang diberikan langsung oleh
narasumbernya dan juga melalui observasi. Aspek pemahaman secara mendalam
terhadap suatu masalah bukan hanya melihat permasalahan untuk penelitian

7
Ni ketut Riani WI Ahli Madya BPSDM Prov Bali, Strategi Peningkatan Pelayanan Publik,Vol 1,April 2021
8
Dr.H. Khoirul Abror,M.H., Hukum Perkawinan dan Perceraian,Hal 39,Bening Pustaka Yogyakarta
9
Agus Sugiarto, ‘Peran KUA Dalam Mengimplementasikan Undang-Undang Nomer 1 Tahun 1974 Tentang
Perkawinan Di Kecamatan Tanjung Bintang Kabupaten Lampung Selatan:Study Tentang Manajemen Dakwah’,
Repostitory UIN Raden Intan Lampung, 2017, 1 <http://repository.radenintan.ac.id/2034/3/Bab_I.pdf>.
generalisasi merupakan metode penelitian kualitatif. Perlu diperhatikan bahawa
metode deskriftif ini tidak ahanya terbatas pada pengumpulan data melainkan pada
ketajaman analisis dan interpretasi tentang maksud dari data tersebut,
membandingkan persamaan dan perbedaan suatu hal.
F.2.Lokasi Penelitian
Penelitian ini berlokasi di Jln.Raya Gunung
Pengsong,Labuapi,Kec.Labuapi,Kabupaten Lombok Barat,Nusa Tenggara barat.
F.3.Populasi dan Sempel Penelitian
1. Data Skunder
Data skunder merupakan data yang dikumpulkan dari data data peneelitian
terdahulu, Atau sebuah data yang diperoleh dari suatu instansi pemerntahan atau
kelembagaan tertentu yang memang sudah tersedia di media,website, dan lain
sebagainya, serata setiap sumber data yang ada harus bersifat relevan dan sudah
teruji kebenaran nya.
2.Data Primer
Data yang diperoleh Langsung oleh seorang peneliti melalui tahapan
wawancara,Observasi, dengan langsung terjun ke Lapangan yang sudah
ditentukan oleh peneliti.
F.4.Metode Pengumpulan Data
a. Observasi
Teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan cara observasi atau
pengamatan secara langsung dan mendalam di lokasi penelitian. Observasi
adalah suatu metode pengamatan dan pencatatan dengan sistematika kejadian-
kejadian yang diselidiki secara langsung. Dalam penelitian ini teknik observasi
yang digunakan adalah observasi non partisipan10
b. Wawancara
Wawancara adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk memperoleh informasi
dalam bentuk tanya jawab, dialog, dan diskusi anatara peneliti dengan para
informan yang terlibat dana situasi sosial. Wawancara dapat ditempuh dengan 3
metode seperti wawancara tidak terstruktur, wawancara semi terstruktur dan
wawancara terstruktur11
c. Dokumentasi
Catatan peristiwa pada masa lalu bisa berbentuk tulisan, karya-karya dari
seseorang yang monumental dan juga dalam bentuk gambar. Dokumen dalam
bentuk tulisan seperti sejarah kehidupan, biografi, dan lainnya.12
F.5.Metode Analisa Data

10
Hardian, dkk, Metode Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif, (Yogyakarta: CV Pustaka Ilmu, 2020), hlm.
129.
11
Eri Barlian, Metodologi Penelitian Kualitatif & Kualitatif, (Bandung: Alfabeta, 2012) , hlm. 82.

12
Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, (Bandung: Alfabeta, 2012), hlm. 82
Analisis Data dalam penelitian Kualitatifadalah menemukan deksriktifdan penjelasan
yang kongrean dari kehidupan sosial yang diteliti.berikut adalah detail dalam langkah
langkahsebagai berikut;
a. Menyusun dan mempersiapkan data dalam trankskip hasil wawancara
b. Membaca keseluruhan data dalam transkip wawancara,gagasan, dan
kredibilitas
c. Memulai colding semua data Artinya melakukan Pengorganisasian data
dengan cara mengambil data data tertulis, dokumen, audio visual, kemudian
melaporkan dalam katagori data
d. Melakukan triangulasi data dan tringulasi teori atau menghubungkan dengan
tema
e. Membuat narasi atau deksriktif berdasarkan tema tema yang sudah
dikelompokan
f. Membuat interpensi atau pembahasan dan sesuai denan focus kajian
penelitian
DAFTAR PUSTAKA
Hijriani, Hikmah, ‘Implementasi Pelayanan Pencatatan Pernikahan Di Kantor Urusan
Agama (KUA) Kecamatan Sangasanga Kabupaten Kutai Kartanegara’, Journal Administrasi
Negara, 3.2 (2015), 534–38
Sanjaya, Jaka, and Nurmala Hak, ‘P e r a n k u a k e c a m a t a n l u b u k b a t a n g k a
b . . | 101 Jaka Sanjaya, Nurmala Hak, Ifrohati’, 2019, 101–23
Sugiarto, Agus, ‘Peran KUA Dalam Mengimplementasikan Undang-Undang Nomer 1
Tahun 1974 Tentang Perkawinan Di Kecamatan Tanjung Bintang Kabupaten Lampung
Selatan:Study Tentang Manajemen Dakwah’, Repostitory UIN Raden Intan Lampung, 2017, 1
<http://repository.radenintan.ac.id/2034/3/Bab_I.pdf>
Yumarni, Ani, and Endeh Suhartini, ‘Perkawinan Bawah Umur Dan Potensi Perceraian
(Studi Kewenangan KUA Wilayah Kota Bogor)’, Jurnal Hukum Ius Quia Iustum, 26.1 (2019),
193–211 <https://doi.org/10.20885/iustum.vol26.iss1.art10>
Skripsi ERLINA RIZQI FATMASARI,ANALISIS HUKUM ISLAM TENTANG
KEBIJAKAN KUA TERHADAP WALI NIKAH PEREMPUAN YANG LAHIR KURANG
DARI 6 BULAN(STUDI KASUS DI KUA KECAMATAN KARANGJATI KABUPATEN
NGAWI),Latar Belakang, IAIN PONOROGO
Muhamad Arif Fahrudin Alfana dan Beti Nurhayati,Pernikahan Dini Agenda kebijakan
ke depan(Studi Kasus Di Kabupaten Sleman,Vol 5,Hal 137-148.

Ni ketut Riani WI Ahli Madya BPSDM Prov Bali, Strategi Peningkatan Pelayanan
Publik,Vol 1,April 2021

Dr.H. Khoirul Abror,M.H., Hukum Perkawinan dan Perceraian,Hal 39,Bening Pustaka


Yogyakarta

Dikutip dari Berita Lombok post,Peringkat Ketiga di NTB Kasus Pernikahan dini di lobar
masih tinggi, ombokpost.jawapos.com/giri-menang/1502799009/peringkat-ketiga-di-ntb-kasus-
pernikahan-dini-di-lobar-masih-tinggi

Hardian, dkk, Metode Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif, Yogyakarta: CV Pustaka


Ilmu, 2020.

Eri Barlian, Metodologi Penelitian Kualitatif & Kualitatif, Bandung: Alfabeta, 2012.

Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, (Bandung: Alfabeta, 2012), hlm. 82

Anda mungkin juga menyukai