Anda di halaman 1dari 19

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

OTORITAS JASA KEUANGAN

Dosen Pengampu :
Ari Wibowo Kurniawan, S.Pd, M.Pd

Disusun Oleh :
NAMA: DIFFA AFRIYANTI
NIM: 220431604166

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS NEGERI MALANG 2023
INFORMASI UMUM
Nama Penyusun Diffa afriyanti
Satuan Pendidikan SMA Negeri 1 Turen
Tahun Pelajaran 2023/2024
Mata Pelajaran Ekonomi
Jenjang Sekolah/Fase SMA/E
Kelas X
Alokasi Waktu 2 x 45 menit

CAPAIAN PEMBELAJARAN
• Pada akhir fase ini, peserta didik mampu memahami konsep bank dan industri
keuangan non-bank dan memahami berbagai produk yang dihasilkan guna
mendukung tercapainya keterampilan literasi keuangan.
• Pada akhir fase ini, peserta didik membuat pola hubungan antara Otoritas Jasa
Keuangan serta menyimpulkan tentang Lembaga jasa keuangan dalam
perekonomian Indonesia.

INFORMASI KHUSUS
Dimensi Profil Pelajar • Beriman,bertakwa kepada Tuhan YME, dan
Pancasila berakhlak mulia, membiasakan berdoa setiap akan
mulai dan mengakhiri kegiatan dan mengucapkan
salam kepada guru.
• Gotong royong, masing-masing kelompok
bekerjasama dan saling mendukung memberikan
masukan dalam merumuskan masalah dan solusinya
• Berpikir kritis, masing-masing peserta didik dapat
menuangkan opininya berdasarkan fakta
Sarana Dan Prasarana • Alat tulis
• White board
• Laptop
• Hp
• Proyektor
Target Peserta Didik Reguler
Jumlah Peserta Didik 36 siswa
Media Pembelajaran • Video materi OJK
• PPT
Model Pembelajaran Problem based learning
Metode Pembelajaran Presentasi,diskusi tanya jawab, penugasan
Pendekatan Kontekstual
Sumber Belajar 1. Ekonomi untuk kelas X SMA/MA. Solo: PT. Tiga
Serangkai Pustaka Mandiri. S, Alam.2014.
2. Ekonomi untuk kelas X SMA/MA kurikulum
2013. Jakarta:ESIS. Sudremi, Nurhadi. 2014
3. Tri Hendro, C. T. (2014). Bank & institusi keuangan
non bank di indonesia. Yogyakarta: UPP STIM
YKPN.
4. Video Pembelajaran Materi – OJK
5. Internet
Source : https://www.ojk.go.id
Asesmen Asesmen formatif
• Penilaian kelompok
• Penilaian individu
• Penilaian Profil Pelajar Pancasila

KOMPONEN INTI
Tujuan Pembelajaran Peserta didik mampu menerangkan visidan misi OJK dengan
tepat, menguraikan industri keuangan yang diawasi oleh
OJK, dan menyimpulkan tujuan pembentukan OJK serta
mengembangkan nilai-nilai Profil Pelajar Pancasila
Indikator Ketercapaian • Melalui penguatan materi peserta didik mampu
Tujuan Pembelajaran menerangan visi dan misi OJK dengan tepat
• Dengan memperhatikan video, peserta didik mampu
menguraikan lembaga keuangan yang diawasi otoritas
jasa keuangan dengan benar
• Dengan metode pembelajaran problem based
learning, peserta didik dapat menyimpulkan tujuan
pembentukan OJK

PEMAHAMAN BERMAKNA
Setelah mempelajari materi tentang ojk dan lembaga keuangan yang di awasi oleh OJK
diharapkan peserta didikmampu menguraikannya.
PERTANYAAN PEMATIK
1. Dimana biasanya anda menyimpang uang? Di celengan atau bank? Nah bank yang
anda gunakan diawasi oleh siapa?
2. Lembaga apa lagi selain bank yang diawasi oleh OJK
KEGIATAN PEMBELAJARAN
Pendahuluan Orientasi
• Guru bersama siswa saling memberi dan menjawab
salam
• Kelas dilanjutkan dengan berdo’a. Doa dipimpin oleh
guru dengan kepercayaan dan agama masingmasing,
serta menyampaikan kabarnya masing-masing
• Siswa dicek kehadiran dengan melakukan presensi oleh
guru
• Guru memastikan bahwa semua peserta didik dalam
keadaan sehat, bila ada peserta didik yang kurang sehat
(sakit), maka guru meminta peserta didik tersebut untuk
berisitirahat di kelas.
Apersepsi
• Guru mengecek penguasaan kompetensi yang sudah
dipelajari sebelumnya, dengan cara tanya jawab.
• Guru menyampaikan garis besar tentang materi yang
akan dipelajari.
• Pesertadidik menjawab pertanyaan pemantik yang
disampaikan guru
- Dimana biasanya anda menyimpang uang? Di
celengan atau bank? Nah bank yang anda gunakan
diawasi oleh siapa?
- Lembaga apa lagi selain bank yang diawasi oleh
OJK?
Motivasi
• Memberikan gambaran bahwa OJK mempunyai peran
yang sangat penting dalam mengawasi Lembaga
Keuangan bank dan non bank
• Kemungkinan adanya peserta didik yang tertarik untuk
bekerja / menjadi bagian dari lembaga OJK
Inti Tahap 1
• Siswa mengamati penjelasan guru pada media power
point tentang materi OJK dan studi kasus
• Link:
Tahap 2
• Membentuk kelompok, masing-masing kelompok
terdiri dari 5 peserta didik
• Memberikan waktu kepada peserta didik untuk
mengatur tempat duduk / posisi
Tahap 3
• Membimbing peserta didik untuk berdiskusi kelompok
• Mendorong peserta didik untuk mengeksplorasi
informasi melalui internet
• Mendorong peserta didik untuk berfikri kritis dengan
saling memberikan pendapat antar anggota kelompok
baik dalam perumusan masalah maupun pemilihan
solusi
• Guru mendorong agar hasil diskusi kelompok tersebut
dijadikan resume singkat yang aka di presentasikan
secara singkat
Tahap 4
• Guru membimbing kegiatan presentasi masing –
masing kelompok disertai tanya jawab dari kelompok
lain
• Guru melakukan pengamatan selama presentasi dan
diskusi tanya jawab
Tahap 5
• Guru memberikan penegasan hasil diskusi dan
memberikan feedback

Penutup • Guru bersama peserta didik membuat kesimpulan


• Melakukan refleksi
“Apakah kalian senang dengan pembelajaran hari ini?”
“Hal baru apa yang kalian dapatkan pada pembelajaran
hari ini?”
• Guru menyampaikan kegiatan pembelajaran yang akan
dilaksanakan pada pertemuan selanjutnya
• Guru memberikan motivasi kepada peserta didik
• Guru memimpin doa, sebelum menutup pertemuan

Memeriksa Dan Menyetujui Malang, 02 November 2023


Kepala Sekolah Guru Mata Pelajaran

…………………… Diffa Afriyanti


LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK

Petunjuk Belajar :
1. Baca secara cermat LKPD ini sebelum anda mengerjakan tugas
2. Lakukan pengamatan dan pencatatan sesuai prosedur
3. Diskusikan tugas / permasalahan secara bersama dalam kelompok
4. Apabila anda / kelompok anda menemui kendala / permasalahan dalam
menyelesaikan tugas, konsultasi kepada guru.

Peristiwa kontekstual:
Pada saat ini banyak sekali kasus investasi bodong, di Kabupaten Ogan Komering Ulu
Timur salah satunya adalah kasus PT Indotronik yang menghimpun dana dari masyarakat
dengan mengadakan investasi yang menjanjikan bunga yang tinggi dibandingkan dengan
Bank ataupun Koperasi pada umumnya yaitu sebesar 10 %. Pada awalnya mampu
memberikan bunga tersebut dalam beberapa bulan tapi kemudian turun sebesar 5 % sampai
tidak terbayar Bunga, bahkan simpanannya tak dikembalikan dibawa kabur oleh pemiliknya.
Berdasarkan analisis yang anda lakukan, maka tuliskan kesimpulan hasil diskusi kelompok
anda tentang keadaan tersebut dengan cara menjawab pertanyaan berikut ini dengan tepat lalu
presentasikan hasil diskusi kelompok !
1. Mengapa kejadian-kejadian sejenis sering terjadi pada masyarakat Indonesia ?

2. Berdasarkan tujuan dibentuknya OJK. Menurut pendapat anda bagaimana langkah


yang dilakukan OJK menyelesaikan masalah tersebut ?
3. Menurut pendapat anda bagaimana seharusnya pengaturan dan pengawasan terhadap
lembaga jasa keuangan seperti koperasi agar tidak terjadi penyimpangan seperti
investasi bodong ?

4. Berdasarkan kejadian tersebut bagaimana seharusnya investor PT. Indotronik sebagai


pengguna jasa keuangan bertindak dalam menghadapi masalah ini. berikan alasan
yang tepat?

5. Bagaimana menurut pendapat anda cara atau tips untuk memilih lembaga jasa
keungan yang menawarkan jasa investasi.
ASESMEN

LEMBAR PENILAIAN KELOMPOK


Kelompok :

Nama/ Kelas :

No Sikap/Aspek yang dinilai Nilai Kualitatif Nilai Kuantitatif

1. Pembagian tugas
2. Kemampuan komunikasi
3. Kemampuan menyampaikan ide/masukan
4. Kemampuan merangkum hasil diskusi
5. Ketepatan waktu

Kriteria penilaian
Kriteria Indikator Nilai Kualitatif Nilai Kuantitatif
81-100 Memuaskan 4
71-80 Baik 3
51-70 Cukup 2
0-50 Kurang 1

PENILAIAN KEMAMPUAN PRESENTASI PESERTA DIDIK

Kemampuan Presentasi
Menggunakan
Tatanan
No Nama Intonasi dan Penguasaan
Bahasa
Kelancaran materi
Indonesia yang
Benar
Beri point (1,2,3,4) pada kolom yang sesuai dengan perilaku peserta didik selama proses
pembelajaran.

Rubik Penilaian
Kemampuan 4 3 2 1
Presentasi
Menggunakan Peserta didik Peserta didik baik Peserta didik Peserta didik
tatanan sangat baik menggunakan cukup baik kurang baik
Bahasa menggunakan tatanan bahasa menggunakan menggunakan
Indonesia tatanan bahasa dengan baik dan tatanan bahasa tatanan bahasa
dengan baik dengan baik dan benar, dengan baik dan dengan baik dan
dan benar benar, benar, benar,

Intonasi dan Peserta didik Peserta didik baik Peserta didik Peserta didik
Kelancaran sangat baik dalam intonasi cukup baik dalam kurang baik
dalam intonasi dan kelancaran intonasi dan dalam intonasi
dan kelancaran presentasi kelancaran dan kelancaran
presentasi presentasi presentasi
Penguasaan Peserta didik Peserta didik Peserta didik Peserta didik
materi sangat baik baik dalam cukup baik dalam kurang dalam
dalam penguasaan penguasaan materi penguasaan
penguasaan materi materi
materi
LEMBAR PENILAIAN INDIVIDU
Kelompok :

Nama/ Kelas :

No. SOAL Nilai Jawaban


1. Manakah yang bukan Visi OJK? 20 mampu mewujudkan industri jasa
keuangan menjadi pilar perekonomian
nasional yang berdaya saing global

2. Yang merupakan misi OJK adalah... 20 mencerdaskan kehidupan bangsa


3. Perhatikan wacana berikut! 20 Mewujudkan sistem keuangan negara
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang tumbuh secara saling bersaing
telahmemberikan izin usaha satu dengan yang lain
perusahaan
pergadaian terhadap 16 entitas sejak
awal tahun hingga 12 September
2020. Adapunsejumlah perusahaan
pergadaian tersebut yakni PT Sentral
Gadai Persada, PT GadaiMas DKI,
PT Ijab Gadai Indonesia, PT
Indonesia Gadai Oke, PT Gadai Ogan
Baru.
Wacana di atas menunjukkan
OJKmenjalankan misi:
4. Perhatikan wacana berikut! 20 Mengatur lembaga keuangan
Otoritas Jasa Keuangan
(OJK) menyatakan
pengaduan konsumen
meningkat signifikan saat pandemi
Covid-
19. Tercatat layanan pengaduan
melalui Whatsapp sebanyak 11 ribu
hingga akhir Mei 2020. Komisioner
OJK Bidang Edukasi dan
Perlindungan Konsumen TirtaSegara
mengatakan pengaduan paling banyak
terkait restrukturisasi kredit yang
diajukan lembaga keuangan baik bank
maupun nonbank.
Wacana di atas menunjukkan OJK
menjalankan misi:
5. Tugas Bank Indonesia yang kini 20 penyedia dana terakhir (lender of the
dilakukan last resort)
oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK)
adalah:
Nilai 100

Kriteria Penilaian
Jumlah soal x nilai tiap soal = 5x 20 = 100

PENILAIAN SIKAP PROFIL PELAJAR PANCASILA


Beri point (1,2,3,4) pada kolom yang sesuai dengan perilaku siswa selama proses
pembelajaran berlangsung

Profil Pelajar Pancasila


Berpikir
Gotong Beriman dan
Kristis (saat
No Nama Siswa Royong Bertakwa Kepada
merangkum
(saat Tuhan YME
informasi dan
berdiskusi) (berdoa)
presentasi)

Rubik Penilaian
Nilai/Profil 1 2 3 4
sikap
Gotong Siswa kurang Siswa cukup aktif Siswa sangat Siswa sangat
Royong aktif melaksanakandisk aktif aktf melaksanakan
melaksanakan usi di melaksanakan diskusi kelas,
diskusi kelas , kelas,menyumban diskusi kelas, menyumbangkan
serta tidak gkan ide dan menyumbangkan ide dan
menyumbang pemikirannya ide dan pemikirannya
kan ide dan serta bertribusi pemikirannya 1- lebih dari 2 kali
pemikirannya dengan 2 kali
dalam memberikan
kelompok dalam kelompok
tanpa memberikan
usul/saran
Berpikir kritis Siswa kurang Siswa cukup aktif Siswa aktif Siswa sangat
aktif dalam dalam dalam aktif dalam
menyampaika menyampaikan menyampaikan meyampaikan
n pendapat pendapat dan pendapat dan pendapat dan
dan kegiatan diskusi tanya diskusi tanya diskusi tanya
diskusi tanya jawab di kelas jawab di kelas jawab dikelas
jawab di kelas
Bertakwa Siswa tidak Siswa cukup aktif Siswa aktif Siswa aktif
kepada Tuhan melaksanakan melaksanakan doa melaksanakan melaksanakan
YME doa dikelas dikelas doa dikelas doa dikelas dan
menjadi
pemimpin doa

PENGAYAAN/REMIDIAL (TINDAK LANJUT ASESMEN)


1. Pengayaan
Pengayaan diberikan oleh guru terhadap proses pembelajaran yang dilakukan pada setiap
aktivitas pembelajaran. Pengayaan dilakukan apabila setelah diadakanpenilaian pada
kompetensi yang telah diajarkan pada peserta didik pada setiap aktivitas pembelajaran, nilaI
yang dicapai melampaui kompetensi yang telah ditetapkan oleh guru. Pengayaan dilakukan
dengan cara menaikkan tingkat kesulitan permainan dengan cara mengubah jumlah pemain,
memperketat peraturan, menambah alat yang digunakan, serta menambah tingkat kesulitan
tugas keterampilan yang diberikan.
2. Remidial
Remidial dilakukan oleh guru terintegrasi dalam pembelajaran yaitu dengan memberikan
intervensi yang sesuai dengan level kompetensi peserta didik dari mana guru mengetahui
level kompetensi peserta didik. Level kompetensi diketahui dari refleksi yang dilakukan
setiap kali pembelajaran. Remedial dilakukan dengan cara menetapkan atau menurunkan
tingkat kesulitan dalam materi pembelajaran
REFLEKSI GURU DAN PESERTA DIDIK

Lembar Refleksi Guru

Aspek Refleksi Guru


Penguasaan Materi Apakah sudah memahami cukup baik materi
dan aktifitas pembelajaran ini?
Penyampaian Materi Apakah materi ini sudah tersampaikan
dengan cukup baik kepada peserta didik?
Umpan Balik Apakah 100% peserta didik telah mencapai
penguasaan tujuan pembelajaran yang ingin
dicapai?

Lembar Refleksi Peserta Didik

Aspek Refleksi peserta didik


Perasaan dalam belajar Apa yang menyenangkan dalam kegiatan
pembelajaran hari ini?
Makna Saya dapat menguasai materi pelajaran hari
ini:
a. Baik
b. Cukup c.
Kurang
Keaktifan Apakah saya terlibat aktif dalam
pembelajaran hari ini?
Gotong royong Apakah saya bekerja sama dengan teman
satu kelompok?
BAHAN AJAR

A. Pengertian Otoritas Jasa Keuangan


Otoritas Jasa Keuangan (OJK) adalah lembaga negara yang dibentuk berdasarkan UU
No.21 tahun 2011 yang berfungsi menyelenggarakan sistem pengaturan dan pengawasan yang
terintegrasi terhadap keseluruhan kegiatan didalam sektor jasa keuangan. Dengan kata lain,
OJK berperan sebagai badan independen yang berwenang untuk mengatur, mengawasi,
memeriksa, dan melakukan investigasi terhadap sektor jasa-jasa keuangan di Indonesia. Pasal
4 UU Nomor 21 Tahun 2011 tentang OJK menyebutkan bahwa OJK dibentuk dengan tujuan
agar keseluruhan kegiatan di dalam sektor jasa keuangan terselenggara secara teratur, adil,
transparan, akuntabel dan mampu mewujudkan sistem keuangan yang tumbuh secara
berkelanjutan dan stabil, serta mampu melindungi kepentingan konsumen maupun
masyarakat.
OJK didirikan untuk menggantikan peran Bapepam-LK (Badan Pengawas Pasar
Modal dan Lembaga Keuangan), sehingga OJK menjadi otoritas yang memiliki kekuasaan
penuh mula dari pengawasan, pengaturan hingga penyelidikan terhadap korupsi baru yang
menerpa sebuah lembaga keuangan. Untuk menjalankan kegiatannya, OJK akan didanai oleh
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) atau Iuran (Retribusi) yang berasal dari
pihak-pihak yang menjalankan bisnisnya di sektor jasa-jasa keuangan. Visi dari pembentukan
OJK adalah menjadi lembaga pengawas industri jasa keuangan yang terpercaya, melindungi
kepentingan konsumen dan masyarakat dan mampu mewujudkan industri jasa keuangan
menjadi pilar perekonomian nasional yang berdaya saing global serta dapat memajukan
kesejahteraan umum.
B. Tugas, Fungsi dan Wewenang Otoritas Jasa Keuangan (OJK)
a. Tugas Otoritas Jasa Keuangan (OJK)
Menurut UU No.21 Tahun 2011 pasal 6 tugas utama dari OJK adalah melakukan
pengawasan dan pengaturan terhadap :
a. Kegiatan jasa keuangan di sektor perbankan
b. Kegiatan jasa keuangan di pasar modal
c. Kegiatan jasa keuangan pada sektor perasuransian, dana pensiun, lembaga
pembiayaan, dan lembaga jasa keuangan lainnya.
b. Fungsi Otoritas Jasa Keuangan (OJK)
Menurut pasal 5 Undang-Undang Nomor 21 tahun 2011 tentang Otoritas Jasa
Keuangan yaitu :
a. Memastikan bahwa seluruh kegiatan dalam sektoir jasa-jasa keuangan telah
diselenggarakan melalui tata cara yang terorganisasi dengan baik (organized), adil
(fair), transparan (transparent), dan akuntabel (accountable).
b. Mempromosikan sebuah sistem keuangan yang tumbuh dalam suatu mekanisme yang
berkelanjutan dan stabil.
c. Melindungi kepentingan konsumen di pasar keuangan.
c. Wewenang Otoritas Jasa Keuangan (OJK)
Pasal 7, khusus terkait pengaturan dan pengawasan sektor perbankan yang meliputi:
1. Pengaturan dan pengawasan mengenai kelembagaan bank yang meliputi:
a. Perizinan untuk pendirian bank, pembukaan kantor bank, anggaran dasar, rencana
kerja, kepemilikan, kepengurusan dan sumber daya manusia, merger, konsolidasi
dan akuisisi bank, serta pencabutan izin usaha bank; dan
b. Kegiatan usaha bank, antara lain sumber dana, penyediaan dana, produk hibridasi,
dan aktivitas di bidang jasa.
2. Pengaturan dan pengawasan mengenai kesehatan bank yang meliputi:
a. Likuiditas, rentabilitas, solvabilitas, kualitas aset, rasio kecukupan modal
minimum, batas maksimum pemberian kredit, rasio pinjaman terhadap simpanan
dan pencadangan bank;
b. Laporan bank yang terkait dengan kesehatan dan kinerja bank;
c. Sistem informasi debitur;
d. Pengujian kredit (credit testing); dan
e. Standar akuntansi bank.
3. Pengaturan dan pengawasan mengenai aspek kehati-hatian bank, meliputi:
a. Manajemen risiko;
b. Tata kelola bank;
c. Prinsip mengenal nasabah dan anti-pencucian uang; dan
d. Pencegahan pembiayaan terorisme dan kejahatan perbankan.
4. Pemeriksaan bank.
Pasal 8, terkait pengaturan lembaga jasa keuangan (bank dan non-bank) yang meliputi:
1. Menetapkan peraturan pelaksanaan undang-undang OJK;
2. Menetapkan peraturan perundang-undangan di sektor jasa keuangan;
3. Menetapkan peraturan dan keputusan OJK;
4. Menetapkan peraturan mengenai pengawasan di sektor jasa keuangan;
5. Menetapkan kebijakan mengenai pelaksanaan tugas OJK;
6. Menetapkan peraturan mengenai tata cara penetapan perintah tertulis terhadap
Lembaga
Jasa Keuangan dan pihak tertentu;
7. Menetapkan peraturan mengenai tata cara penetapan pengelola statuter pada lembaga
jasa keuangan;
8. Menetapkan struktur organisasi dan infrastruktur, serta mengelola, memelihara, dan
menata usahakan kekayaan dan kewajiban; dan
9. Menetapkan peraturan mengenai tata cara pengenaan sanksi sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan di sektor jasa keuangan.

Pasal 9, terkait pengawasan lembaga jasa keuangan (bank dan non-bank) meliputi:
1. Menetapkan kebijakan operasional pengawasan terhadap kegiatan jasa keuangan;
2. Mengawasi pelaksanaan tugas pengawasan yang dilaksanakan oleh Kepala Eksekutif;
3. Melakukan pengawasan, pemeriksaan, penyidikan, perlindungan konsumen dan
tindakan lain terhadap lembaga jasa keuangan, pelaku, dan/ atau penunjang kegiatan
jasa keuangan sebagaimana dimaksud dalam peraturan perundang-undangan di sektor
jasa keuangan;
4. Memberikan perintah tertulis kepada lembaga jasa keuangan dan/ atau pihak tertentu;
5. Melakukan penunjukan pengelola statuter;
6. Menetapkan penggunaan pengelola statuter;
7. Menetapkan sanksi administratif terhadap pihak yang melakukan pelanggaran
terhadap peraturan perundang-undangan di sektor jasa keuangan;
8. Memberikan dan/atau mencabut: izin usaha, izin orang perseorangan, efektifnya
pernyataan pendaftaran, surat tanda terdaftar, persetujuan melakukan kegiatan
usaha, pengesahan, persetujuan atau penetapan pembubaran dan penetapan lain.

C. Kebijakan Otoritas Jasa Keuangan (OJK)


a. Peraturan Perbankan: OJK mengatur dan mengawasi bank-bank di Indonesia,
termasuk persyaratan modal, tata kelola perusahaan, dan ketentuan lainnya.
b. Pasar Modal: Ini mencakup regulasi tentang perusahaan publik, bursa saham,
perdagangan sekuritas, dan berbagai instrumen keuangan yang diperdagangkan di
pasar modal.
c. Asuransi: OJK mengatur dan mengawasi perusahaan asuransi dan produk-produk
asuransi yang ditawarkan kepada masyarakat.
d. Lembaga Keuangan Non-Bank: OJK juga memiliki peraturan terkait dengan lembaga
keuangan non-bank seperti perusahaan pembiayaan, perusahaan modal ventura, dan
fintech.
e. Perlindungan Konsumen: Kebijakan OJK sering kali berfokus pada perlindungan
konsumen dalam sektor jasa keuangan, termasuk transparansi informasi dan tata cara
penyelesaian sengketa.
f. Inovasi Keuangan: OJK mendukung inovasi di sektor keuangan, termasuk regulasi
tentang fintech dan teknologi keuangan terkait.
D. Asas-asas OJK dalam Menjalankan Kegiatan
Untuk melaksanakan kegiatannya OJK sendiri juga mempunyai asas-asas tertentu yang
harus dijadikan pedoman yaitu :
• Asas Independensi, tentang sifat independensi OJK dalam melaksanakan kegiatannya
• Asas Kepastian Hukum, bahwa OJK mengutamakan landasan dari UU yang berlaku
untuk melakukan kegiatannya
• Asas Kepentingan Umum, bahwa semua kegiatan OJK didasarkan untuk melindungi
dan memajukan kepentingan umum
• Asas Profesionalitas
• Asas Integritas, OJK selalu berpegang teguh pada nilai moral dalam setiap tindakan
dan keputusan yang diambilnya
• Asas Keterbukaan
• Asas Akuntabilitas, bahwa semua kegiatan dari OJK sendiri dapat
dipertanggungjawabkan kepada publik

E. Tantangan dan Kelemahan dari OJK


Dengan digabungkannya kegiatan dan pengawasan sektor keuangan menjadi OJK tentu
ada tantangan dan kelemahan yang menyertainya, salah satu bentuk tantangan terbesar
efektivitas dan kredibilitas OJK. Seperti yang sudah kita ketahui selama ini sector jasa
keuangan di Indonesia masih bisa tergolong lemah terhadap krisis keuangan global.

Salah satu penyebabnya adalah masih terkonsentrasi pada perbankan. Bank menghadapi
masalah struktural lemahnya permodalan, rendahnya variasi pendanaan, dan risiko UMKM
sehingga mengakibatkan masih tingginya biaya dana dan suku bunga perbankan. Diharapkan
kelemahan ini dapat diatasi dengan sektor jasa keuangan akan diatur dan diawasi Otoritas Jasa
Keuangan (OJK). Menurut Anggito Abimanyu Dosen Fakultas Ekonomika dan Bisnis UGM,
Yogyakarta berikut ini adalah beberapa tantangan dari OJK:

a. Tantangan Pendalaman
b. Kerentanan Terhadap Krisis Global
c. Kepercayaan Terhadap OJK menurun

Sedangkan mengenai masalah kelemahan OJK sendiri, menurut Calon Komisioner


Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Mulia P Nasution kelemahan dari OJK antara lain soal
pengaturan dan pengawasan dalam satu organisasi secara terpadu namun beliau juga
mengatakan bahwa dengan organisasi yang mengatur dan mengawasi yang baru ini, mestinya
bisa bekerja dengan baik dibandingkan dengan organisasi yang sekarang.
STUDI KASUS

Kasus Investasi Bodong Crazy Rich Doni Salmanan


Doni Salmanan asal Bandung didakwa atas kasus penipuan investasi binary option
dengan platform Quotex. Ia dinilai bersalah telah menyebarkan informasi bohong kepada
member Quotex. Adapun total kerugian member Quotex mencapai 24 Miliar. Atas
tindakannya tersebut Doni Salmanan dijatuhi hukuman pidana 8 tahun penjara, yang dimana
hukuman tersebut lebih berat dari sebelumnya yaitu 4 tahun penjara dan denda Rp 1 Miliar.
Doni Salmanan dikenakan dakawaan pertama yakni Pasal 45A ayat (1) juncto Pasal 28 ayat 1
UU RI Nomor 11 Tahun 2008 tentang ITE sebagaimana diubah dan ditambah dalam UU RI
Nomor
19 Tahun 2016 tentang perubahan UU RI Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan
Transaksi Elektronik.
Sebelumnya, pihak Satgas Waspada Investigasi (SWI) dari Otoritas Jasa Keuangan
(OJK) mengaku sempat memanggil Doni Salmanan. OJK menegur keras Doni Salmanan saat
masih aktif menjadi afiliator platform Quotex. Hal ini diungkapkan oleh Ketua Satgas
Waspada Investigasi OJK Tongam L Tobing bahwa Satgas OJK mendapatkan laporan dari
masyarakat terkait aktivitas Doni Salmanan. Pemanggilan tersebut sebagai upaya untuk
memberikan peringatan kepada Doni Salmanan karena aplikasi yang digunakan Doni
Salmanan saat itu tidak berizin atau ilegal. Tongam L Tobing juga menyatakan bahwa Doni
Salmanan sering melakukan pelatihan perdagangan dan pihak Satgas OJK meminta agar Doni
Salmanan menghentikan aktivitasnya tersebut. Pihak Satgas Waspada Investigasi OJK
mengatakan Quotex itu adalah platform binary option dengan kegiatan tebak- tebakan harga
aset, bisa forex, crypto, dan lain- lain. Satgas Waspada Investigasi OJK juga sudah sering
memblokir platform itu pada tahun 2021.
LINK PPT:
DAFTAR PUSTAKA
Tri Hendro, C. T. (2014). Bank & institusi keuangan non bank di indonesia. Yogyakarta:
UPP STIM YKPN.
Ekonomi untuk kelas X SMA/MA. Solo: PT. Tiga Serangkai Pustaka Mandiri. S, Alam.
2014.
Ekonomi untuk kelas X SMA/MA kurikulum 2013. Jakarta: ESIS. Sudremi,
Nurhadi. 2014
Hasani, Y. (den Kamis September 2022). Kasus Quotex, Satgas OJK Sempet Beri Teguran
Keras ke Doni Salmanan . Hämtat från Detik Jakbar:
https://www.detik.com/jabar/hukum-dan-kriminal/d-6293545/kasus-quotex-satgas-
ojk-sempat-beri-teguran-keras-ke-doni-salmanan
Indonesia, C. (den Kamis Desember 2022). Divonis 4 Tahun Bui Kasus Penipuan, Doni
Salmanan Dijerat TPPU. Hämtat från CNN Indonesia :
https://www.cnnindonesia.com/nasional/20221215135607-12-887817/divonis-4-
tahun-bui-kasus-penipuan-doni-salmanan-tak-dijerat-tppu

Anda mungkin juga menyukai