Anda di halaman 1dari 3

KHUTBAH JUMAT LARANGAN BERZINA

Innal hamda lillah, nahmaduhu wanasta’inuhu wanastaghfiruh, wana’udzu billahi min syururi
anfusina, wamin sayyiaati a’maalinaa, mayyahdihillahu falaa mudhilla lah, wamayyudhlil falaa
haadiya lah. Asyhadu alla ilaaha illallah wahdahu laa syarika lah, wa asyhadu anna
muhammadan ’abduhu warosuuluh. Allahumma shalli wasallim wabarik ’ala sayyidina
muhammadin wa ’ala alihi washahbihi ajma’in. amma ba’du.
Ma’asyirol muslimin rahimani wa rahimakumullah …
Segala puji bagi Allah, Rabb semesta alam, yang memerintahkan kita untuk terus bertakwa kepada-Nya.
Takwa inilah bentuk syukur kita kepada Allah.

Sidang Jumat yang berbahagia,

Salah satu kaidah yang sangat agung dalam syariat Islam yang mulia ini adalah bahwasanya
Allah Subhanahu wa Ta’ala dan rasul-Nya tidak memerintahkan suatu perbuatan, kecuali di
dalam perintah itu terdapat kemaslahatan yang besar. Begitu juga tidak melarang suatu
perbuatan, kecuali di dalam perbuatan itu terdapat banyak madharat.
Satu di antaranya, Allah telah mengharamkan perbuatan zina. Karena dalam perbuatan zina ini
terdapat banyak madharat serta kerusakan. Allah berfirman,

“Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang
keji. Dan suatu jalan yang buruk.” (QS. Al-Isra: 32)

Di dalam ayat ini, Allah Subhanahu wa Ta’ala melarang manusia untuk mendekati
perbuatan zina dan semua perantara yang bisa menjerumuskan zina dan semua perantara
yang bisa menjerumuskan seseorang ke dalam perbuatan tersebut. Demikian ini,
karena zina merupakan perbuatan kotor dan sangat jelek pengaruhnya bagi kehidupan
masyarakat. Allah Subhanahu wa Ta’ala menyebutnya dengan kata fakhisyah. Yang berarti,
perbuatan yang sangat keji. Perbuatan zina bertentangan dengan akal sehat. Zina merupakan
jalan yang membawa kepada kehancuran dan kenistaan, merusak masyarakat, menimbulkan
penyakit berbahaya, bercampurnya nasab, dan juga menyebabkan permusuhan di antara
manusia dan kerusakan lainnya yang sangat berbahaya, sehingga pantas apabila
Allah Subhanahu wa Ta’ala memberikan hukuman berat bagi para pelakunya. Allah Subhanahu
wa Ta’ala berfirman,

“Perempuan yang berzina dan laki-laki yang berzina, maka deralah tiap-tiap seorang dari
keduanya seratus kali dera, dan janganlah belas kasihan kepada keduanya mencegah kamu
untuk (menjalankan) agama Allah, jika kamu beriman kepada Allah, dan hari akhirat, dan
hendaklah (pelaksanaan) hukuman mereka disaksikan oleh sekumpulan orang-orang yang
beriman.” (QS. An-Nur: 2)

Ayat ini menunjukkan hukuman yang disyariatkan Allah bagi seseorang yang berzina dan belum
menikah. Adapun jika pelakunya sudah menikah, maka hukumannya lebih berat dari yang
pertama, yaitu dirajam, dilempari dengan batu sampai mati. Sebagaimana disabdakan
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika ada seorang sahabat, Ma’iz bin Malik berzina,
kemudian ia mengakui perbuatannya. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
Pergilah kalian dan rajamlah dia!
Perhatkanlah, wahai jamaah sekalian! Alangkah berat hukuman dunia bagi pelaku zina. Dan
sesungguhnya hukuman di akhirat lebih besar, akan tetapi hanya sedikit manusia yang mau
berpikir.

Jamaah Jumat yang dimuliakan oleh Allah,

Allah Maha Rahman dan Rahim kepada para hamba-Nya. Demikian pula Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam sangat kasih sayang kepada umatnya. Oleh karena itu, Allah dan rasul-Nya
melarang dan mencegah umatnya dari segala perantara yang bisa membawa seseorang
kepada kebinasaan tersebut.
Di antaranya ialah:

Pertama, Allah Subhanahu wa Ta’ala melarang hamba untuk mengumbar pandangannya dan
melihat kepada sesuatu yang haram untuk dilihat, karena akan membangkitkan nafsu
seseorang dan menjerumuskannya ke dalam perbuatan keji. Dan sebaliknya, Allah Subhanahu
wa Ta’ala memerintahkan para hamba-Nya agar menundukkan pandangan matanya.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,

“Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: “Hendaklah mereka menahan


pandangannya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi
mereka,” sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat.” (QS. an-Nur: 30)

Adapun peringatan dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, tersebut dalam sabdanya:
“Wahai Ali, janganlah engkau ikutkan pandangan yang satu dengan yang lainnya, karena
sesungguhnya bagimu yang pertama, bukan yang kedua.” (HR. Abu Dawud dan dihasankan
oleh Syaikh al-Albani).
Maksudnya, seseorang tidak berdosa dengan pandangan pertama yang tidak disengaja dan
akan mendapatkan dosa dalam pandangan yang keduanya ketika sengaja melakukannya. Ini
menunjukkan, melihat sesuatu yang haram termasuk perantara terjadinya perbuatan zina.

Lantas, kalau pandangan yang seperti ini diharamkan, maka bagaimana dengan orang yang
melihat gambar-gambar wanita seronok dalam majalah-majalah atau bahkan film-film porno
yang akan membangkitkan syahwat? Tentu perbuatan ini lebih diharamkan oleh
Allah Subhanahu wa Ta’ala. Ketahuilah, pandangan merupakan panah beracun dari panah-
panah setan.

Kedua, Islam melarang wanita-wanita memperlihatkan auratnya, karena dapat membangkitkan


syahwat. Wanita-wanita yang mempertontonkan auratnya, sesungguhnya ia telah
menjerumuskan dirinya dan orang lain kepada kehancuran. Bagaimana tidak, seorang wanita
yang membuka auratnya, kemudian ia berjalan di hadapan laki-laki, tentu ini akan
membangkitkan syahwat para laki-laki itu, kemudian dapat menimbulkan keinginan untuk
melakukan perbuatan keji.
Islam adalah agama yang penuh dengan kemaslahatan. Semua perintahnya pasti bermanfaat,
dan semua larangannya pasti mengandung bahaya. Ketika Islam memerintahkan para wanita
untuk berjilbab, tentu karena akan menjaga kehormatan. Ketika Islam melarang mengumbar
aurat, tentu karena banyak bahaya dan berakibat jelek yang ditimbulkannya, di antaranya
tersebar perbuatan zina.

Barakallahu lii wa lakum fill qur’aanil azhiim wa nafa’nii wa iyyaakum bima fiihi minal aayaati wa
dzikril hakiim. Aquulu qowlii hadzaa wa astaghfirullaaha lii wa lakum wa lisaa iril muslimiina min
kulli zdanbing fastaghfiruuhu innahu huwal ghafuurur rahiimu.

KHUTBAH KEDUA
Alhamdulillahiladzi arsala rosulahu bilhuda wa dinilhaq, liyudhirohu ‘aladdinikullihi walaukarihal musrikun.
Asyahdualla ilahailalloh waasyhaduanna muhammadan’abduhu warosulahu
Allohuma solli’ala muhammadin wa’ala alihi waashabihi ajma’in.
Ya ayyuhaladzi naamanu, taqullooha haqqa tuqaatih, walaa tamuutunna illa waantum muslimuun.

Jamaah Jumat yang dimuliakan Allah,


Zina merupakan salah satu dosa besar dan perbuatan yang sangat keji. Perbuatan ini sangat
dimurkai Allah Subhanahu wa Ta’ala. Oleh karena itu, hendaklah seorang muslim menjaga diri
dari dosa tersebut, serta menjauhi segala sarana yang bisa membawa dirinya kepada
perbuatan nista itu. Dan bertakwalah kepada Allah, karena dengan takwa seseorang akan
selalu terjaga dan tidak terjerumus ke dalamnya.
Marilah kita berdoa kepada Allah, agar terhindar dari perbuatan yang dimurkai. Sesungguhnya
kita tidak akan terhindar dari perbuatan yang dimurkai tersebut kecuali dengan pertolongan dari
Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Allahummagh fir lilmuslimiina wal muslimaati, wal mu’miniina wal mu’minaatil ahyaa’I minhum
wal amwaati, innaka samii’un qoriibun muhiibud da’waati. Robbanaa laa tuaakhidznaa in
nasiinaa aw akhtho’naa. Robbanaa walaa tahmil ‘alaynaa ishron kamaa halamtahuu
‘alalladziina min qoblinaa. Robbana walaa tuhammilnaa maa laa thooqotalanaa bihi, wa’fua
‘annaa wagh fir lanaa war hamnaa anta maw laanaa fanshurnaa ‘alal qowmil kaafiriina.
Robbana ‘aatinaa fiddunyaa hasanah wa fil aakhiroti hasanah wa qinaa ‘adzaabannaar.
Walhamdulillaahi robbil ‘aalamiin.

Anda mungkin juga menyukai