Anda di halaman 1dari 12

SISTEM OPERATIONAL PROSEDUR Nomor 005/HSE/SOP/IX/18

Revisi 01
PERMIT to WORK
Tanggal 11 Januari 2021
(IZIN KERJA)
Halaman 1 dari 12

Tanggal Pengesahan : 11 Januari 2021


Dibuat oleh, Diperiksa oleh, Disetujui oleh,

Eklesia S Ruri Anna Slamet S

Halaman 1 dari 12
SISTEM OPERATIONAL PROSEDUR Nomor 005/HSE/SOP/IX/18
Revisi 01
PERMIT to WORK
Tanggal 11 Januari 2021
(IZIN KERJA)
Halaman 1 dari 12

Daftar Isi

Daftar Isi …......................................................................................................... 2

1. Tujuan …................................................................................................. 3
2. Ruang Lingkup ….................................................................................... 3
3. Tanggung jawab ...................................................................................... 3
4. Definisi dan istilah …................................................................................ 4
4.1. Ijin Kerja ............................................................................................ 4
4.2. Daerah Berbahaya ............................................................................ 4
4.3. Pekerjaan Panas...... …..................................................................... 4
4.4. Pekerjaan Dingin ............................................................................... 4
4.5. APD .. …............................................................................................ 5
4.6. Anggota P2K3L…............................................................................... 5
4.7. HSE / Ahli K3 ..................................................................................... 5
4.8. Pemohon Ijin …......…........................................................................ 6
4.9. Pemberi Ijin ........................................................................................ 6
4.10. Pemilik Lokasi …............................................................................... 6
4.11. Fire Watcher ..................................................................................... 6
4.12. Job Safety Analysis .......................................................................... 6
5. Prosedur Ijin Kerja ..................................................................................... 6
6. Flowchard .................................................................................................. 8
7. Ketentuan Umum ...................................................................................... 10
8. Lampiran …................................................................................................ 11
9. Referensi …............................................................................................... 11

Halaman 2 dari 12
SISTEM OPERATIONAL PROSEDUR Nomor 005/HSE/SOP/IX/18
Revisi 01
PERMIT to WORK
Tanggal 11 Januari 2021
(IZIN KERJA)
Halaman 1 dari 12

1. TUJUAN

a) Untuk memastikan adanya prosedur yang mewajibkan penggunaan dan


pengendalian "lzin Kerja".
b) Untuk memberikan perlindungan yang sistematis bagi karyawan dan pekerja
kontraktor yang harus melakukan pekerjaan yang berpotensi bahaya.

2. RUANG LINGKUP

Prosedur ini berlaku untuk pekerjaan yang berpotensi bahaya (baik yang
dilakukan oleh karyawan maupun pekerja kontraktor) dan pekerjaan temporer
lain yang dianggap dapat mengakibatkan kecelakaan kerja, kebakaran,
peledakan atau pencemaran lingkungan.

3. TANGGUNG JAWAB

Prosedur ini refleksi dari Nilai-Nilai Inti PT. Sisindokom Lintasbuana - Perbaikan
Berkelanjutan dengan tanggung jawab beberapa pihak sebagai berikut :

a. Pekerja Maintenance : Bertanggung jawab dalam menerapkan aplikasi


penggunaan izin kerja dalam kegiatan maintenance
(pemasangan, perbaikan, perawatan atau
pemeliharaan) sehari-hari.
b. Pekerja Kontraktor : Bertanggung jawab dalam mematuhi dan menerapkan
aplikasi penggunaan izin kerja dalam kegiatan
maintenance (pemasangan, perbaikan, perawatan atau
pemeliharaan) yang dilakukan pada suatu perusahaan
terkait.
c. Ka. Maintenance : Bertanggung jawab dalam memberikan pengarahan
kepada anggotanya terkait dengan penerapan ijin kerja
pada semua jenis pekerjaan perbaikan, perawatan dan
pemeliharaan.
d. HSE / Team P2K3 : Bertanggung jawab dalam melakukan pengecekan
persyaratan izin kerja,memberikan izin kerja,
mengawasi penerapan izin kerja dalam kegiatan

Halaman 3 dari 12
SISTEM OPERATIONAL PROSEDUR Nomor 005/HSE/SOP/IX/18
Revisi 01
PERMIT to WORK
Tanggal 11 Januari 2021
(IZIN KERJA)
Halaman 1 dari 12

perbaikan sehari-hari serta melakukan pengecekan


area kerja setelah selesai melakukan pekerjaan
e. Atasan Pemilik Lokasi : Bertanggung jawab dalam mengawasi penerapan izin
kerja pada area lokasi kerja dan memastikan bahwa
kondisi area kerja terkait aman
f. Fire Watcher : Personil yang ditunjuk yang bertanggung jawab dalam
melakukan pengecekan terhadap potensi timbulnya api
di area pekerjaan pada saat pekerjaan selesai
dilakukan

4. DEFINISI DAN ISTILAH

4.1. Ijin Kerja :


Suatu perizinan yang diberikan kepada pekerja sebelum melakukan
pekerjaan yang berpotensi menimbulkan bahaya dengan tujuan untuk
mencegah terjadinya kecelakaan kerja dan pencemaran lingkungan dengan
pemenuhan perlengkapan peralatan safety dalam melakukan suatu
pekerjaan.

4.2. Daerah berbahaya :


Daerah yang memiliki atau dapat menimbulkan potensi bahaya seperti
peledakan, kebakaran dan pencemaran yang berpotensi mengganggu
proses produksi.

4.3. Pekerjaan Panas :


a. Pada umumnya semua aktvitas yang dapat menimbulkan sumber nyala api
dapat dikatakan sebagai pekerjaan panas dan tidak terbatas pada
penggunaan adanya suluh pemotong, pot-pot pelebur, mesin las dan las
listrik, mesin-mesin listrik yang tidak kedap ledakan, gerinda, alat pemecah
beton perkakas dengan penggunaan bahan peledak.

b. Pekerjaan pada instalasi listrik tegangan tinggi / work on high vottage


electrical installation

lzin kerja ini diberikan pada pekerjaan perbaikan / perawatan instalasi listrik
pada tegangan tinggi, misalnya perbaikan pada trafo, control panel, dsb.
Adapun peralatan keselamatan yang harus dilengkapi adalah APAR dan APD
terkait (seperti sarung tangan, helmet, amperemeter dan lain sebagainya).

Halaman 4 dari 12
SISTEM OPERATIONAL PROSEDUR Nomor 005/HSE/SOP/IX/18
Revisi 01
PERMIT to WORK
Tanggal 11 Januari 2021
(IZIN KERJA)
Halaman 1 dari 12

4.4.. Pekerjaan Dingin :


Pada umumnya semua pekerjaan yang dilakukan dan dapat menimbulkan
resiko / bahaya potensial tetapi tidak menimbulkan api, dikatakan sebagai
pekerjaan dingin, antara lain,

a. Pekerjaan pada ruangan terbatas / tertutup - Work in confined space or


closed (Confined Space Entry permit)
lzin kerja ini diberikan pada pekerjaan apapun (inspeksi, perawatan,
perbaikan, pembersihan, dsb) yang dilakukan dalam ruangan tertutup
(tangki, silo, penggalian dsb), dimana kondisi kerja pada saat itu memiliki
kadar O2, (Oksigen) yang minim. Sebelum memulai pekerjaan, maka Team
HSE Officer /Anggota P2K3L harus melakukan pemeriksaan terhadap
kandungan gas yang berada di dalam ruangan tertutup tersebut. Team
HSE/Anggota P2K3L harus memastikan bahwa tidak ada sisa bahan yang
terkandung dalam tangki /media yang akan diperbaiki tersebut yang dapat
memicu timbulnya potensl bahaya. Adapun peralatan keselamatan yang
harus dilengkapi antara laln adalah Tabung O2 dan APD terkait gas detector.

b. Pekerjaan pada sumber radiasi (Radiography/Sinar X)


lzin kerja ini diberikan pada pekerjaan apapun (inspeksi, perawatan,
perbaikan, pembersihan, dsb) yang dilakukan pada sumber radiasi. Adapun
peralatan keselamatan yang harus dilengkapi adalah APAR dan APD terkait.

c. Pekerjaan pada ketinggian


lzin kerja ini diberikan pada pekerjaan dengan ketinggian lebih dari 1,8 m.
Adapun peralatan keselamatan yang harus dilengkapi adalah APD terkait
(seperti safety belt <=1,8 m dan full body harness >1,8 m, sarung tangan,
helmet).

d. Pekeriaan lain yang berpotensi memiliki bahaya kebakaran / kecelakaan


kerja/pada kondisi tertentu, misalnya pekerjaan pada tempat terpencil,
pembersihan dengan menggunakan bahan kimia, uap panas atau air
bertekanan, menangani / menuang bahan kimia yang berbahaya, mencabut
/ membuka flange pipa-pipa bertekanan, bekerja pada temperatur yang
sangat tinggi dan pekerjaan dingin lainnya yang oleh pengawas
operasi/safety offlcer dipertimbangkan memiliki potensial resiko/bahaya.

Halaman 5 dari 12
SISTEM OPERATIONAL PROSEDUR Nomor 005/HSE/SOP/IX/18
Revisi 01
PERMIT to WORK
Tanggal 11 Januari 2021
(IZIN KERJA)
Halaman 1 dari 12

4.5. APD :
Peralatan pelindung indera dan anggota tubuh lainnya yang dipergunakan
untuk melindungi pekerja/karyawan dari bahaya kerja. APD adalah
kepanjangan dari Alat Pelindung Diri.

4.6. Anggota P2K3L :


Personil yang menjabat sebagai anggota dalam struktur organisasi P2K3L
yaitu wadah kerjasama antara pengusaha dan karyawan sebagai bentuk
partisipasi aktif dalam program LK3.

4.7. HSE / Ahli K3 :


Personil yang bertanggung jawab dalam pengelolaan dan pemantauan LK3
di masing-masing unit.

4.8. Pemohon Ijin :


Personil yang akan melakukan pekerjaan baik kategori pekerjaan dingin
maupun pekerjaan panas.

4.9. Pemberi Ijin :


Personil yang akan memberikan izin kerja terkait pekerjaan dingin maupun
pekerjaan panas. Pemberi izin adalah HSE/Ahli K3, jika tidak ada
(berhalangan) maka dapat digantikan oleh Koord. Sie Patrol P2K3L.

4.10. Pemilik Lokasi


Personil yang menjabat sebagai pihak yang memegang jabatan tertinggi
yang memiliki tanggung jawab dan wewenang di lokasi area kerja kegiatan
maintenance (pemasangan, perbaikan, perawatan atau pemeliharaan)
dilakukan.

4.11. Fire Watcher


Personil yang bertanggung jawab dalam melakukan pengecekan dan
pemantauan terhadap potensi timbulnya api di area pekerjaan panas (selama
dan setelah pekerjaan dilakukan /30 menit). Fire watcher adalah salah satu
personil dalam tim yang melakukan kegiatan maintenance.
Adapun persyaratan kompetensi untuk Flre Watcher adalah :
a. Mengetahui teori segitiga APl.
b. Dapat mengidentifikasikan bahaya kebakaran.
c. Dapat menggunakan APAR.

Halaman 6 dari 12
SISTEM OPERATIONAL PROSEDUR Nomor 005/HSE/SOP/IX/18
Revisi 01
PERMIT to WORK
Tanggal 11 Januari 2021
(IZIN KERJA)
Halaman 1 dari 12

4.12. Job Safety Analysis


Metode yang digunakan untuk melakukan identifikasi bahaya terhadap suatu
pekerjaan Masing-masing tahapan dalam proses kerja, diidentifikasi dampak
yang ditimbulkan dan pengendalian resiko yang harus dilakukan. JSA
merupakan salah satu alat untuk analisis/menilai resiko dari suatu jenis
pekerjaan.

5. PROSEDUR IZIN KERJA

a. Sebelum melakukan pekerjaan harus melakukan identifikasi bahaya - JSA (Job


Safety Analysis). Penilalan tingkat resiko dari hasil JSA dilakukan oleh "pemohon izin"
dan direview oleh "HSE", yaitu : izin kerja berlaku "1 hari, validasi setiap shift".

Pemohon izin akan mendapatkan izin kerja setelah memenuhi persyaratan dan
mendapatkan tanda tangan dari pihak yang berwenang.
b. HSE/Ahli K3/Anggota P2K3L melakukan pengecekan persyaratan yang ditetapkan,
dengan mengisi lengkap form izin kerja.

c. HSE/Ahli K3/Anggota P2K3L melakukan pengecekan terhadap persyaratan izin


kerja, apabila belum memenuhi persyaratan, penanggung jawab diminta untuk
melengkapi. Untuk pekerjaan panas harus dilakukan oleh minimal 2 orang dimana
salah satu personil tersebut akan bertugas sebagai Fire Watcher.

Jika semua syarat/ketentuan yang berlaku telah "sesuai", maka masing-masing pihak
yang berkepentingan (pemohon izin, pemberi izin dan atasan pemilik lokasi) akan
menandatangani izin kerja. Jika "tidak sesuai", maka pemohon izin wajib melengkapi
semua persyaratan terlebih dahulu.

d. HSE/Ahli K3/Anggota P2K3L akan memberikan izin kerja kepada pemohon izin
setelah ditanda tangani oleh pemohon dan atasan pemilik lokasi. Pemohon izin wajib
melakukan pekerjaan sesuai dengan ketentuan kerja yang telah disyaratkan.

e. Pemohon izin dapat melakukan pekerjaan sesuai dengan prosedur kerja dan
dipastikan selama pekerjaan berlangsung, izin kerja harus terdapat pada lokasi kerja.

f. Jika izin kerja telah berakhir dan pekerjaan "sudah selesai", maka pemohon izin
wajib melapor kepada HSE/Ahli K3/Anggota P2K3L untuk kemudian dilakukan
pengecekan area kerja. Tetapi jika izin kerja telah berakhir dan pekerjaan "tidak

Halaman 7 dari 12
SISTEM OPERATIONAL PROSEDUR Nomor 005/HSE/SOP/IX/18
Revisi 01
PERMIT to WORK
Tanggal 11 Januari 2021
(IZIN KERJA)
Halaman 1 dari 12

selesai", maka akan dilakukan validasi izin kerja oleh pihak yang bewenang. Validasi
dilakukan pada setiap shift kerja (pada awal shift kerja).

g. Jika pekerjaan telah selesai, pemohon izin bersama dengan HSE/Ahli K3/Anggota
P2K3L dan Atasan Pemilik Lokasi bersama-sama melakukan pengecekan area kerja.
Adapun hal-hal yang diperhatikan adalah : peralatan kerja telah dirapikan dan
dikembalikan ke lokasi penyimpanan, area kerja aman dari potensi kebakaran, area
kerja telah bersih, tidak ada barang-barang bekas perbaikan, tidak ada potensi
timbulnya api dan memasang kembali peralatan pelindung mesin berputar. Area
pekerjaan panas akan dipantau oleh fire watcher (sekitar 30 menit) untuk memastikan
bahwa area tersebut aman dari bahaya kebakaran.

h. Jika kondisi sudah sesuai (hal-hal yang disebutkan pada poin g), maka HSE/Ahli
K3 /Anggota P2K3L dan Atasan Pemilik Lokasi akan menandatangani pernyataan
“pengesahan setelah selesai bekerja". Jika kondisi masih belum aman dan rapi, maka
pemohon izin wajib melakukan hal-hal yang disebutkan pada poin g.

Halaman 8 dari 12
SISTEM OPERATIONAL PROSEDUR Nomor 005/HSE/SOP/IX/18
Revisi 01
PERMIT to WORK
Tanggal 11 Januari 2021
(IZIN KERJA)
Halaman 1 dari 12

6. Flowchart

Halaman 9 dari 12
SISTEM OPERATIONAL PROSEDUR Nomor 005/HSE/SOP/IX/18
Revisi 01
PERMIT to WORK
Tanggal 11 Januari 2021
(IZIN KERJA)
Halaman 1 dari 12

Halaman 10 dari 12
SISTEM OPERATIONAL PROSEDUR Nomor 005/HSE/SOP/IX/18
Revisi 01
PERMIT to WORK
Tanggal 11 Januari 2021
(IZIN KERJA)
Halaman 1 dari 12

7. Ketentuan Umum

a. KEY POINT :
HSE, Anggota P2K3L dan Pemilik Lokasi mempunyai wewenang untuk
memberhentikan pekerjaan di lapangan jika pada saat melakukan pekerjaan
ditemukan kondisi unsafe action dan unsafe condition atau kegiatan yang
membutuhkan izin kerja tetapi tidak dilengkapi dengan izin kerja.
b. HSE dan Anggota P2K3L wajib mengidentifikasi daerah atau kondisi kerja yang
wajib menggunakan Permit System – lzin Kerja.
c. ldentifikasi tersebut dapat didasarkan kepada hasil identifikasi Job Safety Analysis
(JSA). JSA dilakukan oleh pemohon izin sebelum izin kerja diterbitkan dan akan
diverifikasi oleh EHS/Anggota P2K3L.
d. Jika kondisi sudah dianggap aman, bersih dan rapi (tidak ada kemungkinan
timbulnya bahaya / percikan api / potensi lainnya, tidak ada sisa-sisa material dan
peralatan keselamatan yang berserakan, semua peralatan kerja sudah
dikembalikan ke lokasi penyimpanan), maka HSE/Anggota P2K3L dan Atasan
Pemilik Lokasi mempunyai wewenang untuk memberikan pengesahan izin
setelah selesai bekerja diketahui oleh atasan dan pemilik lokasi. Khusus untuk
kategori pekerjaan panas, pemohon izin harus mengatasi/menunggu hingga 30
menit untuk melihat ada/tidaknya potensi bahaya kebakaran.
e. HSE/Anggota P2K3L harus memastikan bahwa semua pekerja (termasuk pekerja
kontraktor) telah memahami dan menerapkan izin kerja pada kondisi kerja yang
telah dipersyaratkan dan memberikan pelatihan terkait dengan penerapan
tersebut secara rinci.
f. Surat izin kerja yang digunakan adatah Form Izin Kerja yang terdiri dari 3 (tiga)
lembar, yaitu:
1. Putih / asli : Pemberi lzin (HSE/Anggota P3K3L)
2. Merah muda / kopian : Pemohon izin
3. Hijau muda / kopian : Pemilik Lokasi

g. Form lzin Kerja lersebut tersedia dan terdokumentasi pada masing-masing pihak
yang mendapatkan izin kerja.

h. Setiap area / kondisi kerja wajib mengunakan izin kerja harus diberikan Tag Out
(tanda Informasi sedang ada perbaikan / kondisi rusak)

i. Siapa saja yang melanggar bagian manapun standar ini akan dikenai tindak
disipliner yang berat, minimal Surat peringatan

Halaman 11 dari 12
SISTEM OPERATIONAL PROSEDUR Nomor 005/HSE/SOP/IX/18
Revisi 01
PERMIT to WORK
Tanggal 11 Januari 2021
(IZIN KERJA)
Halaman 1 dari 12

8. Lampiran

a) Form Izin Kerja (001/FR/IK/IX/18)


b) Form JSA (001/FR/JSA/IX/18)

9. HAL – HAL PENTING

Sebelum melakukan pekerjaan ini, gunakan alat pelindung diri sebagai berikut :

10. Referensi

a) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja.


b) Peraturan Pemerintah No 50 Tahun 2012 tentang Penerapan Sistem
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Keria.
c) ISO 14002-2004 Sistem Manajemen Lingkungan.
d) OHSAS 18001:2007 Sistem Management Keselamatan dan Kesehatan.

Halaman 12 dari 12

Anda mungkin juga menyukai