Anda di halaman 1dari 10

RAJA YANG PELIT DAN SOMBONG

OLEH :Maliki Pijar Purnama

BAB 1
MENYUSUN STRATEGI

Di sebuah kota yang terletak di Asia Tenggara, tinggallah lima orang


yang bernama Aquero, Enzo, Aurelie, Rebecca, dan Benjamin. Mereka
semua adalah sekumpulan anak yang sangat suka dengan petualangan,
kelebihan dari masing-masing anak disatukan untuk mencapai suatu tujuan.
Minggu lalu ketika pelatihan bela diri, Enzo tidak sengaja mendengar
percakapan pelatihnya dengan salah satu penjaga hutan yang membicarakan
bahwa di pegunungan ada harta karun tersembunyi. Enzo berfikir, ia akan
memberitahukan temannya untuk dapat menyusun strategi dalam mencuri
harta karun tersebut.
Keesokan harinya, mereka berlima bertemu di salah satu gubuk tua
tempat mereka berkumpul. Dalam mencuri harta karun, mereka berlima
harus menyusun strategi yang efisien agar harta karun dapat menjadi milik
mereka. Ketidaktahuan perihal harta karun berada dimana menjadi kesulitan
bagi mereka untuk menemukannya, sehingga mereka harus mencari tahu
dimana tempat harta karun tersebut disembunyikan. Salah satu tugas Enzo
adalah mencari tahu keberadaan dimana harta karun tersebut dengan sedikit
mendengar percakapan dari sang pelatih bela diri dengan penjaga hutan hari
ini, karena ketika ia mendengar percakapan minggu lalu sang penjaga hutan
akan mencari tahu lebih dulu titik dan lokasi keberadaan harta karun
tersebut. Rebecca, salah satu anak yang sangat pandai IT menjadi kelebihan
yang sangat dibutuhkan. Ia akan melacak lokasi jika sudah mendapat kabar
dari Enzo, titik dimana harta karun tersebut berada. Mencari harta karun di
pegunungan merupakan salah satu hal yang sulit, karena ketika melewati
hutan sangat membutuhkan keberanian dan adaptasi dengan para penjaga
hutan. Takutnya, jika ada hewan buas yang tiba-tiba datang, maka hal itu
juga perlu disiapkan.
Enzo datang latihan bela diri 10 menit sebelum dimulai, dengan cara
itu ia akan mengendap-endap ke ruangan sang pelatih dan mendengar
percakapannya dengan sang penjaga hutan.
“ Sebenarnya aku tidak tahu dimana karena sampai hari ini belum ada yang
menemukannya” ucap penjaga hutan.
“ Kalau dipikir-pikir jika ada harta karun di pegunungan, maka aku kira
berada di dekat kawah, karena disana sangat rawan sehingga tidak ada orang
yang kesana” ucap pelatih bela diri sembari menyerut kopi.
“ Benar juga, harta karun pasti tersembunyi di tempat yang tidak mudah
orang menemukannya, karena Joko kemarin hanya menemukan serpihan
berlian di tanah yang jurang sekitar kawah pegunungan, itu jika sampai ke
atasnya masih membutuhkan waktu sekitar 10 menit lagi, kemungkinan
berada di sekitar sana” ucap penjaga hutan.
“ Kita harus menemukannya untuk dapat mengambil harta karun tersebut
sebelum orang lain yang menemukannya” ucap pelatih bela diri.
Sesampai latihan bela diri telah usai, Enzo memberikan kabar yang
telah ia dapatkan kepada teman-temanya.
“Harta karun itu kemungkinan ada di sekitar kawah pegunungan” ucap Enzo
sembari memutar rekaman yang ia ambil ketika pelatih bela diri dan penjaga
hutan sedang mengobrol.
“ Agak gila, disana itu daerah yang rawan banget”. Ucap Aurelie
“ Nah itu perlunya kerjasama untuk bisa menyusuri daerah tersebut, lagian
kalau mau mencuri harta karun ya pastinya akan ada banyak tantangan yang
harus dihadapi. “ ujar Aquero menimpali perkataan Aurelie.
“ Aku menemukan sesuatu yang baru” ucap Rebecca sembari mengotak-atik
komputer di depannya.
Ketika mendengar itu, semua anak-anak langsung melihat isi komputer di
depan Rebecca, mereka semua ingin mengitahui sesuatu yang baru tersebut.
“Kalian tahu cerita sebuah kerajaan megah dengan beberapa pilar putih
sehingga membuatnya terlihat kokoh tapi kita semua tidak tahu dengan
pasti keberadaan kerajaan tesebut. Konon, kerajaan itu di pimpin oleh Raja
yang sangat kaya dan mempunyai banyak harta. Sepertinya kerajaan itu ada
di sekitar kawah pegunungan.” Ucap Rebecca menjelaskan lalu
menunjukkan titik merah lokasi yang ia temukan di komputernya.
“ Kalau begitu memang benar di sekitar kawah itu harta karun berada, atau
harta karun tersebut memang berada di kerajaan tadi.” Ucap benjamine
“ Kalau begitu mari kita melancarkan aksi untuk mencuri harta karun
tersebut, dengan harta karun ini maka kita juga bisa membantu masyarakat
miskin di daerah sini” ucap Aurelie.
“ Benar juga” Ucap Aquero, Enzo, Rebecca, dan Benjamine secara
bersamaan.
Mereka berlima menjelaskan tugas dari masing-masing anak untuk
membuat strategi dalam mencuri harta karun. Dalam menjalankan aksi
tersebut, banyak yang harus diperhatikan karena melewati hutan hingga
sampai di daerah sekitar kawah pegunungan merupakan daerah yang sangat
rawan. Perbincangan mereka sangat serius hingga waktu menunjukkan
pukul 6 sore, sudah sekitar 7 jam mereka mengobrol masalah ini. Keesokan
harinya, mereka akan melancarkan aksi mereka pukul 4 pagi agar tidak ada
masyarakat yang tahu jika mereka bepergian untuk waktu yang lama.
BAB II
KERJASAMA DALAM MENCARI HARTA KARUN

Melewati perkotaan tidak ada hal yang harus ditakuti, karena tidak
ada bahaya yang datang. Lingkungan masih terlihat sepi karena masih
menunjukkan pukul 4 pagi dimana belum ada aktivitas dari warga. Mereka
jalan menyusuri pemukiman dengan perbekalan masing-masing dan
membawa peralatan yang dibutuhkan.
Setelah sekitar 2 jam perjalanan, mereka mulai memasuki hutan.
Udara masih sangat dingin sekali dan beberapa terdengar suara dari hewan-
hewan yang berada di hutan.
“ Kok ngeri ya ini suaranya” ucap Aurelie
“ Kita kan udah bawa senjata juga, jadi kalo ada apa-apa tinggal tembak aja
“ ucap Aquero.
Hingga terlihat sosok memakai jubah hitam di depan sana sembari memakai
tongkat, sosok tersebut jalannya sangat lambat, memakai sorban di
kepalanya, dan terlihat komat-kamit membaca sesuatu.
Sosok tersebut semakin dekat dengan tatapan yang sangat tajam ia
membuka suara
“ Mau kemana ini”
Suaranya sangat berat sekali dan mencerminkan sosok ini sudah berumur
sekitar 80 tahun an.
“ Mau ke dalam hutan kek, berburu” ucap Rebecca
“ Hutan ini sangat rawan, lebih baik kalian pulang saja” ucap kakek tersebut
“ Kami sudah terbiasa ke hutan kek” ucap Aquero
“ Saya saja tidak pernah melihat kalian kesini” ucap kakek
“ Eh, kami juga tidak pernah melihat kakek jika berada di hutan. Tapi
biasanya kami berada di hutan sangat pagi sekali kek untuk berburu hewan
yang bisa kami makan kek. Tapi masalahnya saat ini kami sangat perlu
memasuki hutan disana, ada penelitian dari sekolah kek perihal bagaimana
pertumbuhan tanaman” Rebecca menjelaskan kepada kakek agar boleh
memasuki hutan.
“ Baik jika begitu tetapi jangan sampai dalam-dalam banyak hewan buas”
ucap kakek.
“Baik kek” mereka semua serentak menimpali ucapan kakek.
Mereka menyusuri hutan semakin dalam, banyak sekali hewan-
hewan yang datang tetapi tidak ada yang buas. Hanya ayam, kelinci, sapi,
kambing, dan anjing.
“ Aquero, kamu jalan lebih dulu saja dan mencari jalan untuk sampai ke
arah pegunungan” ucap Benjamine
“ Aku di belakang saja, kalau ada apa-apa dari arah belakang bakal aku
atasi” ucap Aquero tidak mau untuk jalan lebih dulu.
“ Kan kamu tahu arah hutan karena pernah berburu dengan ayahmu”. Ucap
Benjamine
“ Ya nanti aku bakal ngasih tahu jalan, tapi aku di belakang saja.” Ucap
Aurelie.
Benjamine pasrah atas kemauan Aquero dan kembali melanjutkan
perjalanan, saat memasuki hutan mereka banyak melewati rintangan. Mulai
dari hewan buas yang tiba-tiba datang, terjadi perselisihan pendapat antar
teman, dan jalan yang banyak sekali lubang-lubang besar. Dari tadi banyak
sekali keributan yang terjadi antara Benjamine dan Aquero. Strategi yang
sudah dipersiapkan banyak sekali yang tidak dijalankan oleh Aquero.
Hingga akhirnya mereka semua tersesat tidak menemukan jalan ke arah
pegunungan. Dengan kesal Benjamine memutuskan untuk membagi
kelompok mencari arah jalan ke pegunungan.
“ Yasudah kita bagi saja aku dan Rebecca ke arah kanan. Kalian semua ke
arah kiri. Nanti kita kumpul kembali disini” Ucap Benjamine
“ Terserah kamu lah “ Ucap Aquero dengan sedikit kesal.
Akhirnya mereka semua berpisah untuk mendapatkan jalan ke arah
pegunungan.
BAB III
MENYUSURI HUTAN

Aquero, Enzo, dan Aurelie menyusuri arah dalam mencari jalan ke


pegununga. Jalan setapak demi setapak ia lewati hingga terasa lelah sekali
dan memutuskan untuk duduk di sebuah batu besar. Aquero mondar-mandir
dengan raut muka yang nampak sedikit kesal.
“ Kenapa kamu ini mondar-mandir terus” ucap Enzo menanyakan.
“ Benjamine itu udah gak tau arah dia malah membuat kita jadi tersesat”
Ucap Aquero
“ Lah kan kamu yang seharusnya tau jalan malah gak mau didepan” Gerutu
Aurelie
“ Kan tadi aku udah bilang ke kanan dia malah ke kiri dengan alasan disana
ada sumur tua dan katanya jalan buntu”
“ Tapi memang disana menyeramkan, tempatnya aja tadi gelap” ucap
Aurelie
“ Yaudahlah aku kembali aja kesana barangkali ada jalan” Ucap Aquero
kembali untuk menyusuri jalanan yang tidak mereka lewati tadi.
“ Jangan, nanti kamu malah tersesat” Ucap Enzo dan Aurelie bersamaan.
Tapi perkataan mereka tidak di dengar, Aquero tetap bergegas untuk
kembali ke jalan yang tidak ia lewati tadi. Enzo dan Aurelie mengejar
Aquero, tapi ia malah menepis tangannya dan mendrong mereka hingga
terjatuh ke tanah.
Dengan cepat, Aquero berlari dan meninggalkan mereka berdua.
Jalan yang dilewati Aquero memang sangat terjal, ia melintasi jalan
yang banyak lubang dan banyak pohon-pohon besar. Seringkali ia
menendang-nendang kerikil yang ada di jalanan karena merasa kesal tidak
menemukan arah. Tiba-tiba ia mendengar ada suara kesakitan dari balik
pohon. Aquero merasa ketakutan, karena hingga tadi ia sama sekali tidak
melihat ada orang sediktpun
“ Siapa sih ini yang lempar batu-batu ini” ucap sesorang dibalik pohon.
Aquero dengan langkah pelan-pelan mendekati asal suara tersebut.
Dibalik pohon tersebut, ada seorang yang gagah dan mengenakan pakaian
seperti orang kuno. Jenggot yang sangat tebal dan rambut yang tertutupi
oleh mahkota putih dengan banyak permata-permata di sekelilingnya.
Aquero sangat kaget dengan sosok yang ada di depannya.
“ Kamu yang lempar batu ini?
“ Maaf pak, saya tidak sengaja hingga mengenai bapak”
“ Kamu ngapain kok berada disini, tidak ada orang yang saya ketahui ada di
dalam hutan hingga berani melewati arah ini”
“ Mau nyari harta karun pak” Aquero keceplosan mengatakan hal tersebut
karena ia sangat takut melihat sosok di depannya.
“ Hahahahah sejak kapan kamu tahu ada harta karun di kawah pegunungan.
“Loh bapak tahu?” tanya Aquero
“ Sudah tahu, saya sudah lama berada disini. Perkenalkan, saya Raja
Ahmad. Kamu sama siapa mencari harta karun?
Aquero tercengang kaget kemudian ia membalas perkataan Raja “Sama
teman-teman Raja, mereka ada disana untuk mencari jalan ke kawah
pegunungan”
“ Kamu kan sudah bertemu dneganku, harta karun itu ada di belakang
kawah pegunungan sekitar 30 menit dari sini. Jalannya memang benar
melewati jalan ini, kamu hanya tinggal lurus terus. Dan ketika ada air terjun
di depan sana, kamu belok ke kanan. Jika sudah tahu dimana harta karun
tersebut apakah kamu masih yakin untuk membagi harta karun itu dengan
teman-teman?” ucap Raja Ahmad menjelaskan.
Aquero berpikir sedikit lama lalu ia mengiyakan perkataan dari Raja
Ahmad, Jika harta karun tersebut ada di tangannya, maka Aquero akan
mendapatkan banyak harta tanpa harus dibagi oleh teman-temannya.
Dengan begitu, ia akan menjadi sangat kaya raya.
“ Makasih Raja atas informasinya, aku mau menemui teman-teman dulu dan
bilang kalau jalan yang telah mereka lewati memang benar, nanti malam
hari ketika semua telah tertidur aku akan melewati jalan ini untuk
mendapatkan harta karun tersebut. Setelah berkata demikian, ia kembali
untuk menemuin teman-temannya di titik tadi.
Enzo, Rebecca, Benjamine, dan Aurelie telah menunggu Aquero di
lokasi tadi.
“ Maaf teman-teman aku memang salah, jalan ke kiri tadi bukan jalan yang
benar. Melainkan memang jalan buntu.” Ucap Aquero
“ Kan, sudah aku bilang jalanan tadi memang cukup gelap dan
menyeramkan. Kamu ini tidak mau mendengar perkataanku”. Ucap
Benjamine
“ Yasudah kita istirahat aaja dulu, hari juga sudah mau beranjak malam”
Ucap Aurelie. Akhirnya mereka membangun tenda di hutan tersebut untuk
beristirahat karena hari juga sudah mulai gelap
BAB IV
PENCARIAN HARTA KARUN
Enzo, Rebecca, Aurelie, dan Benjamin sudah sangat lelap dalam
tidurnya. Kemudian, Aquero bergerak untuk menyusuri jalan tadi untuk
menacri harta karun tersebut. Dia bergerak sangat pelan-pelan agar teman-
temannya tidak mendengar langkah kakinya dan terbangun. Sesampainya di
luar tenda, ia mengamnbil senter kemudian bergerka menuju jalan tadi.
Udara masih sangat dingin sekali dan hutan masih sangat gelap.
Aquero bergerak dengan sangat hati-hati sembari menyalakan senternya.
Setelah melewati hutan, ia menemukan jalan ke kawah pegunungan. Lega
sekali Aquero ketika ia sudah menemukannya. Ia sangat senang sekali
bahwa harta karun tersebut sudah sangat dekat untuk diambilnya. Setelah
tetap jalan ke depan, ia mendengar suara air terjun yang menandakan bahwa
air terjun tersebut sudah sangat dekat. Ia sedikit berlari karena sudah tidak
tahan ingin cepa-cepat mengambil harta karun tersebut. Setelah melihat air
terjun di depan, ia mengingat perkataan Raja Ahmad untuk belok kanan,
sehingga ia jalan ke arah kanan melewati pohon-pohon yang sangat besar.
Setelah itu betapa kagetnya dia ketika menemukan sosok Raja Ahmad di
depannya sembari membawa kantung-kantung besar yang ia letakkan di
dalam gerobak sedang ditunggangi oleh kuda.
“ Waw hebat sekali kamu telah sampai disini” Ucap Raja Ahmad
“ Iya Raja, saya mengingat perkataan Raja untuk bisa menemukan harta
karun tersebut” Ucap Aquero
“ Kamu memang anak yang berani bisa sampai disini dan ini memang masih
larut malam. Kamu jalan saja ke depan sana, kemudian dibalik pohomn-
pohon besar itu kamu akan menemukan sesuatu. Disanalah harta karun
tersebut berada.” Ucap Raja Ahmad
Aquero tersenyum senang dan menanyakan Raja Ahmad mau kemana di
malam hari ini.
“ Aku hanya ingin berburu, hewan-hewan disini jika malam masih tertidur
sehingga sangat gampang jika ia diburu” Ucap Raja Ahmad
“ Makasih ya Raja sudah memberitahuku perihal harta karun tersebut” Ucap
Aquero.
“ Dengan senang hati anak muda” Ucap Raja Ahmad
Aquero kembali berjalan dengan riang sembari loncat-loncat pelan
karena ia akan menemukan harta karun tersebut. Dia berjalan menyusuri
pohon-pohonm besar di depan sana. Setelah sampai betapa kagetnya dia
ketika menemukan sebuah Kerajaan Megah dengan pilar- pilar besar
berwarna putih. Ia teringat oleh Rebecaa yang mengatakan jika di sekitar
kawah pegunungan ada Istana Megah. Ia berjalan ke dalam Istana dan
menemukan banyak peti-peti di dalam sana dan beranggapan bahwa di
dalam peti tersebut terdapat harta karun. Tidak sabar ia membukanya dan
melihat bahwa di dalam peti tersebut hanya terdapat beberapa kayu-kayu
bakar dan tidak ada harta karun sama sekali. Semua istana ia cari dan peti-
peti tersebut ia buka dan ternyata tidak ada harta karun yang berada disana
“Sialan, aku dihobongi oleh Raja Ahmad”

Anda mungkin juga menyukai