Anda di halaman 1dari 5

PEMASARAN HASIL PERTANIAN

TUGAS TM 2

Kelompok 4:
1. Amin Tiyas Hidayah (205040100111134)
2. Vira Alifia Jasmine (215040100111051)
3. Ade Putri Nurcamelia (215040100111110)
4. Brilian Setyarindi Cantika (215040101111085)
5. Alicia Sevi Melati (215040101111153)

Kelas:
Agribisnis 2021 - K

PROGRAM STUDI AGRIBSINIS


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2022
A. Mengapa pemasaran dikatakan sebagai suatu kegiatan yang produktif?
(Alicia Sevi)
Pemasaran merupakan kegiatan produktif karena menciptakan
kegunaan (utility) yaitu proses menciptakan barang dan jasa menjadi lebih
berguna baik kegunaan bentuk, tempat, waktu maupun milik.
Kegunaan bentuk adalah kegiatan mengubah barang mentah menjadi
barang baru. Sedangkan kegunaan tempat adalah hasil produksi yang
dipindahkan ke suatu tempat yang diinginkan oleh masyarakat sekitar.
Kegunaan waktu adalah saat produk yang diinginkan sudah tersedia. Kemudian
kegunaan milik adalah barang yang ditransfer atau ditempatkan atas kontrol dari
seseorang yang mengirimkan barang tersebut.

B. Pengetahuan tentang ilmu pemasaran dan masalahnya dapat menolong


produsen untuk membuat keputusan penting dapat dilihat dari beberapa
aspek:
1. What can be done to expand markets? (Apa yang bisa dilakukan untuk
memperluas pasar?) (Ade Putri)
Jawaban:
Menurut pernyataan dari Susanto et al., (2020), Hal yang dapat
dilakukan untuk memperluas pasar sesuai dengan perkembangan zaman
saat ini adalah digital marketing. Melalui digital marketing segala bentuk
komunikasi dan transaksi dapat dilakukan kapan pun atau realtime, dimana
pun, serta dengan siapa pun. Jadi cara kerjanya sama dengan media sosial
yaitu mengglobal, sehingga sudah pasti apa yang dipasarkan akan dijangkau
lebih banyak orang dalam arti lain sangat sesuai sebagai sarana dalam
memperluas pasar.
2. Which of many marketing arrangements are desirable? (Yang manakah
dari banyak pengaturan pemasaran yang diinginkan?) (Amin Tiyas)
Jawaban:
Marketing arrangement an agreement between a seller and a buyer
or between sellers about some aspect of the sale of products.
Setidaknya terdapat 4 aspek strategi pemasaran.
3. How can changes necessary to correct undesirable practices be secured?
(Bagaimana perubahan yang diperlukan untuk memperbaiki praktik yang
tidak diinginkan dapat diamankan?) (Alicia Sevi)
Jawaban:
Dengan melakukan strategi-strategi pemasaran untuk kemudian diterapkan.
Jika pada saat menerapkan strategi tersebut ditemui kendala bisa diatasi
dengan melakukan pengevaluasian terhadap strategi tersebut untuk
memperbaiki kendala lain yang tidak diinginkan.
C. Mencari studi kasus mengenai permasalahan pemasaran agribisnis serta
solusi yang sesuai dengan topik sebagai berikut:
1. Panen raya → harga turun (Ade Putri)
Jawaban:
a. Studi Kasus:
Analisis Nilai Tambah dan Efisiensi Usaha Pengolahan Jeruk Siam
Pontianak (Citrus Nobilis Var. Microcarpa) Gabungan Kelompok Tani
Sumber Anugerah Desa Segedong Kecamatan Tebas Kabupaten Sambas
b. Permasalahan:
Berdasarkan studi kasus tersebut, permasalahan yang dialami oleh para
petani jeruk siam pontianak, Desa Segedong yaitu semakin banyaknya
persaingan bebas dimana sentra budidaya jeruk siam juga terdapat di
Sulawesi Selatan, Kalimantan Barat bahkan Jawa Timur dengan jenis jeruk
siam yang sesuai dengan kearifan lokal daerah mereka sendiri. Sehingga
saat terjadi panen raya, harga jeruk siam mengalami penurunan. Hal ini
sesuai dengan bunyi dari teori ekonomi apabila permintaan pada produk
lebih sedikit daripada penawaran, sehingga harga jeruk menurun. Dan
apabila permintaan akan buah jeruk dalam keadaan stabil, tetapi
penawarannya meningkat alhasil akan terjadi over demand. Tidak hanya itu,
komoditas jeruk termasuk dalam bahan mentah sehingga tidak memiliki
nilai tambah, mudah rusak, konsistensi dari mutu sulit terjamin, dan daya
simpan yang terbatas.
c. Solusi:
Terkait dengan permasalahan yang dihadapi oleh petani jeruk siam
pontianak dalam menghadapi budidaya jeruk siam yang semakin beraneka
ragam serta terjadinya penurunan harga ketika masa panen adalah dengan
lebih menspesifikkan dan memberikan nilai khas pada jeruk siam pontianak
dalam segi rasa, pengemasan, grading, serta pengembangan terhadap
kelanjutan dari pengolahan ke produk turunan jeruk yang lebih beragam,
sehingga dapat memberikan nilai insentif kepada para petani sekaligus
sebagai cara untuk menghindari terjadinya penurunan harga.

2. Kehilangan pasca panen → standar mutu kurang (Brilian)


Jawaban:
a. Studi Kasus:
Keragaan Kehilangan Hasil Pasca Panen Padi pada 3 (Tiga) Agroekosistem
b. Permasalahan:
Pada studi kasus tersebut, permasalahan yang utama dalam pasca panen padi
adalah kehilangan di berbagai tahapan penanganan pasca panen. Tahapan
pasca panen padi tersebut berupa pemanenan, proses penumpukan,
pengumpulan, perontokan, penjemuran, penyimpanan, dan penggilingan.
Menurut data BPS (Badan Pusat Statistik), sejak tahun 1986 hingga tahun
2005, total kehilangan padi pada pasca panen mulai dari panen hingga
penyimpanan masih belum mengalami penurunan. Titik kritis kehilangan
pasca panen terjadi di tahapan pemanenan dan perontokan yang memiliki
tingkat kehilangan hasil paling tinggi. Di samping berdampak pada aspek
fisik, kehilangan pasca panen yang terjadi pada padi tersebut juga
berdampak pada standar mutu yang berkurang.
c. Solusi:
Dari permasalahan tersebut, solusi yang dapat dilakukan untuk mengatasi
kehilangan pasca panen dan standar mutu yang berkurang adalah dengan
meningkatkan produksi setiap satuan hektar untuk menghindari penyusutan
hasil serta menggunakan teknologi yang terbaru dan efisien. Salah satu
teknologi yang dapat digunakan yaitu combine harvester dan pemotong padi
tipe reaper. Selain itu, kehilangan pasca panen juga banyak disebabkan saat
proses penggilingan padi sehingga harus dilakukan pemeriksaan secara
berkala untuk menjaga efisiensi.

3. Akses distribusi lemah → khususnya untuk pasar ekspor (Vira Alifia)


a. Studi Kasus:
Strategi Pengembangan Usaha Tani Tomat Dalam Upaya Menembus
Singapura ( Studi Kasus Mitra Tani Parahyangan )
b. Permasalahan:
Proporsi eskpor tomat Indonesia di wilayah ASEAN masih tertinggal jauh
dengan Malaysia yang memiliki proporsi kontribusi ekspor wilayah
ASEAN sebesar 94,54% atau 28.884 ton sedangkan Indonesia hanya
berkontribusi sebesar 3,05% atau 917 ton. Padahal produksi tomat Indonesia
berada di urutan pertama di ASEAN yaitu sebanyak 66,82% atau 863.632
ton.
c. Solusi:
1. Membuat sertifikasi HACCP
2. Membuat suatu kemasan produk yang memiliki nilai budaya lokal dan
OVOP
3. Pembelian lahan produksi dengan status kepemilikan
4. Menerapkan sistem pertanian semi organik
5. Menjalin kerjasama dengan agen forwarder dalam negeri
6. Meningkatkan standar pasca panen
Referensi:
Chalids, I., Najib, M., & Suparno, O. (2019). Strategi pengembangan usaha tani
tomat dalam upaya menembus Singapura (Studi kasus mitra Tani
Parahyangan). Jurnal Aplikasi Bisnis dan Manajemen (JABM), 5(1), 24-24.
Susanto, B., Hadianto, A., Chariri, F. N., Rochman, N., Syaukani, M. M., dan
DAniswara, A.A. 2020. Penggunaan Digital Marketing untuk Memperluas
Pasar dan Meningkatkan Daya Saing UMKM. Community Empowerment.
6 (1): 42-47.
Wilujeng, W. W., Yurisinthae, E., dan Sasli, I. 2013. Analisis Nilai Tambah dan
Efisiensi Usaha Pengolahan Jeruk Siam Pontianak (Citrus Nobilis Var.
Microcarpa) Gabungan Kelompok Tani Sumber Anugerah Desa Segedong
Kecamatan Tebas Kabupaten Sambas. Jurnal Social Economic of
Agriculture. 2 (1): 67-74.
Nugraha, S., Thahir, R., dan Sudaryono. Keragaan Kehilangan Hasil Pascapanen
Padi pada 3 (Tiga) Agroekosistem. 2007. Buletin Teknologi Pascapanen
Pertanian. 3.
Patiung, M. 2015. Strategi Mengurangi Kerugian Pascapanen Melalui
Pengembangan Teknologi di Kabupaten Tuban. 15 (2): 93-103

Anda mungkin juga menyukai