Anda di halaman 1dari 11

SOAL TRY OUT

UJI KOMPETENSI INSTITUSIONAL


“KEPERAWATAN GAWAT DARURAT”

SEH
MU KE ATAN
LI

CE
OLAH TINGGI

NDE
KIA UTA
K

MA
SE

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
CENDEKIA UTAMA KUDUS
2020
1. Kasus (Vignete) :
1. Tn.S umur 46 tahun dan Ny. A umur 42 tahun mengalami tabrakan dengan mobil saat
mengendarai mobilnya di jalan tol. Pada saat kejadian Tn. S dalam keadaan sadar, saat
dikeluarkan dari mobil Tn.S menjerit kesakitan ternyata ditemukan tungkai sinistra tibia
fibula tampak bengkok, bengkak, dan terdapat luka robek yang mengeluarkan darah.
Sedangkan Ny.A saat kejadian dalam keadaan tidak sadar dan ditemukan adanya jejas pada
dada dekstra dan diduga mengalami henti nafas.

Pertanyaan Soal :
Pernyataan manakah yang benar menurut kondisi gawat dan darurat?

Pilihan Jawaban :
A. Ny. A dan Tn.S termasuk dalam kategori gawat dan darurat
B. Ny. A dan Tn.S tidak termasuk dalam kategori gawat dan darurat
C. Ny. A termasuk dalam kategori gawat dan Tn.S termasuk dalam kategori darurat
D. Ny. A termasuk dalam kategori darurat dan Tn.S termasuk dalam kategori gawat
E. Ny. A dan Tn.S termasuk dalam kategori gawat dan tidak darurat

Pembahasan :

Kata kunci terdapat dalam pertanyaan soal, yang ditanyakan adalah penryataan tentang
kondisi gawat dan daruratnya. Jawaban D karena Ny. A dalam kategori darurat yang
membutuhkan pertolongan segera karena tidak sadar dan ditemukan jejas pada dada yang
diduga mengalami henti nafas. Tn S dalam kondisi gawat karena terdapat luka robek,
bengkok, bengkak namun pasien masih dapat menjerit kesakitan artinya pasien masih sabar
penuh.

2. Kasus (Vignete) :
Di ruang IGD terdapat pasien Tn. M umur 36 tahun mengalami penurunan kesadaran, Tn. M
membuka mata setelah diberi perintah membuka mata. Saat ditanyakan tempat Tn. M tampak
bingung. Saat diberi cubitan pada lengan tangan dekstra, Tn. M menarik tangannya menjauhi
cubitan. Perawat menilai GCS Tn. M tersebut E3V4M4 (somnolen).

Pertanyaan Soal :
Bagaimanakah core competency yang dimiliki perawat tersebut?

Pilihan jawaban :
A. Perawat tersebut tidak memiliki core competency dalam hal prioritas pengaturan
B. Perawat tersebut memiliki core competency dalam hal komunikasi
C. Perawat tersebut memiliki core competency dalam hal terampil untuk penilaian pasien
D. Perawat tersebut memiliki core competency dalam hal berfikir kritis
E. Perawat tersebut memiliki core competency dalam hal pengetahuan perawatan darurat

Pembahasan :

Dalam Undang-Undang No.38 tahun 2014 tentang keperawatan dijelaskan bahwa salah satu
tugas perawat adalah pemberi asuhan keperawatan. Asuhan keperawatan adalah rangkaian
interaksi perawat dengan pasien dan lingkungan untuk mencapai tujuan pemenuhan
kebutuhan dan kemandirian pasien dalam merawat dirinya. Dalam soal tersebut ditampilkan
keahlian perawat saat melakukan pengkajian GCS sehingga dapat disimpulkan perawat
memiliki ketrampilan untuk mengkaji penilaian GCS tersebut.
3. Kasus (Vignete) :
Terjadi sebuah kecelakaan bus dan terdapat beberapa korban. Tim emergency yang telah
berada ditempat kejadian melakukan triage. Pada salah satu korban yang ditangani terdapat
korban henti nafas, setelah dilakukan pengkajian dan tindakan chen lift korban masih tidak
bernafas, kemudian dilakukan pembukaan jalan nafas, korban masih tidak bernafas.

Pertanyaan Soal :
Apakah warna label yang diberikan pada korban tersebut?

Pilihan Jawaban :
A. Hitam
B. Merah
C. Kuning
D. Hijau
E. Biru
Pembahasan :
Jawaban yang tepat adalah A yaitu warna hitam karena kode warna hitam diberikan kepada
pasien yang setelah diperiksa tidak menunjukkan tanda-tanda kehidupan. Misalnya, korban
yang masih hidup namun mengalami cedera yang amat parah sehingga meskipun segera
ditangani, pasien tetap akan meninggal. Dalam soal tersebut,korban diberikan tindakan chen
lift dan pembukaan jalan nafas namun masih tetap tidak ada respon dan tidak bernafas

4. Kasus (Vignete) :
Di instalasi Gawat Darurat pada pagi ini, tampak seorang perawat melakukan resusitasi cairan
dengan melakukan kolaborasi penggantian cairan menggunakan infus 2 jalur pada pasien
yang mengalami perdarahan.

Pertanyaan Soal
Disebut apakah tindakan perawat tersebut?

Pilihan Jawaban
A. Penanggulangan pasien gawat darurat
B. Upaya penanggulangan pasien gawat darurat
C. Upaya penanggulangan penderita gawat darurat
D. Kolaborasi penanggulangan pasien gawat darurat
E. Kolaborasi dengan team medis

Pembahasan :

Perawat IGD melakukan resusitasi cairan untuk mencegah terjadinya syok pada pasien yang
mengalami perdarahan, karena ini dalam kondisi gawat dan darurat untuk keselamatan pasien
sehingga tidak lagi kata upaya, kolaborasi juga pastinya sudah dilakukan sebelum melakukan
tindakan tersebut.

5. Kasus (Vignete)
Di Instalasi Gawat Darurat, dua pasien akibat kecelakaan datang secara bersamaan, Ny. A:
berteriak-teriak, perdarahan di kaki kanannya. Tn. B hanya diam, perdarahan dari kepala.
Kemudian datang lagi Tn.C mengeluh nyeri dada sejak 2 jam yang lalu dan Ny. D mengeluh
sesak berat dan terlihat gelisah.

Pertanyaan Soal
Prioritas manakah yang harus ditolong terlebih dahulu?
Pilihan Jawaban
A. Ny. A
B. Tn. B
C. Tn. C
D. Ny. D
E. Ny. E

Pembahasan :

Yang harus ditolong terlebih dahulu adalah Tn. B karena pasien terjadi perdarahan di kepala
dan diam tanpa respon. Sedangkan Ny. A dan Tn. C masih dapat berteriak – teriak dan masih
bisa mengeluh nyeri sehingga dapat disimpulkan bahwa kedua pasien tersebut masih berespon
dan dalam keadaan sadar penuh

6. Kasus (Vignete)
Pada saat terjadi korban kecelakaan, tampak petugas emergency menepuk nepuk bahu sambil
memanggil korban.

Pertanyaan Soal
Apakah tindakan perawat tersebut?

Pilihan jawaban
A. Mengkaji respon pasien
B. Mengecek kesadaran pasien
C. Menyelamatkan pasien
D. Pilihan a dan b benar
E. Pilihan a dan c benar

Pembahasan :

Jawaban A dan B benar karena merupakan rangkaian tindakan pengkajian awal, untuk pilihan
jawaban C menyelamatkan pasien, bahasanya masih terlalu umum

7. Kasus (Vignete)
Pada saat perawat melakukan pengkajian cirkulasi, perawat hendak melakukan pengkajian
capillary refill namun ditemukan cat kuku warna merah pada korban.

Pertanyaan Soal
Apakah yang harus dilakukan oleh perawat tersebut?

Pilihan Jawaban
A. Menghilangkannya dengan alkohol
B. Mengganti pengkajian capillary refill dengan melakukan pemeriksaan nadi radialis
C. Tetap melakukan pengkajian capillary refill namun menggunakan perkiraan
D. Mengganti pengkajian capillary refill dengan melakukan pemeriksaan denyut vena
jugularis
E. Melewati pengkajian sirkulasi dan melanjutkan pada tahap berikutnya

Pembahasan :
Pengkajian capillary refill harus tetap dilakukan pada saat pengkajian terhadap pasien karena
untuk memonitor dehidrasi dan jumlah aliran darah ke jaringan perfusi), apabla terdapat cat
kuku maka bias dengan melakukan pemeriksaan pada nadi radialis

8. Kasus (Vignete)
Seorang laki-laki berusia 55 tahun dirawat diruang ICU sudah 5 hari perawatan dan
mendapatkan terapi cairan via infuse pump dengan kecepatan 125 ml/jam. Perawat
memeriksa daerah insersi venipuncture di daerah radialis ternyata berwarna merah, bengkak,
hangat, dan nyeri pada area proksimal.

Pertanyaan Soal
Manakah intervensi keperawatan yang harus dilakukan pertama kali?

Pilihan Jawaban
A. Menghentikan infus
B. Memasang infus
C. Mengompres dingin daerah insersi
D. Memperlambat tetesan insuf sampai 10 ml/jam
E. Mengabaikan dan melanjutkan intervensi yang lain

Pembahasan :

Kemerahan, hangat, nyeri, dan bengkak di area proksimal tusukan merupakan indikasi
terjadinya phlebitis yang menyebabkan jalur infus tersebut harus segera di stop, dan dipasang
kembali di area lainnya.

9. Kasus (Vignete)
Seorang laki-laki, umur 48 tahun, dirawat di rumah sakit dengan diagnosa Congestive Heart
Failure baru saja menerima 2 unit kantong darah selama 1 jam 30 menit. Saat ini pasien duduk
di tempat tidur, tampak sesak, dan gelisah. Perawat melakukan pemeriksaan dengan
auskultasi didapatkan adanya crackles pada bagian basal paru kanan dan kiri.

Pertanyaan Soal
Apakah jenis komplikasi transfuse yang dialami pasien di atas?

Pilihan Jawaban
A. Reaksi hemolitik akut
B. Reaksi demam non hemolitik
C. Alergi transfusi
D. Kelebihan cairan
E. Kekurangan cairan

Pembahasan :

Berdasarkan data diatas maka jawaban yang paling tepat adalah D yaitu kelebihan cairan
karena kelebihan volume cairan terjadi saat sejumlah cairan diberikan melalui infus dalam
waktu singkat, sehingga menyebabkan terjadinya perpindahan cairan ke interstisial paru.
Kata kuncinya adalah sesak, gelisah, dan crackles
10. Kasus (Vignete)
Seorang laki-laki berusia 40 tahun baru saja tiba ke IGD dan mengeluh nyeri dada sebelah
kiri, sesak nafas dan keluar keringat dingin.

Pertanyaan Soal
Apakah tindakan prioritas keperawatan yang pertama kali harus dilakukan?

Pilihan Jawaban
A. Pemeriksaan enzim jantung
B. Pemeriksaan EKG
C. Pengkajian riwayat penyakit pasien
D. Pengkajian riwayat keluarga pasien
E. Pemeriksaan tanda-tanda vital

Pembahasan :

Perhatikan kata kunci dalam pertanyaan kasus tersebut, tindakan pertama kali yang
dilakukan di IGD adalah pemeriksaan tanda-tanda vital terlebih dahulu untuk menentukan
pemeriksaan-pemeriksaan yang lain, karena di kasus tersebut belum disampaikan hasil
pengkajian tanda-tanda vital

11. Kasus (Vignete)


Seorang laki-laki berumur 20 tahun diantar ke IGD karena kecelakaan lalu lintas. Menurut
warga yang mengantar pasien ke IGD, mobil pasien tersebut menabrak pohon dijalan. Pada
saat perawat melakukan pengkajian didapatkan pasien gelisah, kesakitan, nafas pendek,
pergerakan dada paradoksal, dan denyut nadi teraba cepat

Pertanyaan Soal :
Apakah kemungkinan penyebab kasus diatas?

Pilihan Jawaban :
A. Fraktur tulang iga
B. Fraktur femur
C. Trauma abdomen
D. Cedera kepala
E. Stroke hemoralgik

Pembahasan :

Perhatikan kata kuncinya yaitu pergerakan dada dan nafas pendek. Pergerakan dada hanya
terjadi pada pasien dengan fraktur iga. Walaupun disertai pula dengan nafas pendek, nyeri
saat bernafas, dan penurunan fungsi ventilasi yang signifikan akan menyebabkan terjadinya
penurunan kesadaran.

12. Kasus (Vignete)


Seorang pria berusia 25 tahun dibawa ke IGD oleh warga karena kecelakaan. Pasien
mengalami fraktur pada tangan kanan, pasien composmentis, dan hasil anamnesa oleh team
medis pasien akan dilakukan operasi.

Pertanyaan Soal ;
Berkaitan dengan aspek informed consent untuk prosedur pembedahan, siapakah yang berhak
menanda tangani?

Pilihan Jawaban :
A. Ayah
B. Ibu
C. Paman
D. Warga
E. Pasien

Pembahasan :

Jawaban E adalah pasien karena kondisi saat di bawa ke IGD bersama warga yang tidak
dikenal dan pasien dalam keadaan sadar sehingga masih dapat memungkinkan untuk menanda
tangani informed consent, pilihan yang lain tidak mendukung karena tidak ada di dalam
kasusnya

13. Kasus (vignete)


Seorang laki-laki berusia 30 tahun korban bencana tanah longsor ditemukan oleh team
kesehatan dalam kondisi tidak sadar, dan tampak jejas di wajah, leher, dan bahu.

Pertanyaan soal
Apakah tekhnik manajemen airway yang digunakan untuk menolong korban?

Pilihan jawaban
A. Head tilt-chin lift
B. Jaw trust
C. Cross finger
D. Balut bidai
E. Pasang oropharingeal airways

Pembahasan :

Kata kunci terdapat dalam kasus pasien tidak sadar, tampak jejas di wajah, leher dan bahu
untuk lebih amannya kita menggunakan manajemen airway jaw trust karena di khawatirkan
terdapat trauma pada servikalnya

14. Kasus (Vignete)


Seorang perempuan berusia 40 tahun dibawa ke IGD oleh warga karena mengalami
kecelakaan mobil, berdasarkan pemeriksaan fisik yang dilakuakan oleh perawat terlihat jejas
luka pada dada kiri pasien, nyeri dan krepitasi tulang punggung. Tekanan darah 90/60 mmHg,
SPO2 100%, frekuensi nadi 90x permenit, frekuensi nafas 28x permenit, distensi vena
jugularis, disertai deviasi pada trakea, akral teraba hangat.

Pertanyaan Soal
Apa masalah yang dialami pasien tersebut?

Pilihan Jawaban
A. Syok cardiogenik
B. Syok hipovolemik
C. Syok vasogenik
D. Syok septik
E. Syok neurogenic

Pembahasan :

Terdapat hasil pengkajian di kasus adalah krepitasi tulang punggung, sedangkan syok
neurogenic adalah kondisi dimana sirkulasi darah menjadi tidak normal akibat cidera saraf
tulang belakang

15. Kasus (Vignete)


Seoran pasien berusia 56 tahun dirawat di ruang Intensive Care Unit, dari hasil pemeriksaan
Analisa Gas Darah (AGD) pasien trauma dada dengan terpasang WSD, menunjukan pH: 7,11,
pCO2 55, HCO3: 21, dan pO2: 62

Pertanyaan Soal
Apakah Interprestasi hasil AGD tersebut?

Pilihan Jawaban
A. Asidosis respiratorik
B. Asidosis metabolik
C. Alkalosis respiratorik
D. Alkalosis metabolic
E. Alakalosis metabolic terkompensasi

Pembahasan :

Langkah pertama adalah lihat pH terlebih dahulu. pH normal dari darah antara lain 7,35 –
7,45. Jika pH darah dibawah 7, 35 maka diartikan asidosis, apabila pH diatas 7,45 maka bisa
diartikan alkalosis.

Langkah kedua adalah lihat kadar pCO2. Kadar pCO2 normal adalah 35-45 mmHg. Apabila
nilai kadar tersebut dibawah 35 adalah alkalosis dan diatas 45 adalah asidosis

Langkah ketiga adalah lihat kadar HCO3. Kadar normal dari HCO3 adalah 22-26 mEq/L.
Nilai dibawah 22 adalah asidosis dan diatas 26 adalah alkalosis

Langkah keempat bandingkan kadar pCO2 atau HCO3 dengan pH untuk menentukan jenis
kelainan asam basanya. Contoh: jika pH asidosis dan CO2 asidosis, maka kelainannya
disebabkan oleh system pernafasan, sehingga disebut asidosis respiratorik. Contoh lainnya
jika pH alkalosis dan HCO3 alkalosis, maka kelainan asam basanya disebabkan oleh system
metabolic sehingga disebut metabolic alkalosis

Langkah kelima adalah melihat apakah kadar pCO2 atau HCO3 berlawanan arah dengan pH.
Apabila ada yang berlawanan, maka terdapat kompensasi dari salah satu system pernafasan
atau metabolic. Contohnya jika pH asidosis, CO2 asidosis dan HCO3 alkalosis, CO2 cocok
dengan pH sehingga kelainan primernya asidosis respiratorik. Sedangkan HCO3 berlawanan
dengan pH menunjukkan adanya kompensasi dari system metabolic.

Langkah terakhir adalah melihat kadar PaO2 dan Saturasi O2. Jika dibawah normal maka
menunjukkan terjadinya hipoksemia
16. Kasus (Vignete)
Seorang wanita, usia 43 tahun di bawa ke IGD karena nyeri dada selama 10 menit setelah
melakukan olah raga voly. Setelah dilakukan pemeriksan 96 kali permenit, suhu 36 .C,
pernafasan 30 x/menit

Pertanyaan Soal
Apakah tindakan yang tepat untuk pasien tersebut?

Pilihan Jawaban
A. Memasang EKG
B. Memberikan oksigen
C. Kolaborasi pemberian analgetik
D. Menganjurkan untuk nafas dalam
E. Menganjurkan untuk tirah baring

Pembahasan :

Pemasangan EKG lebih tepat dilakukan terhadap pasien tersebut karena melihat kasusnya yag
terdapat nyeri dada yang dirasakan setelah melakukan aktivitas berat atau olahraga yang
terlalu berat.

17. Kasus (Vignete)


Seorang remaja berusia 20 tahun dibawa ke IGD karena mengalami kecelakaan lalu lintas.
Pada saat datang kondisi pasien dengan penurunan kesadaran,terdengar suara ngorok, keluar
darah dari hidung dan telinga.

Pertanyaan Soal
Apakah tindakan utama yang harus dilakukan pada pasien tersebut?

Pilihan Jawaban
A. Periksa tanda-tanda vital
B. Pasang infus
C. Pasang oksigen
D. Bebaskan jalan nafas
E. Lakukan perawatan luka

Pembahasan :

Tindakan utama yang harus kita lakukan adalah manajemen airway dengan cara
membebaskan jalan nafas karena kita lihat suara pasien ngorok dikhawatirkan terdapat
penumpukan secret, dan terdapat darah dari hidung dan telinga.

18. Kasus (vignete)


Ny. T berusia 40 tahun di rawat di intensive care unit dengan kondisi penurunan kesadaran.
Pasien tersebut dilakukan pemeriksaan GCS, pasien dapat membuka mata dengan cubitan
dkelopak mata, dan mampu menepis cubitan tersebut dengan tangan kirinya dan saat diajak
bicara pasien hanya menggumam saja.
Pertanyaan soal
Berapakah skor GCS pada pasien tersebut?

Pilihan jawaban
A. E2V3M5
B. E2V2M5
C. E2V4M5
D. E3V2M5
E. E3V4M5

Pembahasan :

Pemeriksaan respons mata


Nilai yang diberikan untuk melihat respons mata, adalah sebagai berikut.
Nilai 4: membuka mata secara spontan
Nilai 3: membuka mata setelah menerima rangsang suara seperti teriakan atau panggilan.
Nilai 2: hanya bisa membuka mata setelah mendapat rangsang nyeri seperti cubitan.
Nilai 1: sama sekali tidak dapat membuka mata meski telah menerima berbagai rangsang

Pemeriksaan respons suara


Nilai yang diberikan untuk melihat respons suara, adalah sebagai berikut.
Nilai 5: berbicara dengan baik dan terarah.
Nilai 4: bingung dengan arah pembicaraannya, tapi masih bisa menjawab pertanyaan.
Nilai 3: tidak bisa memberikan jawaban yang sesuai, hanya bisa mengeluarkan kata
Nilai 2: tidak dapat mengeluarkan kata-kata secara jelas, hanya terdengar seperti rintihan.
Nilai 1: pasien benar-benar diam dan tidak bisa bersuara.

Pengkuran respons gerakan


Nilai yang diberikan untuk melihat respons gerakan, adalah sebagai berikut.
Nilai 6: melakukan gerakan sesuai arahan.
Nilai 5: bergerak secara terkontrol apabila memperoleh rangsang nyeri.
Nilai 4: bergerak secara refleks menjauhi sumber rangsang nyeri.
Nilai 3: menekuk dengan kaku, bergerak sedikit saat memperoleh rangsang nyeri.
Nilai 2: respons yang diberikan terhadap rangsang nyeri hampir tidak ada. Respon
ekstensi abnormal
Nilai 1: sama sekali tidak ada respons terhadap rangsang nyeri.

19. Kasus (Vignete)


Seorang perawat IGD yang sedang menangani pasien dengan keluhan sesak nafas. Kesadaran
pasien composmentis, tekanan darah 110/70 mmHg, frekuensi nafas 30x permenit tampak
pernafasan dalam. Saturasi oksigen saat ini adalah 90%.

Pertanyaaan Soal
Apakah metode pemberian oksigen yang paling benar dari kasus diatas?

Pilihan Jawaban
A. Nasal kanul 2 liter / menit
B. Masker rebreathing 10 liter / menit
C. Masker rebreathing 5 liter / menit
D. Masker non reabreathing 10 liter / menit
E. Nasal kanul 4 liter / menit
Pembahasan:

Nonreabreathing oxygen face mask (NRM) atau sungkup oksigen nonreabreathing adalah alat
untuk mengalirkan oksigen kecepatan rendah pada pasien yang bias bernafas spontan. NRM
memiliki komponen reservoir oksigen murni dan katup pernafasan satu arah yang
memungkinkan pengiriman oksigen konsentrasi tinggi kepada pasien (FiO2 sekitar 90%)
Indikasi penggunaan NMR antara lain untuk pasien yang mengalami kondisi medis akut yang
masih sadar penuh, bernapas spontan, memiliki volume tidal yang cukup, serta memerlukan
terapi oksigen konsentrasi tinggi.

20. Kasus (Vignete)


Seorang perempuan berusia 40 tahun dating ke IGD. Pada saat dilakukan pengkajian
didapatkan hasil frekuensi nafas 34x/ menit, pernafasan tidak teratur, terlihat penggunaan otot
tambahan pernafasan.

Pertanyaaan Soal
Apakah diagnosa keperawatan yang tepat untuk kasus diatas?

Pilihan Jawaban
A. Pola nafas tidak efektif
B. Penurunan curah jantung
C. Gangguan pertukaran gas
D. Gangguan perfusi jaringan perifer
E. Bersihan jalan nafas tidak efektif

Pembahasan :

Kasus ini berhubungan dengan penentuan diagnose keperawatan, dimana jawaban yang tepat
adalah pola nafas tidak efektif karena terdapat hasil pengkajian pola nafas yang tidak teratur
dan terdapat otot bantu pernafasan

Anda mungkin juga menyukai