Unsur-unsur yang harus dipenuhi oleh suatu Masyarakat Hukum Adat menurut
Hazairin adalah:
- adanya suatu kesatuan hukum;
- hukum tersebut harus lahir, hidup dan berkembang dari masyarakat itu sendiri;
- adanya kesatuan penguasa;
- adanya kelompok orang yang berasal dari masyarakat itu sendiri, yang hidupB
dalam masyarakat dan menjalankan kekuasaan.
Cara Menghubungkan Darah
1. Bilateral: masyarakat menghubungkan darah serentak melalui
ayah dan ibu. Contoh: Masyarakat Jawa;
2. Patrilineal: masyarakat menghubungkan darah hanya melalui
ayah saja. Oleh karena hanya menarik garis keturunan melalui
satu sisi, maka dalam masyarakat ada klan. Contoh: Masyarakat
Batak;
3. Matrilineal: masyarakat menghubungkan darah hanya melalui
ibu saja. Contoh: Masyarakat Minangkabau.
Sistem Masyarakat Hukum Adat
Sampai tahun 1979, sistem pemerintahan adat sesuai dengan yang aslinya tetap
berlangsung. Tahun 1979 ada UU yang mengatur mengenai pemerintahan desa
yaitu UU Nomor 5/1979 (UUPD).
Jadi dalam satu wilayah ada kepala nagari dan kepala desa. Kepala
desa menangani urusan pemerintahan diluar kecamatan, sedangkan
urusan kedalam ditangani kepala nagari. Dari sistem pemerintahan
yang berkuasa adalah kepala desa, dari adat istiadat yang berkuasa
adalah kepala nagari. Penyelesaian masalah warisan, perkawinan,
dan tanah terletak pada kepala adat.
* Berbeda dengan ketentuan saat ini, dahulu menurut Mahkamah
Agung, jual beli tanah dengan cara adat pemindahan hak adalah
sah, sedangkan dengan akte hanya merupakan syarat administrasi.
Misalnya : di Minangkabau, yang berwenang tentang masalah agraria
adalah kepala adat, maka Masyarakat Hukum Adat secara yudiris
formal sudah tidak ada, tetapi secara sosiologis tetap berlaku. Desa
dan kelurahan tetap berperan dalam hal administrasi/pemerintahan.
Setelah reformasi, dengan adanya otonomi daerah berdasarkan
Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah
fungsi dan batasan nagari dan kampuang dalam pemerintahan di
Propinsi Sumatera Barat dikembalikan lagi seperti semula.