Anda di halaman 1dari 20

MODUL AJAR SEJARAH

SMA NU 05 BRANGSONG

Tahun Pelajaran: 2022-2023

Kelas10 / Semester Semester 1

Alokasi Waktu: 2 minggu x 6 jam pelajaran (@40 menit)

A. Kompetensi Awal

Sebelum mengikuti pembelajaran peserta didik diharapkan telah mengetahui tentang


Perkembangan Kehidupan Awal Nenek Moyang Indonesia.
B. Profil Pelajar Pancasila

Setelah mempelajari modul ini diharapkan peserta didik mempunyai sikap:

✓ Beriman bertakwa kepada Tuhan YME, dan berakhlak mulia.

Hal ini terlihat dari pemilihan materi yang merupakan refleksi terhadap sikap
mencintai ciptaan Tuhan dan berlaku baik pada alam sekitar.

✓ Mandiri

Peserta didik memiliki prakarsa akan pengembangan dirinya yang tercermin


dalam kemampuan untuk bertanggung jawab atas segala tindakan yang
berdampak di masa depan.

✓ Bernalar kritis

Peserta didik memberikan solusi dari beberapa masalah atau isu terkini yang
disajikan sehingga akan menumbuhkan kreatifitas serta kepekaan terhadap
kondisi di sekitarnya.

✓ Kreatif
Peserta didik memiliki gagasan dan karya yang kreatif dan adaptif terhadap
perubahan zaman.
C. Sarana Prasarana

✓ Laptop/ Handphone

✓ Kuota

✓ Jaringan internet

✓ Aplikasi Google Classroom

✓ Ruang kelas

D. Target

Peserta didik regular / tipikal / umum

E. Model Pembelajaran

Problem Based Learning, dengan metode ceramah dan diskusi.

F. Tujuan Pembelajaran
10.8. Menganalisis perkembangan Kehidupan Awal Nenek Moyang Indonesia.
Melalui kegiatan pembelajaran dengan menggunakan Model Pembelajaran Problem
Based Learning, peserta didik dapat:
✓ Menyampaikan pendapat para ahli tentang asal-usul nenek moyang bangsa
Indonesia.
✓ Menyajikan informasi mengenai kedatangan nenek moyang bangsa Indonesia.
✓ Menyajikan informasi mengenai kehidupan asal-usul nenek moyang bangsa
Indonesia (melanesoid, proto melayu, dan deutero melayu)

G. Pemahaman Bermakna
Setiap manusia memiliki hak untuk menyuarakan pendapatnya namun tetap
menghargai pendapat orang lain, sehingga dapat bersinergi untuk menemukan
solusi terbaik demi kehidupan yang lebih baik lagi.

H. Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan Pertama

Alokasi
Tahap Kegiatan Deskripsi
waktu
Pendahuluan 1. Guru dan peserta didik mengucapkan salam dan doa
sebagai bentuk syukur telah diberikan kesehatan dan
kesempatan untuk belajar.
2. Guru dan peserta didik mempersiapkan pembelajaran 15menit
sehingga siap belajar. Terkait dengan hal ini, guru dan
peserta didik dapat membuat kesepakatan untuk menjaga
lingkungan belajar yang kondusif. Sebaiknya kegiatan ini
dilakukan melalui diskusi kelas dengan membuat rencana
aksi bersama.
Contoh:
Selama pembelajaran saya berkomitmen untuk:
• Mengikuti proses belajar dengan baik dan mengikuti tata
tertib sesuai dengan aturan sekolah.
• Mengerjakan tugas dengan usaha terbaik dan jujur.
• Mengumpulkan tugas dengan tepat waktu.
• Mendengarkan penjelasan guru dan presentasi teman
dengan baik.
• Menghormati perbedaan pendapat.
• Menjaga kebersihan kelas.
• Mengangkat tangan apabila hendak bertanya dan ke toilet.
• Siap bekerja sama dan berkolaborasi dengan teman
apabila terdapat tugas kelompok.
• Hadir tepat waktu.
3. Pertanyaan Pemantik
- Pernahkan kalian membayangkan siapa nenek moyang
bangsa Indonesia?
- Bagaimana kedatangan nenek moyang bangsa Indonesia
hingga sampai ke Indonesia?
Kegiatan Inti
Orientasi Peserta Peserta didik diberi motivasi atau rangsangan untuk 50 menit
Didik Pada memusatkan perhatian dengan cara mengamati gambar terkait
Masalah nenek moyang bangsa Indonesia.
Melanesoid

Proto Melayu
Deutero Melayu

Peserta didik secara berkelompok mengamati gambar terkait


gambar di atas, serta mencatat hal-hal yang ingin diketahui.
Peserta didik mengamati video yang ditayangkan melalui
infokus/LCD Proyektor: https://youtu.be/PP9SgMVCi7k ,
https://youtu.be/aI82YmU5XHs
Peserta didik diminta mengumpulkan informasi/data yang telah
diperoleh dari berbagai sumber.
Peserta didik diberikan kesempatan untuk bertanya dan berpikir
tentang gambar dan video yang diamati.

Mengorganisasik - Guru membagi kelas menjadi 3 kelompok, masing-masing


an peserta didik kelompok terdiri atas 3–6 orang.
untuk belajar. - Peserta didik dapat mencari informasi/data berbagai sumber
seperti membaca bahan ajar, buku referensi lain yang
relevan, atau jaringan internet jika tersedia fasilitas internet
Membimbing - Peserta didik diminta untuk menganalisis informasi/data
penyelidikan yang telah diperoleh dari berbagai sumber
individu maupun - Peserta didik melakukan kegiatan curah pendapat untuk
kelompok. menganalisis hasil diskusi dari penyelesaian masalah
- Setiap kelompok membuat rancangan infografis atau pun
video singkat mengenai asal-usul nenek moyang bangsa
Indonesia.
Mengembangkan - Guru membimbing peserta didik untuk menampilkan hasil
dan menyajikan pencarian dan diskusi dengan teman satu kelompok dalam
hasil karya. produk berupa infografis lisan maupun tulisan. Dan
mengerjakan liveWotkSheet
https://www.liveworksheets.com/2-tp1323160lh , dengan
menscrenshoott dan di kirim japri.
- Peserta didik menuangkan hasil karya mereka dalam media
sosial Instagram atau pun tiktok yang dikumpulkan melalui
WhatsApp dan di upload dengan menandai akun resmi
sekolah.
Menganalisis - Guru membimbing presentasi dan mendorong kelompok
dan memberikan penghargaan serta masukan kepada kelompok
mengevaluasi lain.
proses - Setiap kelompok melakukan presentasi, kelompok yang
pemecahan lain memberikan apresiasi. Kegiatan dilanjutkan dengan
masalah. merangkum/ membuat kesimpulan sesuai dengan masukan
yang diperoleh dari kelompok lain.
- Guru bersama peserta didik menyimpulkan materi.

Kegiatan Penutup
Penutup Refleksi Siswa 15 menit
1. Guru mengajukan pertanyaan kritis reflektif kepada peserta
didik, “Apa temuan kalian yang paling menarik tentang
Kehidupan Awal Nenek Moyang Indonesia?”, “Apakah
diskusi kali ini bisa meningkatkan daya kritis kalian” , dan
“Apakah menganalisis Kehidupan Awal Nenek Moyang
Indonesia ada keterkaitan peristiwa sejarah tentang manusia
di masa lalu untuk kehidupan masa kini?”
2. Refleksi, Guru menanyakan kepada murid bagaimana
perbedaan menggunakan model pembelajaran hari ini
dengan kemarin, lebih suka yang mana antar
keduanya?
3. Guru meminta salah satu peserta didik untuk recalling
kegiatan hari ini, sebagai bentuk refleksi akhir. Setelah
selesai, siswa tersebut kemudian memimpin doa selesai
kegiatan (jika di jam terakhir).
4. Guru menutup kelas dengan harapan agar semua sehat dan
membaca “hamdalah”.
K. Asesmen

1. Asesmen di Awal Pembelajaran

Teknik dan Instrumen : K.W.L Chart

2. Asesmen Formatif

Teknik dan Instrumen : Observasi kelas, penilaian diri, penilaian antar teman, refleksi,
mengobervasi efektivitas penyajian presentasi dalam kelas, partisipasi dalam diskusi,
mengobservasi partisipasi dalam diskusi , Uji pemahaman

3. Asesmen Sumatif

Teknik dan Instrumen : Presentasi Tugas dan tes tertulis


L. Pengayaan dan Remidial
1. Remidial
a. Tugas membuat Rangkuman dengan indikator yang tidak mampu dicapai
b. Tugas berupa tugas mandiri untuk mempelajari materi dengan Indikator yang belum
dicapai
c. Tugas belajar bersama tutor sebaya menganai indikator yang belum dicapai
2. Pengayaan
a. Menjadi Tutor sebaya kepada teman yang belum mampu mencapai KKM pada indikatornya
diberikan pada siswa materi pada pertemuan selanjutnya sebagai pengetahuan tambahan.

Brangsong, Juni 2022


Kepala Sekolah Guru Mata Pelajaran

Ana Khoirul Umami, S.S Siti Masriah, S.Fil.I, S.Pd


- -
LAMPIRAN MATERI

Perkembangan Kehidupan Awal Nenek Moyang Indonesia

1. Manusia purba
Bagaimana cara mengetahui kehidupan manusia yang hidup pada masa awal? Ada dua cara, yaitu
melalui sisa-sisa manusia, tumbuhan, dan hewan yang telah membatu atau biasa disebut dengan fosil dan
melalui benda-benda peninggalan sebagai hasil budaya manusia, alat-alat rumah tangga, bangunan,
artefak, perhiasan, senjata, atau fosil manusia purba yang diketemukan. Kehidupan manusia purba di
Indonesia diketahui melalui peninggalan fosil tulang-belulang mereka. Fosil-fosil tersebut meliputi
tengkorak, badan, dan kaki.Fosil tengkorak dengan ukuran kapasitas tempurung kepalanya dapat
mengungkap-kan sejauh mana kemampuan berpikir mereka dibandingkan dengan kapasitas manusia
modern sekarang. Demikian juga dengan bentuk tulang rahang, lengan, dan kaki dapat dibandingkan
dengan bentuk tulang yang sama dengan tulang manusia modern sekarang atau dengan jenis kera (pithe).
Berdasarkan penelitian, dapat disimpulkan bahwa mereka berbeda dengan manusia modern sekarang,
namun memiliki tingkat kecerdasan tertentu yang lebih tinggi dibandingkan dengan jenis kera. Mereka
telah memiliki tingkat kemampuan untuk mengembangkan kehidupan, seperti halnya manusia sekarang
walaupun dengan tingkat yang sangat terbatas. Mereka lazim disebut sebagai manusia purba atau manusia
yang hidup pada zaman pra-aksara.
Berdasarkan temuan-temuan fosil manusia tersebut, para arkeolog membedakan jenis manusia purba
di Indonesia (sejauh yang ada sekarang) ke dalam beberapa jenis. Dari jenis-jenis yang ada para ahli
membuat semacam tingkatan perkembangan dari manusia purba yang tertua hingga yang lebih muda,
yang didasarkan pada indikator-indikator tertentu.

a. Meganthropus Paleojavanicus
Meganthropus paleojavanicus (manusia besar tertua dari Jawa) adalah jenis manusia purba yang
paling tua (primitif) yang pernah ditemukan di Indonesia (Jawa). Fosil Meganthropus paleojavanicus
pertama kali ditemukan oleh arkeolog, von Koenigswald dan Weidenreich antara tahun 1936-1941 di
situs Sangiran pada formasi Pucangan. Fosil yang ditemukan antara lain berupa fragmen tulang rahang
atas dan bawah serta sejumlah gigi lepas. Hingga saat ini Meganthropus dikategorikan sebagai jenis
manusia purba yang terpisah (berbeda) dari Homo erectus. Berdasarkan hasil penemuan fosil-fosilnya
para ahli menyimpulkan bahwa Meganthropus paleojavanicus memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
• Hidup pada masa Pleistosen awal
• Memiliki rahang bawah yang sangat tegap dan geraham yang besar
• Memiliki bentuk gigi yang homonim
• Memiliki otot-otot kunyah yang kuat
• Bentuk mukanya masif dengan tulang pipi yang tebal, tonjolan kening yang mencolok dan tonjolan
belakang kepala yang tajam serta tidak memiliki dagu.
• Memakan jenis tumbuh-tumbuhan

b. Pithecanthropus
Pithecanthropus (manusia kera) adalah jenis manusia purba yang fosilfosilnya paling banyak
ditemukan di Indonesia. Fosil Pithecanthropus pertama kali ditemukan oleh arkeolog dari Belanda,
Eugene Dubois pada tahun 1891 di Trinil, Ngawi berupa atap tengkorak dan tulang paha. Berdasarkan
temuannya tersebut Dubois menamainya dengan Pithecanthropus erectus (manusia kera yang berdiri
tegak). Disamping Pithecanthropus erectus jenis Pithecanthropus lainnya yang ditemukan di Indonesia
adalah Pithecanthropus robustus (manusia kera yang besar), dan Pithecanthropus mojokertensis
(manusia kera dari Mojokerta).

Berdasarkan fosil-fosil yang ditemukan, Pithecanthropus memiliki ciri berikut:


• Pithecanthropus hidup pada masa Pleistosen awal dan tengah (1 juta hingga 1,5 juta tahun silam)
• Tinggi badan sekitar 168 – 180 cm dengan berat badan rata-rata 80 – 100 kg
• Berjalan tegak
• Volume otaknya sekitar 775 cc – 975 cc
• Batang tulang lurus dengan tempat-tempat perlekatan otot yang sangat nyata
• Bentuk tubuh dan anggota badan tegap
• Alat pengunyah dan otot tengkuk sangat kuat
• Bentuk geraham besar dengan rahang yang sangat kuat
• Bentuk kening yang menonjol sangat tebal
• Bentuk hidung tebal
• Tidak memiliki dagu
• Bagian belakang kepala tampak menonjol

c. Homo Sapiens
Diantara fosil yang berhasil ditemukan di Indonesia adalah jenis Soloensis (dari Solo) dan
Wajakensis (dari Wajak, Mojokerto). Secara umum Homo Sapiens memiliki ciri yang lebih progresif
dibanding Pithecantropus.
Secara khusus ia memiliki ciri-ciri berikut:
• Volume otak bervariasi antara 1000 – 1450 cc
• Otak besar dan otak kecil sudah berkembang (terutama pada bagian kulit otaknya)
• Tinggi badan sekitar 130 – 210 cm dengan berat badan rata-rata 30 – 150 kg.
• Tulang dahi dan bagian belakang tengkorak sudah membulat dan tinggi
• Otot tengkuk mengalami penyusutan
• Alat kunyah dan gigi mengalami penyusutan
• Berjalan dan berdiri tegak
• sudah lebih sempurna

2. Kehidupan Manusia Purba


Zaman ketika manusia purba hidup merupakan masa dimana seluruh kehidupan masih bergantung
dengan alam. Pola kehidupan masa purba antara lain sebagai berikut:
a. Masa Berburu dan Mengumpulkan Makanan
Pada masa ini manusia berburu dengan tujuan untuk mengumpulkan bahan makanan bagi
kelompoknya, ciri-ciri kehidupannya adalah:
• Tidak memiliki tempat tinggal tetap
• Hidup sendiri atau dalam kelompok kecil
• Mengumpulkan makanan berupa umbi-umbian
• Menggunakan kapak genggam untuk berburu hewan
• Menempati gua
• Membuat lukisan cap jari tangan dan babi rusa dalam keadaan terpanah. Lukisan tersebut dibuat
menggunakan warna hitam, putih, dan merah

b. Masa Bercocok Tanam


Pada masa ini manusia telah mengenal bercocok tanam dan tinggal dalam suatu wilayah lebih
lama, ciri-ciri kehidupannya adalah:
• Mulai menetap disekitar lokasi bercocok tanam
• Mulai mengenakan pakaian dari kulit hewan dan kulit kayu
• Membuat rumah dari kayu
• Berpindah jika tanah sudah tidak subur
• Menggunakan alat bercocok tanam, seperti mata panah, beliung persegi dan kapak lonjong
• Menggunakan perhiasan

c. Masa Mengenal Kepercayaan


Pada masa ini manusia telah mengenal kepercayaan terhadap sesuatu, seperti matahari, hewan,
pohon dan lainnya. Ciri-ciri kehidupannya adalah:
• Melakukan upacara-upacara tertentu sebagai tanda jika terdapat kekuatan yang melebihi manusia
• Mulai membangunan bangunan besar untuk upacara-upacara tertentu
• Masa Perundagian – Pada masa ini manusia mulai memiliki kehidupan yang lebih maju, ciri-ciri
kehidupannya.
• Mulai tinggal dalam sebuah desa atau perkampungan dalam waktu yang cukup lama
• Telah mampu mengolah logam untuk dibuat perhiasan, seperti cincin atau kalung
• Mengenal sistem perdagangan sederhana, yaitu barter untuk mendapatkan logam, hasil bercocok
tanam, hewan, dan lainnya

d. Peralatan Manusia Purba


Bukti keberadaan manusia purba di Indonesia juga didukung oleh peninggalan berbagai macam
perkakas yang digunakan untuk membantu kehidupan mereka. Berikut ini adalah alat-alat manusia
purba, antara lain:
1) Kapak Genggam – Alat ini digunakan oleh manusia purba jenis Pithecanthropus untuk berburu.
Struktur dan bentuknya masih sangat sederhana, yaitu hanya satu bagian sisi yang tajam. Kapak
Genggam digunakan dengan cara digenggam untuk memotong benda. Alat ini ditemukan di
beberapa situs purba, seperti Trunyan (Bali), Awangbangkal (Kalimantan Selatan) dan Kalianda
(Lampung).
2) Alat Serpih – Alat ini digunakan oleh manusia zaman dahulu untuk menusuk, memotong dan
melubangi kulit binatang. Bahan pembuatnya adalah serpihan batu dari batu yang dibuat menjadi
Kapak Genggam. Penemuan Alat Serpih terdapat di Gombong (Jawa tengah) dan Cabbenge
(Flores).
3) Kapak Persegi – Peralatan ini terbuat dari batu yang digunakan untuk memahat, mencangkul dan
berburu. Bentuknya segi empat dimana kedua sisinya diasah halus. Pada salah satu pangkal diberi
lubang untuk memasang tangkai. Alat ini banyak ditemukan di situs-situs purba mulai dari
Sumatera, Jawa, Nusa Tenggara dan Sulawesi.
4) Kapak Lonjong – Kapak ini berbentuk lonjong dengan pangkal lebar dan tajam. Pada bagian ujung
akan diikat dengan gagang agar dapat digunakan. Kapak Lonjong adalah batu yang diasah hingga
halus dan ditemukan di Nusa Tenggara, Maluku dan Papua.
5) Menhir, yaitu sebuah tugu batu raksasa, tinggi dan besar. Dahulu digunakan untuk tempat
pemujuaan manusia prasejarah.
6) Dolmen, yaitu batu yang disusun berbentu meja dan digunakan manusia zaman dahulu untuk
menyimpan sesaji persembahan.
7) Sarkofagus adalah peri mati yang terbuat dari batu.
8) Arca merupakan peninggalan masa lampau berupa batu yang dipahat hingga membentuk makhluk
hidup tertentu.
9) Bejana Perunggu – Bejana ini adalah peninggalan yang terbuat dari perunggu. Bentuknya mirip
gitar Spanyol tanpa gagang. Benda ini ditemukan di Madura dan Sumatera.
10) Kapak Corong adalah kapak yang terbuat dari perunggu dan bagian atasnya berbentuk mirip
corong. Alat purba ini ditemukan di Jawa, Bali, Sulawesi dan Papua

3. Kehidupan Awal di Indonesia Setelah Manusia Purba


Nenek moyang bangsa Indonesia yang menurunkan generasi paling banyak sekarang ini diduga
berasal dari daerah Yunan, China Selatan. Kedatangan nenek moyang bangsa Indonesia terbagi menjadi
dua gelombang, yaitu gelombang Proto Melayu dan Deutro Melayu (Melayu Muda). Bangsa Proto
Melayu membawa kebudayaan neolitikum (batu baru) dengan arah persebarannya ras Papua-Melanosoid
dan ras Austronesia. Sedangkan bangsa Deutro Melayu tiba di Kepulauan Indonesia setelah bangsa Proto
Melayu. Gelombang ini masih tergolong ras Austronesia. Pada perkembangannya, ras Papua-Melanosoid,
Austronesia, dan sisa ras Austro-Melanosoid melahirkan berbagai macam suku bangsa yang tersebar di
seluruh Indonesia.
Seiring perkembangan zaman, corak kehidupan nenek moyang bangsa Indonesia juga berubah.
Corak kehidupan nenek moyang bangsa Indonesia menjelang zaman sejarah dapat dijelaskan sebagai
berikut:
a. Masyarakat agraris.
Pada zaman neolitikum akhir, masyarakat Indonesia sudah pandai bercocok tanam dan beternak.
Cara bercocok tanam yang pertama dilakukan adalah sistem berladang. Lambat laun sistem tersebut
berubah menjadi bersawah. Cara bercocok tanam dengan bersawah kemudian menjadi bagian hidup
mereka. Oleh karena itu, masyarakat mencari tempat tinggal dan tempat bercocok tanam yang terletak
di sepanjang aliran sungai. Akhirnya, mereka mampu menghatur irigasi sederhana. Mereka juga bisa
menentukan jenis tanaman yang cocok ditanam pada suatu musim. Hal ini karena masyarakat zaman
itu sudah mempelajari astronomi (ilmu perbintangan).
Peralatan pertanian yang dipakai adalah cangkul dari perunggu, kapak persegi, dan kapak
lonjong. Mereka menggunakan ani-ani untuk memotong padi. Hal ini memperlihatkan adanya corak
kebudayaan sungai.
b. Masyarakat bahari
Kemampuan nenek moyang dalam mengarungi lautan sudah ada sejak dahulu. Ketika memasuki
Kepulauan Indonesia, mereka menggunakan perahu bercadik. Perahu bercadik adalah jenis perahu
yang di kanan kirinya menggunakan bambu dan kayu supaya tetap seimbang. Masyarakat bahari
bertenmpat tinggal di sepanjang pantai. Mereka menangkap ikan dan kerang. Pengetahuan arah angin
dan astronomi didapat dari pengalaman berlayar selama bertahun-tahun. Kemampuan dan pengetahuan
bahari kemudian dianut oleh masyarakat di Kerajaan Sriwijaya dan suku Bugis di Sulawesi Selatan.
Kepandaian ini menyebar ke seluruh Indonesia sehingga meninggalkan kebudayaan laut Indonesia.
c. Masyarakat seni
Nenek moyang Indonesia sudah pandai membuat boneka-boneka untuk kesenian wayang. Alat-
alat gamelan sudah sejak lama dibuat untuk menambah kemeriahan seni pertunjukkan. Tak hanya itu,
mereka juga sudah membuat batik, kerajinan logam dengan beragam bentuk, dan benda-benda dari
batu besar.
d. Masyarakat religius
Pada saat agama belum masuk ke Indonesia, nenek moyang mempercayai adanya kekuatan yang
mahatinggi di luar dirinya. Kekuatan ini terdapat di alam semesta. Hal ini muncul kepercayaan
animisme dan dinamisme. Animisme adalah kepercayaan kepada roh nenek moyang, sedangkan
dinamisme adalah kepercayaan kepada benda yang memiliki kekuatan gaib, kesakitan, atau tuah.
LAMPIRAN PENILAIAN

1. Instrumen Penilaian Formatif


a. Observasi Pada Kegiatan Diskusi
Indikator : Peserta Didik menunjukkan perilaku toleran, jujur, tanggung jawab, peduli selama
kegiatan diskusi.

SKOR
JUMLAH
NO NAMA Toleran Tanggung Jujur Peduli NILAI KRITERIA
SKOR
Jawab
1
2
3
dst

Cara pengisian lembar penilaian :


Memberikan skor pada kolom-kolom sesuai dengan hasil pengamatan terhadap sikap peserta didik
selama kegiatan diskusi.
Skor 1, jika tidak pernah berperilaku dalam kegiatan baik luring maupun daring
Skor 2, jika kadang-kadang pernah berperilaku dalam kegiatan baik luring maupun daring
Skor 3, jika sering berperilaku dalam kegiatan baik luring maupun daring
Skor 4, jika selalu berperilaku selama kegiatan baik luring maupun daring
Penilaian :
Rumus : Nilai = (Jumlah skor perolehan / 16 ) x 100
Predikat :

Predikat Skor
Sangat Baik ( SB ) 96 < skor < 100
Baik ( B ) 86 < skor < 95
Cukup ( C ) 76 < skor < 85
Kurang ( K ) < 75

b. Penilaian Diri
Topik : Peninggalan-peninggalan Hindu Buddha
Nama : ……..
Kelas : X
Setelah mempelajari materi tentang manusia hidup dan berkreatifitas dalam ruang dan waktu,
anda dapat melakukan penilaian diri dengan cara memberikan tanda V pada kolom yang tersedia
sesuai dengan kemampuan.
NO PERNYATAAN YA TIDAK
1 Saya dapat bersikap toleran terhadap perbedaan pendapat
dalam diskusi
2 Saya berlaku jujur dalam mengerjakan soal atau tugas dari
guru
3 Saya bertanggung jawab dalam melaksanakan tugas yang
diberikan kepada saya.
4 Saya peduli dan siap membantu teman yang mengalami
kesulitan

Pengolahan Nilai
Pemberian Skor untuk Perilaku Ya (Positif) = 1, Tidak (Negatif) = 0
SKOR
JUMLAH NILAI
NO NAMA PERNYATAAN NO KRITERIA
SKOR SIKAP
1 2 3 4

Penilaian :
Rumus : Nilai = (Jumlah skor/16) x 100
Predikat :

Predikat Skor
Sangat Baik ( SB ) 96 < skor < 100
Baik ( B ) 86 < skor < 95
Cukup ( C ) 76 < skor < 85
Kurang ( K ) < 75

c. Jurnal
JURNAL
Aspek yang diamati : Toleransi Nama Peserta Didik :
Kejadian : …… Nomor Peserta Didik :
Tanggal : ……
Catatan Pengamatan Guru :
……………………………………………………………………………………………..

JURNAL
Aspek yang diamati : Jujur Nama Peserta Didik :
Kejadian : …… Nomor Peserta Didik :
Tanggal : ……
Catatan Pengamatan Guru :
……………………………………………………………………………………………..

JURNAL
Aspek yang diamati : Tanggung Jawab Nama Peserta Didik :
Kejadian : …… Nomor Peserta Didik :
Tanggal : ……
Catatan Pengamatan Guru :
……………………………………………………………………………………………..

JURNAL
Aspek yang diamati : Peduli Nama Peserta Didik :
Kejadian : …… Nomor Peserta Didik :
Tanggal : ……
Catatan Pengamatan Guru :
……………………………………………………………………………………………..

d. Penilaian Teman Sejawat


Topik : Peninggalan-peninggalan Hindu Buddha
Yang Dinilai
Nama : ……..
Kelas : X
Setelah mempelajari materi tentang manusia hidup dan berkreatifitas dalam ruang dan waktu,
anda dapat melakukan penilaian diri dengan cara memberikan tanda V pada kolom yang tersedia
sesuai dengan kemampuan.
NO PERNYATAAN YA TIDAK
1 Teman saya dapat bersikap toleran terhadap perbedaan
pendapat dalam diskusi
2 Teman saya berlaku jujur dalam mengerjakan soal atau tugas
dari guru
3 Teman saya bertanggung jawab dalam melaksanakan tugas
yang diberikan kepada saya.
4 Teman saya peduli dan siap membantu teman yang
mengalami kesulitan

Pengolahan Nilai
Pemberian Skor untuk Perilaku Ya (Positif) = 1, Tidak (Negatif) = 0
SKOR
JUMLAH NILAI
NO NAMA PERNYATAAN NO KRITERIA
SKOR SIKAP
1 2 3 4

Penilaian :
Rumus : Nilai = (Jumlah skor/16) x 100
Predikat :
Predikat Skor
Sangat Baik ( SB ) 96 < skor < 100
Baik ( B ) 86 < skor < 95
Cukup ( C ) 76 < skor < 85
Kurang ( K ) < 75

2. Instrumen Penilaian Formatif


Observasi
Rubrik Penilaian Diskusi
No Komponen Skor
1 Persiapan meliputi Skor 3 jika pemilihan media dan bahan diskusi tepat
ketepatan pemilihan Skor 2 jika pemilihan media dan bahan diskusi kurang tepat
alat dan bahan diskusi Skor 1 jika pemilihan media dan bahan diskusi tidak tepat
2 Pelaksanaan meliputi Skor 3 jika langkah kerja dan waktu pelaksanaan diskusi
langkah kerja dan tepat
waktu pelaksanaan Skor 2 jika langkah kerja dan waktu pelaksanaan diskusi
diskusi kurang tepat
Skor 1 jika langkah kerja dan waktu pelaksanaan dskusi
diskusi tidak tepat
3 Hasil diskusi meliputi Skor 3 jika hasil dan kesimpulan diskusi tepat
keakuratan data dan Skor 2 jika hasil dan kesimpulan diskusi kurang tepat
ketepatan hasil Skor 1 jik hasil dan kesimpulan diskusi tidak tepat
kesimpulan diskusi

Keterangan :
Skor Maksimal = jumlah komponen yang dinilai x 3
Kisi-Kisi Penilaian

Kompetensi Dasar Materi Pokok Indikator Soal No Soal


Menganalisis Menganalisis
Kehidupan Awal
perkembangan Kehidupan m Mengidentifikasi ciri-ciri manusia
Nenek Moyang 1
Awal Nenek Moyang purba
Indonesia.
Indonesia.
Menganalisis
Kehidupan Awal
perkembangan Kehidupan Mengidentifikasi ciri-ciri manusia
Nenek Moyang 2
Awal Nenek Moyang purba
Indonesia.
Indonesia.
Menganalisis
Kehidupan Awal
perkembangan Kehidupan Mengidentifikasi ciri-ciri manusia
Nenek Moyang 3
Awal Nenek Moyang purba
Indonesia.
Indonesia.
Menganalisis
Kehidupan Awal
perkembangan Kehidupan Mengidentifikasi Kehidupan
Nenek Moyang 4,5
Awal Nenek Moyang Awal Nenek Moyang Indonesia
Indonesia.
Indonesia.

Brangsong, Juni 2022


Kepala Sekolah Guru Mata Pelajaran

Ana Khoirul Umami, S.S Siti Masriah, S.Fil.I, S.Pd


- -

Pedoman Penskoran :
NA = Jumlah betul / Jumlah skor maksimal dibagi 100
Penilaian Sumatif
Tes Tertulis

1. Pithecanthropus berarti manusia kera. Dasar pemberian nama ini adalah:


a. Tinggi badan Pithecanthropus hampir sama dengan tinggi badan manusia modern
b. Bentuk tubuh Pithecanthropus menyerupai manusia tetapi berwajah kera
c. Kehidupan Pithecanthropus sudah teratur seperti kehidupan manusia modern
d. Volume otak Pithecanthropus berada antara volume otak manusia dan kera
e. Bentuk kepala Pithecanthropus mendekati bentuk kepala manusia

2. Salah satu keterampilan sosial Homo erectus yang patut kita teladani adalah:
a. Menjunjung tinggi kedisiplinan
b. Memiliki kemampuan membuat api
c. Memiliki kemampuan berinteraksi dengan sesamanya
d. Menanamkan kekerabatan sosial dalam kehidupan
e. Mengembangkan sikap kerja sama dan tanggung jawab

3. Salah satu jenis manusia purba di Indonesia adalah Meganthropus palaeojavanicus. Manusia purba
tersebut mempunyai ciri:
a. Ukuran geraham besar
b. Volume otak 900 cc
c. Muka menonjol ke depan
d. Pipi menonjol ke depan dan ke samping
e. Rahang besar bawah besar melebihi rahang simpanse

4. Perhatikan data di bawah ini!


1) Ditemukan di Desa Sangiran lembah Sungai Bengawan Solo
2) Ditemukan di Desa Trinil lembah Sungai Bengawan Solo
3) Ukuran tubuh sangat besar dan kuat
4) Sudah berjalan tegak seperti manusia
5) Ditemukan oleh Eugene Dubois pada tahun 1890
6) Ditemukan oleh von Koenigswald
Berdasarkan data di atas yang termasuk ciri-ciri manusia purba Meganthropus paleojavanicus yang
dianggap sebagai manusia tertua di Pulau Jawa terdapat pada nomor:
a. 1), 2), dan 3)
b. 1), 3), dan 6)
c. 2), 4), dan 5)
d. 3), 4), dan 5)
e. 4), 5), dan 6)

5. Perhatikan kehidupan manusia purba berikut!


1) Tidak memiliki tempat tinggal tetap
2) Hidup sendiri atau dalam kelompok kecil
3) Mengumpulkan makanan berupa umbi-umbian
4) Menggunakan kapak genggam untuk berburu hewan
Berdasarkan pernyataan di atas, dapat diketahui kehidupan manusia purba tersebut berlangsung pada
masa …
a. Masa Bercocok Tanam
b. Masa Berburu dan Mengumpulkan Makanan
c. Masa Mengenal Kepercayaan
d. Masyarakat bahari
e. Masyarakat seni

Kunci Jawaban dan Pembahasan


1. D Pithecanthropus berarti manusia kera. Dasar pemberian nama ini adalah volume otak Pithecanthropus berada
antara volume otak manusia dan kera.

2. E Salah satu keterampilan sosial Homo erectus yang patut kita teladani adalah mengembangkan sikap kerja sama
dan tanggung jawab

3. D Salah satu jenis manusia purba di Indonesia adalah Meganthropus palaeojavanicus. Manusia purba tersebut
mempunyai ciri pipi menonjol ke depan dan ke samping

4. B. Manusia purba Meganthropus paleojavanicus yang dianggap sebagai manusia tertua di Pulau Jawa antara lain
ditemukan di Desa Sangiran lembah Sungai Bengawan Solo, ukuran tubuh sangat besar dan kuat, ditemukan
oleh von Koenigswald
5. B. Pada masa ini merupakan masa paling awal dimana manusia masih hidup berpindah-pindah dan
mengumpulkan makanan tingkat sederhana.

GLOSARIUM

- Palaeolithikum: adalah suatu periode dalam perkembangan teknologi manusia paling awal, dimana
manusia menggunakan alat-alat dari batu yang masih kasar.
- Berburu-meramu: masa ketika manusia purba untuk mendapatkan makanan dengan cara berburu dan
mengumpulkan makanan yang tersedia dari alam. Manusia purba pada masa ini mempunyai
ketergantungan yang besar terhadap apa yang disediakan oleh alam.
- Bercocok tanam: etika manusia mulai memenuhi kebutuhan hidup dengan cara pembukaan laham di
hutan untuk dijadikan ladang. Pada masa ini, manusia praaksara mulai hidup menetap di suatu tempat
tinggal sederhana secara berkelompok
- Manusia purba: manusia yang hidup pada masa prasaksara.
- Mesolitikum: adalah suatu periode dalam perkembangan teknologi manusia, antara Paleolitik atau
Zaman Batu Tua dan Neolitik atau Zaman Batu Muda.
- Neolitikum: adalah periode pada masa praaksara ketika manusianya menggunakan alat-alat dari batu
yang telah dihaluskan.
DAFTAR PUSTAKA

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI. 2019. Sejarah Indonesia Kelas X.


Kemdikbud : Jakarta.
S., Tugiyono, Sutrisno Kutoyo, dan Alex Pelatta. (1984). Atlas Sejarah dan Lukisan
Sejarah Nasional Indonesia.Jilid 1. Jakarta: Baru.
Latif, Chalid dan Irwin Lay.(1995). Atlas Sejarah Indonesia dan Dunia. Jakarta: Pembina
Peraga.
Poesponegoro, Marwati Djoened, dan Nugroho Notosusanto. (1993). Sejarah Nasional
Indonesia Jilid II.Edisi ke-4. Jakarta: Balai Pustaka.
Kisi-Kisi diskusi,
Mengidentifikasi jenis fosil yang ada pada gambar secara jelas dan lengkap!
Pedoman Penskoran :
Nilai Diskusi = (Jumlah skor/Skor maksimal) x 100

1. Lembar diskusi
Nama Kelompok :

Jawab;

Jawab;

Anda mungkin juga menyukai