Pengantar Advokasi. Tugas2 Kel Revv
Pengantar Advokasi. Tugas2 Kel Revv
Advokasi Kesehatan
JUDUL:
Identifikasi Jejaring Jejaring di
Dosen Pembimbing :
Disusun Oleh :
Alhamdulillah puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
karunia, kasih sayang dan ridho-Nya kepada kita semua. Sholawat beserta salam semoga
selalu tercurah limpahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang karena rahmat dan ridho-
Nya kami dapat menyelesaikan makalah dengan judul “Identifikasi Jejaring Jejaring di
Puskesmas Ketika Ada Perubahan Kebijakan di Puskesmas”.
Dengan nikmat dan hidayah-Nya pula kami dapat menyelesaikan makalah advokasi
kesehatan ini. Kami sampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Ibu Khairatun Nisa, SKM., M.Kes selaku Dosen pengajar di Universitas Sari Mulia
2. Rekan kerja mahasiswa promosi kesehatan angkatan 4
3. Semua pihak yang turut membantu proses penyusunan makalah advokasi kesehatan ini.
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................................................ii
DAFTAR ISI.............................................................................................................................................iii
BAB I...........................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN......................................................................................................................................4
A. LATAR BELAKANG....................................................................................................................4
B. RUMUSAN MASALAH................................................................................................................5
C. TUJUAN..........................................................................................................................................5
BAB II.........................................................................................................................................................6
PEMBAHASAN.........................................................................................................................................6
A. Pengertian Jejaring Advokasi.......................................................................................................6
B. Kemitraan Jejaring........................................................................................................................6
C. Kualitas Layanan............................................................................................................................7
BAB III.....................................................................................................................................................16
PENUTUP................................................................................................................................................16
A . KESIMPULAN...............................................................................................................................16
B. SARAN...........................................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................................17
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Di era reformasi, kata perubahan menjadi kata yang sering disuarakan, baik untuk individu
ataupun oleh anggota kelompok masyarakat lainnya.Tuntutan perubahan sering ditujukan kepada
aparatur birokrasi menyangkut pelayanan publik yang diberikan kepada masyarakat. Rendahnya
mutu pelayanan publik yang diberikan oleh aparatur menjadi citra buruk pemerintah ditengah
masyarakat. Pelayanan kesehatan yang bermutu adalah pelayanan kesehatan yang peduli dan
terpusat pada pelanggan, kebutuhan, serta harapan.
Kualitas pelayanan publik dapat menjadi salah satu indikator baik buruknya kinerja pemerintah.
Tuntutan masyarakat terhadap pelayanan publik yang baik semakin hari semakin meningkat.
Sejalan dengan itu, maka Rumah Sakit atau Puskesmas sebagai institusi pelayanan kesehatan
dituntut untuk menjawab tantangan dengan cara memberikan layanan yang terbaik, bermutu dan
tentunya masih terjangkau oleh masyarakat. Inovasi dalam memberikan layanan menjadi kata
kunci yang harus dilakukan oleh keduanya, agar pelayanan yang diberikan tidak ketinggalan jauh
dari harapan masyarakat akan pelayanan yang baik dan terukur. Sebagai institusi layanan
kesehatan, Rumah Sakit atau Puskesmas tidak hanya dituntut untuk mempertahankan layanan yang
sudah ada, namun juga didorong untuk meningkatkan mutu standar layanan Rumah Sakit.
Berbagai inovasi telah dijalankan oleh beberapa tempat layanan kesehatan di daerah lain. Inovasi
tidak mutlak bergantung pada teknologi, namun lebih kepada ide yang out of the box, terobosan,
kreatifitas untuk memberikan pelayanan yang lebih baik kepada masyarakat.
Berbagai upaya dan kerjasama lintas program dan sektor, telah terjadi peningkatan di bidang
kesehatan masyarakat diantaranya meningkatnya cakupan imunisasi, usaha perbaikan gizi,
peningkatan sarana dan prasarana kesehatan dalam rangka mewujudkan pelayanan kesehatan
iv
kepada masyarakat. Derajat kesehatan masyarakat secara berangsur-angsur meningkat. Meskipun
ada beberapa kemajuan di bidang kesehatan, namun masalah kesehatan yang timbul belakangan ini
semakin kompleks diantaranya dengan meningkatnya penyakit degenatif sementara disisi lain
penyakit non degenatif belum terselesaikan, beberapa upaya terobosan telah dilakukan antara lain
dengan penempatan bidan di desa dan dokter PTT, pembangunan sarana Puskesmas, PUSTU dan
Polindes yang bertujuan untuk lebih mendekatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan jejaring advokasi?
2. Bagaimana identifikasi jejaring puskesmas?
3. Apa saja faktor – faktor penyebab perubahan jejaring advokasi pelayanan pada puskesmas?
4. Bagaimana tanggapan masyarakat tentang adanya perubahan jejaring advokasi pada pelayanan
puskesmas?
C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui apa itu jejaring advokasi
2. Untuk mengetahui identifikasi jejaring puskesmas
3. Untuk mengetahui apa saja faktor – faktor penyebab perubahan jejaring advokasi pelayanan pada
puskesmas
4. Untuk Mengetahui bagaimana tanggapan masyarakat tentang adanya perubahan jejaring
advokasi pada pelayanan puskesmas
v
BAB II
PEMBAHASAN
Jejaring atau aliansi advokasi adalah kelompok-kelompok organisasi maupun perorangan yang
bekerjasama untuk mencapai perubahan dalam kebijakan hukum dan program untuk suatu isu atau
masalah tertentu. Jejaring bersifat universal Jejaring yang efektif adalah yang terorganisir, memiliki
identitas kelompok, berfungsi sesuai prosedur, dan norma yang dapat menciptakan pembuatan
keputusan yang bermanfaat.
Jejaring yang kuat pada dasarnya merupakan aspek penting untuk memajukan dan mengembangkan
sebuah tindakan organisasi. Jejaring merupakan alat yang ampuh untuk memperkuat penerapan new
public management. Kettl (2009:69) mengemukakan ada 6 (enam) aspek penting berkaitan dengan
jejaring yaitu:
1) sistem jejaring yang terdapat dalam suatu organisasi,
2) kemitraan jejaring dalam memenangkan persaingan,
3) otonomi jejaring dalam memperkuat kepercayaan publik,
4) kualitas layanan yang dihasilkan dari kontinuitas jejaring,
5) keefektifan organisasi yang terwujud dari jejaring yang terkonstruksikan, dan
6) optimalisasi hasil dari tindakan jejaring yang diterapkan.
vi
B. Kemitraan Jejaring
Kemitraan menurut sudut pandang administrasi public adalah sebuah tindakan nism yang melibatkan
dua atau lebih individu, kelompok dan organisasi untuk melakukan berbagai kerjasama sesuai hasil
komunikasi yang menghasilkan kesepakatan sesuai kepentingan dan model kerjasama yang diterapkan
untuk mencapai tujuan. Keban (2005:191) menyatakan sudut pandang administrasi publik tidak terlepas
dari kegiatan mengelola sumber daya dan organisasi untuk mencapai tujuan. Terciptanya suatu
pencapaian tujuan selalu diawali kemitraan antar individu, kelompok dan organisasi sesuai kepentingan
dan wujud kerjasama yang dihasilkan. Listiady (2006:49) menyatakan bahwa kemitraan adalah
terakumulasinya berbagai kepentingan untuk bekerjasama dan berkomunikasi untuk memperoeh
manfaat dan keuntungan. Inti dari kemitraan adalah manfaat dan keuntungan yang diperoleh dari
tindakan bermitra.
C. Kualitas Layanan
Memahami pentingnya jejaring terhadap kualitas layanan memberikan arti bahwa kualitas pada
dasarnya merupakan kata yang menyandang arti relatif karena bersifat abstrak. Kualitas dapat
digunakan untuk menentukan tingkat penyesuaian terhadap prasyarat suatu spesifikasi terpenuhinya
kualitas. Salah satu yang mendukung terwujudnya suatu kualitas tidak terlepas dari andil jejaring
layanan.
Sinambela (2006:35) menyatakan bahwa kualitas pelayanan prima lebih mencerminkan keterkaitan
hubungan dalam suatu jejaring yang melibatkan
1) aktivitas transparansi yang bersifat terbuka, mudah dan dapat diakses oleh semua publik dengan
mudah di mengerti,
2) akuntabilitas yang mempertanggungjawabkan layanan sesuai dengan ketentuan peraturan yang
berlaku,
3) kondisional dalam memberikan layanan sesuai dengan kondisi dan kemampuan pemberi dan
penerima layanan berdasarkan prinsip efisien dan efektif,
4) partisipatif memberikan layanan untuk mendorong perang serta publik dengan memperhatikan
aspirasi, kebutuhan dan harapan publik,
vii
5) kesamaan hak dalam memberikan pelayanan tidak melakukan diskriminasi,
6) keseimbangan hak dan kewajiban melayani sesuai aspek keadilan antara pemberi dan penerima
layanan publik.
Pentingnya pelayanan puskesmas yang efektif dan berkualitas dapat dilihat dari beberapa aspek
berikut:
Puskesmas, atau Pusat Kesehatan Masyarakat, adalah fasilitas kesehatan primer yang memainkan peran
penting dalam menyediakan pelayanan kesehatan kepada masyarakat di tingkat lokal. Pentingnya
pelayanan puskesmas yang efektif dan berkualitas dapat dilihat dari beberapa aspek berikut:
3. Pelayanan medis dasar: Puskesmas menyediakan pelayanan medis dasar yang mencakup
pengobatan penyakit umum, perawatan rawat jalan, penanganan kecelakaan kecil, dan
manajemen kondisi kronis. Puskesmas juga dapat melakukan upaya pencegahan penyakit
menular dengan memberikan pengobatan awal, seperti antibiotik, dalam kasus penyakit menular
ringan.
4. Rujukan dan koordinasi: Puskesmas berfungsi sebagai titik awal rujukan bagi masyarakat
yang membutuhkan perawatan kesehatan lanjutan atau spesialis. Dengan menjalin kerjasama
viii
dengan rumah sakit atau fasilitas kesehatan lainnya, puskesmas memastikan bahwa pasien yang
membutuhkan perawatan lebih lanjut dapat dirujuk dengan lancar dan tepat waktu.
5. Respons darurat: Dalam situasi darurat, puskesmas sering kali menjadi penyedia layanan
pertama yang merespons dan memberikan pertolongan medis. Mereka dilengkapi dengan sumber
daya dan tenaga medis yang dapat memberikan pertolongan awal sebelum pasien dirujuk ke
fasilitas kesehatan yang lebih canggih.
1. Keterbatasan sumber daya: Puskesmas sering kali menghadapi keterbatasan sumber daya,
termasuk tenaga medis, obat-obatan, peralatan medis, dan fasilitas fisik. Kekurangan ini dapat
mempengaruhi kemampuan puskesmas untuk memberikan pelayanan yang memadai kepada
pasien.
2. Kurangnya tenaga medis: Puskesmas sering mengalami kekurangan tenaga medis terlatih,
terutama di daerah pedesaan atau terpencil. Hal ini menyebabkan beban kerja yang berlebihan
bagi petugas medis yang ada dan dapat memengaruhi kualitas pelayanan yang diberikan.
ix
transportasi yang terbatas dapat menjadi hambatan bagi masyarakat untuk mencapai puskesmas
dan menerima perawatan medis.
4. Kurangnya kesadaran dan pendidikan masyarakat: Tantangan lain yang dihadapi oleh
puskesmas adalah kurangnya kesadaran dan pendidikan kesehatan di masyarakat. Beberapa
masyarakat mungkin tidak menyadari pentingnya pelayanan kesehatan rutin atau mungkin
memiliki keyakinan tradisional atau budaya yang menghalangi mereka untuk mencari perawatan
medis.
7. Peningkatan harapan dan standar pelayanan: Masyarakat semakin memiliki harapan yang
lebih tinggi terhadap pelayanan kesehatan. Standar pelayanan yang lebih tinggi, kebutuhan
informasi yang lebih baik, dan partisipasi pasien yang lebih aktif mempengaruhi tuntutan yang
diberikan kepada puskesmas. Menjaga kualitas pelayanan dan memenuhi harapan ini dapat
menjadi tantangan bagi puskesmas.
Untuk meningkatkan pelayanan puskesmas, ada beberapa perubahan kebijakan yang dapat
dipertimbangkan:
x
2. Pengembangan SDM: Kebijakan yang fokus pada pengembangan sumber daya manusia
(SDM) adalah langkah penting. Melalui pelatihan dan pendidikan yang berkelanjutan, tenaga
medis di puskesmas dapat ditingkatkan kompetensinya dalam memberikan pelayanan kesehatan
yang berkualitas.
4. Penyediaan fasilitas dan peralatan yang memadai: Pembaruan infrastruktur fisik dan
penyediaan peralatan medis yang memadai akan membantu puskesmas memberikan pelayanan
yang lebih baik. Pemerintah perlu memastikan bahwa puskesmas dilengkapi dengan peralatan
dasar seperti alat diagnosa, obat-obatan, dan fasilitas penunjang lainnya.
Penting untuk melibatkan berbagai pemangku kepentingan, seperti pemerintah, tenaga medis,
masyarakat, dan sektor terkait lainnya dalam merancang dan menerapkan perubahan kebijakan
ini. Advokasi diperlukan karena memiliki peran yang penting dalam mewujudkan perubahan
xi
sosial, perlindungan hak-hak, dan penegakan keadilan di masyarakat. Advokasi diperlukan
karena memiliki peran yang penting dalam mewujudkan perubahan sosial, perlindungan hak-hak,
dan penegakan keadilan di masyarakat. Berikut adalah beberapa alasan mengapa advokasi sangat
penting:
1. Perlindungan hak asasi manusia: Advokasi berperan dalam memperjuangkan hak asasi
manusia yang meliputi hak hidup, kebebasan berekspresi, kesetaraan, keadilan, dan hak-hak
dasar lainnya. Advokasi membantu mengidentifikasi pelanggaran hak asasi manusia,
mengajukan tuntutan hukum, dan memperjuangkan perubahan kebijakan untuk melindungi hak-
hak individu dan kelompok yang terpinggirkan atau rentan.
2. Mendorong perubahan sosial: Advokasi merupakan alat yang efektif untuk mendorong
perubahan sosial yang positif. Melalui advokasi, masyarakat sipil, organisasi non-pemerintah,
atau individu dapat mengangkat isu-isu penting, membangun kesadaran publik, dan
menggerakkan opini untuk mempengaruhi kebijakan publik dan praktek sosial. Advokasi juga
dapat memperjuangkan perubahan dalam undang-undang dan regulasi yang dapat meningkatkan
kualitas hidup masyarakat.
4. Pendidikan dan pemberdayaan: Advokasi juga dapat berperan dalam pendidikan dan
pemberdayaan masyarakat. Dengan menyediakan informasi, pelatihan, dan dukungan, advokasi
membantu masyarakat untuk memahami hak-hak mereka, memperkuat kemampuan mereka
untuk berpartisipasi dalam pengambilan keputusan, dan mempengaruhi proses kebijakan.
Advokasi dapat membantu memerangi ketidakadilan sosial dan memberdayakan masyarakat
untuk mencapai perubahan yang berkelanjutan.
xii
kebijakan yang tidak adil, advokasi dapat memobilisasi dukungan dan mengambil tindakan yang
diperlukan untuk mengurangi kesenjangan sosial, ekonomi, dan politik yang ada. Advokasi
berperan dalam memastikan bahwa keadilan dan kesetaraan dihormati dan diterapkan secara
luas.
Advokasi melibatkan upaya aktif untuk mempengaruhi kebijakan pemerintah atau institusi
puskesmas dengan tujuan mencapai perubahan positif dalam masyarakat. Ini melibatkan
berbagai strategi dan kegiatan yang dirancang untuk mempromosikan perubahan kebijakan yang
dianggap penting atau mengatasi masalah tertentu yang ada.
Dalam konteks advokasi terkait kebijakan pemerintah, tujuannya adalah untuk mempengaruhi
pembuatan keputusan dan implementasi kebijakan yang memengaruhi masyarakat. Ini bisa
melibatkan mendesak pemerintah untuk mengadopsi kebijakan tertentu, memperkuat atau
mengubah kebijakan yang ada, atau memperjuangkan masalah tertentu agar mendapatkan
perhatian yang lebih besar. Dalam hal ini, advokasi berfokus pada perubahan kebijakan yang
berdampak pada banyak orang atau komunitas.
1. Riset dan pemantauan: Melakukan penelitian dan pemantauan terkait kebijakan yang ada
dan implikasinya bagi masyarakat. Informasi yang diperoleh kemudian dapat digunakan untuk
mempengaruhi keputusan pembuat kebijakan.
3. Pelobi dan pertemuan dengan pembuat kebijakan: Bertemu dengan pembuat kebijakan,
anggota parlemen, atau pejabat pemerintah untuk membahas isu-isu yang relevan, memberikan
xiii
informasi, dan mempengaruhi keputusan mereka melalui argumentasi yang kuat.
Dalam hal advokasi terkait institusi puskesmas, upaya mempengaruhi kebijakan atau praktik
di puskesmas sering kali berfokus pada peningkatan aksesibilitas, kualitas, dan keberlanjutan
pelayanan kesehatan. Hal ini dapat mencakup upaya memperjuangkan alokasi anggaran yang
memadai, pengembangan program kesehatan yang lebih baik, peningkatan pelatihan dan
peningkatan kapasitas staf, atau pengenalan teknologi medis baru.
Inti dari advokasi adalah menggunakan suara dan kekuatan kolektif untuk membawa
perubahan yang diinginkan. Dengan menggabungkan informasi, kampanye publik, komunikasi
efektif, dan kerja sama dengan berbagai pihak, advokasi dapat memiliki dampak yang signifikan
dalam mempengaruhi kebijakan pemerintah atau praktik di institusi seperti puskesmas.
Salah satu contoh pelayanan kesehatan puskesmas yang berhasil melalui advokasi adalah
peningkatan program vaksinasi di komunitas yang rentan. Berikut ini adalah contoh bagaimana
advokasi dapat meningkatkan program vaksinasi di puskesmas:
2. Penyuluhan dan Edukasi: Puskesmas menyediakan sesi penyuluhan dan edukasi kepada
masyarakat tentang manfaat vaksinasi, prosedur vaksinasi, serta efek samping dan keamanannya.
Puskesmas juga menjawab pertanyaan dan keraguan masyarakat terkait vaksinasi, sehingga
meningkatkan kepercayaan dan partisipasi masyarakat dalam program vaksinasi.
xiv
masyarakat, seperti sekolah, pusat perbelanjaan, dan tempat ibadah. Kolaborasi ini memudahkan
masyarakat untuk mengakses vaksinasi dengan lebih mudah dan cepat.
4. Memonitor dan Evaluasi: Puskesmas melakukan pemantauan dan evaluasi berkala terhadap
pelaksanaan program vaksinasi. Mereka melacak jumlah orang yang divaksinasi, melaporkan
capaian target vaksinasi, dan mengidentifikasi kendala atau masalah yang mungkin muncul
selama pelaksanaan. Data ini membantu dalam perbaikan program vaksinasi dan memastikan
kelancaran proses pelaksanaan.
xv
BAB III
PENUTUP
A . KESIMPULAN
Disetiap kerja sama dalam sebuah pekerjaan sangat diperlukaan, apalagi kita sebagai tenaga
kesehatan harus melakukan kerja sama dengan membangun jejaring jejaring dengan tenaga
kesehatan lainnya, agar terciptanya tujuan tujuan yang di usahakan sehingga apa yang menjadi
tujuan bisa dilaksanakan. Apalagi kita sebagai tenaga promosi kesehatan perlu melakukan kerja
sama seperti dengan, dinas kesehatan, perawat, dokter dan lain sebagainya, dan puskesmaslah
menjadi wadah kita untuk melakukan kerja sama tersebut.
B. SARAN
Jejaring yang efektif adalah yang terorganisir, memiliki identitas kelompok, berfungsi sesuai prosedur,
dan norma yang dapat menciptakan pembuatan keputusan yang bermanfaat. Dengan adanya perubahan
jejaring advokasi kesehatan ini bersama pihak-pihak yang bersangkutan, diharapkan pelayanan
kesehatan disebuah fasilitas kesehatan menjadi lebih baik.
xvi
DAFTAR PUSTAKA
Ketll, J.M, 2009, Organization Policy and Strategic Management. Hinsdale, III, Dryden
Press.
xvii