NIM : 050771368
Prodi : Pendidikan Kimia
TUGAS WAJIB 1
1. Jelaskan kaitan antara tujuan kegiatan studi lapangan dengan pengembangan kemampuan
kognitif, psikomotor, dan afektif siswa.
JAWABAN:
Studi lapangan dapat menjadi alat yang sangat efektif dalam pengembangan berbagai
kemampuan siswa, termasuk kemampuan kognitif, psikomotor, dan afektif.
a. Kemampuan Kognitif
Ranah kognitif disini dibagi menjadi beberapa jenjang yaitu jenjang ingatan dan
pengetahuan, jenjang pemahaman, jenjang penerapan, jenjang analisis, jenjang sintesis
dan jenjang evaluasi.
ranah kognitif, melalui pengetahuan dan ingatan, memainkan peran integral dalam
merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi studi lapangan. Pengamat disisni
diberi kebebasan dalam melakukan Tindakan lanjutan sesuai pemahamannya yang
dikaitkan dengan fakta.
Jenjang pemahaman yaitu pemahaman berupa kemampuan untuk menghubungkan
fakta dan teori, serta mengaitkan fakta dan factor-faktor yang konkret pada lingkungan
objek studi. Faktor yang dimaksud adalah factor biotik dan abiotic. Jenjang penerapan
dalam ranah kognitif dalam tujuan studi lapangan IPA (Ilmu Pengetahuan Alam)
melibatkan tingkat kemampuan dalam menerapkan pengetahuan dan konsep ilmiah
yang telah dipelajari ke dalam konteks nyata.
b. Kemampuan psikomotor
Fungsi otot tubuh dalam kemampuan psikomotor adalah mutlak dengan
persyaratan tertentu baik pada kondisi fisik-fisiologi, psikik-psikologik,ranah kognitif
maupun afktif. Komponen psikomotor ada beberapa yaitu:
imitasi,manipulatisi,presisi,artikulasi,naturalisasi.
1. Imitasi
komponen imitasi dalam konteks psikomotor siswa dalam studi lapangan IPA, kita
sedang membahas kemampuan siswa untuk meniru atau mencontoh gara yang telah
dipesankan peserta yang dianggap mengetahui perilaku objek. Kegiatan ini sifatnya
imitatif yang biasanya terjadi saat pertemuan terakhir dalam kegiatan melacak
peralatan, segala hal akademik dan non akademik yang diperlukan dalam kegiatan
lapangan ilmu pengetahuan alam.
2. manipulasi
manipulatif komponen yang lebih tinggi dari imitasi. Komponen manipulatif sangat
penting dalam peran psikomotor siswa dalam konteks studi lapangan IPA. Ini berkaitan
dengan kemampuan siswa dalam pengamatan. Pengamatan ini diharapkan dapat
mengembangkan rumusan yang telah disepakati dalam rapat terakhir.
kesepakatan/Keputusan ini sifatnya tentatif atau belum pasti.
Kemampuan untuk beradaptasi dengan perubahan di lapangan juga termasuk dalam
komponen manipulatif. Siswa mungkin dihadapkan pada kondisi lingkungan yang
tidak terduga, dan kemampuan mereka untuk beradaptasi dengan situasi baru dapat
memengaruhi kelancaran kegiatan lapangan.
3. presisi
Komponen presisi dalam konteks psikomotor siswa dalam studi lapangan IPA sangat
krusial. Ini berkaitan dengan kemampuan siswa untuk melakukan tindakan dengan
tingkat ketelitian atau keakuratan yang tinggi.
Presisi juga terkait dengan koordinasi tubuh dan kontrol motorik. Kemampuan siswa
untuk mengendalikan gerakan tubuh dengan tepat sangat penting, terutama saat bekerja
dengan instrumen. Contoh memperoleh gambaran jelas yang tidak dapat di indra
langsung dan menggunakan alat. Misal mencari data kelembaban menggunakan alat
hygrometer atau psikrometer, jika alat sudah tersedia maka akan mudah terlaksanakan.
jika tidak, maka diperlukan kemampuan membuat psikometer sesuai prosedur
simplifikasi yang membutuhkan ketrampilan.
4. artikulasi
artikulasi komponen yang lebih tinggi dari ketiga komponen diatas. Pengamat
diharapkan melakukan modifikasi sekaligus melaksanakan dengan baik dan lancar.
Kemampuan ini tercapai jika unsur pendukung gerak seperti otot tangan, jari-jari dan
otot bola mata dalam keadaan terkoordinasi dengan baik. Artikulasi dalam hal ini juga
melibatkan cara pengamat menyampaikan informasi dengan tepat dan terstruktur.
5. naturalisasi
Naturalisasi sama halnya dengan artikulasi, yang membedakan hanyalah kecepatan
terselesaikan suatu proses/masalah dan proses yang terjadi secara otomatis. Jadi,
naturalisasi disini posisinya lebih tinggi dari artikulasi.
c. Kemampuan afektif
Ranah afektif berpengaruh terhadap studi lanjutan oleh dirisendiri atau kelompok lain
dalam studi lapangan ipa.
Contoh keadaan di pantai Panggaran tahun 1975-1980, awalnya keadaan alami dan
lestari dan sangat memungkinkan untuk studi lapangan organisme avertebrata laut.
Namun, kondisi saat ini berbeda karena kurangnya kesadaran dalam melestarikan dan
menjaga. Misal kesalahan dari pengamat membawa objek yang dipelajari dari tempat
alaminya sehingga tidak lestari dan tidak bertahan hidup.
2. Jelaskan strategi studi lapangan IPA dikaitkan dengan modal dasar fisik-
fisiologik dan psikik-psikologik!
JAWAB:
Aspek fisik-fisiologik meliputi, kondisi otot, kondisi indra, kondisi jantung/peredaran
darah dan kondisi umum tubuh.
Kondisi otot subjek belajar dipersyaratkan otot yang kuat dan sehat sehingga
memaksimalkan kemampuan dalam strategi studi lapangan ipa. Misal strategi studi
lapangan ipa membutuhkan kemampuan memanjat tebing maka otot yang lemah tidak
akan mampu. Kebiasaan juga mempengaruhi otot, misal kebiasaan memanjat pohon
bercabang akan kesulitan dalam memanjat pohon terjal seperti pohon kelapa. Kesulitan ini
bisa terjadi walaupun dengan otot yang kuat.
Kondisi indra yang baik sangat penting dalam strategi studi lapangan ipa. Contoh peran
indra penglihatan, Siswa dengan kondisi indra yang baik mungkin lebih mampu
mengamati dan mengidentifikasi objek atau fenomena di lapangan dengan lebih baik.
Seorang siswa dengan penglihatan yang baik akan dapat mengamati detail-detail kecil,
perbedaan warna, dan bentuk-bentuk yang mungkin tidak terlihat dengan jelas oleh mereka
yang memiliki masalah penglihatan.
Kondisi jantung/peredaran darah sangat berperan dalam strategi studi lapangan IPA,
terutama ketika aktivitas lapangan melibatkan kegiatan fisik yang intens. Daya tahan fisik
yang baik bergantung pada kesehatan jantung dan kemampuan peredaran darah untuk
memasok oksigen ke seluruh tubuh. Contoh Studi lapangan tertentu, seperti penelitian di
daerah pegunungan atau eksplorasi di lingkungan yang menuntut, dapat melibatkan
aktivitas fisik yang lebih intens.
Siswa dengan kondisi jantung yang mungkin memerlukan perhatian khusus dapat
membutuhkan penyesuaian dalam aktivitas lapangan. Strategi studi lapangan harus
dirancang untuk mengakomodasi kebutuhan kesehatan siswa.