Draf Iddaaaa 3
Draf Iddaaaa 3
SKRIPSI
Oleh:
KRISDA EKAWATI
NIM : 50700120060
JUDUL…………………………………………………………………………… i
DAFTAR ISI……………………………………………………………………... ii
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang…………………………………………………………… 1
B. Fokus Penelitian dan Deskripsi Fokus…………………………………… 7
C. Rumusan Masalah………………………………………………………... 8
D. Kajian Pustaka…………………………………………………………… 8
E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian………………………………………… 10
A. Komunikasi Persuasif…………………………………………………….. 11
B. Stunting…………………………………………………………………… 17
C. Komunikasi dalam Persuasif Al-Quran…………………………………... 24
DAFTAR PUSTAKA
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar belakang masalah
Kesehatan menjadi salah satu topik utama di dunia terutama mengenai
kesehatan Gizi pada Anak. Sebagian besar negara berkembang tidak luput dari
masalah kesehatan gizi anak. Sebagai Negara berkembang sering kali beban
yang timbul akibat transisi gizi jauh lebih berat dibandingkan dengan Negara
maju. Indonesia merupakan salah satu Negara yang mengalami beban ganda
malnutrisi, salah satu fenomena beban gizi ganda adalah stunting. Stunting
adalah masalah kesehatan masyarakat yang sangat penting karena memiliki
banyak dampak yang besar terhadap kualitas sumber daya manusia pada satu
generasi.
1
Kinanti Rahmadhita,”Permasalahan Stunting dan Pencegahannya”, Jurnal Ilmiah Kesehatan
Sandi Husada, Vol. 11, No.1, (2020).h. 226
1
2
1
World Food Programme (WFP) menyatakan bahwa malnutrisi yang
terjadi pada bayi dan balita memiliki dampak ekonomi yang besar bagi suatu
Negara. Anak yang mengalami stunting merupakan indikator yang diterima
secara meluas terhadap penurunan produktivitas masyarakat suatu Negara
pada masa mendatang. Anak-anak pendek pada umumnya akan tumbuh
menjadi anak yang kurang berpendidikan, memiliki pendapatan dan kualitas
hidup yang rendah, serta rentan mengalami penyakit tidak menular.
1
Endy P. Prawirohartono, Stunting: Dari Teori dan Bukti ke Implementasi di Lapangan,
(Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2021), H. 2.
3
dapat berupa gagasan, informasi, opini dan hal-hal yang muncul dari
pikirannya.3
Menurut Olson dan Zanna salah satu bentuk Komunikasi yang paling
mendasar adalah persuasif, berarti sebagai perubahan sikap akibat pernyataan
informasi dari orang lain. komunikasi persuasif merupakan komponen yang
paling efektif karena mengandung gaya bicara, intonasi, pemilihan kata, gerak
tubuh, adalah alat komunikasi untuk mempengaruhi orang lain dan dapat
membuat orang lain berubah sesuai dengan apa yang kita inginkan dengan
adanya komunikasi persuasif5
3
Onong Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi Teori dan praktek, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya,2015), h. 11.
4
Erwan Komara, “ Komunikasi Persuasif Dakwah Dr. Zakir Naik”, Jurnal Penelitian dan
Studi Ilmu Komunikasi, Vol. 2, No. 1 (2021), H. 28
5
Maviati,dkk, “ Model Komunikasi Persuasif Pada Pembelajaran Materi Praktek Shalat
Fardhu Pada Anak Usia Dini”, Jurnal Obsesi, Vol. 6, No. 6, (2022), h. 7224
5
6
Syamsu Nahar, Komunikasi Edukatif Orangtua dan Anak Dalam Al Quran: Kajian Tafsir
Tarbawi, (Indramayu: CV. Adanu Abimata, 2022), h. 34.
7
Permata Ika Hidayati, Penyuluhan dan Komunikasi, ( Malang: Media Nusa Creative, 2016),
h. 162.
6
8
Fitri Yanti, Komunikasi Pesantren, ( Lampung: CV Agree Publishing, 2022), h.63-64
7
Berdasarkan latar belakang yang telah di uraikan diatas, maka fokus penelitian
ini adalah komunikasi Persuasif yang dilaksanakan oleh Pemberdayaan
Kesejatraan Keluarga (PKK) Desa Maccinibaji dalam mengatasi Masalah
Stunting. Agar fokus penelitian ini tidak menimbulkan multi tafsir serta
kesalahpahaman dari maksud yang diinginkan dari fokus penelitian ini, maka
peneliti memberikan deskripsi terhadap fokus penelitian ini, adalah sebagai
berikut :
1. Komunikasi Persuasif
Komunikasi Persuasif adalah suatu proses komunikasi yang dilakukan
untuk mempengaruhi pendapat, sikap dan tindakan orang dengan
menggunakan pendekatan manipulasi pada psikologi sehingga orang
tersebut bertindak seperti atas kehendak sendiri. Selain itu pengertian lain
dari komunikasi persuasif ialah komunikasi yang dilakukan sebagai ajakan
atau bujukan agar ingin bertindak sesuai dengan keinginan komunikator.9
2. Masalah Stunting
Stunting adalah kondisi gagal tumbuh yang terjadi pada anak balita (Bayi
di bawah 5 tahun) akibat dari kekurangan gizi kronis sehingga anak terlalu
pendek untuk usianya. Kekurangan gizi dapat terjadi sejak dalam
kandungan hingga masa awaln setelah bayi lahir, namun kondisi stunting
baru dapat dilihat setelah bayi berusia 2 tahun. 10
3. PKK
Pemberdayaan kesejahtraan Keluarga (PKK) merupakan lembaga
kemasyarakatan kelurahan yang menjadi mitra kerja pemerintah dan
9
Arifah Suryaningsih, “Peningkatan Motivasi Belajar Siswa Secara Online Pada Pelajaran
Animasi 2D Melalui Strategi Komunikasi Persuasif”, Jurnal Karya Ilmiah Guru, Vol. 5, No. 1, (2020),
Hal. 11
10
Andrew Lee,dkk, Service learning: Pencegahan Stunting, (Indonesia: Zahir
Publishing,2023),H.32.
8
C. Rumusan Masalah
Dari latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, maka peneliti
merumuskan masalah penelitian, sebagai berikut :
1. Bagaimana Komunikasi Persuasif PKK Desa Maccinibaji dalam menangani
masalah Stunting ?
2. Apa yang menjadi Faktor penghambat PKK desa Maccinibaji dalam
melaksanakan komunikasi persuasif untuk mengatasi masalah stunting?
D. Kajian Pustaka
11
Erniyanti, Roni Syaputra, Fungsi Yuridis Lembaga Kemasyaraatan di Daerah, (Padang:
CV Gita Lentera, 2023), H. 22.
9
TINJAUAN TEORETIS
A. Komunikasi Persuasif
11
12
sesuatu dengan senang hati, dengan suka rela dan tanpa merasa dipaksa oleh
siapapun.1
Komunikasi persuasif diartikan sebagai usaha sadar dalam mengubah
pikiran dan tindakan dengan memanipulasi motif kearah tujuan yang telah
ditetapkan. Istilah persuasif berarti membujuk, mengajak, atau merayu.
Persuasi dapat dilakukan secara rasional dan secara emosional, biasanya
dengan menyentuh aspek afeksi yaitu hal yang berkaitan dengan kehidupan
emosional seseorang. Pengertian komunikasi persuasif lebih jelasnya
merupakan komunikasi yang berusaha untuk mengubah sikap penerima
melalui penggunaan pesan yang dilakukan oleh pengirim. Untuk mencapai
tujuan tersebut harus ditunjang dengan adanya strategi komunikasi persuasif
yang tepat.
Pendekatan komunikasi persuasif yang efektif menurut burgon dan
huffner yakni;2
a. Pendekatan berdasarkan bukti, diamana mengungkapkan data atau fakta
yang telah terjadi sebagai ajuan bukti argumentatif agar terkesan lebih
kuat terhadap ajakan.
b. Pendekatan berdasarkan ketakutan, dalam pendekatan inni menggunakan
fenomena yang menakutkan bagi audience atau komunikan dengan tujuan
mengajak mereka menuruti pesan yang diberikan komunikator. Misalnya
ketika akan melakukan penyuluhan terhadap suatu kasus stunting maka
penyuluhan memberikan bukti berupa foto-foto akibat kasus stunting yang
tidak tertangani dengan baik. Seperti misalnya foto anak yang sudsah
terdampak kasus stunting kronis.
1
Ahmad Zaenuri, “Teknik Komunikasi Persuasif Dalam Pengajaran”, Jurnal JALIE, Vol. 1,
NO. 1, (2017), h. 54.
2
Primadhany Kartana Putri, “Aplikasi Pendekatan-Pendekatan Persuasif Pada Riset
Komunikasi Pemasaran; Iklan Melibatkan Penciptaan dan Penerimaan Pesan Komunikasi Persuasif
Mengubah Perilaku Pembelian”, Jurnal THE MASSENGER, Vol. 8, No.1, (2016), h. 5.
13
3
Widiana Latifah, Nani Nurani Muskin, “ Kontribusi Metode Coaching Dalam Komunikasi
Persuasif Pegawai di RSUD R. Syamsuddin, SH Kota Sukabumi”, Jurnal Sebatik, Vol. 24, No. 2,
(2020), h. 215.
15
sikap, pendapat, dan perilaku orang lain, baik secara verbal ataupun
nonverbal.
b. Persuade
Persuade merupakan orang atau kelompok orang yang menjadi tujuan
pesan tersebut disampaikan atau disalurkan pleh komunikator baik
secara verbal ataupun nonverbal.
c. Persepsi persuade terhadap persuader dan pesan yang disampaikan
akan menentukan efektif atau tidaknya proses komunikasi persuasif
yang terjadi. Persepsi menurut Mar‟at merupakan proses pengamatan
seseorang yang berasal dari komponen kognisi. Persepsi dipengaruhi
oleh faktor-faktor pengalaman, proses belajar, cakrawala, dan
pengetahuan seseorang.
d. Pesan persuasif
Pesan persuasif dipandang sebagai suatu usaha sadar untuk dapat
mengubah pikiran dan tindakan melakukan memanipulasi motif-motif
kearah tujuan yang telah ditetapkan. Makna manipulasi dalam
pernyataan tersebut bukanlah mengurangi atau menambah fakta
sesuai konteksnya, tetapi dalam arti memanfaatkan faktumfaktum
yang berkaitan dengan motif-motif khlayak sasaran, sehingga tergerak
untuk mengikuti maksud pesan yang disampaikan kepadanya
e. Saluran persuasif
Saluran adalah suatu perantara ketika seorang persuade memberikan
kembali pesan yang berasal dari sumber awal untuk tujuan di akhir.
Saluran ini digunakan dalam berkomunikasi anatara persuader dengan
berbagai orang, secara formal maupun non formal baik dilakukan
secra tatap muka atau bermedia.
f. Umpan balik dan efek
Umpan balik merupakan jawaban atau reaksi yang berasal dari
komunikan atau berasal dari pesan itu sendiri.umpan balik internal
16
disebut suatu reaksi yang datang dari komunikan karena pesan yang
disampaikan komunikator tidak dipahaminya atau tidak sesuai dengan
keinginannya atau harapannya.
Efek adalah perubahan yang terjadi dalam diri komunikan sebagai
suatu akibat dari diterimanya pesan melalui pesan komunikasi.
Perubahan yang terjadi bisa berupa perubahan sikap, pendapat,
pandangan, dan tingkah laku. Dalam komunikasi persuasif, terjadinya
perubahan baik dalam aspek sikap, pendapat maupun perilaku pada
diri persuadee merupakan tujuan utama. Inilah letak pokok yang
membedakan komunikasi persuasif dengan komunikasi lainnya.
5. Hambatan komunikasi Persuasif
Hambatan komunikasi persuasif dapat diakibatkan oleh dua aspek
yang bersifat mekanis dan psikologis. hambatan mekanis akan terjadi
ketika terbatasnya arus pesan pada saluran komunikasi. Kasus dalam
hambatan mekani dapat diakibatkan oleh aspek internal penerima
semacam kasus salah tafsir terhadap pesan yang disampaiakan, serta aspek
eksternal semacam terdapatnya isu atau gosip tentang persuader ataupun
mengenai isi pesan tersebut.
Hambatan psikologis berasal dari hambatan internal yang umumnya
terjadi pada psikologis penerima yang disebabkan dari terjadinya
kesalahan arti dari pesan yang diinformasikan. Hambatan pada
komunikasi persuasif juga dapat terjadi karena ketidakcocokan dalam diri
penerima dengan sumber komunikasi persuasif tersebut.4
Herbert G. Hick dan G. Ray Gullet (1975), menerangkan jika
hambatan komunikasi bisa diakibatkan oleh sebagain faktor berikut:
4
Nurmalia Afiani Latifah, Abdul Fadli Kalaloi, “Komunikasi Persuasif Yayasan Berkah
Sauyunan dalam Mensosialisasikan Kesadaran Pendidikan pada Program Beasiswa Anak Asuh Bagi
Keluarga Dhuafa”, Jurnal e-Proceeding of Management,Vol. 10, No. 4,(2023),h. 2837.
17
B. Stunting
1. Pengertian Stunting
Stunting merupakan kondisi gagal tumbuh pada balita (bayi dibawah
lima tahun) yang diakibatkan karena kekurangan gizi kronis sehingga
mengakibatkan anak terlalu pendek untuk usianya.Stunting adalah isitilah
para nutrinis untuk penyebutab anak yang tumbuh tidak sesuai dengan ukuran
yang semestinya (bayi pendek). Stunting atau tubuh pendek ialah keadaan
tubuh yang sangat pendek yang tidak memenuhi indeks panjang badan
menurut Umur (PB/U) atau tinggi badan menurut umur (TB/U).5
Stunting atau kurang gizi kronik adalah suatu bentuk lain dari
kegagalan pertumbuhan. Anak yang mengalami stunting sering terlihat
memiliki badan normal yang proposional, anamun sebenarnya tinggi
badannya lebih pendek dari tinggi badan normal yang dimiliki anak
seusianya. Balita dikatakan stunting apabila Z-score tinggi badan menurut
umurnya berada dibawah garis normal yaitu kuran dari -2SD dikatakan
pendek dan kurang dari 3SD dikategorikan sangat Pendek.
5
Wahida Yuliana, Bawon Nur Hakim, Darurat Stunting dengan Melibatkan Keluarga,
(Takalar: Yayasan Ahmar Cendekia Indonesia, 2019), H. 1.
18
6
Sarman, Dermin. Epidemologi Stunting, (Aceh: Yayasan Penerbit Muhammad Zaini,2021),
H.22.
19
10
Irma Fitriana Ulfah, Arief Budi Nugroho, “Meninik Tantangan Pembangunan Kesehatan di
Indonesia: Faktor Penyebab Stunting di Kabupaten Jember”, Jurnal sosial politik, Vol. 6, No. 2 (2023),
h. 203.
11
Dian Esha,dkk, “Mengenal Lebih Dalam Ciri–ciri Stunting, Cara Pencegahannya, dan
Perilaku Hidup Sehat dan Bersih”, Jurnal Pengabdian Cendikia, Vol. 2, No.6 (2023), h. 24-25.
21
12
Santi Irene Putri, Dian Jayantari, Kenali faktor Penyebab Stunting,(Malang: Penerbit Rena
Cipta Mandiri, 2023) H. 17.
13
Yefta primasari, Budi Anna Keliat, “Praktik Pengasuhan Sebagai Upaya Pencegahan
Dampak Stunting Pada Perkembangan Psikososial Kanak-Kanak”, Jurnal Ilmu Keperawatan Jiwa,
Vol.3, No. 3 (2020), h. 264
14
Makhrajani Majid,dkk, Cegah Stuntin Melalaui Perilaku Hidup Sehat, (Indonesia: Penerbit
NEM, 2022), H. 20-22
23
Terjemahnya:
Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya
meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka
khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu hendaklah
mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan
Perkataan yang benar
25
Makna qaulan sadidan yang berarti perkataan yang baik jujur, lurus, dan
tidak berbohong tidak berbeloit-belit sehingga pihak yang diajak
berkomunikasidapat memahami dengan jelas. Dalam beromunikasi
(berbicara) harus menginformasikan atau menyampaikan kebenaran,
actual, hal yang benar saja, jujur, tidak berbohong, juga tidak merekayasa
atau memanipulasi fakta
Setiap muslim dalam kehidupannya sudah seharusnya selalu
melakukan interaksi dengan memegang prinsip-prinsip kebenaran dan
kesabaran. Setiap pribadi seorang muslim dalam melakukan interaksinya
selalu melekat didalamnya amanat suci yang digunakan sebagai rahmatan
lil’alamin sebagai seorang pribadi yang mampu menebarkan rasa damai di
muka alam semesta ini, karena setiap muslim memilihki amanah yang
besar untuk wajib memperhatikan semua sikap, tinggah laku dan cara
berkomunikasi sedemikian rupa sehingga tidak menyimpang terhadap nilai
dan norma-norma yang telah di tetapkan menurut ajaran agamanya.
Al-Qur'an telah memberikan petunjuk umum dalam pelaksanaan komunikasi
persuasi dalam enam point diantaranya yaitu mempersuasi seseorang dengan
perkataan yang benar dan jujur (Qaulan Syadida), perkataan yang membekas,
tepat sasaran dan tidak berbelit-belit (Qaulan Baligha), perkataan yang baik
(Qaulan Ma'rufa), perkataan yang mulia (Qaulan Karima), perkataan yang lemah
lembut (Qaulan Layyina), perkataan yang mudah dan tidak mengecewakan
(Qaulan Maysura).
Konsep komunikasi persuasif menurut pespektif AlQur'an adalah
proses terjadinya penyampaian pesan dari komunikator dalam hal ini Allah
swt melalui media (perantara malaikat jibril serta Rasulullah saw) kepada
manusia yang mengandung unsur pengetahuan atau pesan yang bertujuan
untuk mengubah sikap, perilaku dan kebiasaan komunikan. Dengan
demikian komunikasi persuasif menurut perspektif Al-Qur'an adalah
26
15
Lina Masruuroh, Komunikasi Persuasif dalam Dakwah Konteks Indonesia, (Batu: Scopindo
Media Pustaka,2020), H.15.
27
Kedua faktor tersebut mesti mendapat perhatian bagi seorang yang akan
melakukan kegiatan komunikasi persuasif.16
Ayat ini menyatakan: Wahai Nabi Muhammad, serulah, yakni
lanjutkan usahamu untuk menyeru semua yang engkau sanggup seru
kepada jalan yang ditunjukkan Tuhanmu, yakni ajaran Islam dengan
hikmah dan pengajran yang baik dan bantahlah mereka, yakni siapapun
yang menolak atau meragukan ajaran Islam dengan cara yang terbaik.
Surat An-Nahl ayat 125 mengandung pengertian bahwa dakwah Islam
merupakan perilaku keberagamaan Islam berupa internalisasi, transmisi,
difusi, dan transformasi ajaran Islam, yang dalam prosesnya melibatkan
unsur subyek (da'i), pesan (maudhi), metode (ushlub), media (washilah),
dan obyek (mad'u), yang berlangsung dalam rentangan ruang dan waktu,
untuk mewujudkan kehidupan individu dan kelompok yang salam,
hasanah, thayyibah, dan memperoleh ridha Allah. Selanjutnya mengacu
pada sistem penjelasan obyektif proporsional macam inti bentuk dakwah,
maka dapat disebutkan bahwa bentuk dakwah terdiri dari irsyad,
(internalisasi dan bimbingan), tabligh (transmisi dan penyebarluasan),
tadbir (rekayasa daya manusia), atwir (pengembangan kehidupan muslim)
dan aspek-aspek kultur universal. Penjelasan Al-Quran yang diturunkan
melalui istinbath (berpikir deduktif) menjadi teori utama ilmu dakwah.
Jika dikaji melalui perspektif Al-quran, prinsip-prinsip komunikasi
persuasif dalam menumbuhkan perhatian komunikan lazim pula dipahami
sebagai ilmu dakwah. Dengan kata kunci berkomunikasi yang
dipergunakan al-quran yaitu: al-qaul, sehingga melahirkan prinsip-prinsip
komunikasi yakni qaulan sadidan dan gaulan baligha serta gaulan layyinan
dan gaulanma 'rufan. Dapat kita saksikan bahwasanya Allah SWT
menciptakan manusia, mengajarnya pandai bicara telah mengajarkan al-
16
Muhammad Saleh, Kamaruzzaman, “Sender and Trust: Suatu Kajian Ilmu Komunikasi
Persuasif Dalam Pandangan Al-Quran”, Jurnal Network Media, Vol. 5, No.1, (2022),h.66-67
28
bayan (pandai bicara) sebagaimana tersebut dalam al-quran pada surat Ar-
Rahman ayat 1-4 yang artinya: "(Allah) Yang Maha Pengasih-Yang telah
mengajarkan Al-quran-Dia menciptakan manusia-manusia pandai
berbicara".
Agama Islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW mengandung
ajaran yang komprehensif, meliputi seluruh aspek kehidupan manusia
dengan tujuan membimbing manusia agar bahagia di dunia dan di akhirat,
termasuk didalamnya menekankan bagaimana komunikator melakukan
komunikasi persuasif yang sesuai dengan prinsip-prinsip Al-quran. Secara
garis besar gambaran yang diberikan Al-quran terkait hal tersebut dapat
diperoleh. namun untuk mendapatkan gambaran detail dengan kajian yang
benar-benar reliabel dalam ilmu komunikasi masih harus terus dilakukan.
Hal tersebut dilakukan demi tujuan besar, agar Alquran dan Hadist benar-
benar membumi dan dapat dijadikan sumber rujukan haik secara
metodologis ataupun sistematis sehingga nantinya dapat teraplikasi dalam
kajian ilmu komunikasi Islam Kontemporer.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
2. Lokasi penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Desa Maccinibaji Kecamatan Kepulauan
Tanakeke, Kabupaten takalar, Sulawesi Selatan.
29
30
B. Pendekatan penelitian
BUKU
Andrew Lee, dkk. (2023). Service Learning: Pencegahan stunting. Indonesia: Zahir
Publising.
Darmayanti, R., Puspasari. B. . (2021). Upaya Pencegahan Stunting saat Kehamilan.
Jawa Tengah: Penerbit NEM.
Effendy, o. U. (2015). Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Erniyanti, Syaputra . R. (2023). Fungsi Yurdis Lembaga Kemasyarakatan di Daerah.
Padang: CV.Gita Lentera.
Hidayanti, p. I. (2016). Penyuluhan dan Komunikasi. Malang: Media Nusa Creativ.
Makhrajani Majid, d. (2022). Cegah Stunting Melalui Perilaku Hidup Sehat. Jawa
Tengah: Penerbit NEM.
Masruroh, L. (2020). Komunikasi Persuasif Dalam dakwah Konteks Indonesia. Batu:
Scopindo Media Pustaka.
Nahar, S. (2022). Komunikasi Edukatif orangtua dan anak dalam Al-Quran: Kajian
Tafsir Tarbawi. Indramayu: CV. Adanu Abimata.
Neherta.M, dkk. (2023). Faktor-Faktor Penyebab Stunting Pada Anak. Indramayu:
CV, Adanu Abimata.
Prawirohartono, E. p. (2021). Stunting: Dari teori dan Bukti ke implementasi di
lapangan. Yogyakarta: Gadja Mada University Press.
Santi I.P, Jayantari. D. (2023). Kenali Faktor Penyebab Stunting. Malang: Penerbit
Rena Cipta Mandiri.
Sarman, Dermin. (2021). Epidemologi Stunting. Aceh: Yayasan Penerbit Muhammad
Zaini.
Sukmawati, P, dkk. (2022). Remaja dan Stunting. Jawa Tengah: Penerbit NEM.
Yanti, F. (2022). Komunikasi Pesantren. Lampung: CV. Agree Publishing.
33
34
Jurnal
Afiani. N, Fadli .A. (2023). Komunikasi Persuasif Yayasan Berkah Sauyunan dalam
Mensosialisasikan Kesadaran Pendidikan pada Program Beasiswa Anak Asuh
Bagi Keluarga Dhuafa. Jurnal e-proceeding of Management , 2837.
Esha.D, dkk. (2023). Mengenal Lebih dalam Ciri-ciri Stunting, cara Pencegahannya
dan Perilaku hidup sehat dan bersih. Jurnal Pengabdian Cendikia , 24-25.
Saleh.M, Kamaruzaman. (2022). Sender and Trust: Suatu Kajian Ilmu Komunikasi
Persuasif Dalam Pandangan Al-Quran. Jurnal Network Media , 66-67.
Internet
Sitti Nadia, Prevalensi Stunting di Indonesia Tururn ke 21,6% dari 24,4%. Diakses di
https://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/rilismedia/20230125/3142280
/prevalensi-stunting-di-indonesia-turun-ke-216-dari-244/. Diakses
pada tanggal 12 Oktober 2023