Raja Yang Pelit Dan Sombong
Raja Yang Pelit Dan Sombong
BAB 1
MENYUSUN STRATEGI
Melewati perkotaan tidak ada hal yang harus ditakuti, karena tidak
ada bahaya yang datang. Lingkungan masih terlihat sepi karena masih
menunjukkan pukul 4 pagi dimana belum ada aktivitas dari warga. Mereka
jalan menyusuri pemukiman dengan perbekalan masing-masing dan
membawa peralatan yang dibutuhkan.
Setelah sekitar 2 jam perjalanan, mereka mulai memasuki hutan.
Udara masih sangat dingin sekali dan beberapa terdengar suara dari hewan-
hewan yang berada di hutan.
“ Kok ngeri ya ini suaranya” ucap Aurelie
“ Kita kan udah bawa senjata juga, jadi kalo ada apa-apa tinggal tembak aja
“ ucap Aquero.
Hingga terlihat sosok memakai jubah hitam di depan sana sembari memakai
tongkat, sosok tersebut jalannya sangat lambat, memakai sorban di
kepalanya, dan terlihat komat-kamit membaca sesuatu.
Sosok tersebut semakin dekat dengan tatapan yang sangat tajam ia
membuka suara
“ Mau kemana ini”
Suaranya sangat berat sekali dan mencerminkan sosok ini sudah berumur
sekitar 80 tahun an.
“ Mau ke dalam hutan kek, berburu” ucap Rebecca
“ Hutan ini sangat rawan, lebih baik kalian pulang saja” ucap kakek tersebut
“ Kami sudah terbiasa ke hutan kek” ucap Aquero
“ Saya saja tidak pernah melihat kalian kesini” ucap kakek
“ Eh, kami juga tidak pernah melihat kakek jika berada di hutan. Tapi
biasanya kami berada di hutan sangat pagi sekali kek untuk berburu hewan
yang bisa kami makan kek. Tapi masalahnya saat ini kami sangat perlu
memasuki hutan disana, ada penelitian dari sekolah kek perihal bagaimana
pertumbuhan tanaman” Rebecca menjelaskan kepada kakek agar boleh
memasuki hutan.
“ Baik jika begitu tetapi jangan sampai dalam-dalam banyak hewan buas”
ucap kakek.
“Baik kek” mereka semua serentak menimpali ucapan kakek.
Mereka menyusuri hutan semakin dalam, banyak sekali hewan-
hewan yang datang tetapi tidak ada yang buas. Hanya ayam, kelinci, sapi,
kambing, dan anjing.
“ Aquero, kamu jalan lebih dulu saja dan mencari jalan untuk sampai ke
arah pegunungan” ucap Benjamine
“ Aku di belakang saja, kalau ada apa-apa dari arah belakang bakal aku
atasi” ucap Aquero tidak mau untuk jalan lebih dulu.
“ Kan kamu tahu arah hutan karena pernah berburu dengan ayahmu”. Ucap
Benjamine
“ Ya nanti aku bakal ngasih tahu jalan, tapi aku di belakang saja.” Ucap
Aurelie.
Benjamine pasrah atas kemauan Aquero dan kembali melanjutkan
perjalanan, saat memasuki hutan mereka banyak melewati rintangan. Mulai
dari hewan buas yang tiba-tiba datang, terjadi perselisihan pendapat antar
teman, dan jalan yang banyak sekali lubang-lubang besar. Dari tadi banyak
sekali keributan yang terjadi antara Benjamine dan Aquero. Strategi yang
sudah dipersiapkan banyak sekali yang tidak dijalankan oleh Aquero.
Hingga akhirnya mereka semua tersesat tidak menemukan jalan ke arah
pegunungan. Dengan kesal Benjamine memutuskan untuk membagi
kelompok mencari arah jalan ke pegunungan.
“ Yasudah kita bagi saja aku dan Rebecca ke arah kanan. Kalian semua ke
arah kiri. Nanti kita kumpul kembali disini” Ucap Benjamine
“ Terserah kamu lah “ Ucap Aquero dengan sedikit kesal.
Akhirnya mereka semua berpisah untuk mendapatkan jalan ke arah
pegunungan.
BAB III
MENYUSURI HUTAN