Anda di halaman 1dari 17

OM

SWASTYAS
TU
Projek Bassed Learning
Dalam pembelajaran IPS
Nama
Kelompok
1. I Gusti Ngurah Bagus Khrisna Wahyu Samudra
(01/2111031004)
2. I Putu Armana (09/2111031044)

:
3. Dewi Ariyanti (14/2111031086)
4. Ayu Komang Srilaksmi (15/2111031100)
5. Ni Kadek Indah Permata Sari (25/211101205)
6. I Gusti Lanang Bagus Permana (28/2111031227)
7. Anak Agung Putri Agung (38/2111031298)
Pengertian Projek Bassed
Learning

Model Pembelajaran Project Based Learning atau PjBL merupakan metode


pembelajarn berbasis proyek, sehingga akan ada proyek yang akan diberikan
kepada peserta didik. PjBL ini dapat diterapkan di lingkungan sekolah dasar
hingga perguruan tinggi yang mana guru/dosen dapat memberikan tugas proyek
yang kemudian harus dikerjakan oleh mahasiswa.

Definisi PjBL yang dikemukakan para ahli, yaitu bisa disimpulkan bahwa PjBL
adalah model pembelajaran berbasis mahasiswa yang diberi tugas untuk
menganalisis masalah dan mencari solusinya secara berkelompok.

Adapun beberapa para ahli yaitu :


Definisi PjBL oleh Para
Ahli
1 Kemdikbud

2 Godman and Stivers

3 Grant

4 Afriana

5 Made Wena

6 Fathurrohman
Ciri-Ciri Project Bessed Learning

 Siswa diarahkan untuk membuat keputusan dan membuat kerangka kerjanya sendiri.
 Terdapat masalah atau pertanyaan yang harus dipecahkan.
 Siswa merancang proses untuk mencapai hasil yang telah ditentukan.
 Setiap siswa memiliki tanggung jawab untuk mendapatkan dan mengelola informasiyang dikumpulkan
untuk menyelesaikan proyeknya.
 Siswa harus melakukan evaluasi secara berkelanjutan.
 Siswa secara teratur melakukan refleksi atas apa yang mereka kerjakan.
 Hasil akhir yang diharapkan adalah siswa menghasilkan sebuah produk dan dievaluasikualitasnya.
 Kelas harus mendukung adanya perubahan dan tidak membuat siswa takut melakukankesalahan.
Prinsip-Prinsip
Project Bessed Learning
1. Berawal dari sebuah masalah atau pertanyaan
Permasalahan berbasis proyek selalu bersumber dari sebuah sumber atau pertanyaan. Permasalahan yang harus di
pecahkan harus di sesuaikan dengan tingkat kesulitan yang dimiliki oleh siswa.
2. Otentik dan relevan
Proyek yang dilakukan siswa harus mencakup pertanyaan yang sesuai dengan dunia nyata atau yang relevan dengan
pengalaman siswa. Dengan demikian siswa dapat menghubungkan dengan pengetahuan yang di dapatkan saat
pembelajaran dengan manfaat atau kegunaan dunia nyata.
3. Kebebasan/Kemerdekaan untuk memilih
Metode pembelajaran berbasis proyek hendaknya memberikan kebebasan siswa untuk menentukan strategi
memecahkan masalah, produk apa yang akan dihasilkan, dan juga bagaimana cara menghasilkan produk tersebut.
Prinsip-Prinsip
Project Bessed Learning
4. Self- Reflection
Dalam Project Based Learning siswa diharapkan mampu merefleksikan semua pengalaman yang di dapat selama
mengerjakan proyeknya. Kemudian siswa mampu menyimpulkan pelajaran berharga apa yang dapat diambil selama
proses project based learning.
5. Feedback
Metode pembelajaran project based learning juga mengajarkan pada siswa untuk dapat memberikan dan menerima
masukan-masukan atas proyek yang dilakukannya. Dengan demikian mereka tidak hanya belajar dari guru tetapi dapat
saling belajar dengan sesame teman.
6. Presentasi
Di akhir proses Pembelajaran berbasis proyek, Siswa harus mampu mempresentasikan penemuannya atau produk yang
dihasilkannya di depan teman-teman sekelas atau bahkan di depan masyarakat umum. Selain berdiskusi tentang
proyeknya, diharapkan semua siswa mampu menarik kesimpulan dari apa yang telah dipelajari dan juga dipratikkan.
Langkah-Langkah
Project Bessed Learning
1. Menentukan pertanyaan mendasar
2. Mendesain perencanaan proyek
3. Menyusun jadwal
4. Monitoring dan evaluasi peserta didik dan perkembangan proyek
yang dijalankan
5. Pengujian hasil
6. Evaluasi pengalaman
Kelebihan dan Kekurangan
Project Bessed Learning
A. Kelebihan Project Bassed Learning
1. Meningkatkan motivasi belajar peserta didik untuk belajar, mendorong kemampuan mereka
untuk melakukan pekerjaan penting, dan mereka perlu untuk dihargai.
2. Meningkatkan kemampuan pemecahan masalah.
3. Membuat peserta didik menjadi lebih aktif dan berhasil memecahkan problem-problemkompleks.
4. Meningkatkan daya kolaborasi.
5. Mendorong peserta didik untuk mengembangkan dan mempraktikkan keterampilankomunikasi.
6. Meningkatkan keterampilan peserta didik dalam mengelola sumber.
7. Memberikan pengalaman kepada peserta didik pembelajaran dan praktik dalam mengorganisasi
proyek, dan membuat alokasi waktu dan sumber-sumber lain sepertiperlengkapan untuk
menyelesaikan tugas.
8. Menyediakan pengalaman belajar yang melibatkan peserta didik secara kompleks dandirancang
untuk berkembang sesuai dengan dunia nyata.
9. Membuat suasana belajar menjadi menyenangkan, sehingga peserta didik maupunpendidik
menikmati proses pembelajaran.
Kelebihan dan Kekurangan
Project Bessed Learning
B. Kekurangan Project Bassed Learning
1. Pembelajaran berbasis proyek memerlukan banyak waktu yang harus disediakan untuk menyelesaikan
permasalahan yang kompleks
2. Banyak orang tua peserta didik yang merasa dirugikan karena menambah biaya untuk memasuki sistem
baru.
3. Banyak instruktur merasa nyaman dengan kelas tradisional, di mana instruktur memegang peran utama
di kelas. Ini merupakan tradisi yang sulit, terutama bagi instruktur yang kurang atau tidak menguasai
teknologi.
4. Banyaknya peralatan yang harus disediakan. Oleh karena itu, disarankan untuk menggunakan team
teaching dalam pembelajaran.
5. Peserta didik memiliki kelemahan dalam percobaan dan pengumpulan informasi akan mengalami
kesulitan.
6. Ada kemungkinan peserta didik yang kurang aktif dalam kerja kelompok.
7. Apabila topik yang diberikan pada masing-masing kelompok berbeda, dikhawatirkanpeserta didik tidak
memahami topik secara keseluruhan.
Implementasi
Project Bessed Learning
Pada kelas 4 SD mata Pelajaran IPS BAB 6 Fase b Kekayaan Budaya Indonesia dengan Kekayaan Budaya Indonesia,
kami akan membahas topik Kekayaan Budaya Di Indonesia dengan menggunakan model pembelajaran Project Based
Learning.
Adapun implementasi Project Based Learning dalam pembelajaran adalah sebagai berikut.
1. Guru menyusun modul ajar sebelum memulai pembelajaran di dalam kelas. Hal ini bertujuan untuk merancang
strategi apa yang akan digunakan dalam mengajar, merancang model serta metode pembelajaran yang akan
digunakan agar tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan dapat terwujud.
2. Guru menyapa peserta didik menanyakan kabar peserta didik dan mengecek kesiapan peserta didik.
3. Sebelum memulai pembelajarn dalam kelas, guru memimpin siswa untuk melakukan doa bersama agar
pembelajaran berjalan dengan lancar.
4. Selanjutnya guru mengajak siswa untuk mengapersepsi atau mengulang materi yang yang sebelumnya sudah di
ajarkan guna untuk mengetes pola berfikir siswa, karena dengan mengajak siswa untuk mengulang materi yang
sudah di jelaskan dapat mengaktifkan gairah peserta didik dalam pembelajaran
5. Guru mengajak siswa untuk kegiatan literasi dengan narasi di awal Buku Siswa bab Tema
1 Langkah 1 : Pertanyaan Mendasar

6. Melanjutkan diskusi pengalaman siswa menyaksikan pembukaan


suatu event olahraga yang menampilkan keragaman budaya.

7. Kemudian guru kembali bertanya kepada siswa mengenai pertanyaan


utama dari bab ini dan hubungkan dengan apa yang telah mereka pelajari
dalam buku ini.

2 Langkah 2 : Mendesain Perencanaan Proyek


4 Langkah 3 :Menyusun Jadwal Pembuatan Proyek

8. Selanjutnya guru menyuruh peserta didik untuk


10. Peserta didik dengan bimbingan guru menyusun jadwal
membentuk kelompok 3-5 orang dalam 1 kelompok
pembuatan peta pikiran Kekayaan Budaya Indonesia (Rumah Adat
untuk mengerjakan tugas project yang akan diberikan. pada suatu daerah, jenis tari-tarian yang ada pada daerah tersebut,
mencari keragaman budaya dari daerah tersebut seperti daerah
9. Kemudian guru bertanaya kepada peserta didik Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Bali, Nusa Tenggara Barat,
“apakah ada rumah adat yang berbeda di setiap Nusa Tenggara Timur dan Papua) dengan memperkirakan waktu
daerah?”kemudian guru Meminta siswa dan mulai dan waktu selesai pembuatan
kelompok untuk mencari materi kegiatan sesuai
petunjuk di buku siswa. Harap berhati-hati untuk 11. Kemudian guru memandu peserta didik untuk berdiskusi
bersama mengenai proyek mind – map tentang “kekayaan budaya di
mengatur waktu kegiatan ini dan kembali ke kelas
indonesia”
tepat waktu.
4 Langkah 4 : Memonitor Keaktifan dan Perkembangan
Proyek

12. Kemudian peserta didik dan kelompoknya membuat mind – map


pada media pembelajaran yang telah disediakan (kertas manila/karton,
kertas origami, spidol, pensil warna, gunting, lem, dan lain sebagainya)
13. Guru memonitor aktivitas siswa selama proses pembuatan proyek
14. Siswa dipersilakan bertanya kepada guru jika menemui kehambatan
pada pembuatan proyek

5 Langkah 5 : Menguji Hasil


6 Langkah 6 :Evaluasi Pengalaman Belajar

15. Setelah semua kelompok selesai membuat proyek, 18. Siswa bersama guru mengevaluasi pembelajaran yang
setiap kelompok melakukan presentasi secara dilakukan.“Apakah kendala yang dialami dalam pembuatan
bergantian. proyek?“Bagaimana bekerja sama dengan temanmu pada saat
16. Kelompok yang tidak presentasi diperkenankan pembuatan proyek?”
untuk memberikan masukan kepada kelompok yang 19. Guru memberikan penguatan dan motivasi kepada siswa karena
melakukan presentasi telah menyelesaikan proyek
20. Di akhir kegiatan diskusi, guru mengarahkan peserta didik untuk
17. Kelompok yang melakukan presentasi mendapat
menyampaikan kesimpulan mengenai kegiatan yang sudah
penguatan dari guru. dilakukan.
21. Di akhir pembelajaran guru menutup kegiatan pembelajaran
dengan mengajak peserta didik untuk berdoa dan
mengakhiri dengan salam.
Sesi Tanya
Jawab
Kesimpulan
Pada era pembelajaran kurikulum merdeka yang mulai diterapkan oleh beberapa sekolah,
diharapkan metode pembelajaran yang diterapkan oleh seorang guru atau pendidik hendaknya
menggunakan metode yang mampu merangsang krestivitas dan inovasi siswa sehingga
pembelajaran menjadi menyenangkan. Salah satu metode pembelajaran yang mampu
membangkitkan potensi siswa adalah model pembelajaran Project Based Learning (PJBL). Project
Based Learning (PJBL) adalah model pembelajaran yang melibatkan keaktifan peserta didik untuk
selalu berpikir kritis dan selalu terampil dalam menghasilkan berbagai bentuk hasil
belajar.Penerapan metode pembelajaran Project based learning (PJBL) mampu meningkatkan
keterampilan berpikir kritis peserta didik.,melatih peserta didik dalam menghadapi permasalahan
komplek yang diperlukan peserta didik dalam melakukan investigasi dan memahaminya.
Mengingat bahwa masing-masing siswa memiliki gaya belajar yang berbeda, maka pembelajaran
berbasis proyek memberikan kesempatan kepada para siswa untuk menggali materi dengan
menggunakan berbagai cara yang bermakna bagi dirinya, dan melakukan eksperimen secara
kolaboratif. Pembelajaran berbasis proyek merupakan investigasi mendalam tentang sebuah topik
dunia nyata, hal ini akan berharga bagi atensi dan usaha siswa.
OM Santih,
Santih,Santih OM

Anda mungkin juga menyukai